Intip 7 Hal Penting Seputar Tempat Ibadah Konghucu yang Bikin Kamu Penasaran

jurnal


tempat ibadah konghucu

Tempat ibadah Konghucu adalah bangunan atau tempat yang digunakan oleh umat Konghucu untuk beribadah dan menjalankan praktik keagamaan mereka. Tempat ibadah Konghucu biasanya disebut klenteng atau vihara, dan memiliki ciri khas arsitektur dan simbol-simbol tertentu yang mencerminkan ajaran Konghucu.

Tempat ibadah Konghucu sangat penting bagi umat Konghucu karena menjadi pusat kegiatan keagamaan, pembinaan moral, dan pelestarian budaya. Di klenteng atau vihara, umat Konghucu dapat berkumpul untuk berdoa, melakukan ritual, mempelajari ajaran Konghucu, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan budaya.

Tempat ibadah Konghucu memiliki sejarah panjang di Indonesia, dan beberapa klenteng atau vihara telah menjadi bangunan bersejarah yang dilindungi. Arsitektur dan simbol-simbol yang digunakan dalam tempat ibadah Konghucu mencerminkan perpaduan budaya Tionghoa dan Indonesia, dan menjadi bukti keragaman dan toleransi beragama di Indonesia.

Tempat Ibadah Konghucu

Tempat ibadah Konghucu, yang dikenal sebagai klenteng atau vihara, memegang peranan penting dalam kehidupan umat Konghucu. Tempat-tempat ini memiliki berbagai aspek penting yang mencerminkan ajaran dan praktik keagamaan Konghucu.

  • Arsitektur
  • Simbol
  • Ritual
  • Komunitas
  • Pendidikan
  • Sejarah
  • Toleransi

Arsitektur klenteng atau vihara biasanya mengikuti prinsip-prinsip feng shui, dengan tata letak dan orientasi bangunan yang dipercaya membawa keberuntungan dan keharmonisan. Simbol-simbol yang digunakan, seperti naga, phoenix, dan kura-kura, mewakili nilai-nilai Konghucu seperti kebajikan, kebijaksanaan, dan umur panjang. Ritual yang dilakukan di tempat ibadah Konghucu bertujuan untuk menghormati leluhur, dewa-dewa, dan tokoh-tokoh suci, serta untuk memohon keberkahan dan perlindungan.

Tempat ibadah Konghucu juga berfungsi sebagai pusat komunitas, di mana umat Konghucu dapat berkumpul untuk kegiatan sosial, budaya, dan pendidikan. Di banyak klenteng atau vihara terdapat sekolah atau lembaga pendidikan yang mengajarkan ajaran Konghucu dan nilai-nilai moral. Secara historis, tempat ibadah Konghucu telah memainkan peran penting dalam pelestarian budaya Tionghoa di Indonesia, dan beberapa klenteng atau vihara telah menjadi bangunan bersejarah yang dilindungi.

Selain itu, tempat ibadah Konghucu juga menjadi simbol toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia. Keberadaan klenteng atau vihara di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam menunjukkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan.

Arsitektur

Arsitektur tempat ibadah Konghucu, yang dikenal sebagai klenteng atau vihara, memiliki kekhasan dan makna tersendiri yang mencerminkan ajaran dan nilai-nilai Konghucu.

  • Tata Letak dan Orientasi

    Tata letak dan orientasi bangunan klenteng atau vihara mengikuti prinsip-prinsip feng shui, yaitu ilmu penataan lingkungan yang dipercaya membawa keberuntungan dan keharmonisan. Biasanya, pintu utama klenteng atau vihara menghadap ke selatan atau tenggara, yang dianggap sebagai arah yang membawa keberuntungan.

  • Bentuk Bangunan

    Bentuk bangunan klenteng atau vihara biasanya simetris dan berundak-undak, melambangkan keseimbangan dan hierarki dalam alam semesta. Atapnya melengkung ke atas, menyerupai bentuk naga yang sedang terbang, yang melambangkan kekuatan dan kemakmuran.

  • Warna

    Warna yang digunakan dalam arsitektur klenteng atau vihara juga memiliki makna simbolis. Warna merah melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan, warna kuning melambangkan kebijaksanaan dan kekuasaan, warna hijau melambangkan kemakmuran, dan warna hitam melambangkan keabadian.

  • Ornamen dan Simbol

    Klenteng atau vihara dihiasi dengan berbagai ornamen dan simbol yang mewakili nilai-nilai Konghucu, seperti naga, phoenix, kura-kura, dan bunga teratai. Naga melambangkan kekuatan dan keberanian, phoenix melambangkan kebajikan dan keanggunan, kura-kura melambangkan umur panjang dan kebijaksanaan, sedangkan bunga teratai melambangkan kesucian dan pencerahan.

Dengan demikian, arsitektur tempat ibadah Konghucu tidak hanya berfungsi sebagai penanda identitas, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan ajaran dan nilai-nilai Konghucu, serta menciptakan ruang sakral yang kondusif untuk peribadatan dan pembinaan spiritual.

Simbol

Simbol memegang peranan penting dalam tempat ibadah Konghucu, merefleksikan nilai-nilai dan ajaran agama tersebut. Berbagai simbol ditemukan pada arsitektur, interior, dan perlengkapan klenteng atau vihara.

Salah satu simbol yang paling umum adalah naga. Naga melambangkan kekuatan, keberanian, dan kemakmuran. Patung atau ukiran naga dapat ditemukan di atap, dinding, dan pintu masuk klenteng atau vihara. Simbol penting lainnya adalah phoenix, yang mewakili kebajikan, kesucian, dan keanggunan. Phoenix biasanya digambarkan sebagai burung berwarna-warni dengan ekor panjang yang melambai.

Selain naga dan phoenix, simbol lain yang sering ditemukan di tempat ibadah Konghucu adalah kura-kura dan bunga teratai. Kura-kura melambangkan umur panjang, kebijaksanaan, dan stabilitas, sedangkan bunga teratai melambangkan kesucian, pencerahan, dan kebahagiaan. Simbol-simbol ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai pengingat akan ajaran Konghucu dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh umat Konghucu.

Ritual

Ritual memegang peranan penting dalam tempat ibadah Konghucu, karena merupakan sarana untuk mengekspresikan ajaran dan nilai-nilai agama Konghucu, serta untuk membangun hubungan antara manusia dan Tuhan. Ritual-ritual tersebut dilakukan secara teratur, baik secara individu maupun kolektif, dan memiliki tata cara dan makna yang spesifik.

Salah satu ritual yang paling penting dalam agama Konghucu adalah sembahyang. Sembahyang dilakukan untuk menghormati leluhur, dewa-dewa, dan tokoh-tokoh suci, serta untuk memohon keberkahan dan perlindungan. Ritual sembahyang biasanya dilakukan di altar yang terdapat di dalam klenteng atau vihara, dan dipimpin oleh seorang rohaniwan atau tetua agama.

Selain sembahyang, terdapat juga ritual-ritual lain yang dilakukan di tempat ibadah Konghucu, seperti pembacaan kitab suci, meditasi, dan persembahan sesaji. Ritual-ritual ini bertujuan untuk menumbuhkan kebajikan, meningkatkan kesadaran spiritual, dan memperkuat hubungan antara umat Konghucu dengan ajaran agama mereka.

Dengan demikian, ritual merupakan bagian integral dari tempat ibadah Konghucu, karena memberikan sarana bagi umat Konghucu untuk menjalankan praktik keagamaan mereka, memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Konghucu, dan membangun hubungan yang lebih erat dengan Tuhan dan sesama umat.

Komunitas

Tempat ibadah Konghucu, yang dikenal sebagai klenteng atau vihara, tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga sebagai pusat komunitas bagi umat Konghucu. Komunitas memainkan peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Konghucu, menyediakan dukungan, pembinaan spiritual, dan kesempatan untuk berinteraksi sosial.

  • Tempat Berinteraksi Sosial

    Klenteng atau vihara menjadi tempat berkumpulnya umat Konghucu dari berbagai latar belakang, usia, dan profesi. Melalui kegiatan keagamaan dan sosial yang diadakan di klenteng atau vihara, umat Konghucu dapat memperkuat ikatan kekeluargaan dan memperluas jaringan pertemanan.

  • Pembentukan Identitas

    Klenteng atau vihara juga berperan dalam pembentukan identitas umat Konghucu. Di tempat ibadah ini, umat Konghucu dapat belajar tentang sejarah, budaya, dan ajaran agama Konghucu, sehingga memperkuat rasa memiliki dan kebersamaan di antara mereka.

  • Pelestarian Budaya

    Klenteng atau vihara merupakan wadah untuk melestarikan budaya Tionghoa di Indonesia. Melalui kegiatan kebudayaan yang diadakan di klenteng atau vihara, seperti pertunjukan barongsai, tari tradisional, dan kesenian musik, umat Konghucu dapat meneruskan tradisi budaya mereka kepada generasi berikutnya.

  • Saluran Amal

    Klenteng atau vihara juga berfungsi sebagai saluran amal bagi umat Konghucu. Melalui kotak amal atau kegiatan penggalangan dana, umat Konghucu dapat menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, sesuai dengan ajaran Konghucu yang menekankan pentingnya kasih sayang dan kebajikan.

Dengan demikian, komunitas merupakan aspek penting dari tempat ibadah Konghucu. Melalui komunitas yang kuat dan aktif, umat Konghucu dapat menjalankan praktik keagamaan mereka, memperkuat identitas mereka, melestarikan budaya mereka, dan membantu sesama.

Pendidikan

Tempat ibadah Konghucu, yang juga dikenal sebagai klenteng atau vihara, memiliki peran penting dalam pendidikan umat Konghucu. Klenteng atau vihara tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran dan pembinaan moral.

Pendidikan dalam agama Konghucu menekankan pada pengembangan kebajikan, kebijaksanaan, dan kesusilaan. Klenteng atau vihara menyediakan wadah bagi umat Konghucu untuk mempelajari ajaran Konghucu, sejarah, dan budaya Tionghoa. Melalui pengajaran yang diberikan oleh rohaniwan atau guru agama, umat Konghucu dapat memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai luhur Konghucu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selain pengajaran formal, klenteng atau vihara juga menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan non-formal, seperti kelas bahasa Mandarin, seni bela diri, dan kaligrafi. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan dan keterampilan umat Konghucu, tetapi juga memperkuat rasa identitas dan kebersamaan mereka. Dengan demikian, klenteng atau vihara berperan penting dalam membentuk karakter dan intelektualitas umat Konghucu, sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang berbudi luhur dan bermanfaat bagi masyarakat.

Sejarah

Tempat ibadah Konghucu, yang dikenal sebagai klenteng atau vihara, memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam perkembangan komunitas Konghucu di Indonesia. Sejarah klenteng atau vihara di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sejarah kedatangan dan perkembangan masyarakat Tionghoa di Nusantara.

  • Kedatangan Masyarakat Tionghoa

    Kedatangan masyarakat Tionghoa ke Nusantara diperkirakan terjadi pada abad ke-5 Masehi. Mereka datang sebagai pedagang dan pelaut, dan seiring waktu menetap dan membentuk komunitas di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di pesisir utara Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

  • Pembangunan Klenteng Pertama

    Seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat Tionghoa di Nusantara, mereka mulai membangun tempat ibadah untuk menjalankan praktik keagamaan mereka. Klenteng pertama di Indonesia diperkirakan dibangun pada abad ke-15 di Semarang, Jawa Tengah. Klenteng ini dikenal dengan nama Klenteng Sam Poo Kong, dan menjadi salah satu klenteng tertua dan paling terkenal di Indonesia.

  • Pengaruh Arsitektur Tiongkok

    Arsitektur klenteng atau vihara di Indonesia menunjukkan pengaruh kuat dari arsitektur Tiongkok tradisional. Hal ini terlihat pada bentuk bangunan, penggunaan warna, dan ornamen yang menghiasi klenteng atau vihara. Pengaruh ini mencerminkan hubungan budaya yang erat antara masyarakat Tionghoa di Indonesia dengan tanah air leluhur mereka.

  • Peran Klenteng dalam Komunitas

    Selain sebagai tempat ibadah, klenteng atau vihara juga berfungsi sebagai pusat komunitas bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia. Klenteng atau vihara menjadi tempat berkumpul, berinteraksi sosial, dan melakukan kegiatan budaya dan pendidikan.

Dengan demikian, sejarah klenteng atau vihara di Indonesia tidak hanya mencerminkan perkembangan agama Konghucu, tetapi juga menjadi bukti akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Klenteng atau vihara telah menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia, dan terus memainkan peran penting dalam kehidupan umat Konghucu di Indonesia.

Toleransi

Tempat ibadah Konghucu, yang dikenal sebagai klenteng atau vihara, tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga simbol toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia. Keberadaan klenteng atau vihara di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam menunjukkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan.

  • Pengakuan dan Perlindungan Pemerintah

    Pemerintah Indonesia mengakui dan melindungi kebebasan beragama, termasuk hak untuk membangun dan menjalankan tempat ibadah. Hal ini tercermin dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah yang menjamin hak-hak umat beragama.

  • Dialog dan Kerjasama Antarumat Beragama

    Umat Konghucu di Indonesia aktif terlibat dalam dialog dan kerjasama antarumat beragama. Mereka berpartisipasi dalam kegiatan bersama, seperti pertemuan antarpemimpin agama, diskusi tentang isu-isu sosial, dan aksi kemanusiaan. Hal ini memperkuat toleransi dan saling pengertian antarumat beragama.

  • Budaya Gotong Royong

    Masyarakat Indonesia memiliki budaya gotong royong, yaitu semangat bekerja sama dan saling membantu. Budaya ini juga tercermin dalam hubungan antarumat beragama. Umat Konghucu seringkali terlibat dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan bersama dengan umat beragama lainnya, seperti kerja bakti, penggalangan dana, dan penanggulangan bencana.

  • Pendidikan dan Sosialisasi

    Upaya untuk memupuk toleransi juga dilakukan melalui pendidikan dan sosialisasi. Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil menyelenggarakan program-program pendidikan yang mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan. Hal ini dilakukan sejak dini, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Dengan demikian, toleransi merupakan aspek penting yang melekat pada tempat ibadah Konghucu di Indonesia. Keberadaan klenteng atau vihara bukan hanya sebagai tempat beribadah, tetapi juga simbol kerukunan dan harmoni antarumat beragama. Upaya untuk memupuk toleransi terus dilakukan melalui berbagai cara, dari pengakuan pemerintah hingga pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat.


Tanya Jawab Seputar Tempat Ibadah Konghucu

Tempat ibadah Konghucu, yang juga dikenal dengan sebutan klenteng atau vihara, memiliki peran penting bagi umat Konghucu dalam menjalankan praktik keagamaan mereka. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum dan jawabannya seputar tempat ibadah Konghucu.

Pertanyaan 1: Apa saja fungsi utama tempat ibadah Konghucu?

Tempat ibadah Konghucu merupakan pusat kegiatan keagamaan umat Konghucu, seperti upacara sembahyang, pembacaan kitab suci, dan meditasi. Selain itu, tempat ibadah Konghucu juga berfungsi sebagai pusat komunitas, tempat berkumpulnya umat Konghucu untuk melakukan berbagai kegiatan sosial dan budaya.

Pertanyaan 2: Bagaimana sejarah perkembangan tempat ibadah Konghucu di Indonesia?

Tempat ibadah Konghucu di Indonesia memiliki sejarah panjang yang berkaitan erat dengan kedatangan masyarakat Tionghoa ke Nusantara. Klenteng pertama di Indonesia diperkirakan dibangun pada abad ke-15 di Semarang, Jawa Tengah. Seiring waktu, tempat ibadah Konghucu terus berkembang dan menjadi bagian integral dari masyarakat Indonesia.

Pertanyaan 3: Apa saja makna simbol-simbol yang terdapat pada tempat ibadah Konghucu?

Tempat ibadah Konghucu dihiasi dengan berbagai simbol yang memiliki makna khusus. Misalnya, naga melambangkan kekuatan dan keberanian, phoenix melambangkan kebajikan dan keanggunan, kura-kura melambangkan umur panjang dan kebijaksanaan, dan bunga teratai melambangkan kesucian dan pencerahan.

Pertanyaan 4: Bagaimana toleransi beragama tercermin dalam keberadaan tempat ibadah Konghucu di Indonesia?

Keberadaan tempat ibadah Konghucu di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam menunjukkan sikap toleransi dan saling menghormati antarumat beragama di Indonesia. Hal ini didukung oleh peraturan pemerintah yang menjamin kebebasan beragama dan upaya-upaya untuk memupuk dialog dan kerjasama antarumat beragama.


Kesimpulan

Tempat ibadah Konghucu memainkan peran penting dalam kehidupan umat Konghucu di Indonesia. Selain sebagai pusat kegiatan keagamaan, tempat ibadah Konghucu juga menjadi pusat komunitas dan simbol toleransi beragama. Pemahaman yang baik tentang tempat ibadah Konghucu dapat memperkaya wawasan dan mempererat hubungan antarumat beragama di Indonesia.


Tips

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang tempat ibadah Konghucu, Anda dapat mengunjungi klenteng atau vihara terdekat dan berinteraksi dengan umat Konghucu di sana. Anda juga dapat membaca buku atau artikel tentang sejarah, arsitektur, dan makna simbol-simbol tempat ibadah Konghucu.


Tips

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang tempat ibadah Konghucu, berikut beberapa tips yang bermanfaat:

Tip 1: Kunjungi Klenteng atau Vihara
Kunjungi klenteng atau vihara terdekat dan berinteraksilah dengan umat Konghucu di sana. Amati arsitektur bangunan, simbol-simbol yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan. Hal ini akan memberikan pengalaman langsung yang lebih mendalam tentang tempat ibadah Konghucu.

Tip 2: Baca Buku atau Artikel
Carilah buku atau artikel yang membahas tentang sejarah, arsitektur, dan makna simbol-simbol tempat ibadah Konghucu. Membaca materi-materi ini dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman Anda tentang aspek-aspek penting dari tempat ibadah Konghucu.

Tip 3: Berpartisipasilah dalam Kegiatan Keagamaan
Jika memungkinkan, berpartisipasilah dalam kegiatan keagamaan yang diadakan di klenteng atau vihara, seperti upacara sembahyang atau pembacaan kitab suci. Pengalaman ini akan memberikan wawasan langsung tentang praktik keagamaan umat Konghucu dan makna dari tempat ibadah mereka.

Tip 4: Hormati Perbedaan Budaya
Saat mengunjungi tempat ibadah Konghucu, ingatlah untuk menghormati perbedaan budaya dan tradisi. Berpakaianlah dengan sopan, bersikaplah hormat, dan mintalah izin sebelum mengambil gambar atau merekam video.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang tempat ibadah Konghucu dan peran pentingnya bagi umat Konghucu di Indonesia.


Kesimpulan

Tempat ibadah Konghucu, yang dikenal dengan sebutan klenteng atau vihara, memiliki peran yang sangat penting bagi umat Konghucu di Indonesia. Tempat ibadah ini bukan hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, tetapi juga sebagai pusat komunitas dan simbol toleransi beragama.

Pemahaman yang baik tentang tempat ibadah Konghucu dapat memperkaya wawasan dan mempererat hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dengan menghormati perbedaan budaya dan tradisi, kita dapat menghargai kekayaan dan keragaman warisan budaya Indonesia.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru