Jarang Disadari, 5 Kebiasaan Sehari,hari yang Memicu Kanker dan Cara Menghindarinya
Kamis, 24 April 2025 oleh jurnal
Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Memicu Kanker
Kita semua mendambakan hidup sehat, tetapi terkadang lupa bahwa ancaman kesehatan bisa datang dari kebiasaan sehari-hari yang luput dari perhatian. Rutinitas yang tampak sepele, jika dilakukan berulang-ulang, dapat berdampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang, bahkan memicu pertumbuhan sel kanker. Kabar baiknya, kita bisa mencegahnya sejak dini dengan mengubah pola hidup. Yuk, kita kenali 5 kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa memicu kanker.
1. Asap Rokok: Bahaya yang Mengintai
Merokok adalah salah satu kebiasaan paling berbahaya yang dapat menyebabkan kanker. Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa rokok mengandung 250 zat beracun dan 70 zat karsinogenik, berasal dari tembakau. Salah satu zat berbahaya tersebut adalah tar, yang dapat mengendap di paru-paru dan memicu kanker paru-paru, emfisema, serta penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan kesuburan.
2. Deterjen Berbahaya: Waspadai Kandungannya
Tahukah Anda bahwa deterjen yang kita gunakan sehari-hari untuk mencuci pakaian bisa berisiko memicu kanker? Beberapa deterjen mengandung 1,4-dioksan, zat kimia yang berpotensi menyebabkan kanker, khususnya kanker hati, seperti yang ditunjukkan oleh studi Report on Carcinogens. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa kandungan deterjen sebelum membelinya.
3. Alkohol: Kenikmatan Semu yang Berbahaya
Yale School of Public Health menjelaskan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker. Alkohol mengandung etanol, yang diproses tubuh menjadi asetaldehida. Zat inilah yang dapat mengikat DNA dan memicu mutasi, sehingga meningkatkan potensi kanker. Studi epidemiologi yang dipublikasikan US Department of Health and Human Services juga memperkuat hubungan antara konsumsi alkohol dan peningkatan risiko kanker.
4. Daging Olahan: Lezat Tapi Berisiko
Daging olahan seperti sosis, hot dog, ham, dan salami memang lezat, tetapi termasuk karsinogen. Proses pengolahan daging dengan penggaraman, pengawetan, atau pengasapan menghasilkan senyawa yang dapat memicu kanker, terutama kanker kolorektal. Studi observasional menunjukkan peningkatan risiko kanker kolorektal sebesar 20-50 persen pada orang yang mengonsumsi daging olahan dalam jumlah besar.
5. Makanan Terlalu Matang: Perhatikan Cara Memasak
Memasak makanan dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang, dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti amina heterosiklik (HA) dan advanced glycation end products (AGEs). Senyawa ini dapat memicu peradangan dan berperan dalam perkembangan kanker. Makanan hewani tinggi lemak dan protein, serta makanan olahan, rentan menghasilkan senyawa berbahaya ini saat dimasak dengan suhu tinggi. Untuk mengurangi risiko, pilih metode memasak yang lebih sehat seperti mengukus, merebus, atau menumis.
Berikut beberapa tips praktis untuk mengurangi risiko kanker dengan mengubah kebiasaan sehari-hari:
1. Berhenti Merokok - Segera hentikan kebiasaan merokok. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam proses berhenti merokok.
2. Pilih Deterjen Aman - Periksa label deterjen dan pilih produk yang bebas dari 1,4-dioksan dan bahan kimia berbahaya lainnya. Carilah deterjen dengan bahan alami.
3. Batasi Konsumsi Alkohol - Jika Anda mengonsumsi alkohol, batasi konsumsinya. Pria disarankan maksimal dua gelas per hari, dan wanita satu gelas per hari.
4. Kurangi Daging Olahan - Ganti daging olahan dengan sumber protein lain seperti ikan, ayam, tahu, tempe, atau kacang-kacangan. Jika mengonsumsi daging olahan, batasi porsinya.
5. Masak dengan Bijak - Hindari memasak makanan hingga gosong. Pilih metode memasak yang lebih sehat seperti merebus, mengukus, menumis, atau memanggang dengan suhu rendah. Variasikan menu makanan dengan memperbanyak sayur dan buah.
Apakah semua deterjen mengandung zat berbahaya penyebab kanker, seperti yang ditanyakan oleh Ibu Ani?
"Tidak semua deterjen mengandung zat berbahaya. Namun, beberapa deterjen mengandung 1,4-dioksan yang berpotensi karsinogenik. Selalu periksa label dan pilih deterjen dengan bahan alami," jelas Dr. Reisa Broto Asmoro, dokter dan figur publik.
Bapak Budi ingin tahu, bagaimana cara mengurangi risiko kanker dari makanan yang dimasak?
"Hindari memasak makanan hingga gosong atau terlalu matang, terutama daging. Pilih metode memasak seperti merebus, mengukus, atau menumis," saran Chef Renatta Moeloek, juri MasterChef Indonesia.
Ibu Citra bertanya, apa saja jenis daging olahan yang sebaiknya dihindari?
"Sosis, hot dog, ham, bacon, dan salami adalah contoh daging olahan yang sebaiknya dibatasi konsumsinya karena berpotensi meningkatkan risiko kanker," kata Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, ahli hematologi-onkologi medik.
Bapak Dimas ingin tahu, selain kanker paru-paru, apa saja bahaya merokok?
"Merokok dapat memicu berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, gangguan kesuburan, dan berbagai jenis kanker lainnya," jelas Dr. Lula Kamal, M.Sc, dokter dan komunikator kesehatan.
Ibu Eni bertanya, apakah konsumsi alkohol sedikit saja sudah berbahaya?
"Meskipun dalam jumlah sedikit, konsumsi alkohol tetap memiliki risiko. Membatasi atau menghindari konsumsi alkohol adalah pilihan terbaik untuk kesehatan," kata Dr. Sonia Wibisono, dokter estetika dan anti-aging.