Intip 7 Hal Penting tentang PPh 21 yang Jarang Diketahui

jurnal


pph 21 adalah

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri.

PPh Pasal 21 memiliki peran penting dalam sistem perpajakan Indonesia karena menjadi salah satu sumber pemasukan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Pajak ini juga berfungsi sebagai instrumen pemerataan pendapatan, di mana Wajib Pajak dengan penghasilan lebih tinggi akan dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi pula.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang PPh Pasal 21, mulai dari pengertian, dasar hukum, hingga tata cara penghitungan dan pelaporannya. Pemahaman yang baik tentang PPh Pasal 21 sangat penting bagi Wajib Pajak Orang Pribadi agar dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu.

pph 21 adalah

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri. PPh 21 memiliki peran penting dalam sistem perpajakan Indonesia karena menjadi salah satu sumber pemasukan negara yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

  • Pajak: PPh 21 adalah jenis pajak yang termasuk dalam kategori Pajak Penghasilan.
  • Penghasilan: PPh 21 dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.
  • Pasal 21: Pengenaan PPh 21 diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
  • Tarif: Tarif PPh 21 bersifat progresif, artinya semakin tinggi penghasilan yang diterima, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan.
  • Pemotongan: PPh 21 dipotong langsung oleh pemberi kerja atau pihak yang membayar penghasilan.
  • Pelaporan: Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikenakan PPh 21 wajib melaporkan penghasilannya melalui Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi.
  • Sanksi: Terdapat sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya terkait PPh 21, seperti denda dan pidana penjara.

Dengan memahami aspek-aspek penting tersebut, Wajib Pajak Orang Pribadi dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu. PPh 21 yang dibayarkan oleh masyarakat akan berkontribusi pada pembangunan dan kesejahteraan negara Indonesia.

Pajak

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan jenis pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak, baik orang pribadi maupun badan usaha. PPh dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah PPh Pasal 21 yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis.

  • Jenis Pajak: PPh 21 termasuk dalam kategori Pajak Penghasilan, yang berarti pajak ini dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak.
  • Objek Pajak: Objek pajak PPh 21 adalah penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, seperti gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis.
  • Tarif Pajak: Tarif PPh 21 bersifat progresif, artinya semakin tinggi penghasilan yang diterima, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Tarif PPh 21 berkisar antara 5% hingga 30%.
  • Pemungutan Pajak: PPh 21 dipotong langsung oleh pemberi kerja atau pihak yang membayar penghasilan. Pemberi kerja wajib menyetorkan PPh 21 yang telah dipotong ke kas negara.

Dengan memahami hubungan antara PPh 21 dan kategori Pajak Penghasilan, Wajib Pajak dapat mengetahui bahwa PPh 21 merupakan kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi atas penghasilan yang diterima. Pemenuhan kewajiban perpajakan ini berkontribusi pada penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Penghasilan

PPh 21 dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi. Penghasilan yang dimaksud dalam konteks ini adalah penghasilan yang bersifat teratur dan berkelanjutan, seperti gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis.

  • Jenis Penghasilan: PPh 21 dikenakan atas berbagai jenis penghasilan, di antaranya gaji yang diterima oleh karyawan, upah yang diterima oleh buruh, honorarium yang diterima oleh konsultan atau tenaga ahli, serta tunjangan yang diterima oleh pegawai negeri sipil.
  • Sifat Penghasilan: Penghasilan yang dikenakan PPh 21 harus bersifat teratur dan berkelanjutan. Penghasilan yang bersifat insidental atau tidak tetap, seperti hadiah atau hibah, tidak termasuk objek pajak PPh 21.
  • Penerima Penghasilan: PPh 21 hanya dikenakan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi. Artinya, badan usaha atau organisasi tidak termasuk subjek pajak PPh 21.

Dengan memahami penghasilan yang menjadi objek pajak PPh 21, Wajib Pajak Orang Pribadi dapat mengidentifikasi apakah penghasilan yang diterimanya termasuk penghasilan yang dikenakan PPh 21 atau tidak. Pemenuhan kewajiban perpajakan atas penghasilan yang dikenakan PPh 21 merupakan bentuk kontribusi Wajib Pajak dalam pembangunan nasional.

Pasal 21

Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan menjadi dasar hukum yang mengatur pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). Pasal ini menjelaskan ketentuan-ketentuan mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak, dan tata cara pemungutan PPh 21.

PPh 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang sejenis yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi. Pengaturan pengenaan PPh 21 dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan sangat penting karena memberikan landasan hukum yang jelas dan pasti bagi Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Contohnya, Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur bahwa tarif PPh 21 bersifat progresif, artinya semakin tinggi penghasilan yang diterima, semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Ketentuan ini mendorong pemerataan beban pajak dan memastikan bahwa Wajib Pajak yang memiliki penghasilan lebih tinggi berkontribusi lebih besar dalam pembangunan negara.

Tarif

Tarif progresif pada PPh 21 merupakan salah satu aspek penting yang membedakannya dari jenis pajak lainnya. Tarif progresif berarti bahwa semakin tinggi penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak, semakin tinggi pula tarif pajak yang harus dibayarkan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan beban pajak dan memastikan bahwa Wajib Pajak yang memiliki penghasilan lebih tinggi berkontribusi lebih besar dalam pembangunan negara.

Sebagai contoh, jika seorang karyawan menerima penghasilan sebesar Rp5.000.000 per bulan, maka tarif PPh 21 yang dikenakan adalah 5%. Namun, jika karyawan tersebut menerima penghasilan sebesar Rp20.000.000 per bulan, maka tarif PPh 21 yang dikenakan menjadi 15%. Dengan demikian, karyawan dengan penghasilan lebih tinggi akan membayar pajak yang lebih besar secara proporsional.

Tarif progresif pada PPh 21 memiliki beberapa manfaat, antara lain:

  • Memastikan keadilan dalam sistem perpajakan karena Wajib Pajak dengan penghasilan lebih tinggi berkontribusi lebih besar.
  • Meningkatkan penerimaan negara yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
  • Mendorong pemerataan pendapatan dengan mengurangi kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.

Memahami tarif progresif pada PPh 21 sangat penting bagi Wajib Pajak untuk dapat menghitung dan membayar pajak dengan benar. Wajib Pajak juga dapat menggunakan pemahaman ini untuk merencanakan pengelolaan keuangannya secara lebih efektif.

Pemotongan

Pemotongan PPh 21 secara langsung oleh pemberi kerja atau pihak pembayar penghasilan merupakan bagian krusial dari sistem pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21). Pemotongan ini menjadi mekanisme untuk memastikan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi telah memenuhi kewajiban perpajakannya sejak awal penerimaan penghasilan.

  • Efisiensi dan Efektivitas: Pemotongan langsung oleh pemberi kerja memudahkan proses pemungutan PPh 21 karena terintegrasi dengan sistem penggajian. Hal ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi perpajakan.
  • Kepastian Pembayaran: Pemotongan langsung menjamin bahwa PPh 21 telah dibayarkan oleh Wajib Pajak pada saat penghasilan diterima. Dengan demikian, meminimalisir risiko tunggakan pajak dan meningkatkan kepatuhan perpajakan.
  • Akuntabilitas: Pemberi kerja bertanggung jawab untuk menyetorkan PPh 21 yang telah dipotong ke kas negara. Akuntabilitas ini memperkuat sistem pengawasan dan mencegah potensi penyalahgunaan atau penggelapan pajak.

Pemotongan PPh 21 secara langsung oleh pemberi kerja atau pihak pembayar penghasilan merupakan bentuk partisipasi aktif dalam sistem perpajakan Indonesia. Pemberi kerja berperan sebagai pihak ketiga yang membantu Wajib Pajak Orang Pribadi untuk memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu.

Pelaporan

Pelaporan SPT Tahunan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikenakan PPh 21. Kewajiban ini diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), di mana setiap Wajib Pajak berkewajiban untuk melaporkan penghasilan, harta, dan kewajiban perpajakannya dalam satu tahun kalender melalui SPT Tahunan.

Pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sangat penting karena menjadi dasar bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menghitung dan memverifikasi pajak terutang Wajib Pajak. Melalui SPT Tahunan, Wajib Pajak dapat melaporkan penghasilan yang telah dikenakan pemotongan PPh 21 oleh pemberi kerja, sehingga dapat diketahui apakah terdapat kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak.

Jika terdapat kekurangan pembayaran pajak, Wajib Pajak harus membayar kekurangan tersebut beserta sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sebaliknya, jika terdapat kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan restitusi pajak untuk mendapatkan kembali kelebihan pembayaran tersebut.

Dengan demikian, pelaporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pemungutan PPh 21. Pelaporan yang benar dan tepat waktu akan membantu Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus menghindari sanksi dan denda yang dapat merugikan.

Sanksi

Ketidakpatuhan dalam memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21 dapat mengakibatkan sanksi yang tegas dari otoritas pajak. Sanksi ini merupakan konsekuensi hukum yang diberikan kepada Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik.

Sanksi yang dapat dikenakan kepada Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21 antara lain:

  • Denda: Denda merupakan sanksi administratif yang dijatuhkan kepada Wajib Pajak yang terlambat melaporkan atau membayar PPh 21. Besaran denda yang dikenakan bervariasi tergantung pada jangka waktu keterlambatan dan jumlah pajak yang terutang.
  • Pidana Penjara: Dalam kasus tertentu, Wajib Pajak yang terbukti melakukan penggelapan atau penipuan terkait PPh 21 dapat dikenakan sanksi pidana penjara. Hal ini diatur dalam Pasal 39 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

Penegakan sanksi terkait PPh 21 sangat penting untuk menegakkan kepatuhan perpajakan dan menjaga keadilan dalam sistem perpajakan. Sanksi yang tegas akan memberikan efek jera bagi Wajib Pajak yang berniat untuk tidak memenuhi kewajiban perpajakannya.

Dengan demikian, memahami sanksi yang terkait dengan PPh 21 sangat penting bagi Wajib Pajak agar dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu, serta terhindar dari sanksi yang dapat merugikan.


Pertanyaan Umum tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

Bagian ini akan menjawab beberapa pertanyaan umum tentang PPh 21 untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada pembaca.

Pertanyaan 1: Apa saja jenis penghasilan yang dikenakan PPh 21?

Jawaban: PPh 21 dikenakan pada penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan bentuk penghasilan lainnya yang bersifat teratur dan berkelanjutan yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara menghitung PPh 21 yang harus dibayar?

Jawaban: Perhitungan PPh 21 didasarkan pada tarif progresif yang ditetapkan dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Rumus perhitungannya adalah PPh 21 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 21 – Kredit Pajak.

Pertanyaan 3: Siapa yang bertanggung jawab untuk menyetor PPh 21 yang telah dipotong?

Jawaban: Pemberi kerja atau pihak pembayar penghasilan bertanggung jawab untuk menyetor PPh 21 yang telah dipotong dari penghasilan karyawan atau pihak penerima penghasilan lainnya.

Pertanyaan 4: Apa sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21?

Jawaban: Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21 dapat dikenakan sanksi berupa denda atau bahkan pidana penjara, tergantung pada tingkat pelanggarannya.

Dengan memahami pertanyaan umum ini, diharapkan pembaca dapat meningkatkan pemahamannya tentang PPh 21 dan memenuhi kewajiban perpajakannya dengan benar.

Mari beralih ke bagian berikutnya yang membahas tips-tips praktis terkait PPh 21.


Tips Praktis Terkait Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)

Setelah memahami dasar-dasar PPh 21, berikut beberapa tips praktis yang dapat membantu Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya terkait PPh 21:

Tip 1: Pahami Penghasilan Kena Pajak

Langkah pertama dalam menghitung PPh 21 adalah memahami penghasilan yang termasuk dalam Penghasilan Kena Pajak (PKP). PKP adalah penghasilan yang menjadi dasar pengenaan PPh 21, yaitu gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan penghasilan sejenis yang bersifat rutin dan berkelanjutan.

Tip 2: Hitung PPh 21 dengan Benar

Dalam menghitung PPh 21, Wajib Pajak perlu menggunakan tarif progresif yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Rumus perhitungannya adalah PPh 21 = PKP x Tarif PPh 21 – Kredit Pajak. Dengan menghitung PPh 21 secara tepat, Wajib Pajak dapat menghindari potensi kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak.

Tip 3: Manfaatkan Kredit Pajak

Kredit pajak adalah pengurangan yang dapat dikurangkan dari PPh 21 terutang. Ada beberapa jenis kredit pajak yang dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak, seperti Kredit Pajak Penghasilan (KP), Kredit Pajak Dividen (KPD), dan Kredit Pajak Bunga Obligasi (KPO). Pemanfaatan kredit pajak dapat mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak.

Tip 4: Laporkan dan Bayar PPh 21 Tepat Waktu

Wajib Pajak Orang Pribadi wajib melaporkan dan membayar PPh 21 melalui Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi. Pelaporan dan pembayaran PPh 21 dilakukan secara daring melalui situs web Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Dengan melaporkan dan membayar PPh 21 tepat waktu, Wajib Pajak dapat menghindari sanksi denda atau pidana yang dapat merugikan.

Dengan menerapkan tips-tips praktis ini, Wajib Pajak Orang Pribadi dapat memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21 dengan benar dan terhindar dari permasalahan perpajakan.


Kesimpulan:

Pemahaman yang baik tentang PPh 21 dan penerapan tips-tips praktis yang telah diuraikan dapat membantu Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tepat dan efisien. Pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik akan berkontribusi pada penerimaan negara yang pada akhirnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.


Kesimpulan

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) merupakan salah satu jenis pajak penting yang menjadi sumber penerimaan negara. Pemahaman yang baik tentang PPh 21 sangat penting bagi Wajib Pajak Orang Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Dalam artikel ini, telah dibahas secara komprehensif mengenai pengertian, dasar hukum, penghitungan, pelaporan, dan sanksi terkait PPh 21. Dengan menerapkan pemahaman tersebut, Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar dan tepat waktu.

Partisipasi aktif Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan terkait PPh 21 sangat berharga bagi pembangunan dan kemajuan bangsa. Pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik akan berkontribusi pada terciptanya sistem perpajakan yang adil dan berkelanjutan, sehingga dapat mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Inilah Heboh! Siswa Dianiaya? KPAI Temukan Ancaman Guru BK, Tidak Naik Kelas Jika Menolak Ikut Barak Militer, tindakan ini sangat disayangkan sekali.

publish oleh jurnal
Inilah Heboh! Siswa Dianiaya? KPAI Temukan Ancaman Guru BK, Tidak Naik Kelas Jika Menolak Ikut Barak Militer, tindakan ini sangat disayangkan sekali.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru-baru ini mengungkap temuan yang cukup mengkhawatirkan terkait program pelatihan yang melibatkan siswa di Jawa Barat. Menurut KPAI, beberapa siswa yang enggan mengikuti program semacam barak militer ini, justru mendapat ancaman dari guru Bimbingan Konseling (BK) berupa tidak dinaikkan kelas.Wakil Ketua KPAI, Jastra Putra, menyampaikan hal ini setelah timnya melakukan kunjungan ke lokasi pelatihan di Purwakarta dan Lembang. Program ini sendiri merupakan inisiatif dari Gubernur Jawa Barat.

Inilah 5 Makanan Malaysia yang Bikin Penasaran, Katanya Lebih Enak dari Masakan Indonesia bikin lidah bergoyang

publish oleh jurnal
Inilah 5 Makanan Malaysia yang Bikin Penasaran, Katanya Lebih Enak dari Masakan Indonesia bikin lidah bergoyang

Indonesia dan Malaysia, dua negara serumpun yang tak hanya berbagi bahasa dan budaya, tapi juga kekayaan kuliner. Kesamaan ini terkadang memicu perdebatan seru, terutama soal rasa. Beberapa makanan Malaysia justru dianggap lebih unggul dibandingkan versi Indonesianya. Wah, benarkah demikian?Isu tentang asal-usul dan klaim superioritas rasa memang seringkali menjadi topik hangat di antara kedua negara. Ingat perdebatan sengit soal rendang? Sampai akhirnya UNESCO mengakui rendang sebagai warisan kuliner asli Indonesia. Nah, baru-baru ini muncul lagi perbincangan tentang makanan Malaysia yang disebut-sebut lebih lezat. Mulai dari durian, kari ayam, hingga nasi goreng, semuanya jadi sorotan.

Ketahui Mengapa Dewan Guru Besar FKUI Kritik Kemenkes, Kualitas Dokter Jadi Taruhannya demi masa depan profesi

publish oleh jurnal
Ketahui Mengapa Dewan Guru Besar FKUI Kritik Kemenkes, Kualitas Dokter Jadi Taruhannya demi masa depan profesi

Dewan Guru Besar (DGB) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) baru-baru ini menyampaikan kekhawatiran serius mengenai kualitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Mereka menilai bahwa arah kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini berpotensi menggerus mutu dokter dan dokter spesialis yang dihasilkan.Dalam deklarasi yang diberi nama "Salemba Berseru," para guru besar FKUI, bersama dengan alumni dan akademisi kedokteran dari berbagai penjuru Indonesia, menyuarakan keprihatinan mereka. Menurut Guru Besar FKUI, Siti Setiati, kebijakan-kebijakan yang diterapkan Kemenkes dapat berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat.

Ketahui Kapan Pendaftaran STIN 2025 Dibuka? Jadwal Lengkap dan Cara Daftarnya di Sini untuk Raih Impianmu

publish oleh jurnal
Ketahui Kapan Pendaftaran STIN 2025 Dibuka? Jadwal Lengkap dan Cara Daftarnya di Sini untuk Raih Impianmu

Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) selalu menjadi magnet bagi para siswa yang ingin berkarier di dunia intelijen. Bayangkan saja, lulus dari STIN langsung menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Badan Intelijen Negara (BIN). Pasti banyak yang penasaran, kapan ya pendaftaran STIN 2025 akan dibuka?STIN memang salah satu sekolah kedinasan yang paling diminati. Buktinya, di tahun 2024 lalu, ada 8.288 pendaftar yang bersaing ketat untuk memperebutkan 400 kursi di berbagai program studi yang ditawarkan. Persaingannya cukup sengit, ya!

Temukan 8 Pebulu Tangkis Andalan Indonesia yang Hengkang dari Pelatnas PBSI, Siapa Pengganti Jonatan Christie Sekarang raih prestasi gemilang

publish oleh jurnal
Temukan 8 Pebulu Tangkis Andalan Indonesia yang Hengkang dari Pelatnas PBSI, Siapa Pengganti Jonatan Christie Sekarang raih prestasi gemilang

Dunia bulu tangkis Indonesia seringkali diwarnai dengan cerita-cerita menarik, salah satunya adalah keputusan para atlet andalan untuk meninggalkan Pelatnas PBSI. Keputusan ini tentu saja bukan perkara mudah dan seringkali memunculkan berbagai pertanyaan di benak para penggemar. Bagaimana tidak, para atlet ini adalah harapan bangsa untuk meraih prestasi di kancah internasional.Di tengah persaingan global yang semakin ketat, keluarnya seorang pemain top dari sistem pelatnas menjadi isu yang cukup signifikan. Lantas, siapa saja sebenarnya para pebulu tangkis hebat yang pernah membela Indonesia, namun kemudian memilih untuk mengembangkan karir mereka di luar Pelatnas PBSI? Mari kita simak ulasan berikut ini:

Temukan Prediksi BMKG, Puncak Musim Kemarau 2025 Tiba, Siap,siap? hadapi tantangan iklim

publish oleh jurnal
Temukan Prediksi BMKG, Puncak Musim Kemarau 2025 Tiba, Siap,siap? hadapi tantangan iklim

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kapan sih sebenarnya puncak musim kemarau tahun depan? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini memberikan proyeksi terbarunya. Menurut analisis mereka, sekitar 57,7% wilayah Indonesia, atau setara dengan 403 Zona Musim (ZOM), akan memasuki musim kemarau. Lalu, kapan tepatnya kita akan merasakan puncak kemarau di tahun 2025?BMKG memprediksi bahwa wilayah Nusa Tenggara akan menjadi daerah pertama yang merasakan dampak musim kemarau, lebih awal dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia.

Inilah 8 Minuman Alami Penurun Kolesterol yang Ampuh, Cek Daftarnya Sekarang Juga!

publish oleh jurnal
Inilah 8 Minuman Alami Penurun Kolesterol yang Ampuh, Cek Daftarnya Sekarang Juga!

Kolesterol tinggi seringkali menjadi momok menakutkan, apalagi kalau sudah menyangkut kesehatan jantung. Padahal, ada beberapa minuman alami yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, lho! Hiperkolesterolemia, atau kondisi ketika kadar kolesterol mencapai 240 mg/dL atau lebih, memang perlu diwaspadai. Kolesterol sendiri sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk membangun sel dan memproduksi hormon. Tapi, kalau berlebihan, justru bisa menumpuk di arteri dan memicu masalah jantung.Nah, apa saja sih minuman-minuman yang bisa jadi andalan untuk menurunkan kolesterol secara alami? Yuk, kita simak!

Ketahui, Menkominfo Meutya Luncurkan Aturan Baru, Perkuat Industri Pos,Kurir dan Logistik demi kemajuan ekonomi digital

publish oleh jurnal
Ketahui, Menkominfo Meutya Luncurkan Aturan Baru, Perkuat Industri Pos,Kurir dan Logistik demi kemajuan ekonomi digital

Kabar baik untuk industri pos, kurir, dan logistik di Indonesia! Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru saja merilis Peraturan Menteri (Permen) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Layanan Pos Komersial (LPK). Aturan ini diharapkan menjadi angin segar untuk menyehatkan dan memperkuat sektor yang vital bagi perekonomian nasional ini.Menteri Kominfo, Meutya Hafid, secara resmi meluncurkan aturan ini pada hari Jumat, 16 Mei 2025, di Jakarta. Acara peluncuran tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Kominfo, Angga Raka Prabowo, dan Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah.

Ketahui Webinar Hi,Cur, Ekstrak Curcuma Generasi Terbaru, Curcumin Bio,Efektif 100% Alami, Teruji Klinis Angkatan 2 dapatkan informasi lengkap disini.

publish oleh jurnal
Ketahui Webinar Hi,Cur, Ekstrak Curcuma Generasi Terbaru, Curcumin Bio,Efektif 100% Alami, Teruji Klinis Angkatan 2 dapatkan informasi lengkap disini.

Siap untuk mendalami lebih jauh tentang manfaat curcumin? Jangan lewatkan Webinar Hi-Cur Angkatan 2, sebuah kesempatan emas untuk belajar langsung dari para ahli tentang ekstrak curcuma generasi terbaru yang memiliki bioavailabilitas tertinggi di dunia. Webinar ini akan membahas bagaimana Hi-Cur, yang 100% alami dan telah teruji klinis, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan Anda.PT Zafyre Pendidikan Klinikal dengan bangga mempersembahkan webinar ini sebagai wadah pembelajaran yang komprehensif. Dengan kuota terbatas hanya 1.000 peserta, webinar ini menawarkan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang Hi-Cur secara gratis. Jangan tunda lagi, segera daftarkan diri Anda!

Ketahui, Verifikasi Nomor HP Kini Lebih Mudah! Kominfo Hapus Fotokopi KTP demi keamanan data pribadi

publish oleh jurnal
Ketahui, Verifikasi Nomor HP Kini Lebih Mudah! Kominfo Hapus Fotokopi KTP demi keamanan data pribadi

Jakarta - Apakah kamu masih ingat repotnya fotokopi KTP setiap kali mau registrasi nomor HP baru? Kabar baiknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kini punya cara yang lebih canggih dan aman, yaitu dengan menggunakan teknologi biometrik!Bulan lalu, Kominfo mengeluarkan aturan baru terkait registrasi eSIM. Aturan ini memanfaatkan data pemindaian wajah (face recognition) yang kemudian dicocokkan dengan data kependudukan yang ada di Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Ini jelas berbeda dengan cara lama yang mengharuskan kita memberikan fotokopi KTP atau memperlihatkan KTP fisik.

Artikel Terbaru