Rebung bambu, tunas muda dari tanaman bambu, telah lama dimanfaatkan dalam berbagai budaya, terutama di Asia. Air rebusan rebung bambu, hasil dari proses memasak rebung, sering kali dianggap sebagai limbah. Namun, riset modern menunjukkan bahwa air rebusan ini menyimpan potensi manfaat kesehatan yang signifikan.
Praktik mengonsumsi air rebusan rebung bambu bervariasi. Beberapa budaya memanfaatkannya sebagai tonik, sementara yang lain menggunakannya sebagai bahan dasar pengobatan tradisional. Penelitian ilmiah berusaha mengungkap dasar dari klaim-klaim tradisional ini, mengidentifikasi senyawa bioaktif yang mungkin bertanggung jawab atas efek kesehatan yang dilaporkan.