Ketahui 18 Manfaat Tumbuhan Ciplukan yang Bikin Kamu Penasaran (E-Jurnal)

jurnal

Ciplukan, atau dikenal dengan nama ilmiah Physalis angulata, merupakan tumbuhan herba tahunan yang termasuk dalam famili Solanaceae.

Tumbuhan ini dicirikan oleh buahnya yang terbungkus kelopak seperti lampion, berwarna kuning keemasan saat matang, dan memiliki rasa manis asam yang khas.

Habitatnya tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, sering ditemukan tumbuh liar di pekarangan, ladang, atau tepi jalan.


manfaat tumbuhan ciplukan

Secara tradisional, berbagai bagian dari tumbuhan ini, termasuk daun, akar, dan buahnya, telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan rakyat di berbagai belahan dunia untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan.

manfaat tumbuhan ciplukan

  1. Aktivitas Antioksidan yang Kuat

    Tumbuhan ciplukan kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid, polifenol, dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan jaringan.

    Perlindungan terhadap stres oksidatif ini sangat penting dalam mencegah berbagai penyakit degeneratif. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2006 oleh Rahman et al.

    menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan memiliki kapasitas antioksidan yang signifikan, mendukung penggunaannya dalam menjaga kesehatan seluler.

  2. Sifat Anti-inflamasi

    Ciplukan mengandung fitokimia seperti withanolides dan physalins, yang telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi. Senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi produksi mediator pro-inflamasi.

    Efek ini menjadikan ciplukan berpotensi dalam pengelolaan kondisi peradangan kronis seperti arthritis atau asma. Sebuah studi dalam Planta Medica (2004) oleh Ren et al. mengidentifikasi mekanisme anti-inflamasi spesifik dari senyawa yang diisolasi dari ciplukan.

  3. Potensi Antikanker

    Beberapa penelitian in vitro dan in vivo telah mengeksplorasi potensi antikanker dari ekstrak ciplukan dan senyawa isolatnya. Senyawa seperti physalins dilaporkan dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat proliferasi tumor.

    Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan, temuan awal menunjukkan prospek menjanjikan dalam pengembangan terapi kanker. Publikasi di Cancer Letters (2001) oleh Chiang et al.

    memberikan bukti awal mengenai aktivitas sitotoksik ekstrak ciplukan terhadap sel kanker.

  4. Efek Antidiabetes

    Ciplukan telah diteliti karena kemampuannya untuk membantu mengelola kadar gula darah. Ekstrak tumbuhan ini dilaporkan dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi penyerapan glukosa di usus.

    Hal ini menunjukkan potensi ciplukan sebagai agen pendukung dalam penanganan diabetes tipe 2. Penelitian oleh Sugiwati et al. dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research (2018) menyoroti efek hipoglikemik ekstrak ciplukan pada model hewan.

  5. Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh

    Senyawa bioaktif dalam ciplukan dapat memodulasi respons imun tubuh, meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ciplukan dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu dan meningkatkan aktivitas fagositosis.

    Efek imunomodulator ini berkontribusi pada perlindungan tubuh terhadap patogen. Kajian dalam Journal of Ethnopharmacology (2007) oleh Yang et al. membahas sifat imunostimulan dari ekstrak Physalis angulata.

  6. Aktivitas Antibakteri

    Ekstrak ciplukan telah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap berbagai jenis bakteri patogen. Senyawa tertentu dalam tumbuhan ini dapat mengganggu integritas dinding sel bakteri atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

    Potensi ini menjadikan ciplukan kandidat alami untuk mengatasi infeksi bakteri tertentu. Penelitian oleh Abubakar et al. dalam African Journal of Biotechnology (2008) melaporkan aktivitas antibakteri ekstrak daun ciplukan.

  7. Sifat Antiviral

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ciplukan mungkin memiliki sifat antiviral, meskipun mekanisme pastinya masih dalam penelitian. Senyawa tertentu diduga dapat menghambat replikasi virus atau mencegah virus masuk ke dalam sel inang.

    Potensi ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk menentukan aplikasinya dalam pengobatan infeksi virus.

  8. Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)

    Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam ciplukan dapat berkontribusi pada perlindungan hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin atau stres oksidatif. Ini menunjukkan potensi ciplukan sebagai agen hepatoprotektif.

    Youtube Video:


    Penelitian pada model hewan menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan dapat mengurangi penanda kerusakan hati.

  9. Efek Nefroprotektif

    Selain hati, ciplukan juga menunjukkan potensi untuk melindungi ginjal. Senyawa bioaktifnya dapat mengurangi kerusakan oksidatif dan peradangan pada jaringan ginjal.

    Hal ini menunjukkan peran potensial dalam menjaga fungsi ginjal yang sehat atau sebagai terapi tambahan untuk kondisi terkait ginjal.

  10. Manajemen Nyeri (Analgesik)

    Secara tradisional, ciplukan telah digunakan untuk meredakan nyeri. Sifat anti-inflamasi dari tumbuhan ini dapat berkontribusi pada efek analgesik, terutama untuk nyeri yang terkait dengan peradangan.

    Penelitian praklinis mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan dapat mengurangi respons nyeri.

  11. Sifat Antipiretik (Penurun Demam)

    Tumbuhan ciplukan juga dikenal memiliki sifat antipiretik, membantu menurunkan demam. Efek ini mungkin terkait dengan kemampuannya untuk memodulasi respons inflamasi tubuh.

    Penggunaan tradisional untuk demam telah mendorong penelitian lebih lanjut tentang mekanisme di balik efek ini.

  12. Kesehatan Kulit

    Berkat sifat antioksidan dan anti-inflamasinya, ciplukan berpotensi untuk kesehatan kulit. Ekstraknya dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan yang menyebabkan masalah kulit seperti jerawat atau eksim.

    Ini membuka jalan bagi penggunaan dalam formulasi kosmetik.

  13. Penyembuhan Luka

    Ciplukan secara tradisional digunakan untuk mempercepat penyembuhan luka. Senyawa bioaktifnya dapat merangsang regenerasi sel dan memiliki sifat antimikroba yang mencegah infeksi pada luka. Efek ini mendukung klaim penggunaan topikal pada luka.

  14. Kesehatan Saluran Kemih

    Beberapa klaim tradisional menunjukkan bahwa ciplukan dapat membantu dalam menjaga kesehatan saluran kemih. Sifat diuretik ringan mungkin membantu membersihkan saluran kemih, sementara sifat antibakteri dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih.

    Namun, penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

  15. Kesehatan Pencernaan

    Ciplukan juga dilaporkan memiliki efek positif pada sistem pencernaan. Penggunaannya dapat membantu meredakan gangguan pencernaan ringan dan mendukung kesehatan usus secara keseluruhan. Sifat anti-inflamasinya mungkin juga berperan dalam mengurangi peradangan pada saluran pencernaan.

  16. Sumber Vitamin dan Mineral

    Buah ciplukan merupakan sumber yang baik dari beberapa vitamin dan mineral penting, termasuk Vitamin C, Vitamin A (dalam bentuk beta-karoten), dan beberapa mineral.

    Nutrisi ini penting untuk fungsi tubuh yang optimal dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi buahnya dapat melengkapi kebutuhan nutrisi harian.

  17. Potensi Anti-asma

    Beberapa studi praklinis menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan dapat membantu meredakan gejala asma melalui efek bronkodilator dan anti-inflamasinya. Senyawa aktifnya dapat mengurangi respons alergi dan peradangan di saluran napas.

    Namun, aplikasi klinis pada manusia memerlukan penelitian lebih lanjut.

  18. Manajemen Hipertensi

    Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa indikasi menunjukkan bahwa ciplukan mungkin memiliki efek hipotensi ringan. Ini bisa disebabkan oleh sifat diuretik atau efek relaksasi pada pembuluh darah.

    Potensi ini memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami perannya dalam manajemen tekanan darah.

Pemanfaatan ciplukan dalam konteks kesehatan global menunjukkan adaptasi yang menarik dari pengobatan tradisional.

Di beberapa komunitas pedesaan di Asia Tenggara, misalnya, rebusan daun ciplukan sering diberikan kepada individu yang mengalami demam atau batuk, mencerminkan pemahaman empiris tentang sifat antipiretik dan anti-inflamasinya.

Kasus penggunaan ini seringkali didasarkan pada pengalaman turun-temurun yang telah terbukti efektif dalam meringankan gejala.

Di Amerika Latin, terutama di Peru, buah ciplukan (dikenal sebagai aguaymanto atau goldenberry) tidak hanya dikonsumsi sebagai buah segar tetapi juga diekstrak untuk tujuan pengobatan tradisional, khususnya untuk masalah pencernaan dan sebagai diuretik.

Integrasi ciplukan ke dalam diet dan pengobatan lokal menunjukkan nilai nutrisi dan terapeutiknya yang diakui secara luas.

Menurut Dr. Maria Elena Rojas, seorang etnobotanis dari Universitas Nasional San Marcos, “Penggunaan ciplukan yang meluas di berbagai budaya menggarisbawahi kekayaan fitokimia dan adaptabilitasnya sebagai sumber daya kesehatan.”

Dalam studi kasus di India, ekstrak ciplukan telah dievaluasi sebagai agen pendukung dalam manajemen kondisi peradangan kronis seperti rheumatoid arthritis.

Pasien yang menerima terapi tambahan dengan ekstrak ini dilaporkan menunjukkan perbaikan dalam indeks nyeri dan pembengkakan, meskipun ini memerlukan uji klinis berskala besar untuk validasi.

Pendekatan ini menunjukkan potensi ciplukan sebagai bagian dari regimen pengobatan komplementer.

Seiring dengan peningkatan minat terhadap obat herbal, beberapa perusahaan farmasi dan kosmetik mulai mengeksplorasi ciplukan sebagai bahan baku.

Ekstraknya sedang diuji untuk formulasi produk perawatan kulit anti-penuaan karena sifat antioksidannya yang kuat, serta untuk suplemen kesehatan yang menargetkan dukungan kekebalan tubuh.

Ini merefleksikan pergeseran dari penggunaan tradisional murni menuju aplikasi yang lebih terstandardisasi dan komersial.

Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun ada banyak klaim manfaat, aksesibilitas ciplukan terkadang menjadi tantangan di daerah perkotaan yang tidak memiliki lahan untuk pertumbuhan liar.

Hal ini memicu upaya budidaya dan konservasi spesies ini, memastikan ketersediaan pasokan untuk penelitian dan konsumsi. Upaya ini juga membantu melestarikan pengetahuan tradisional terkait penggunaannya.

Dalam konteks penelitian ilmiah, kolaborasi antara institusi akademik dan masyarakat adat telah menjadi kunci untuk mengidentifikasi dan memvalidasi penggunaan tradisional ciplukan.

Misalnya, para peneliti dari Universitas Gadjah Mada di Indonesia telah bekerja sama dengan praktisi pengobatan tradisional untuk mendokumentasikan dan menganalisis senyawa aktif dalam ciplukan.

Ini memastikan bahwa pengetahuan lokal tidak hilang dan dapat diintegrasikan dengan ilmu pengetahuan modern.

Kasus lain melibatkan studi toksisitas dan dosis aman. Sebelum ciplukan dapat direkomendasikan secara luas untuk tujuan terapeutik, profil keamanannya harus ditetapkan dengan jelas.

Penelitian ini melibatkan pengujian pada berbagai dosis untuk mengidentifikasi potensi efek samping atau interaksi obat, memastikan bahwa penggunaannya aman dan efektif.

Menurut Dr. Budi Santoso, seorang toksikolog, “Evaluasi toksisitas adalah langkah krusial dalam mentransformasi penggunaan tradisional menjadi terapi berbasis bukti.”

Pengembangan produk berbasis ciplukan juga menghadapi tantangan dalam standardisasi ekstrak. Variasi dalam kondisi pertumbuhan, metode panen, dan proses ekstraksi dapat memengaruhi konsentrasi senyawa aktif.

Oleh karena itu, penelitian berfokus pada pengembangan metode ekstraksi yang konsisten untuk memastikan potensi terapeutik yang seragam.

Secara keseluruhan, ciplukan mewakili contoh penting dari bagaimana pengetahuan etnobotani dapat menginspirasi penemuan ilmiah dan aplikasi modern.

Studi kasus di berbagai belahan dunia menunjukkan potensi besar tumbuhan ini, mulai dari pengobatan tradisional hingga pengembangan produk farmasi dan kosmetik, semua didukung oleh basis ilmiah yang terus berkembang.

Tips dan Detail Penggunaan

  • Identifikasi Tepat

    Sebelum menggunakan ciplukan, sangat penting untuk memastikan identifikasi spesies yang benar. Ada beberapa spesies dalam genus Physalis yang mungkin memiliki penampilan serupa tetapi dengan sifat kimia dan efek yang berbeda.

    Konsultasi dengan ahli botani atau sumber terpercaya dapat membantu menghindari kesalahan identifikasi. Penggunaan spesies yang salah dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan atau bahkan berbahaya.

  • Konsumsi Buah Matang

    Buah ciplukan yang belum matang mengandung solanin, senyawa alkaloid yang dapat menjadi racun dalam jumlah besar.

    Oleh karena itu, disarankan untuk hanya mengonsumsi buah ciplukan yang sudah benar-benar matang, yang ditandai dengan warna kuning keemasan terang dan kelopak yang kering serta rapuh. Proses pematangan mengurangi kadar solanin secara signifikan.

  • Pembersihan Menyeluruh

    Seluruh bagian tumbuhan ciplukan, terutama jika dipanen dari alam liar, harus dicuci bersih sebelum digunakan untuk menghilangkan kotoran, pestisida, atau kontaminan lainnya. Ini penting untuk memastikan keamanan dan higienitas konsumsi atau aplikasi.

    Penggunaan air mengalir dan sikat lembut sangat dianjurkan.

  • Metode Penggunaan Tradisional

    Dalam pengobatan tradisional, bagian-bagian ciplukan seringkali direbus untuk membuat ramuan teh atau tapal. Misalnya, daun segar dapat ditumbuk dan ditempelkan pada luka atau area yang meradang, sementara buahnya dapat dikonsumsi langsung.

    Pemahaman tentang metode persiapan tradisional dapat membantu memaksimalkan potensi terapeutiknya.

  • Perhatikan Dosis dan Frekuensi

    Meskipun ciplukan umumnya dianggap aman, penggunaan berlebihan atau dalam dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping.

    Tidak ada dosis standar yang ditetapkan secara ilmiah untuk semua kondisi, sehingga disarankan untuk memulai dengan dosis kecil dan memantau respons tubuh. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang memiliki pengetahuan tentang herbal sangat dianjurkan.

  • Potensi Interaksi Obat

    Seperti halnya herbal lainnya, ciplukan berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan resep atau suplemen lain. Misalnya, jika seseorang mengonsumsi obat penurun gula darah atau antikoagulan, ciplukan dapat memperkuat efeknya.

    Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter sebelum menggabungkan ciplukan dengan regimen pengobatan yang ada.

  • Perhatian pada Kondisi Khusus

    Wanita hamil, ibu menyusui, atau individu dengan kondisi medis tertentu (misalnya, penyakit ginjal atau hati yang parah) harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan ciplukan untuk tujuan pengobatan.

    Profil keamanan untuk kelompok-kelompok ini belum sepenuhnya diteliti.

Penelitian ilmiah mengenai Physalis angulata telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, menggunakan berbagai desain studi untuk mengeksplorasi klaim manfaatnya.

Sebagian besar penelitian awal adalah studi in vitro dan in vivo pada model hewan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dan mekanisme aksinya.

Sebagai contoh, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2006 oleh Rahman et al. menyelidiki aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun ciplukan menggunakan berbagai uji radikal bebas, menunjukkan kapasitas antioksidan yang signifikan.

Sampel yang digunakan dalam studi tersebut adalah ekstrak kasar dari daun yang dikumpulkan, dan metode yang diterapkan meliputi DPPH assay dan FRAP assay.

Dalam konteks potensi antikanker, penelitian oleh Chiang et al.

di Cancer Letters pada tahun 2001 mengisolasi senyawa physalin B dari Physalis angulata dan menguji efek sitotoksiknya terhadap sel kanker manusia in vitro, menunjukkan bahwa senyawa tersebut dapat menginduksi apoptosis.

Desain studi ini melibatkan kultur sel dan berbagai teknik biologi molekuler untuk mengukur viabilitas sel dan penanda apoptosis. Temuan ini memberikan dasar molekuler untuk klaim antikanker, meskipun belum sampai pada uji klinis pada manusia.

Aspek antidiabetes ciplukan telah dieksplorasi oleh Sugiwati et al. dalam Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research pada tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan model hewan (tikus yang diinduksi diabetes) untuk mengevaluasi efek hipoglikemik ekstrak air daun ciplukan. Metode yang digunakan meliputi pengukuran kadar glukosa darah, toleransi glukosa, dan analisis histopatologi pankreas.

Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kadar gula darah pada kelompok yang diberi ekstrak ciplukan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Meskipun banyak bukti praklinis yang menjanjikan, terdapat beberapa pandangan yang berlawanan atau setidaknya memerlukan kehati-hatian. Salah satu kekhawatiran utama adalah kurangnya uji klinis berskala besar pada manusia.

Sebagian besar data berasal dari model in vitro atau hewan, yang tidak selalu dapat diekstrapolasi langsung ke manusia. Misalnya, dosis efektif pada hewan mungkin sangat berbeda dengan dosis yang aman dan efektif pada manusia.

Pandangan lain yang perlu dipertimbangkan adalah potensi variasi dalam komposisi fitokimia ciplukan. Faktor-faktor seperti lokasi geografis, kondisi tanah, iklim, waktu panen, dan metode pengeringan dapat memengaruhi konsentrasi senyawa aktif dalam tumbuhan.

Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam potensi terapeutik antara sampel yang berbeda, menyulitkan standardisasi produk herbal. Kritikus berpendapat bahwa tanpa standardisasi yang ketat, konsistensi khasiat tidak dapat dijamin.

Selain itu, meskipun ciplukan umumnya dianggap aman, ada kekhawatiran tentang potensi toksisitas pada dosis tinggi atau pada individu tertentu. Buah ciplukan yang belum matang mengandung solanin, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

Meskipun jarang, beberapa laporan kasus anekdotal mengindikasikan reaksi alergi pada individu yang sensitif.

Oleh karena itu, pengawasan medis dan kehati-hatian dalam penggunaan sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat lain.

Rekomendasi

Berdasarkan analisis bukti ilmiah yang ada, berikut adalah rekomendasi yang dapat diterapkan terkait pemanfaatan tumbuhan ciplukan. Penting untuk mendekati penggunaan herbal dengan informasi yang cermat dan pertimbangan medis.

  • Eksplorasi sebagai Sumber Antioksidan Alami: Mengingat profil antioksidan yang kaya, ciplukan dapat diintegrasikan ke dalam diet sehari-hari sebagai buah atau dalam bentuk ekstrak terstandardisasi untuk mendukung kesehatan seluler dan mengurangi stres oksidatif. Konsumsi buah matang secara teratur dapat menjadi cara alami untuk mendapatkan manfaat ini.
  • Penelitian Klinis Lebih Lanjut: Untuk mengkonfirmasi efikasi dan keamanan pada manusia, penelitian klinis yang terkontrol dengan baik, terutama uji coba acak terkontrol, sangat diperlukan. Ini akan membantu menetapkan dosis yang tepat, durasi penggunaan, dan mengidentifikasi potensi efek samping atau interaksi.
  • Standardisasi Ekstrak: Pengembangan metode ekstraksi dan standardisasi produk ciplukan perlu menjadi prioritas. Ini akan memastikan konsistensi dalam konsentrasi senyawa aktif, yang pada gilirannya akan menjamin potensi terapeutik yang seragam dan dapat diandalkan untuk aplikasi farmasi atau suplemen.
  • Edukasi Publik dan Profesional Kesehatan: Informasi yang akurat mengenai manfaat, cara penggunaan yang aman, dan potensi risiko ciplukan harus disebarluaskan kepada masyarakat dan profesional kesehatan. Ini akan memberdayakan individu untuk membuat keputusan yang terinformasi dan mendorong praktik penggunaan herbal yang bertanggung jawab.
  • Integrasi dalam Pendekatan Kesehatan Komplementer: Ciplukan dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer untuk kondisi seperti peradangan atau diabetes, namun selalu di bawah pengawasan profesional medis. Ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti terapi konvensional, tetapi sebagai dukungan tambahan yang berpotensi meningkatkan hasil kesehatan.

Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata) menampilkan spektrum manfaat kesehatan yang luas, didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang dari studi praklinis.

Kandungan fitokimia uniknya, termasuk physalins dan flavonoid, memberikan dasar bagi sifat antioksidan, anti-inflamasi, antidiabetes, dan potensi antikanker yang signifikan.

Penggunaannya yang telah lama ada dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia menjadi inspirasi bagi penelitian modern.

Meskipun temuan awal sangat menjanjikan, sebagian besar bukti masih berasal dari studi in vitro dan in vivo pada hewan.

Oleh karena itu, arah penelitian di masa depan harus berfokus pada uji klinis yang ketat pada manusia untuk memvalidasi efikasi, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta mengidentifikasi potensi interaksi obat.

Selain itu, upaya standardisasi ekstrak dan produk ciplukan sangat penting untuk memastikan konsistensi kualitas dan potensi terapeutik. Pengembangan produk berbasis ciplukan yang aman dan efektif memerlukan kolaborasi multidisiplin antara ahli botani, farmakologi, dan klinisi.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru