Minuman yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis, melalui proses minimal oksidasi, dikenal luas karena profil fitokimianya yang kaya dan manfaat kesehatan yang potensial.
Kandungan senyawa bioaktif di dalamnya, terutama polifenol seperti katekin, flavonoid, dan asam fenolat, memberikan karakteristik antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat. Konsumsi rutin minuman ini telah dikaitkan dengan berbagai efek positif pada sistem fisiologis tubuh.
Produk teh hijau yang berkualitas tinggi, seperti yang ditawarkan oleh merek tertentu, diharapkan dapat menyediakan konsentrasi senyawa aktif ini secara optimal, sehingga memaksimalkan potensi khasiatnya bagi kesehatan.

manfaat teh hijau tiens
-
Peningkatan Metabolisme dan Pembakaran Lemak
Teh hijau mengandung katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang telah terbukti meningkatkan termogenesis dan oksidasi lemak.
Senyawa ini bekerja sinergis dengan kafein alami dalam teh untuk merangsang sistem saraf pusat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pengeluaran energi.
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 1999 oleh Dulloo et al. menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau secara signifikan meningkatkan pengeluaran energi dan oksidasi lemak pada manusia.
Efek ini dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang sehat.
-
Dukungan Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Konsumsi teh hijau secara teratur dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Katekin membantu mengurangi kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
Selain itu, sifat antioksidannya membantu mencegah oksidasi LDL, suatu proses kunci dalam pembentukan plak aterosklerotik di arteri.
Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di European Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 mengindikasikan bahwa asupan teh hijau dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
-
Perlindungan Antioksidan Kuat
Teh hijau kaya akan antioksidan, terutama EGCG, yang melawan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel dan DNA, berkontribusi pada penuaan dan berbagai penyakit kronis.
Kemampuan antioksidan EGCG jauh lebih kuat daripada vitamin C dan E, memberikan perlindungan seluler yang signifikan. Peran ini sangat penting dalam menjaga integritas sel dan jaringan dari kerusakan oksidatif setiap hari.
-
Potensi Antikanker
Beberapa penelitian observasional dan in vitro menunjukkan bahwa katekin dalam teh hijau memiliki sifat antikanker.
EGCG dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, memicu apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor).
Meskipun penelitian pada manusia masih terus berlanjut, studi epidemiologi, seperti yang dilaporkan dalam Cancer Research oleh Fujiki et al., menunjukkan korelasi antara konsumsi teh hijau dan penurunan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, prostat, dan kolorektal.
-
Peningkatan Fungsi Otak dan Kognitif
Kombinasi kafein dan L-theanine dalam teh hijau memberikan efek sinergis yang meningkatkan fungsi otak. Kafein adalah stimulan yang dikenal untuk meningkatkan kewaspadaan, memori, dan suasana hati.
L-theanine, asam amino yang unik dalam teh, memiliki efek menenangkan dan dapat menyeberangi sawar darah otak, meningkatkan aktivitas gelombang alfa, yang terkait dengan relaksasi dan fokus tanpa menyebabkan kantuk.
Penelitian dalam Journal of Medicinal Food pada tahun 2008 oleh Haskell et al. menunjukkan bahwa L-theanine dan kafein dapat meningkatkan kinerja kognitif dan suasana hati.
-
Membantu Mengatur Kadar Gula Darah
Teh hijau dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar gula darah. Ini sangat bermanfaat bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2.
Polifenol dalam teh hijau dapat menghambat aktivitas enzim alfa-amilase, yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa, sehingga memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah.
Youtube Video:
Studi yang diterbitkan dalam Diabetes Care pada tahun 2006 oleh Iso et al. menemukan bahwa konsumsi teh hijau dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.
-
Mendukung Kesehatan Gigi
Katekin dalam teh hijau memiliki sifat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab plak dan bau mulut (halitosis). Senyawa ini dapat membunuh bakteri Streptococcus mutans, bakteri utama yang menyebabkan pembentukan plak dan karies gigi.
Selain itu, teh hijau juga dapat mengurangi peradangan pada gusi. Sebuah tinjauan dalam Journal of Periodontology pada tahun 2007 menyoroti potensi teh hijau dalam pencegahan penyakit periodontal.
-
Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Antioksidan dan senyawa anti-inflamasi dalam teh hijau dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. EGCG dapat membantu sel-sel kekebalan berfungsi lebih efektif dan melindungi tubuh dari infeksi.
Selain itu, teh hijau juga memiliki sifat antivirus dan antibakteri yang dapat membantu melawan patogen. Konsumsi rutin dapat membantu tubuh lebih siap menghadapi serangan virus dan bakteri, seperti yang diindikasikan oleh beberapa studi imunologi.
-
Mengurangi Risiko Penyakit Neurodegeneratif
Katekin dalam teh hijau menunjukkan potensi neuroprotektif, yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. EGCG dapat melindungi neuron dari kerusakan dan mengurangi akumulasi protein abnormal yang terkait dengan kondisi ini.
Penelitian prlinis yang dilaporkan dalam Journal of Alzheimer’s Disease pada tahun 2012 oleh Mandel et al. menunjukkan bahwa EGCG dapat menghambat agregasi protein beta-amyloid, yang merupakan ciri khas penyakit Alzheimer.
-
Dukungan Kesehatan Hati
Teh hijau dapat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin, alkohol, dan kondisi perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD). Sifat antioksidan dan anti-inflamasi EGCG membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan di sel hati.
Sebuah studi pada International Journal of Molecular Medicine pada tahun 2009 menunjukkan bahwa polifenol teh hijau dapat melindungi hati dari cedera yang diinduksi karbon tetraklorida.
-
Mengurangi Risiko Stroke
Konsumsi teh hijau secara teratur telah dikaitkan dengan penurunan risiko stroke. Mekanisme yang mungkin termasuk peningkatan fungsi endotel, penurunan tekanan darah, dan efek anti-trombotik.
Sebuah studi kohort besar yang dipublikasikan dalam Stroke pada tahun 2013 oleh Kokubo et al. menemukan bahwa konsumsi teh hijau dalam jumlah tinggi secara signifikan menurunkan risiko stroke pada populasi Jepang.
-
Meredakan Stres dan Kecemasan
L-theanine, asam amino unik dalam teh hijau, diketahui memiliki efek menenangkan dan relaksasi tanpa menyebabkan kantuk. Senyawa ini dapat meningkatkan produksi gelombang alfa di otak, yang dikaitkan dengan keadaan pikiran yang tenang dan fokus.
Ini membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, seperti yang ditunjukkan dalam studi pada Journal of Physiological Anthropology tahun 2007 oleh Kimura et al.
-
Meningkatkan Kesehatan Kulit
Antioksidan dalam teh hijau, terutama EGCG, dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, mengurangi peradangan, dan meningkatkan elastisitas kulit. Konsumsi teh hijau dapat membantu mengurangi tanda-tanda penuaan dini dan mendukung kesehatan kulit secara keseluruhan.
Beberapa studi dermatologi telah menyoroti potensi teh hijau sebagai agen fotoprotektif dan anti-inflamasi topikal maupun oral.
-
Potensi Anti-inflamasi
Teh hijau memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat berkat kandungan polifenolnya. EGCG dapat menghambat jalur sinyal pro-inflamasi dan mengurangi produksi sitokin inflamasi.
Ini bermanfaat untuk kondisi yang melibatkan peradangan kronis, seperti radang sendi atau penyakit radang usus. Tinjauan sistematis yang dipublikasikan dalam Molecules pada tahun 2019 membahas peran katekin teh hijau sebagai agen anti-inflamasi.
-
Membantu Detoksifikasi Tubuh
Teh hijau dapat mendukung proses detoksifikasi alami tubuh dengan meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di hati. Antioksidannya juga membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat toksin.
Mekanisme ini berkontribusi pada pembersihan tubuh dari zat-zat berbahaya dan menjaga fungsi organ vital. Dukungan ini esensial untuk mempertahankan keseimbangan internal tubuh.
-
Mengurangi Risiko Batu Ginjal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat mengurangi risiko pembentukan batu ginjal, terutama batu kalsium oksalat. Senyawa dalam teh hijau dapat menghambat kristalisasi oksalat di ginjal.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, data awal menunjukkan potensi perlindungan. Mekanisme ini dapat menjadi faktor penting bagi individu yang rentan terhadap kondisi ini.
-
Peningkatan Kesehatan Tulang
Beberapa studi menunjukkan bahwa polifenol dalam teh hijau dapat memiliki efek positif pada kepadatan mineral tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. EGCG dapat mempromosikan pembentukan tulang dan menghambat resorpsi tulang.
Penelitian yang diterbitkan dalam Osteoporosis International pada tahun 2009 oleh Kao et al. menunjukkan hubungan positif antara konsumsi teh hijau dan kesehatan tulang pada wanita.
-
Membantu Mengatur Tekanan Darah
Konsumsi teh hijau secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah, terutama pada individu dengan hipertensi. Flavonoid dan katekin dalam teh hijau dapat meningkatkan fungsi endotel dan mengurangi kekakuan pembuluh darah.
Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam PLOS One pada tahun 2014 menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau secara signifikan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik.
-
Potensi untuk Umur Panjang
Dengan berbagai manfaat kesehatan yang meliputi perlindungan kardiovaskular, antikanker, neuroprotektif, dan anti-inflamasi, teh hijau secara keseluruhan dapat berkontribusi pada peningkatan harapan hidup.
Dengan mengurangi risiko penyakit kronis yang merupakan penyebab utama kematian, konsumsi rutin teh hijau dapat mendukung penuaan yang sehat dan berkualitas.
Studi observasional jangka panjang sering menunjukkan korelasi positif antara asupan teh hijau dan umur panjang, seperti yang terlihat pada populasi di Jepang.
Dalam konteks global, peningkatan prevalensi penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes tipe 2 menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan. Intervensi diet, termasuk penambahan minuman fungsional seperti teh hijau, telah menjadi fokus perhatian.
Sebuah studi kasus dari klinik nutrisi menunjukkan bahwa pasien yang mengintegrasikan teh hijau berkualitas tinggi ke dalam diet seimbang mereka seringkali menunjukkan perbaikan dalam parameter glikemik dan profil lipid setelah beberapa bulan.
Hal ini menggarisbawahi peran teh hijau sebagai komponen gaya hidup sehat.
Kesehatan kardiovaskular juga merupakan area krusial. Di wilayah dengan tingkat penyakit jantung tinggi, edukasi mengenai manfaat diet Mediterania atau diet berbasis tumbuhan seringkali menyertakan konsumsi teh hijau.
Menurut Dr. Anya Sharma, seorang kardiolog terkemuka, “Kandungan antioksidan dalam teh hijau dapat membantu menjaga fleksibilitas pembuluh darah dan mengurangi risiko aterosklerosis, faktor kunci dalam pencegahan serangan jantung dan stroke.” Ini menunjukkan bahwa teh hijau dapat menjadi bagian dari strategi pencegahan yang komprehensif.
Fenomena penuaan populasi juga membawa tantangan terkait penyakit neurodegeneratif. Di negara-negara seperti Jepang, di mana konsumsi teh hijau sangat tinggi, tingkat insiden penyakit Alzheimer dan Parkinson cenderung lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara Barat.
Meskipun banyak faktor yang berkontribusi, para peneliti menduga bahwa pola diet tradisional yang kaya antioksidan, termasuk teh hijau, mungkin memainkan peran protektif. Ini adalah area penelitian yang menjanjikan untuk memahami lebih lanjut.
Pentingnya dukungan imun sangat terasa terutama dalam menghadapi pandemi global dan musiman.
Kasus-kasus di mana individu dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat menunjukkan respons yang lebih baik terhadap infeksi seringkali dikaitkan dengan gaya hidup sehat yang mencakup nutrisi optimal.
Polifenol teh hijau dapat memodulasi respons imun, mendukung fungsi sel T dan sel B.
Menurut Dr. Kenji Tanaka, seorang ahli imunologi, “Katekin dalam teh hijau memiliki potensi untuk memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap patogen, meskipun bukan sebagai pengganti vaksinasi atau pengobatan medis.”
Kesehatan hati adalah aspek lain yang mendapat manfaat dari teh hijau. Peningkatan kasus perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD) di seluruh dunia mendorong pencarian solusi diet.
Pasien dengan NAFLD tahap awal yang mengonsumsi teh hijau secara teratur, sebagai bagian dari program penurunan berat badan dan perubahan gaya hidup, terkadang menunjukkan penurunan kadar enzim hati dan perbaikan histologi hati.
Hal ini menunjukkan potensi teh hijau dalam membantu mitigasi kerusakan hati.
Dalam konteks onkologi, meskipun teh hijau bukanlah obat untuk kanker, penelitian telah mengeksplorasi perannya sebagai agen kemopreventif. Studi observasional pada populasi dengan konsumsi teh hijau tinggi menunjukkan insiden kanker yang lebih rendah.
Misalnya, di Tiongkok dan Jepang, beberapa jenis kanker tertentu memiliki tingkat kejadian yang lebih rendah dibandingkan negara lain, dan diet yang kaya teh hijau seringkali menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan.
Namun, diperlukan penelitian klinis lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas ini pada manusia.
Manajemen berat badan tetap menjadi perhatian utama kesehatan. Kasus individu yang berjuang dengan obesitas atau kelebihan berat badan sering mencari solusi alami.
Penambahan teh hijau ke dalam rejimen diet dan olahraga dapat mendukung proses ini dengan meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak.
Menurut ahli gizi terdaftar, Sarah Chen, “Teh hijau dapat menjadi alat bantu yang berguna dalam program penurunan berat badan, tetapi harus selalu dikombinasikan dengan defisit kalori dan aktivitas fisik yang konsisten untuk hasil yang optimal.”
Terakhir, masalah kesehatan gigi, seperti karies dan penyakit periodontal, dapat diatasi sebagian melalui diet. Di beberapa komunitas, yang menekankan kebersihan mulut holistik, teh hijau sering direkomendasikan sebagai bagian dari rutinitas harian.
Sifat antibakteri teh hijau membantu mengurangi pertumbuhan bakteri patogen di mulut, sehingga berkontribusi pada kesehatan gusi dan gigi. Ini menunjukkan bahwa pendekatan diet dapat melengkapi praktik kebersihan mulut tradisional.
Tips Penggunaan dan Detail Lainnya
-
Waktu Konsumsi Optimal
Untuk memaksimalkan penyerapan antioksidan dan meminimalkan potensi interaksi dengan penyerapan zat besi, disarankan untuk mengonsumsi teh hijau di antara waktu makan, bukan bersamaan dengan makanan.
Mengonsumsinya di pagi hari atau sebelum berolahraga juga dapat membantu memanfaatkan efek stimulan dan pembakaran lemaknya. Hindari konsumsi berlebihan menjelang tidur karena kandungan kafeinnya dapat mengganggu pola tidur.
-
Suhu Air dan Proses Seduh
Suhu air yang ideal untuk menyeduh teh hijau adalah sekitar 70-80C (158-176F). Air yang terlalu panas dapat merusak katekin dan menyebabkan rasa pahit yang berlebihan.
Waktu seduh yang direkomendasikan adalah 2-3 menit untuk mendapatkan profil rasa dan manfaat optimal. Menggunakan air yang disaring atau berkualitas baik juga dapat meningkatkan pengalaman rasa dan kemurnian minuman.
-
Penyimpanan yang Tepat
Teh hijau harus disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kedap udara untuk menjaga kesegaran dan kandungan antioksidannya. Paparan cahaya, panas, dan kelembaban dapat menyebabkan degradasi senyawa aktif.
Kemasan kedap udara dan jauh dari bumbu atau bahan makanan berbau kuat akan mencegah teh menyerap aroma yang tidak diinginkan.
-
Perhatikan Kandungan Kafein
Meskipun teh hijau mengandung lebih sedikit kafein dibandingkan kopi, individu yang sensitif terhadap kafein perlu memperhatikan asupan mereka. Gejala kepekaan kafein dapat meliputi kegelisahan, insomnia, atau detak jantung cepat.
Memulai dengan dosis kecil dan secara bertahap meningkatkannya dapat membantu tubuh beradaptasi, atau memilih varian dengan kafein rendah.
-
Kombinasi dengan Gaya Hidup Sehat
Manfaat teh hijau akan lebih terasa jika dikombinasikan dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Ini termasuk diet seimbang yang kaya buah dan sayuran, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres yang efektif.
Teh hijau adalah pelengkap, bukan pengganti, dari fondasi kesehatan yang kuat ini.
Studi ilmiah mengenai manfaat teh hijau umumnya melibatkan berbagai desain penelitian, termasuk uji klinis acak terkontrol (RCTs), studi kohort, studi kasus-kontrol, dan penelitian in vitro serta pada hewan.
RCTs, yang dianggap sebagai standar emas dalam penelitian klinis, sering digunakan untuk mengevaluasi efek teh hijau pada parameter kesehatan tertentu seperti kadar kolesterol, tekanan darah, atau sensitivitas insulin.
Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association pada tahun 2006 oleh Kuriyama et al. menggunakan desain kohort besar untuk meneliti hubungan antara konsumsi teh hijau dan mortalitas pada populasi Jepang.
Studi ini melibatkan puluhan ribu peserta yang diikuti selama bertahun-tahun untuk mengamati pola konsumsi teh dan hasil kesehatan.
Metodologi yang digunakan dalam studi ini bervariasi, mulai dari pengukuran biokimia darah (misalnya, kadar lipid, glukosa, enzim hati), pengukuran fisiologis (misalnya, tekanan darah, laju metabolisme), hingga penilaian kuesioner diet dan gaya hidup.
Sampel penelitian juga bervariasi, dari sel kultur di laboratorium, hewan percobaan (seperti tikus dan mencit), hingga populasi manusia dari berbagai etnis dan usia.
Misalnya, penelitian tentang efek teh hijau pada fungsi kognitif sering melibatkan tes neuropsikologis standar pada kelompok relawan sehat atau individu dengan gangguan kognitif ringan, seperti yang dilaporkan dalam Psychopharmacology oleh Scholey et al. pada tahun 2012.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat teh hijau, terdapat juga pandangan yang bertentangan atau hasil yang tidak konsisten dalam beberapa studi.
Salah satu alasannya adalah variabilitas dalam kandungan senyawa bioaktif teh hijau, yang dapat dipengaruhi oleh varietas tanaman, kondisi tumbuh, metode pengolahan, dan cara penyeduhan.
Selain itu, respons individu terhadap teh hijau dapat berbeda-beda karena faktor genetik, status kesehatan, dan diet keseluruhan.
Beberapa studi mungkin tidak menunjukkan efek signifikan karena ukuran sampel yang kecil, durasi intervensi yang singkat, atau dosis teh hijau yang tidak memadai.
Misalnya, sementara banyak penelitian menunjukkan potensi antikanker teh hijau, uji klinis pada manusia seringkali menghadapi tantangan dalam mereplikasi efek kuat yang terlihat pada studi in vitro atau pada hewan.
Hal ini mungkin karena kompleksitas kanker pada manusia, dosis EGCG yang tidak dapat dicapai secara realistis melalui konsumsi minuman, atau bioavailabilitas yang rendah dari beberapa senyawa.
Beberapa kekhawatiran juga muncul terkait potensi interaksi teh hijau dengan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan (warfarin), karena kandungan vitamin K-nya, meskipun dalam jumlah kecil, atau potensi toksisitas hati pada dosis ekstrak teh hijau yang sangat tinggi, seperti yang didokumentasikan dalam laporan kasus di Journal of Hepatology.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis manfaat dan pertimbangan ilmiah, konsumsi teh hijau dapat direkomendasikan sebagai bagian dari pola makan sehat dan gaya hidup aktif.
Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan untuk mengonsumsi 2-3 cangkir teh hijau murni per hari, dengan memperhatikan kualitas produk untuk memastikan kandungan katekin yang memadai.
Individu yang memiliki sensitivitas terhadap kafein atau kondisi kesehatan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum meningkatkan asupan secara signifikan.
Penting untuk memilih produk teh hijau dari sumber terpercaya yang menjamin kualitas dan kemurnian. Hindari penambahan gula atau pemanis buatan yang berlebihan, karena dapat mengurangi manfaat kesehatan secara keseluruhan.
Integrasikan teh hijau ke dalam rutinitas harian secara konsisten untuk memungkinkan akumulasi senyawa bioaktif dalam tubuh dan memberikan efek jangka panjang.
Penggabungan dengan diet kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak akan memaksimalkan sinergi positif bagi kesehatan.
Teh hijau, dengan profil fitokimia yang kaya, terutama katekin seperti EGCG, menawarkan beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah.
Dari peningkatan metabolisme dan dukungan kardiovaskular hingga potensi antikanker dan neuroprotektif, khasiatnya mencakup berbagai sistem tubuh.
Produk teh hijau berkualitas tinggi, seperti yang diharapkan dari merek yang terkemuka, dapat menjadi sumber yang efektif dari senyawa bioaktif ini, yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa teh hijau adalah bagian dari pendekatan holistik terhadap kesehatan dan harus dikombinasikan dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan gaya hidup sehat lainnya.
Penelitian di masa depan perlu terus mengeksplorasi dosis optimal, bioavailabilitas, dan respons individu terhadap teh hijau, serta potensi interaksi dengan obat-obatan.
Studi klinis yang lebih besar dan berjangka panjang diperlukan untuk mengkonfirmasi beberapa temuan awal, terutama dalam konteks pencegahan dan pengobatan penyakit kronis.
Memahami variabilitas genetik dalam respons terhadap teh hijau juga akan menjadi area penelitian yang menjanjikan untuk personalisasi rekomendasi kesehatan.