Ketahui 7 Rahasia Penting Shalat Sunnah Rawatib yang Jarang Diketahui

jurnal


shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Shalat ini terdiri dari 12 rakaat, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya.

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga memiliki sejarah panjang dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat sunnah rawatib, termasuk tata cara pelaksanaannya, keutamaan-keutamaannya, dan sejarahnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Shalat ini dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu, dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda. Berikut adalah 7 aspek penting terkait shalat sunnah rawatib:

  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Keutamaan
  • Tata cara pelaksanaan
  • Sejarah
  • Hukum
  • Hikmah

Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib adalah sebelum dan sesudah shalat fardhu. Jumlah rakaatnya berbeda-beda, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya. Keutamaan shalat sunnah rawatib sangat banyak, di antaranya adalah dapat menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT.

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat fardhu, hanya saja niatnya berbeda. Sejarah shalat sunnah rawatib bermula sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Hukum shalat sunnah rawatib adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hikmah shalat sunnah rawatib adalah untuk melengkapi shalat fardhu dan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib sangat penting diperhatikan karena shalat ini dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib untuk setiap shalat fardhu berbeda-beda, yaitu:

  • Sebelum shalat Subuh: 2 rakaat
  • Sebelum dan sesudah shalat Zuhur: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Asar: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Maghrib: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum shalat Isya: 2 rakaat

Jika shalat sunnah rawatib dikerjakan tidak sesuai dengan waktunya, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai shalat sunnah rawatib. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memperhatikan waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib agar dapat memperoleh keutamaannya secara maksimal.

Salah satu contoh pentingnya memperhatikan waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh. Shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh disebut juga dengan shalat fajar. Shalat fajar memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar, maka ia berada dalam jaminan Allah.” (HR. Muslim)

Selain itu, waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib juga memiliki hikmah tersendiri. Shalat sunnah rawatib sebelum shalat fardhu berfungsi sebagai pemanasan spiritual sebelum mengerjakan shalat fardhu. Sedangkan shalat sunnah rawatib sesudah shalat fardhu berfungsi sebagai penambah pahala dan penutup kekurangan dalam shalat fardhu yang telah dikerjakan.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib bervariasi, tergantung pada waktu pelaksanaannya. Berikut ini adalah jumlah rakaat shalat sunnah rawatib untuk setiap waktu pelaksanaan:

  • Sebelum shalat Subuh: 2 rakaat
  • Sebelum dan sesudah shalat Zuhur: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Asar: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Maghrib: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum shalat Isya: 2 rakaat

Jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib memiliki makna dan hikmah tersendiri. Jumlah rakaat yang genap melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan. Selain itu, jumlah rakaat yang bervariasi menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib merupakan ibadah yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kesanggupan dan waktu yang dimiliki oleh setiap Muslim.

Dalam praktiknya, jumlah rakaat shalat sunnah rawatib seringkali disesuaikan dengan waktu yang tersedia dan kemampuan fisik seseorang. Misalnya, jika seseorang tidak memiliki banyak waktu, maka ia dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit. Sebaliknya, jika seseorang memiliki waktu yang cukup dan kondisi fisik yang baik, maka ia dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan jumlah rakaat yang lebih banyak.

Memahami jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib sangat penting agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan memperoleh keutamaan yang diharapkan.

Keutamaan

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Menyempurnakan shalat fardhu
  • Menghapus dosa-dosa kecil
  • Meningkatkan derajat di sisi Allah SWT
  • Mendapat syafaat dari Rasulullah SAW
  • Memperoleh pahala yang berlipat ganda

Keutamaan-keutamaan tersebut menjadikan shalat sunnah rawatib sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap Muslim. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga dapat menjadi bekal untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW dan pahala yang berlipat ganda.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah rawatib, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menjadi sebab seseorang mendapatkan tempat tinggal yang layak di surga.

Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya berusaha untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin. Shalat sunnah rawatib dapat dikerjakan di rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya yang bersih. Waktu pelaksanaannya juga sangat fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kesibukan masing-masing.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib pada dasarnya sama dengan shalat fardhu, hanya saja niatnya berbeda. Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib:

  • Niat

    Niat shalat sunnah rawatib berbeda-beda tergantung pada waktu pelaksanaannya. Misalnya, niat shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh adalah “Ushalli sunnatan rawatiba qabla shubhi rak’ataini lillahi ta’ala” yang artinya “Aku niat shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh dua rakaat karena Allah ta’ala”.

  • Takbiratul ihram

    Setelah berniat, ucapkan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.

  • Membaca doa iftitah

    Setelah takbiratul ihram, bacalah doa iftitah.

  • Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek

    Setelah doa iftitah, bacalah surah Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.

  • Rukuk

    Setelah selesai membaca surah, lakukan rukuk dengan cara membungkukkan badan hingga punggung sejajar dengan kepala.

  • I’tidal

    Setelah rukuk, berdiri tegak kembali.

  • Sujud

    Setelah i’tidal, lakukan sujud dengan cara meletakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki di lantai.

  • Duduk di antara dua sujud

    Setelah sujud pertama, duduklah di antara dua sujud.

  • Sujud kedua

    Setelah duduk di antara dua sujud, lakukan sujud kedua.

  • Berdiri untuk rakaat berikutnya

    Setelah sujud kedua, berdirilah untuk rakaat berikutnya.

  • Salam

    Setelah selesai rakaat terakhir, lakukan salam dengan cara menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”.

Demikianlah tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib. Semoga bermanfaat.

Sejarah

Shalat sunnah rawatib memiliki sejarah yang panjang dalam ajaran Islam. Shalat ini telah dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah rawatib, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan shalat fardhu.” (HR. Tirmidzi)

  • Pengaruh Nabi Muhammad SAW

    Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib. Beliau sendiri selalu mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin. Pengaruh Nabi Muhammad SAW sangat besar dalam penyebaran dan perkembangan shalat sunnah rawatib di kalangan umat Islam.

  • Praktik pada Masa Sahabat

    Para sahabat Nabi Muhammad SAW juga banyak yang mengerjakan shalat sunnah rawatib. Mereka memahami bahwa shalat sunnah rawatib adalah ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan. Praktik para sahabat menjadi bukti bahwa shalat sunnah rawatib telah menjadi bagian penting dari ajaran Islam sejak masa awal.

  • Perkembangan di Era Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in

    Pada era tabi’in dan tabi’ut tabi’in, shalat sunnah rawatib terus berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah. Para ulama dan ahli fikih membahas dan menulis tentang shalat sunnah rawatib dalam kitab-kitab mereka. Perkembangan ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib mendapat perhatian yang besar dari umat Islam.

  • Praktik di Masa Kini

    Hingga saat ini, shalat sunnah rawatib masih dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Shalat ini dianggap sebagai ibadah yang sangat penting dan memiliki banyak keutamaan. Praktik shalat sunnah rawatib di masa kini menunjukkan bahwa shalat ini telah menjadi bagian integral dari ajaran dan praktik Islam.

Sejarah shalat sunnah rawatib menunjukkan bahwa shalat ini telah menjadi bagian dari ajaran Islam sejak masa awal. Shalat ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Perkembangan shalat sunnah rawatib dari masa ke masa membuktikan bahwa shalat ini memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam.

Hukum

Shalat sunnah rawatib hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin.

Hukum shalat sunnah rawatib menjadi penting karena menunjukkan kedudukan ibadah ini dalam ajaran Islam. Shalat sunnah rawatib bukanlah ibadah yang wajib dikerjakan, namun sangat dianjurkan. Hal ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam, meskipun tidak termasuk dalam kategori ibadah wajib.

Dengan memahami hukum shalat sunnah rawatib, umat Islam dapat memahami pentingnya mengerjakan ibadah ini. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hikmah

Hikmah shalat sunnah rawatib sangatlah besar, baik dari segi dunia maupun akhirat. Dari segi dunia, shalat sunnah rawatib dapat memberikan ketenangan hati, melatih kedisiplinan, dan meningkatkan kesehatan jasmani. Sedangkan dari segi akhirat, shalat sunnah rawatib dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan menjadi bekal di akhirat nanti.

Salah satu hikmah shalat sunnah rawatib yang penting adalah untuk melatih kedisiplinan. Shalat sunnah rawatib dikerjakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga mengharuskan kita untuk disiplin dalam mengatur waktu. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga mengajarkan kita untuk istiqamah dalam beribadah, karena shalat ini dikerjakan secara rutin setiap hari.

Hikmah lainnya dari shalat sunnah rawatib adalah untuk meningkatkan kesehatan jasmani. Gerakan-gerakan dalam shalat, seperti rukuk dan sujud, dapat melancarkan peredaran darah dan melatih otot-otot tubuh. Selain itu, ketenangan hati yang diperoleh dari shalat sunnah rawatib juga dapat berdampak positif pada kesehatan mental.

Dengan memahami hikmah shalat sunnah rawatib, kita dapat semakin termotivasi untuk mengerjakan ibadah ini secara rutin. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.


Pertanyaan Umum tentang Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah rawatib merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Untuk lebih memahaminya, berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan:

Pertanyaan 1: Mengapa shalat sunnah rawatib disebut shalat sunnah rawatib?

Arti kata “rawatib” dalam bahasa Arab adalah “penjaga” atau “pembantu”. Shalat sunnah rawatib disebut demikian karena shalat ini berfungsi sebagai penjaga dan pembantu shalat fardhu. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib, kita dapat menyempurnakan shalat fardhu dan menutupi kekurangan-kekurangan yang ada di dalamnya.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat sunnah rawatib?

Jumlah rakaat shalat sunnah rawatib berbeda-beda, tergantung pada waktu pelaksanaannya. Secara keseluruhan, terdapat 12 rakaat shalat sunnah rawatib, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya.

Pertanyaan 3: Apa saja keutamaan shalat sunnah rawatib?

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Pertanyaan 4: Apakah shalat sunnah rawatib hukumnya wajib?

Hukum shalat sunnah rawatib adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Meskipun tidak termasuk ibadah wajib, shalat sunnah rawatib memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang shalat sunnah rawatib. Semoga bermanfaat.

Kesimpulan:

Shalat sunnah rawatib merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, kita dapat menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin.

Tips:

Untuk memudahkan dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib, berikut adalah beberapa tips:

– Alokasi waktu khusus untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib.

– Siapkan tempat yang bersih dan nyaman untuk shalat.

– Berniatlah dengan ikhlas karena Allah SWT.

– Kerjakan shalat dengan khusyuk dan tuma’ninah.

– Setelah selesai shalat, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.


Tips Mengerjakan Shalat Sunnah Rawatib

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk memudahkan dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib:

Tips 1: Alokasikan Waktu Khusus
Alokasikan waktu khusus untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, misalnya sebelum atau sesudah shalat fardhu. Dengan mengalokasikan waktu khusus, Anda akan lebih disiplin dan tidak mudah lupa untuk mengerjakannya.

Tips 2: Siapkan Tempat yang Nyaman
Siapkan tempat yang bersih dan nyaman untuk shalat. Tempat yang nyaman akan membuat Anda lebih khusyuk dan fokus saat mengerjakan shalat.

Tips 3: Niat dengan Ikhlas
Berniatlah dengan ikhlas karena Allah SWT saat mengerjakan shalat sunnah rawatib. Niat yang ikhlas akan membuat ibadah Anda lebih bernilai di sisi Allah SWT.

Tips 4: Kerjakan dengan Khusyuk
Kerjakan shalat sunnah rawatib dengan khusyuk dan tuma’ninah. Jangan terburu-buru dan perhatikan setiap gerakan dan bacaan shalat dengan baik. Shalat yang dikerjakan dengan khusyuk akan lebih bermakna dan memberikan ketenangan hati.

Setelah selesai shalat, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Semoga tips-tips ini dapat membantu Anda dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan lebih baik.

Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, Anda dapat menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.


Kesimpulan

Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk berusaha mengerjakan shalat sunnah rawatib secara istiqamah.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru