Ketahui 7 Hal Penting tentang Kata Kerja Pasif yang Bikin Kamu Penasaran

jurnal


kata kerja pasif

Kata kerja pasif atau verba pasif adalah jenis kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek kalimat dikenai suatu tindakan. Dalam bahasa Indonesia, kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan -di- atau -ter- pada kata kerja aktif. Contohnya:

  • Kata kerja aktif: Makan
  • Kata kerja pasif: Dimakan

Penggunaan kata kerja pasif sangat penting dalam bahasa Indonesia karena dapat membantu penulis untuk:

Cari Herbal Alami di Shopee : https://s.shopee.co.id/4Afrzfktn6

  • Menekankan objek yang dikenai tindakan
  • Menghindari penggunaan kata ganti orang pertama (aku, saya)
  • Menghaluskan atau memformalkan bahasa

Selain itu, kata kerja pasif juga memiliki sejarah yang panjang dalam bahasa Indonesia. Bentuk kata kerja pasif pertama kali muncul pada prasasti-prasasti berbahasa Jawa Kuno pada abad ke-8 Masehi.

Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang kata kerja pasif, termasuk jenis-jenisnya, cara pembentukannya, dan penggunaannya dalam kalimat.

Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif merupakan aspek penting dalam bahasa Indonesia yang memiliki beberapa karakteristik utama, antara lain:

  • Dibentuk dengan imbuhan -di- atau -ter-
  • Menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan
  • Dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama
  • Memiliki sejarah panjang dalam bahasa Indonesia
  • Dapat digunakan untuk menghaluskan atau memformalkan bahasa
  • Memiliki jenis yang beragam, seperti pasif transitif dan pasif intransitif
  • Penggunaannya sangat penting dalam penulisan dan percakapan

Dengan memahami aspek-aspek tersebut, kita dapat menggunakan kata kerja pasif secara efektif dan tepat dalam berbagai konteks komunikasi.

Dibentuk dengan imbuhan -di- atau -ter-

Kata kerja pasif dibentuk dengan imbuhan -di- atau -ter-. Imbuhan ini ditambahkan pada kata kerja aktif untuk menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan. Penggunaan imbuhan yang tepat tergantung pada jenis kata kerja aktifnya. Secara umum, imbuhan -di- digunakan untuk kata kerja transitif, sedangkan imbuhan -ter- digunakan untuk kata kerja intransitif.

Berikut adalah beberapa contoh kata kerja pasif yang dibentuk dengan imbuhan -di- dan -ter-:

  • Kata kerja aktif: Makan
  • Kata kerja pasif: Dimakan (bentukan dengan imbuhan -di-)
  • Kata kerja aktif: Tidur
  • Kata kerja pasif: Tertidur (bentukan dengan imbuhan -ter-)

Dengan memahami aturan pembentukan kata kerja pasif ini, kita dapat menggunakannya secara tepat dalam kalimat untuk menyampaikan makna yang jelas dan sesuai.

Menunjukkan bahwa subjek dikenai tindakan

Kata kerja pasif menunjukkan bahwa subjek dikenai suatu tindakan. Hal ini membedakannya dari kata kerja aktif, yang menunjukkan bahwa subjek melakukan tindakan. Penting untuk memahami perbedaan ini agar dapat menggunakan kata kerja pasif secara efektif dalam kalimat.

Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut:

  • Kata kerja aktif: Anak itu memakan apel.
  • Kata kerja pasif: Apel dimakan oleh anak itu.

Dalam kalimat aktif, anak itu adalah subjek yang melakukan tindakan memakan apel. Dalam kalimat pasif, apel menjadi subjek yang dikenai tindakan dimakan oleh anak itu.Penggunaan kata kerja pasif dapat bermanfaat dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika kita ingin menekankan objek yang dikenai tindakan atau ketika kita ingin menghindari penggunaan kata ganti orang pertama. Kata kerja pasif juga dapat digunakan untuk membuat bahasa menjadi lebih formal atau halus.

Dengan memahami konsep kata kerja pasif dan penggunaannya, kita dapat berkomunikasi secara lebih efektif dan jelas dalam bahasa Indonesia.

Dapat digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama

Dalam penulisan formal atau akademis, penggunaan kata ganti orang pertama (seperti “saya” atau “aku”) sebaiknya dihindari agar bahasa yang digunakan terdengar lebih objektif dan tidak mementingkan diri sendiri. Kata kerja pasif dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama dalam kalimat.

  • Menghindari kesan subjektif
    Dengan menggunakan kata kerja pasif, penulis dapat menghindari kesan subjektif yang mungkin timbul ketika menggunakan kata ganti orang pertama. Misalnya, kalimat “Saya percaya bahwa kebijakan ini akan membawa dampak positif” dapat diubah menjadi “Kebijakan ini diyakini akan membawa dampak positif”.
  • Menjaga formalitas bahasa
    Penggunaan kata kerja pasif juga dapat menjaga formalitas bahasa, terutama dalam penulisan ilmiah atau laporan resmi. Kalimat “Saya telah menyelesaikan penelitian ini” dapat diubah menjadi “Penelitian ini telah diselesaikan” untuk memberikan kesan yang lebih formal dan objektif.
  • Menekankan objek
    Selain menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, kata kerja pasif juga dapat digunakan untuk menekankan objek yang dikenai tindakan. Misalnya, kalimat “Pemerintah telah memberikan bantuan kepada korban bencana” lebih menekankan pada objek “bantuan” dibandingkan dengan kalimat “Pemerintah memberikan bantuan kepada korban bencana”.
  • Menghindari pengulangan kata ganti
    Dalam teks yang panjang, pengulangan kata ganti orang pertama dapat membuat tulisan menjadi monoton dan membosankan. Penggunaan kata kerja pasif dapat membantu memecah pengulangan ini dan membuat tulisan lebih bervariasi.

Dengan memahami manfaat dan cara menggunakan kata kerja pasif untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, kita dapat menulis kalimat yang lebih efektif, objektif, dan formal dalam bahasa Indonesia.

Memiliki sejarah panjang dalam bahasa Indonesia

Kata kerja pasif memiliki sejarah panjang dalam bahasa Indonesia, yang menunjukkan bahwa struktur dan penggunaannya telah berkembang dan mengakar dalam sistem bahasa Indonesia selama berabad-abad. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bentuk-bentuk kata kerja pasif dalam prasasti-prasasti berbahasa Jawa Kuno sejak abad ke-8 Masehi. Keberadaan kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia Kuno menunjukkan bahwa struktur ini telah menjadi bagian integral dari bahasa Indonesia sejak awal perkembangannya.

Selain itu, sejarah panjang kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia juga terlihat dari variasi bentuk dan penggunaannya dalam dialek-dialek bahasa Indonesia yang berbeda. Misalnya, dialek bahasa Melayu Riau memiliki bentuk kata kerja pasif yang unik, yaitu “ke-” dan “-kan”, selain bentuk “di-” dan “ter-” yang umum digunakan. Variasi bentuk ini menunjukkan bahwa kata kerja pasif telah beradaptasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing dialek bahasa Indonesia.

Dengan memahami sejarah panjang kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia, kita dapat lebih menghargai kekayaan dan kedinamisan bahasa Indonesia. Selain itu, pemahaman ini juga dapat membantu kita dalam memahami dan menggunakan kata kerja pasif secara tepat dan sesuai dengan konteks penggunaannya.

Dapat digunakan untuk menghaluskan atau memformalkan bahasa

Kata kerja pasif tidak hanya berfungsi untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, tetapi juga dapat digunakan untuk menghaluskan atau memformalkan bahasa. Dalam konteks bahasa Indonesia, penggunaan kata kerja pasif dapat memberikan kesan yang lebih sopan dan terhormat.

  • Menghaluskan ekspresi
    Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat menyampaikan pesan atau permintaan dengan cara yang lebih halus dan tidak langsung. Misalnya, kalimat “Tolong tutup pintu” dapat diubah menjadi “Pintu mohon ditutup”.
  • Memformalkan bahasa
    Kata kerja pasif juga umum digunakan dalam penulisan formal, seperti karya ilmiah, laporan resmi, dan surat-surat penting. Penggunaan kata kerja pasif dalam konteks ini dapat memberikan kesan yang lebih formal dan profesional.
  • Menunjukkan kesopanan
    Dalam budaya Indonesia, penggunaan kata kerja pasif dapat menunjukkan kesopanan dan penghormatan kepada lawan bicara. Hal ini terutama berlaku ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.
  • Menghindari konfrontasi
    Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghindari konfrontasi atau perdebatan. Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat menyampaikan pesan yang kurang bersifat menuduh atau menghakimi.

Dengan memahami peran kata kerja pasif dalam menghaluskan atau memformalkan bahasa, kita dapat menggunakannya secara efektif untuk berkomunikasi secara lebih sopan, hormat, dan profesional dalam berbagai situasi.

Memiliki Jenis yang Beragam, seperti Pasif Transitif dan Pasif Intransitif

Dalam konteks kata kerja pasif, terdapat dua jenis utama yang perlu dipahami, yaitu pasif transitif dan pasif intransitif. Perbedaan mendasar antara kedua jenis ini terletak pada objeknya.

  • Pasif Transitif
    Kata kerja pasif transitif adalah kata kerja pasif yang memiliki objek langsung. Objek langsung ini merupakan penerima atau sasaran dari tindakan yang diungkapkan oleh kata kerja. Contoh:

    • Buku itu dibaca oleh Andi.
    • Rumah itu dibangun oleh tukang.
  • Pasif Intransitif
    Kata kerja pasif intransitif adalah kata kerja pasif yang tidak memiliki objek langsung. Tindakan yang diungkapkan oleh kata kerja ini hanya berdampak pada subjek itu sendiri. Contoh:

    • Pintu itu terbuka.
    • Anak itu tertidur.

Dengan memahami perbedaan antara pasif transitif dan pasif intransitif, kita dapat menggunakan kata kerja pasif secara tepat dan efektif dalam berbagai konteks penulisan dan percakapan.

Penggunaannya Sangat Penting dalam Penulisan dan Percakapan

Kata kerja pasif memiliki peran yang sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia, baik dalam penulisan maupun percakapan. Hal ini dikarenakan kata kerja pasif memiliki beberapa keunggulan dan fungsi yang tidak dapat digantikan oleh kata kerja aktif.

Salah satu keunggulan kata kerja pasif adalah kemampuannya untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama. Dalam penulisan formal atau akademis, penggunaan kata ganti orang pertama seperti “saya” atau “aku” sebaiknya dihindari agar bahasa yang digunakan terdengar lebih objektif dan tidak mementingkan diri sendiri. Kata kerja pasif dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama dalam kalimat.

Selain itu, kata kerja pasif juga dapat digunakan untuk menghaluskan atau memformalkan bahasa. Dalam konteks bahasa Indonesia, penggunaan kata kerja pasif dapat memberikan kesan yang lebih sopan dan terhormat, terutama ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

Dalam penulisan, kata kerja pasif sering digunakan untuk menyampaikan informasi secara lebih objektif dan tidak memihak. Misalnya, dalam penulisan berita atau laporan ilmiah, kata kerja pasif digunakan untuk menghindari kesan subjektif yang mungkin timbul ketika menggunakan kata ganti orang pertama atau kata kerja aktif.

Dalam percakapan, kata kerja pasif dapat digunakan untuk menghindari konfrontasi atau perdebatan. Dengan menggunakan kata kerja pasif, kita dapat menyampaikan pesan yang kurang bersifat menuduh atau menghakimi, sehingga dapat membantu menjaga keharmonisan dalam berkomunikasi.

Dengan memahami pentingnya penggunaan kata kerja pasif dalam penulisan dan percakapan, kita dapat menggunakannya secara efektif untuk berkomunikasi secara lebih jelas, sopan, dan objektif dalam berbagai situasi.


Tanya jawab seputar kata kerja pasif

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya seputar kata kerja pasif dalam bahasa Indonesia:

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan kata kerja pasif?

Kata kerja pasif adalah kata kerja yang menunjukkan bahwa subjek dikenai suatu tindakan, bukan melakukan tindakan tersebut.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara membentuk kata kerja pasif?

Kata kerja pasif dibentuk dengan menambahkan imbuhan -di- atau -ter- pada kata kerja aktif.

Pertanyaan 3: Kapan sebaiknya menggunakan kata kerja pasif?

Kata kerja pasif digunakan ketika kita ingin menekankan objek yang dikenai tindakan, menghindari penggunaan kata ganti orang pertama, atau membuat bahasa menjadi lebih formal.

Pertanyaan 4: Apa perbedaan antara kata kerja pasif transitif dan intransitif?

Kata kerja pasif transitif memiliki objek langsung, sedangkan kata kerja pasif intransitif tidak memiliki objek langsung.

Memahami penggunaan kata kerja pasif dengan tepat dapat membantu kita berkomunikasi secara lebih efektif dan sesuai dengan konteks dalam bahasa Indonesia.

Selanjutnya, kita akan membahas beberapa tips untuk menggunakan kata kerja pasif secara efektif dalam tulisan dan percakapan.


Tips Menggunakan Kata Kerja Pasif Secara Efektif

Setelah memahami pengertian dan penggunaan kata kerja pasif, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menggunakan kata kerja pasif secara efektif dalam tulisan dan percakapan:

Tip 1: Gunakan Kata Kerja Pasif untuk Menekankan Objek
Kata kerja pasif dapat digunakan untuk menggeser fokus kalimat ke objek yang dikenai tindakan. Hal ini dapat membantu Anda menekankan informasi penting atau menghindari pengulangan subjek yang sama.

Contoh:

  • Kalimat aktif: Pemerintah membangun jembatan baru.
  • Kalimat pasif: Jembatan baru dibangun oleh pemerintah.

Tip 2: Hindari Penggunaan Kata Kerja Pasif Secara Berlebihan
Meskipun kata kerja pasif dapat bermanfaat, penggunaannya yang berlebihan dapat membuat tulisan atau percakapan menjadi kaku dan berbelit-belit. Cobalah untuk menyeimbangkan penggunaan kata kerja aktif dan pasif untuk menciptakan variasi dan keterbacaan yang lebih baik.

Tip 3: Perhatikan Konteks dan Formalitas
Penggunaan kata kerja pasif juga perlu disesuaikan dengan konteks dan tingkat formalitas yang diperlukan. Dalam penulisan formal atau akademis, kata kerja pasif sering digunakan untuk menghindari penggunaan kata ganti orang pertama dan memberikan kesan objektif. Sebaliknya, dalam percakapan sehari-hari, penggunaan kata kerja pasif yang berlebihan dapat terdengar kaku dan tidak alami.

Tip 4: Gunakan Imbuhan yang Tepat
Dalam membentuk kata kerja pasif, penting untuk menggunakan imbuhan yang tepat, yaitu -di- untuk kata kerja transitif dan -ter- untuk kata kerja intransitif. Penggunaan imbuhan yang salah dapat mengubah makna kalimat secara keseluruhan.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat menggunakan kata kerja pasif secara efektif untuk meningkatkan komunikasi Anda dalam bahasa Indonesia.


Kesimpulan

Kata kerja pasif merupakan aspek penting dalam bahasa Indonesia yang memungkinkan kita menyampaikan informasi secara jelas dan sesuai konteks. Dengan memahami pengertian, jenis, dan penggunaannya secara tepat, kita dapat mengoptimalkan penggunaan kata kerja pasif untuk memperkaya tulisan dan percakapan kita.


Kesimpulan

Kata kerja pasif merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang penggunaannya perlu dipahami dengan baik. Melalui penggunaan kata kerja pasif, kita dapat menyampaikan informasi secara jelas, sesuai konteks, dan menghindari pengulangan kata ganti orang pertama. Pemahaman yang komprehensif tentang kata kerja pasif, mulai dari pembentukan hingga penggunaannya, akan membantu kita berkomunikasi secara efektif dan profesional dalam bahasa Indonesia.

Dengan menguasai penggunaan kata kerja pasif, kita dapat memperkaya tulisan dan percakapan kita, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada lawan bicara. Kata kerja pasif akan terus menjadi bagian integral dalam sistem bahasa Indonesia, dan penggunaannya yang tepat akan menjadi salah satu kunci dalam berkomunikasi secara efektif.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru