Inilah 10 Bahaya Cacingan pada Anak yang Bikin Penasaran

jurnal


bahaya cacingan pada anak

Bahaya cacingan pada anak atau infeksi cacing merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak, terutama di negara berkembang. Cacingan dapat disebabkan oleh berbagai jenis cacing, seperti cacing gelang, cacing kremi, dan cacing pita. Infeksi cacing dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat, tergantung pada jenis cacing dan jumlah cacing yang menginfeksi.

Anak-anak yang mengalami cacingan dapat mengalami gejala seperti sakit perut, mual, muntah, diare, dan penurunan nafsu makan. Infeksi cacing yang parah dapat menyebabkan anemia, kekurangan gizi, dan gangguan pertumbuhan. Selain itu, cacingan juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan organ dan infeksi pada otak.

Pencegahan cacingan pada anak sangat penting untuk menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak. Cara terbaik untuk mencegah cacingan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur, mengonsumsi makanan yang dimasak dengan baik, dan menghindari kontak dengan tanah yang terkontaminasi dapat membantu mencegah infeksi cacing. Selain itu, pemberian obat cacing secara teratur sesuai dengan anjuran dokter juga dapat membantu mencegah dan mengobati cacingan pada anak.

Bahaya Cacingan pada Anak

Cacingan pada anak merupakan masalah kesehatan yang tidak boleh dianggap remeh. Infeksi cacing dapat menimbulkan berbagai bahaya dan risiko kesehatan yang serius, terutama pada anak-anak. Berikut adalah 10 bahaya utama cacingan pada anak:

  • Anemia
  • Kekurangan gizi
  • Gangguan pertumbuhan
  • Kerusakan organ
  • Infeksi otak
  • Diare kronis
  • Nyeri perut
  • Mual dan muntah
  • Penurunan nafsu makan
  • Gangguan tidur

Cacingan dapat menyebabkan anemia karena cacing menyerap zat besi dan nutrisi penting lainnya dari tubuh anak. Kekurangan gizi dan gangguan pertumbuhan juga dapat terjadi karena cacing mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Infeksi cacing yang parah dapat menyebabkan kerusakan organ, seperti hati dan paru-paru. Cacing juga dapat bermigrasi ke otak dan menyebabkan infeksi yang serius. Selain itu, cacingan dapat menyebabkan diare kronis, nyeri perut, mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan gangguan tidur, yang dapat sangat mengganggu kesehatan dan kesejahteraan anak.

Anemia

Anemia merupakan kondisi kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah infeksi cacing. Cacingan pada anak dapat menyebabkan anemia karena cacing menyerap zat besi dan nutrisi penting lainnya dari tubuh anak.

  • Gangguan Penyerapan Zat Besi

    Cacing pita, salah satu jenis cacing yang dapat menginfeksi anak, dapat menempel pada dinding usus dan mengganggu penyerapan zat besi dari makanan. Zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan untuk produksi sel darah merah.

  • Pendarahan

    Beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang, dapat menyebabkan pendarahan pada saluran pencernaan. Pendarahan ini dapat menyebabkan kehilangan zat besi dan anemia.

  • Peningkatan Penghancuran Sel Darah Merah

    Infeksi cacing tertentu, seperti cacing malaria, dapat menyebabkan peningkatan penghancuran sel darah merah. Hal ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah baru dengan cukup cepat untuk menggantikan sel darah merah yang dihancurkan.

  • Kekurangan Nutrisi

    Cacingan pada anak dapat menyebabkan kekurangan nutrisi karena cacing menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan anemia dan masalah kesehatan lainnya.

Anemia akibat cacingan pada anak dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti pucat, lemas, mudah lelah, dan sesak napas. Jika tidak ditangani, anemia dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta penurunan daya tahan tubuh.

Kekurangan Gizi

Kekurangan gizi merupakan kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk berfungsi dengan baik. Kekurangan gizi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah infeksi cacing. Cacingan pada anak dapat menyebabkan kekurangan gizi karena cacing menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak.

  • Gangguan Penyerapan Nutrisi

    Cacing pita, salah satu jenis cacing yang dapat menginfeksi anak, dapat menempel pada dinding usus dan mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Nutrisi penting yang diserap oleh cacing antara lain protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

  • Peningkatan Kebutuhan Nutrisi

    Infeksi cacing dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi tubuh anak. Hal ini karena cacing membutuhkan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang biak. Akibatnya, tubuh anak tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

  • Kehilangan Nafsu Makan

    Infeksi cacing dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan. Hal ini dapat memperburuk kekurangan gizi karena anak tidak mengonsumsi cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

  • Diare

    Infeksi cacing dapat menyebabkan diare, yang dapat menyebabkan hilangnya nutrisi dan elektrolit penting. Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan gizi yang parah.

Kekurangan gizi akibat cacingan pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pertumbuhan dan perkembangan, penurunan daya tahan tubuh, dan peningkatan risiko penyakit kronis. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak untuk memastikan kesehatan dan tumbuh kembang anak yang optimal.

Gangguan Pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan merupakan salah satu bahaya utama cacingan pada anak. Cacingan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan karena beberapa alasan:

  • Kekurangan Nutrisi

    Cacing menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak, sehingga anak tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

  • Gangguan Penyerapan Makanan

    Cacing dapat merusak dinding usus, sehingga makanan tidak dapat diserap dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan gangguan pertumbuhan.

  • Hormon Pertumbuhan

    Beberapa jenis cacing dapat menghasilkan hormon yang menghambat pertumbuhan anak.

  • Peradangan Kronis

    Infeksi cacing dapat menyebabkan peradangan kronis, yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Gangguan pertumbuhan akibat cacingan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti perawakan pendek, berat badan rendah, dan keterlambatan perkembangan. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Kerusakan organ

Infeksi cacing pada anak dapat menyebabkan kerusakan organ jika tidak ditangani dengan baik. Cacing dapat bermigrasi dan merusak berbagai organ, termasuk hati, paru-paru, dan otak. Kerusakan organ akibat cacingan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, bahkan mengancam jiwa.

Salah satu jenis cacing yang dapat menyebabkan kerusakan organ adalah cacing hati. Cacing hati dapat hidup di saluran empedu dan menyebabkan peradangan dan kerusakan hati. Infeksi cacing hati yang parah dapat menyebabkan sirosis hati dan gagal hati.

Cacing paru-paru juga dapat menyebabkan kerusakan organ. Cacing paru-paru dapat hidup di paru-paru dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan paru-paru. Infeksi cacing paru-paru yang parah dapat menyebabkan pneumonia dan gagal napas.

Selain kerusakan hati dan paru-paru, infeksi cacing juga dapat menyebabkan kerusakan otak. Cacing dapat bermigrasi ke otak dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otak. Infeksi cacing otak dapat menyebabkan kejang, stroke, dan bahkan kematian.

Kerusakan organ akibat cacingan pada anak merupakan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak untuk mencegah kerusakan organ dan masalah kesehatan lainnya.

Infeksi Otak

Infeksi otak merupakan salah satu bahaya paling serius dari cacingan pada anak. Cacing dapat bermigrasi ke otak dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan otak. Infeksi cacing otak dapat menyebabkan kejang, stroke, dan bahkan kematian.

  • Peradangan Otak (Ensefalitis)

    Cacing dapat menyebabkan peradangan pada otak, yang dikenal sebagai ensefalitis. Ensefalitis dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, muntah, kejang, dan gangguan kesadaran. Jika tidak ditangani dengan cepat, ensefalitis dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

  • Stroke

    Cacing dapat menyebabkan stroke dengan cara menyumbat pembuluh darah di otak. Stroke dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, dan gangguan penglihatan. Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

  • Hidrosefalus

    Cacing dapat menyebabkan hidrosefalus, yaitu penumpukan cairan di otak. Hidrosefalus dapat menyebabkan gejala seperti pembesaran kepala, muntah, kejang, dan keterlambatan perkembangan. Jika tidak ditangani, hidrosefalus dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.

  • Kematian

    Infeksi cacing otak yang parah dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat disebabkan oleh kerusakan otak yang luas, kejang yang tidak terkontrol, atau stroke.

Infeksi otak akibat cacingan pada anak merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak untuk mencegah infeksi otak dan masalah kesehatan lainnya.

Diare Kronis

Diare kronis merupakan salah satu bahaya cacingan pada anak yang tidak boleh dianggap remeh. Diare kronis dapat disebabkan oleh infeksi cacing, dan sebaliknya, infeksi cacing dapat memperburuk diare kronis.

Cacing dapat menyebabkan diare kronis dengan cara merusak dinding usus dan mengganggu penyerapan nutrisi. Kerusakan dinding usus dapat menyebabkan peradangan dan diare. Selain itu, cacing dapat menghasilkan zat yang mengiritasi usus dan menyebabkan diare.

Diare kronis akibat cacingan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan gangguan pertumbuhan. Dehidrasi dapat terjadi karena diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan. Kekurangan nutrisi dapat terjadi karena kerusakan dinding usus mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena kekurangan nutrisi dan dehidrasi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Selain itu, diare kronis akibat cacingan juga dapat meningkatkan risiko infeksi lainnya. Hal ini karena diare dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat anak lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan virus lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengobati cacingan pada anak untuk mencegah diare kronis dan masalah kesehatan lainnya.

Nyeri Perut

Nyeri perut merupakan salah satu gejala yang umum terjadi pada anak yang mengalami cacingan. Nyeri perut akibat cacingan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Peradangan pada saluran pencernaan
  • Iritasi pada dinding usus
  • Obstruksi usus
  • Pergerakan cacing di dalam perut

Nyeri perut akibat cacingan dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Nyeri perut yang ringan biasanya berupa kram atau rasa tidak nyaman di perut. Nyeri perut yang berat dapat berupa kolik, yaitu nyeri perut yang datang secara tiba-tiba dan sangat hebat. Kolik akibat cacingan biasanya terjadi pada malam hari dan dapat mengganggu tidur anak.

Selain nyeri perut, infeksi cacing juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti mual, muntah, diare, dan penurunan nafsu makan. Gejala-gejala ini dapat memperburuk nyeri perut dan membuat anak merasa tidak nyaman.

Nyeri perut akibat cacingan pada anak perlu segera diobati untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Pengobatan nyeri perut akibat cacingan biasanya menggunakan obat cacing. Obat cacing bekerja dengan cara membunuh cacing dan mengeluarkannya dari tubuh melalui feses.

Penyebab dan Faktor Risiko Bahaya Cacingan pada Anak

Cacingan pada anak merupakan masalah kesehatan yang dapat menimbulkan berbagai bahaya dan risiko kesehatan yang serius. Bahaya cacingan pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Kurangnya Higiene
Kurangnya kebersihan diri dan lingkungan menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya cacingan pada anak. Anak-anak yang tidak mencuci tangan dengan benar setelah bermain di tanah atau memegang hewan yang terinfeksi cacing berisiko tinggi tertular infeksi cacing.

2. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Terkontaminasi
Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi telur atau larva cacing dapat menyebabkan infeksi cacing pada anak. Makanan dan minuman yang berisiko terkontaminasi cacing antara lain daging mentah atau setengah matang, sayuran dan buah-buahan yang tidak dicuci bersih, serta air yang tidak dimasak.

3. Kontak dengan Tanah yang Terinfeksi
Tanah yang terinfeksi telur atau larva cacing dapat menjadi sumber penularan infeksi cacing pada anak. Anak-anak yang bermain di tanah yang terinfeksi berisiko tinggi tertular infeksi cacing melalui kontak langsung dengan tanah atau benda-benda yang terkontaminasi.

4. Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap infeksi cacing. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh yang lemah tidak dapat melawan infeksi cacing secara efektif.

Faktor-faktor risiko tersebut dapat meningkatkan kemungkinan anak tertular infeksi cacing dan mengalami bahaya cacingan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menerapkan tindakan pencegahan untuk melindungi anak-anak dari infeksi cacing.

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Cacingan pada Anak

Bahaya cacingan pada anak merupakan masalah kesehatan yang serius dan perlu dicegah serta ditanggulangi secara efektif. Berikut adalah beberapa cara pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan:

1. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting untuk mencegah infeksi cacing pada anak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah bermain, dan setelah menggunakan toilet.
  • Membiasakan anak untuk mandi secara teratur.
  • Menjaga kebersihan kamar mandi dan WC.
  • Membersihkan dan mendisinfeksi mainan anak secara berkala.

2. Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Higienis

Makanan dan minuman yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penularan infeksi cacing. Oleh karena itu, penting untuk memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak bersih dan higienis. Beberapa tips yang dapat diikuti antara lain:

  • Memasak daging hingga matang sempurna.
  • Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum dikonsumsi.
  • Merebus air minum hingga mendidih.
  • Menghindari konsumsi makanan dan minuman dari sumber yang tidak terpercaya.

3. Menghindari Kontak dengan Tanah yang Terinfeksi

Tanah yang terinfeksi telur atau larva cacing dapat menjadi sumber penularan infeksi cacing. Anak-anak yang bermain di tanah berisiko tinggi tertular infeksi cacing melalui kontak langsung dengan tanah atau benda-benda yang terkontaminasi. Untuk mencegah hal ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mengawasi anak saat bermain di luar rumah.
  • Memastikan anak memakai alas kaki saat bermain di tanah.
  • Membersihkan tangan anak dengan sabun dan air setelah bermain di tanah.

4. Pemberian Obat Cacing Secara Teratur

Pemberian obat cacing secara teratur dapat membantu mencegah dan mengobati infeksi cacing pada anak. Obat cacing bekerja dengan cara membunuh cacing dan mengeluarkannya dari tubuh melalui feses. Pemberian obat cacing biasanya dilakukan setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali, tergantung pada jenis obat cacing yang digunakan.

Dengan menerapkan cara pencegahan dan penanggulangan yang tepat, bahaya cacingan pada anak dapat diminimalisir. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami bahaya cacingan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi anak-anak dari infeksi cacing.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Perbandingan NMAX dan XMAX, Lebih Unggul Mana? Kupas Tuntas Perbedaan Spesifikasinya

publish oleh jurnal
Perbandingan NMAX dan XMAX, Lebih Unggul Mana? Kupas Tuntas Perbedaan Spesifikasinya

Bingung memilih antara Yamaha NMAX dan XMAX? Wajar saja! Keduanya merupakan skuter maxi andalan Yamaha, namun memiliki karakteristik yang berbeda. Artikel ini akan membantumu menentukan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan dan gaya hidupmu.XMAX, dengan mesin 250cc (bahkan 300cc untuk varian tertentu), jelas unggul dalam hal performa. Tenaga dan torsinya yang besar membuatnya nyaman di segala medan. NMAX, dengan mesin 155cc dan teknologi VVA, memiliki akselerasi responsif yang cocok untuk lalu lintas perkotaan. Jika prioritasmu adalah kelincahan di dalam kota, NMAX bisa jadi pilihan tepat. Namun, untuk perjalanan jauh atau performa yang lebih bertenaga, XMAX adalah juaranya.

Anti,Pikun, 3 Sayuran Ini Cocok Rutin Dikonsumsi Jelang Usia 50,an untuk Daya Ingat Tajam

publish oleh jurnal
Anti,Pikun, 3 Sayuran Ini Cocok Rutin Dikonsumsi Jelang Usia 50,an untuk Daya Ingat Tajam

Memasuki usia 50-an, kadang kita merasa jadi lebih pelupa. Tenang, itu hal yang wajar! Seiring bertambahnya usia, kapasitas memori memang cenderung menurun. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari berkurangnya jumlah neuron dan aliran darah ke otak, sampai perubahan struktur otak itu sendiri. Gaya hidup juga berpengaruh, lho. Kurang tidur dan stres bisa memperparah kondisi ini.Tapi, jangan khawatir! Kita bisa mengoptimalkan daya ingat dengan pola makan yang tepat. Salah satunya dengan mengonsumsi sayuran sehat. Yuk, simak beberapa sayuran yang bisa jadi "sahabat otak" kita!

Ini 5 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Manfaatnya Jadi Maksimal untuk Kesehatan Anda

publish oleh jurnal
Ini 5 Waktu Terbaik Minum Air Kelapa, Manfaatnya Jadi Maksimal untuk Kesehatan Anda

Air kelapa, minuman yang begitu familiar di Indonesia, ternyata menyimpan segudang manfaat kesehatan. Bukan sekadar pelepas dahaga, air kelapa kaya akan nutrisi penting seperti protein, lemak, karbohidrat, serta mineral alami seperti kalsium, fosfor, zat besi, natrium, dan kalium. Kandungan kalori yang rendah juga menjadikannya pilihan tepat bagi yang sedang menjalani program diet. Namun, tahukah Anda, waktu minum air kelapa ternyata berpengaruh pada penyerapan manfaatnya? Sebelum membahas waktu terbaik minum air kelapa, mari kita ulas beberapa manfaatnya:

Tak Cuma BUMN, GBK dan Aset Setneg Lain Bakal Dikendalikan Danantara, Apa Dampaknya bagi Publik?

publish oleh jurnal
Tak Cuma BUMN, GBK dan Aset Setneg Lain Bakal Dikendalikan Danantara, Apa Dampaknya bagi Publik?

Gelora Bung Karno (GBK) dan aset-aset negara lainnya yang berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) akan segera dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) atau Danantara. Hal ini diungkapkan langsung oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, setelah Town Hall Meeting di JCC Senayan, Jakarta.Rosan menjelaskan bahwa arahan untuk mengelola aset Kemensetneg, termasuk GBK, datang langsung dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. "Jadi GBK dan seluruh lokasi yang ada di sini, pesan beliau (Prabowo) akan dimasukkan ke dalam Danantara," ungkap Rosan.

Redmi Projector 3 Lite, Proyektor Terbaru dari Xiaomi dengan Harga Terjangkau?

publish oleh jurnal
Redmi Projector 3 Lite, Proyektor Terbaru dari Xiaomi dengan Harga Terjangkau?

Buat kamu yang hobi nonton film di rumah, Xiaomi baru saja merilis proyektor terbaru mereka, Redmi Projector 3 Lite. Dengan harga terjangkau, proyektor ini menjanjikan pengalaman sinematik yang memuaskan, lengkap dengan desain modern dan performa yang jauh lebih baik dari pendahulunya. Penasaran? Yuk, kita bahas lebih lanjut!Redmi Projector 3 Lite tampil dengan desain simpel nan stylish yang tetap terlihat premium. Mesin optiknya tertutup rapat, membuatnya tahan debu dan lebih awet. Lensa kaca penuhnya juga memastikan proyeksi gambar yang jernih dan tajam. Ditenagai chipset Amlogic T950S Quad-Core 1.5GHz, RAM 1GB, dan memori internal 32GB, proyektor ini siap memutar film, game, dan berbagai konten media favoritmu dengan lancar dan berkualitas tinggi.

3 Daun untuk Kesehatan Mata, Cara Alami Jaga Fungsi Penglihatan dan Cegah Rabun Jauh

publish oleh jurnal
3 Daun untuk Kesehatan Mata, Cara Alami Jaga Fungsi Penglihatan dan Cegah Rabun Jauh

Mata kita, jendela dunia, begitu penting untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sayangnya, berbagai masalah bisa saja menyerang, mulai dari iritasi ringan hingga ancaman kebutaan. Selain pengobatan medis, alam juga menawarkan solusi. Tahukah Anda ada beberapa daun yang dipercaya mampu menjaga kesehatan mata kita? Yuk, kita simak!Daun sirih telah lama dikenal sebagai obat tradisional, termasuk untuk mengatasi masalah mata. American Journal of Clinical and Experimental Immunology bahkan memuat sebuah studi yang menunjukkan kemampuan antibakteri daun sirih dalam melawan bakteri Staphylococcus, penyebab utama konjungtivitis (radang selaput mata). Namun, penggunaan langsung rebusan daun sirih ke mata masih kontroversial. Studi tersebut menggunakan metode swab, bukan tetes mata. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan sebelum mencoba pengobatan ini untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.

11 Tanda Diabetes yang Muncul di Kulit, Apa Saja? Kenali Gejalanya Sejak Dini

publish oleh jurnal
11 Tanda Diabetes yang Muncul di Kulit, Apa Saja? Kenali Gejalanya Sejak Dini

Tahukah Anda, kulit kita bisa menjadi jendela bagi kesehatan tubuh, termasuk memberi sinyal adanya diabetes tipe 2? Masalah kulit yang sudah ada bisa diperburuk oleh diabetes, lho. Ini karena diabetes memengaruhi cara tubuh menggunakan glukosa, alias gula. Ketika tubuh kesulitan memproduksi cukup insulin, gula darah menumpuk, dan dalam jangka panjang, kondisi ini (hiperglikemia) dapat merusak berbagai organ, termasuk kulit.Diabetes dapat mengganggu pembuluh darah dan saraf di kulit, mengurangi sirkulasi dan aliran darah. Akibatnya, kolagen pun terdampak, mengubah tekstur, tampilan, dan kemampuan kulit untuk pulih. Sistem kekebalan tubuh juga melemah, membuat kita rentan terhadap infeksi. Lalu, apa saja tanda-tanda diabetes yang muncul di kulit dan perlu kita waspadai?

Memacu Inovasi Layanan Publik dengan Hyperscale Cloud untuk Indonesia Maju

publish oleh jurnal
Memacu Inovasi Layanan Publik dengan Hyperscale Cloud untuk Indonesia Maju

Teknologi terus melaju kencang, terutama dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI), yang semakin mendorong digitalisasi layanan publik. Bayangkan, studi menunjukkan digitalisasi bisa menghemat waktu pelayanan hingga 50%! Ini tentu kabar gembira bagi masyarakat.Di Indonesia, program seperti Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sudah mulai mempercepat layanan administrasi, kesehatan, dan berbagai layanan publik lainnya. Namun, pertanyaan pentingnya adalah: bagaimana kita bisa menghadirkan layanan publik yang inovatif, sekaligus aman dan terpercaya?

Emiten Ketok Dividen Rp 268 per Saham, Cek Kabar Terkini

publish oleh jurnal
Emiten Ketok Dividen Rp 268 per Saham, Cek Kabar Terkini

Kabar gembira bagi para pemegang saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)! Perusahaan mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2024 dan mengumumkan pembagian dividen dalam public expose tahunan yang digelar setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Menara Astra, Senin (28/4/2025).RUPST menyetujui penggunaan laba bersih perusahaan sebesar Rp 1,1 triliun per 31 Desember 2024. Dari jumlah tersebut, disepakati pembagian dividen sebesar Rp 515,8 miliar, setara dengan Rp 268 per lembar saham.

Direktur JakTV Jadi Tahanan Kota karena Sakit Jantung, Dikenai Wajib Lapor dan Harus Rutin Memeriksakan Diri

publish oleh jurnal
Direktur JakTV Jadi Tahanan Kota karena Sakit Jantung, Dikenai Wajib Lapor dan Harus Rutin Memeriksakan Diri

Mantan Direktur JakTV, Tian Bahtiar (TB), yang menjadi tersangka dalam kasus perintangan penyidikan terkait kasus suap vonis lepas korupsi ekspor minyak goreng, kini berstatus tahanan kota. Kejaksaan Agung (Kejagung) memutuskan untuk mengalihkan status penahanannya karena alasan kesehatan.Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa Tian menderita penyakit jantung yang cukup serius. "Beliau memiliki riwayat sakit jantung, sudah terpasang delapan ring, juga ada kolesterol dan masalah pernapasan," ungkap Harli di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025).

Artikel Terbaru