Ketahui Mengapa Dewan Guru Besar FKUI Kritik Kemenkes, Kualitas Dokter Jadi Taruhannya demi masa depan profesi
Sabtu, 17 Mei 2025 oleh jurnal
Dewan Guru Besar FKUI Angkat Bicara, Kebijakan Kemenkes Dinilai Ancam Kualitas Dokter
Dewan Guru Besar (DGB) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) baru-baru ini menyampaikan kekhawatiran serius mengenai kualitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Mereka menilai bahwa arah kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini berpotensi menggerus mutu dokter dan dokter spesialis yang dihasilkan.
Dalam deklarasi yang diberi nama "Salemba Berseru," para guru besar FKUI, bersama dengan alumni dan akademisi kedokteran dari berbagai penjuru Indonesia, menyuarakan keprihatinan mereka. Menurut Guru Besar FKUI, Siti Setiati, kebijakan-kebijakan yang diterapkan Kemenkes dapat berdampak langsung pada kualitas pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat.
"Kami prihatin karena kebijakan kesehatan nasional saat ini terasa kurang kolaboratif," ungkap Siti Setiati dalam acara yang digelar di Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025). Beliau menambahkan bahwa alih-alih memperkuat kualitas layanan dan pendidikan, kebijakan yang ada justru berisiko menurunkan standar pendidikan dokter dan dokter spesialis. Hal ini, pada akhirnya, akan berdampak negatif pada mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Siti Setiati menjelaskan bahwa pendidikan dokter adalah proses panjang yang membutuhkan integrasi pelayanan, pengajaran, dan penelitian yang sesuai dengan standar global. Namun, kebijakan Kemenkes saat ini justru berpotensi menghambat tercapainya standar tersebut.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi dasar keprihatinan DGB FKUI dan menjadi sorotan utama:
- Pendidikan dokter dan dokter spesialis tidak bisa disederhanakan. Pendidikan terbaik hanya bisa diperoleh di fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan yang menjalankan pelayanan dan penelitian sesuai standar global.
- Penyelenggaraan pendidikan dokter di luar sistem universitas memerlukan kerja sama yang erat dengan fakultas kedokteran.
- Pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan dapat mengancam kualitas pendidikan kedokteran.
- Pelayanan kesehatan yang baik hanya dapat diberikan oleh tenaga medis yang dididik dengan standar tinggi.
- Perubahan struktur organisasi, termasuk pembentukan departemen dan mutasi, harus dikoordinasikan dengan pimpinan institusi.
- Independensi kolegium kedokteran harus dijaga untuk melindungi mutu dan kompetensi profesi.
Kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan kedokteran adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Kita semua bisa berkontribusi untuk meningkatkan kualitasnya. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
1. Dukung Kebijakan Kesehatan yang Kolaboratif - Cari tahu tentang kebijakan kesehatan yang sedang berjalan dan berikan dukunganmu pada kebijakan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, praktisi, dan masyarakat. Misalnya, ikut serta dalam forum diskusi atau memberikan masukan kepada pemerintah.
Dengan begitu, kebijakan yang dihasilkan akan lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Prioritaskan Pendidikan Kedokteran Berstandar Tinggi - Dukung upaya peningkatan kualitas pendidikan kedokteran dengan memilih lembaga pendidikan yang terakreditasi dan memiliki reputasi baik. Misalnya, jika kamu ingin menjadi dokter, pastikan memilih fakultas kedokteran yang memiliki fasilitas lengkap dan tenaga pengajar berkualitas.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan dokter yang kompeten dan profesional.
3. Manfaatkan Teknologi untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan - Gunakan aplikasi atau platform kesehatan untuk memudahkan akses informasi dan layanan kesehatan. Misalnya, konsultasi dengan dokter secara online atau mencari informasi tentang penyakit dan pengobatannya melalui website kesehatan terpercaya.
Teknologi dapat membantu kita mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat dan efisien.
4. Jaga Kesehatan Diri Sendiri dan Keluarga - Dengan menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, kita dapat mengurangi beban sistem kesehatan. Misalnya, menerapkan pola hidup sehat, rutin berolahraga, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Kesehatan yang prima akan membuat kita lebih produktif dan berkualitas.
5. Berikan Apresiasi kepada Tenaga Medis - Tenaga medis bekerja keras untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Berikan apresiasi kepada mereka atas dedikasi dan pengorbanan mereka. Misalnya, mengucapkan terima kasih atau memberikan ulasan positif di platform online.
Apresiasi akan memotivasi mereka untuk terus memberikan pelayanan terbaik.
Mengapa kebijakan Kemenkes saat ini menjadi perhatian, menurut pendapat Ibu Ratna?
Menurut Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan, "Kebijakan Kemenkes saat ini menjadi perhatian karena dianggap kurang melibatkan partisipasi aktif dari para akademisi dan praktisi kedokteran. Keterlibatan semua pihak sangat penting untuk menghasilkan kebijakan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan."
Apa dampak pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan, menurut Bapak Budi?
Dr. Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan RI, menjelaskan, "Pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan dapat mengganggu proses pembelajaran dan penelitian bagi para calon dokter. Rumah sakit pendidikan seharusnya menjadi tempat integrasi antara teori dan praktik, sehingga pemisahan ini dapat menurunkan kualitas pendidikan kedokteran."
Bagaimana cara menjaga independensi kolegium kedokteran, menurut pandangan Mbak Sinta?
Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, "Menjaga independensi kolegium kedokteran memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat. Kolegium harus memiliki otonomi dalam menentukan standar kompetensi dan melakukan sertifikasi dokter, tanpa adanya intervensi yang dapat memengaruhi objektivitas mereka."
Apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan, menurut Mas Joko?
Dr. Dante Saksono Harbuwono, Wakil Menteri Kesehatan RI, menyampaikan, "Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan, kita perlu fokus pada peningkatan kompetensi tenaga medis, pemerataan akses pelayanan kesehatan, dan penerapan teknologi inovatif. Selain itu, penting juga untuk melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan."