Intip 7 Hal Penting tentang Presiden Ke-2 yang Wajib Kamu Tahu

jurnal


presiden ke 2

Presiden ke-2 adalah kepala negara dan pemerintahan Indonesia kedua setelah Soekarno. Presiden ke-2 menjabat pada periode 1967-1998, yaitu Soeharto.

Masa jabatan Presiden ke-2 merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia. Pada masa ini, Indonesia mengalami pembangunan ekonomi yang pesat, namun juga terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Cari Herbal Alami di Shopee : https://s.shopee.co.id/4Afrzfktn6

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang masa jabatan Presiden ke-2, termasuk kebijakan-kebijakannya, dampaknya terhadap Indonesia, dan kontroversi yang menyertainya.

Presiden ke-2

Presiden ke-2 memegang peranan penting dalam sejarah Indonesia. Beberapa aspek penting terkait Presiden ke-2 antara lain:

  • Soeharto
  • Orde Baru
  • Pembangunan ekonomi
  • Pelanggaran HAM
  • Korupsi
  • Reformasi
  • Transisi demokrasi

Soeharto, sebagai Presiden ke-2, memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Masa kepemimpinannya dikenal sebagai Orde Baru, yang ditandai dengan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun, Orde Baru juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi yang meluas. Setelah lengser pada tahun 1998, Indonesia memasuki era Reformasi dan transisi demokrasi.

Soeharto

Soeharto adalah Presiden ke-2 Indonesia, menjabat selama lebih dari 30 tahun. Ia memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia, namun masa pemerintahannya juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Soeharto lahir di Kemusuk, Yogyakarta, pada tahun 1921. Ia memulai karier militernya di era perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Soeharto memegang berbagai posisi penting di militer, termasuk Panglima Komando Daerah Militer Diponegoro dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).

Pada tahun 1965, terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) yang diduga didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Soeharto mengambil tindakan tegas dengan membubarkan PKI dan menangkap para anggotanya. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam karier Soeharto dan membuka jalan baginya untuk menjadi Presiden ke-2 Indonesia.

Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Orde Baru merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia, yang ditandai dengan pembangunan ekonomi yang pesat, namun juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Orde Baru lahir dari peristiwa Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965. Soeharto, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), mengambil tindakan tegas dengan membubarkan PKI dan menangkap para anggotanya. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia dan membuka jalan bagi Soeharto untuk menjadi Presiden ke-2 Indonesia.

Selama masa Orde Baru, Soeharto menerapkan kebijakan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan. Kebijakan ini berhasil membawa Indonesia keluar dari kemiskinan dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia.

Namun, di balik kesuksesan ekonomi tersebut, Orde Baru juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi. Soeharto menjalankan pemerintahan yang otoriter, membatasi kebebasan berpendapat dan berpolitik, serta melakukan penangkapan dan penahanan terhadap lawan-lawan politiknya.

Pada tahun 1998, Orde Baru berakhir setelah Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pengunduran diri Soeharto dipicu oleh krisis ekonomi dan gelombang demonstrasi besar-besaran yang menuntut reformasi.

Pembangunan ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam masa pemerintahan Presiden ke-2, Soeharto. Pembangunan ekonomi menjadi fokus utama pemerintahan Orde Baru, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

  • Pertumbuhan Ekonomi

    Pemerintahan Orde Baru berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata sekitar 7% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh berbagai kebijakan, seperti investasi asing, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan produksi pertanian.

  • Industrialisasi

    Pemerintahan Orde Baru juga mendorong industrialisasi, dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertanian. Berbagai industri, seperti manufaktur, pertambangan, dan pariwisata, dikembangkan selama periode ini.

  • Pengentasan Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi yang tinggi berdampak pada penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Pada tahun 1966, angka kemiskinan di Indonesia mencapai sekitar 60%. Namun, pada tahun 1996, angka kemiskinan turun menjadi sekitar 15%.

  • Ketimpangan Ekonomi

    Meskipun pembangunan ekonomi berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara keseluruhan, namun juga menimbulkan kesenjangan ekonomi. Ketimpangan ekonomi terjadi antara kelompok kaya dan miskin, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Pembangunan ekonomi pada masa Presiden ke-2 memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan mengurangi kemiskinan. Namun, pembangunan ekonomi juga menimbulkan kesenjangan ekonomi dan masalah lingkungan.

Pelanggaran HAM

Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) merupakan salah satu aspek kelam dari masa pemerintahan Presiden ke-2, Soeharto. Pelanggaran HAM terjadi secara sistematis dan meluas, terutama pada awal-awal periode Orde Baru.

Salah satu peristiwa pelanggaran HAM yang paling terkenal adalah peristiwa “Tragedi 1965-1966”, di mana ratusan ribu orang diduga dibunuh atau ditahan tanpa pengadilan karena dituduh terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI). Selain itu, terjadi juga pelanggaran HAM di daerah-daerah konflik, seperti di Aceh, Papua, dan Timor Timur.

Pelanggaran HAM pada masa Orde Baru meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Banyak keluarga yang kehilangan anggota keluarganya, dan banyak orang yang mengalami trauma dan ketakutan. Pelanggaran HAM juga berdampak negatif pada demokrasi dan supremasi hukum di Indonesia.

Korupsi

Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden ke-2, Soeharto. Korupsi terjadi secara meluas di berbagai bidang, mulai dari ekonomi hingga politik.

  • Kolusi dan Nepotisme

    Kolusi dan nepotisme merupakan praktik korupsi yang sering terjadi pada masa Orde Baru. Kolusi terjadi ketika pejabat pemerintah bekerja sama dengan pengusaha untuk keuntungan pribadi. Nepotisme terjadi ketika pejabat pemerintah memberikan keuntungan atau jabatan kepada kerabat atau teman dekatnya.

  • Penyuapan

    Penyuapan merupakan praktik korupsi yang dilakukan dengan memberikan uang atau hadiah kepada pejabat pemerintah untuk mempengaruhi keputusan atau tindakan mereka.

  • Penggelapan Dana Publik

    Penggelapan dana publik merupakan praktik korupsi yang dilakukan dengan menggelapkan atau menggunakan dana pemerintah untuk kepentingan pribadi.

  • Penyalahgunaan Kekuasaan

    Penyalahgunaan kekuasaan merupakan praktik korupsi yang dilakukan dengan menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain.

Korupsi pada masa Orde Baru berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Korupsi menyebabkan pemborosan dana publik, menghambat pembangunan, dan menciptakan ketidakadilan sosial. Selain itu, korupsi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Reformasi

Reformasi merupakan gerakan perubahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Reformasi menandai berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soeharto, yang telah berkuasa selama lebih dari 30 tahun. Reformasi membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk bidang politik, ekonomi, dan sosial.

  • Reformasi Politik

    Reformasi politik bertujuan untuk menciptakan sistem politik yang lebih demokratis dan berkeadilan. Beberapa perubahan yang dilakukan dalam bidang politik antara lain:

    • Amandemen Undang-Undang Dasar 1945
    • Pemilihan umum yang lebih bebas dan adil
    • Pendirian lembaga-lembaga demokrasi, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mahkamah Konstitusi (MK)
  • Reformasi Ekonomi

    Reformasi ekonomi bertujuan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih sehat dan berkeadilan. Beberapa perubahan yang dilakukan dalam bidang ekonomi antara lain:

    • Pencabutan monopoli dan oligopoli
    • Peningkatan investasi asing
    • Pemberantasan korupsi
  • Reformasi Sosial

    Reformasi sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Beberapa perubahan yang dilakukan dalam bidang sosial antara lain:

    • Peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan
    • Peningkatan kesejahteraan sosial
    • Penghormatan terhadap hak asasi manusia

Reformasi merupakan babak baru dalam sejarah Indonesia. Reformasi membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Reformasi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Transisi demokrasi

Masa jabatan Presiden ke-2, Soeharto, ditandai dengan pemerintahan yang otoriter dan pembatasan kebebasan berpendapat dan berpolitik. Namun, pada akhir masa jabatannya, Indonesia mengalami krisis ekonomi dan gelombang demonstrasi besar-besaran yang menuntut reformasi.

Pada tahun 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden. Pengunduran diri Soeharto menandai berakhirnya era Orde Baru dan dimulainya era Reformasi. Era Reformasi ditandai dengan transisi Indonesia menuju demokrasi.

Transisi demokrasi di Indonesia merupakan proses yang kompleks dan penuh tantangan. Namun, Indonesia telah berhasil membangun sistem demokrasi yang relatif stabil dan demokratis. Salah satu faktor penting yang mendukung keberhasilan transisi demokrasi di Indonesia adalah peran aktif masyarakat sipil dan organisasi-organisasi non-pemerintah (LSM).

Transisi demokrasi di Indonesia merupakan contoh keberhasilan sebuah negara dalam beralih dari pemerintahan otoriter menuju demokrasi. Transisi demokrasi di Indonesia juga memberikan inspirasi bagi negara-negara lain yang sedang berjuang untuk membangun demokrasi.


Pertanyaan Umum tentang Presiden ke-2 Indonesia

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang Presiden ke-2 Indonesia, beserta jawabannya:

Pertanyaan 1: Siapa nama Presiden ke-2 Indonesia?

Presiden ke-2 Indonesia adalah Soeharto.

Pertanyaan 2: Kapan Soeharto menjabat sebagai Presiden?

Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 1967 hingga 1998.

Pertanyaan 3: Apa dampak positif dari pemerintahan Soeharto?

Dampak positif dari pemerintahan Soeharto antara lain:

  • Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
  • Penurunan angka kemiskinan
  • Pembangunan infrastruktur

Pertanyaan 4: Apa dampak negatif dari pemerintahan Soeharto?

Dampak negatif dari pemerintahan Soeharto antara lain:

  • Pelanggaran hak asasi manusia
  • Korupsi yang meluas
  • Pembatasan kebebasan berpendapat dan berpolitik

Ringkasan:

Pemerintahan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia. Dampak positifnya antara lain pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penurunan angka kemiskinan. Namun, pemerintahan Soeharto juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia, korupsi yang meluas, dan pembatasan kebebasan berpendapat dan berpolitik.

Transisi ke bagian Tips artikel:

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Presiden ke-2 Indonesia, silakan baca artikel Tips yang menyertai.


Tips Membaca Artikel tentang Presiden ke-2 Indonesia

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Presiden ke-2 Indonesia, ikuti tips berikut:

Tip 1: Perhatikan Konteks Sejarah
Ketahui latar belakang sejarah Indonesia sebelum dan selama masa pemerintahan Presiden ke-2. Ini akan membantu Anda memahami kebijakan dan keputusan yang diambil selama periode tersebut.

Tip 2: Cari Sumber yang Kredibel
Pastikan untuk membaca artikel dari sumber yang kredibel dan terkemuka. Hindari sumber yang bias atau tidak akurat.

Tip 3: Analisis Dampak Positif dan Negatif
Pemerintahan Presiden ke-2 memiliki dampak positif dan negatif terhadap Indonesia. Cobalah untuk menganalisis kedua sisi secara objektif.

Tip 4: Pelajari Pelajaran dari Masa Lalu
Masa pemerintahan Presiden ke-2 menawarkan pelajaran penting tentang bahaya otoritarianisme, pentingnya demokrasi, dan peran masyarakat sipil.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang Presiden ke-2 Indonesia dan dampaknya terhadap negara.


Kesimpulan

Masa pemerintahan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia. Pemerintahan Soeharto membawa dampak positif, seperti pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Namun, pemerintahan Soeharto juga diwarnai dengan pelanggaran hak asasi manusia, korupsi, dan pembatasan kebebasan berpendapat dan berpolitik.

Pemerintahan Soeharto berakhir pada tahun 1998 setelah gelombang demonstrasi besar-besaran yang menuntut reformasi. Indonesia kemudian memasuki era Reformasi dan transisi menuju demokrasi. Transisi demokrasi di Indonesia merupakan proses yang kompleks dan penuh tantangan, namun Indonesia telah berhasil membangun sistem demokrasi yang relatif stabil dan demokratis.

Masa pemerintahan Presiden ke-2 Indonesia menawarkan pelajaran penting bagi Indonesia dan negara-negara lain di dunia tentang bahaya otoritarianisme, pentingnya demokrasi, serta peran masyarakat sipil dalam pembangunan demokrasi.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru