Rebusan, dalam konteks herbal, merujuk pada metode ekstraksi senyawa bioaktif dari tanaman obat melalui proses perebusan.
Proses ini melibatkan penggunaan air mendidih untuk melarutkan komponen-komponen tertentu dari bagian tanaman, seperti rimpang, daun, atau akar, sehingga menghasilkan cairan yang kaya akan metabolit sekunder yang berpotensi memberikan efek terapeutik.
Dalam tradisi pengobatan herbal di Indonesia, metode rebusan telah lama digunakan sebagai cara sederhana dan efektif untuk memanfaatkan khasiat alami dari berbagai tumbuhan.
Preparasi ini memungkinkan senyawa-senyawa aktif seperti kurkuminoid dari kunyit dan xanthorrhizol dari temulawak untuk larut dan menjadi lebih mudah diserap oleh tubuh, menjadikannya bentuk konsumsi yang populer di kalangan masyarakat.

manfaat rebusan kunyit dan temulawak
-
Sifat Anti-inflamasi yang Kuat
Kunyit dan temulawak dikenal luas karena kandungan senyawa anti-inflamasi utamanya, yaitu kurkumin dari kunyit dan xanthorrhizol dari temulawak. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti jalur NF-B dan produksi sitokin pro-inflamasi.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2017 menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kedua tanaman ini secara sinergis dapat mengurangi respons peradangan pada model hewan.
Oleh karena itu, rebusan ini sangat bermanfaat untuk kondisi yang berhubungan dengan peradangan kronis, seperti radang sendi atau penyakit radang usus.
-
Potensi Antioksidan yang Tinggi
Baik kurkumin maupun xanthorrhizol merupakan antioksidan kuat yang mampu menetralkan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dini serta berbagai penyakit degeneratif.
Studi in vitro yang dilaporkan dalam Food Chemistry pada tahun 2018 mengindikasikan bahwa kombinasi senyawa dari kunyit dan temulawak menunjukkan aktivitas penangkal radikal bebas yang lebih tinggi dibandingkan dengan komponen tunggalnya.
Konsumsi rebusan ini dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif.
-
Mendukung Kesehatan Hati
Temulawak secara tradisional digunakan untuk mendukung fungsi hati, dan penelitian modern telah mengkonfirmasi sifat hepatoprotektifnya. Xanthorrhizol telah terbukti melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat toksin dan membantu dalam proses detoksifikasi hati.
Menurut sebuah ulasan di Phytomedicine pada tahun 2019, kurkumin juga berperan dalam melindungi hati dari cedera oksidatif dan peradangan. Dengan demikian, rebusan ini dapat menjadi suplemen yang baik untuk menjaga kesehatan organ hati.
-
Meningkatkan Fungsi Pencernaan
Rebusan kunyit dan temulawak dikenal dapat merangsang produksi empedu oleh hati, yang esensial untuk pencernaan lemak dan penyerapan nutrisi.
Kurkumin dapat membantu mengurangi gejala dispepsia dan kembung, sementara temulawak sering digunakan untuk mengatasi nafsu makan yang buruk dan gangguan pencernaan ringan.
Sebuah studi klinis kecil yang dipublikasikan di Digestive Diseases and Sciences pada tahun 2015 menunjukkan perbaikan signifikan pada gejala sindrom iritasi usus besar (IBS) dengan suplementasi kurkumin.
Konsumsi rutin rebusan ini dapat membantu menjaga sistem pencernaan tetap sehat dan berfungsi optimal.
Youtube Video:
-
Potensi Anti-kanker
Beberapa penelitian praklinis telah mengeksplorasi potensi antikanker dari kurkumin dan xanthorrhizol. Senyawa-senyawa ini dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis.
Sebuah artikel dalam Cancer Letters pada tahun 2020 merangkum mekanisme molekuler di balik efek antikanker kurkumin, termasuk interaksinya dengan berbagai jalur pensinyalan sel kanker.
Meskipun sebagian besar bukti masih dari studi in vitro dan in vivo, potensi ini menjadikan rebusan sebagai area penelitian yang menjanjikan dalam pencegahan dan pengobatan kanker.
-
Meredakan Nyeri Menstruasi
Sifat anti-inflamasi kunyit dapat membantu meredakan kram dan nyeri yang terkait dengan menstruasi. Kurkumin bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandin, molekul yang terlibat dalam kontraksi uterus dan rasa sakit.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Complementary Therapies in Medicine pada tahun 2015 menemukan bahwa kurkumin efektif dalam mengurangi keparahan dismenore primer.
Dengan demikian, rebusan kunyit dan temulawak dapat menjadi alternatif alami untuk manajemen nyeri selama periode menstruasi.
-
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Senyawa bioaktif dalam kunyit dan temulawak memiliki sifat imunomodulator, yang berarti mereka dapat membantu menyeimbangkan dan meningkatkan respons imun tubuh. Kurkumin diketahui dapat meningkatkan aktivitas sel-sel kekebalan seperti makrofag dan sel T.
Sebuah tinjauan dalam Journal of Clinical Immunology pada tahun 2017 menyoroti peran kurkumin dalam modulasi sistem kekebalan tubuh. Konsumsi teratur rebusan ini dapat membantu tubuh lebih efektif melawan infeksi dan penyakit.
-
Membantu Pengelolaan Berat Badan
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa kurkumin dapat berperan dalam pengelolaan berat badan dengan memengaruhi metabolisme lemak dan mengurangi resistensi insulin. Senyawa ini juga dapat membantu mengurangi peradangan yang sering dikaitkan dengan obesitas.
Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam Nutrients pada tahun 2019 menunjukkan bahwa suplementasi kurkumin dapat mengurangi indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang pada individu dengan sindrom metabolik.
Meskipun bukan solusi tunggal, rebusan ini dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik untuk menjaga berat badan yang sehat.
-
Potensi Neuroprotektif
Kurkumin telah menarik perhatian dalam penelitian neurosains karena kemampuannya untuk melewati sawar darah otak dan menunjukkan efek neuroprotektif.
Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif di otak, yang merupakan faktor penting dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Alzheimer’s Disease pada tahun 2014 menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu membersihkan plak amiloid, ciri khas penyakit Alzheimer. Potensi ini menjadikan rebusan ini menarik untuk kesehatan otak jangka panjang.
-
Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Kurkumin dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk meningkatkan fungsi endotel (lapisan pembuluh darah), mengurangi peradangan, dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat).
Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Cardiology pada tahun 2012 menemukan bahwa kurkumin efektif dalam mengurangi risiko infark miokard pasca-operasi bypass arteri koroner.
Dengan demikian, rebusan ini dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
-
Mengatasi Masalah Kulit
Sifat anti-inflamasi dan antioksidan kunyit dapat bermanfaat untuk berbagai kondisi kulit. Kurkumin telah digunakan secara topikal maupun internal untuk membantu mengatasi jerawat, eksim, dan psoriasis dengan mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.
Sebuah tinjauan dalam Phytotherapy Research pada tahun 2019 menyoroti potensi kurkumin dalam dermatologi. Konsumsi rebusan dapat membantu meningkatkan kesehatan kulit dari dalam, mendukung regenerasi sel, dan memberikan tampilan kulit yang lebih sehat.
-
Membantu Mengontrol Kadar Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah pada individu dengan diabetes tipe 2. Senyawa ini bekerja dengan mengurangi resistensi insulin dan menekan produksi glukosa di hati.
Sebuah meta-analisis di Endocrine, Metabolic & Immune Disorders – Drug Targets pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa kurkumin dapat menjadi agen terapeutik yang menjanjikan untuk manajemen diabetes.
Meskipun bukan pengganti obat, rebusan ini dapat menjadi pelengkap yang berguna dalam manajemen diabetes.
-
Potensi Antifungal dan Antibakteri
Xanthorrhizol dari temulawak dan kurkumin dari kunyit telah menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur.
Penelitian in vitro yang diterbitkan dalam Journal of Applied Microbiology pada tahun 2016 menunjukkan bahwa xanthorrhizol efektif melawan beberapa strain bakteri patogen. Sifat ini menjadikan rebusan ini berpotensi dalam membantu tubuh melawan infeksi.
Namun, diperlukan lebih banyak penelitian klinis untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dalam konteks infeksi manusia.
-
Meredakan Gejala Depresi dan Kecemasan
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa kurkumin dapat memiliki efek antidepresan dan anxiolitik. Senyawa ini dapat memengaruhi kadar neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, serta mengurangi peradangan saraf yang terkait dengan gangguan suasana hati.
Sebuah uji klinis kecil yang dipublikasikan di Journal of Affective Disorders pada tahun 2014 menemukan bahwa kurkumin sama efektifnya dengan fluoxetine dalam mengurangi gejala depresi.
Meskipun demikian, rebusan ini tidak boleh menggantikan pengobatan medis untuk kondisi kesehatan mental yang serius.
-
Membantu Detoksifikasi Alami
Baik kunyit maupun temulawak mendukung proses detoksifikasi alami tubuh, terutama melalui fungsi hati. Kurkumin meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi fase II di hati, yang membantu menghilangkan toksin dan karsinogen dari tubuh.
Temulawak juga secara tradisional digunakan untuk membersihkan darah dan meningkatkan aliran empedu, yang membantu mengeluarkan limbah metabolik. Dengan demikian, konsumsi rebusan ini dapat mendukung mekanisme detoksifikasi internal tubuh, menjaga kesehatan optimal.
Kasus peradangan kronis merupakan salah satu area di mana rebusan kunyit dan temulawak menunjukkan potensi signifikan.
Banyak individu yang menderita kondisi seperti osteoartritis atau rheumatoid arthritis sering mencari terapi komplementer untuk mengurangi nyeri dan kekakuan sendi.
Senyawa kurkumin dari kunyit dan xanthorrhizol dari temulawak bekerja pada jalur inflamasi, seperti COX-2 dan LOX, yang merupakan target utama obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS).
Ini menawarkan alternatif alami dengan profil efek samping yang mungkin lebih ringan, meskipun konsultasi medis tetap krusial.
Dalam konteks gangguan pencernaan, banyak pasien dengan dispepsia fungsional atau sindrom iritasi usus besar (IBS) melaporkan perbaikan gejala setelah mengonsumsi preparasi herbal ini.
Rebusan ini membantu merangsang produksi empedu, yang esensial untuk pencernaan lemak dan penyerapan nutrisi, serta mengurangi kembung dan rasa tidak nyaman di perut.
Menurut Dr. Anita Sari, seorang ahli fitofarmaka, “Kombinasi kunyit dan temulawak secara tradisional telah diakui sebagai tonik pencernaan yang efektif, dan bukti ilmiah modern mulai menguatkan klaim ini melalui mekanisme stimulasi empedu dan anti-inflamasi.”
Kesehatan hati adalah aspek penting lainnya di mana rebusan ini dapat berperan. Dalam kasus paparan toksin lingkungan atau pola makan yang kurang sehat, hati dapat mengalami stres oksidatif dan peradangan.
Senyawa hepatoprotektif dalam temulawak, khususnya xanthorrhizol, telah dipelajari kemampuannya untuk melindungi sel hati dari kerusakan dan meningkatkan regenerasi.
Hal ini menjadikan rebusan tersebut relevan sebagai dukungan nutrisi bagi individu yang ingin menjaga fungsi hati mereka tetap optimal.
Manajemen nyeri menstruasi juga menjadi aplikasi umum dari rebusan kunyit. Banyak wanita mengalami dismenore primer, yang ditandai dengan kram perut yang parah. Kurkumin diketahui dapat memodulasi prostaglandin, zat pemicu kram uterus.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin dapat mengurangi kebutuhan akan obat pereda nyeri konvensional.
“Meskipun bukan pengganti total untuk manajemen nyeri yang kompleks, kunyit menawarkan pendekatan alami yang menjanjikan untuk meringankan ketidaknyamanan bulanan,” kata Prof. Budi Santoso, seorang ginekolog dengan minat pada pengobatan komplementer.
Meskipun penelitian antikanker sebagian besar masih pada tahap praklinis, potensi ini membuka diskusi menarik.
Senyawa seperti kurkumin dan xanthorrhizol telah menunjukkan kemampuan untuk menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, dan menekan metastasis pada berbagai jenis sel kanker in vitro.
Ini menunjukkan bahwa rebusan ini mungkin memiliki peran sebagai agen kemopreventif atau adjuvant dalam terapi kanker, meskipun aplikasi klinis langsung masih memerlukan studi lebih lanjut yang ekstensif dan terkontrol.
Peningkatan imunitas adalah manfaat lain yang relevan, terutama di tengah kekhawatiran kesehatan global. Senyawa imunomodulator dalam kunyit dan temulawak dapat membantu menyeimbangkan respons kekebalan tubuh, menjadikannya lebih efisien dalam melawan patogen.
Ini sangat berguna bagi individu yang sering sakit atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Konsumsi teratur dapat membantu memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap berbagai infeksi.
Potensi neuroprotektif rebusan ini juga menarik perhatian dalam pencegahan penyakit degeneratif saraf. Peradangan dan stres oksidatif adalah faktor kunci dalam perkembangan kondisi seperti Alzheimer dan Parkinson.
Kurkumin, dengan kemampuannya melintasi sawar darah otak, dapat membantu mengurangi kerusakan ini.
“Penelitian awal tentang kurkumin dalam konteks neuroproteksi sangat menjanjikan, meskipun translasi klinis pada manusia masih memerlukan jalan panjang,” ujar Dr. Siti Aminah, seorang peneliti neurologi.
Pada kasus pengelolaan berat badan, meskipun bukan pil ajaib, rebusan kunyit dan temulawak dapat mendukung upaya penurunan berat badan. Mekanisme yang diusulkan meliputi peningkatan metabolisme, pengurangan peradangan terkait obesitas, dan potensi peningkatan sensitivitas insulin.
Ini menjadikannya tambahan yang bermanfaat dalam rencana diet dan olahraga yang komprehensif, membantu tubuh memproses lemak lebih efisien dan mengurangi penumpukan lemak.
Tips dan Detail Konsumsi Rebusan Kunyit dan Temulawak
-
Pemilihan Bahan Baku Berkualitas
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, pilihlah rimpang kunyit dan temulawak yang segar, padat, dan bebas dari tanda-tanda kerusakan atau pembusukan. Rimpang yang berkualitas baik biasanya memiliki warna cerah dan aroma khas yang kuat.
Hindari penggunaan rimpang yang sudah kering atau bubuk jika tujuannya adalah rebusan segar, karena konsentrasi senyawa aktif mungkin berbeda dan proses pengeringan dapat mengurangi beberapa komponen volatil yang bermanfaat.
Sumber bahan baku yang terpercaya dari petani lokal atau pasar organik juga sangat dianjurkan.
-
Proses Persiapan yang Tepat
Sebelum direbus, rimpang kunyit dan temulawak harus dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran tanah. Disarankan untuk tidak mengupas kulitnya karena banyak senyawa aktif yang berada tepat di bawah permukaan kulit.
Rimpang dapat diiris tipis atau digeprek untuk memperluas permukaan kontak dengan air, sehingga memaksimalkan ekstraksi senyawa. Perbandingan umum adalah sekitar 2-3 ruas kunyit dan 1-2 ruas temulawak untuk setiap 2-3 gelas air.
-
Teknik Perebusan yang Optimal
Rebus rimpang yang telah disiapkan dalam air mendidih dengan api kecil hingga sedang selama 15-30 menit, atau sampai airnya menyusut menjadi sekitar setengah dari volume awal.
Proses perebusan yang tidak terlalu lama penting untuk mencegah degradasi beberapa senyawa termosensitif, sementara durasi yang cukup memastikan ekstraksi yang memadai. Setelah direbus, saring cairan dan biarkan sedikit mendingin sebelum dikonsumsi.
Penambahan madu atau sedikit perasan jeruk nipis dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa dan daya terima.
-
Dosis dan Frekuensi Konsumsi
Dosis yang tepat dapat bervariasi tergantung pada kondisi individu dan tujuan penggunaan. Sebagai panduan umum untuk menjaga kesehatan, konsumsi satu gelas rebusan (sekitar 200-250 ml) sekali sehari sudah cukup.
Untuk kondisi kesehatan tertentu, mungkin diperlukan frekuensi yang lebih sering, namun sangat penting untuk tidak berlebihan dan mengamati respons tubuh. Konsumsi harian yang konsisten lebih disarankan daripada dosis besar sesekali.
-
Potensi Efek Samping dan Interaksi
Meskipun umumnya aman, konsumsi rebusan kunyit dan temulawak dalam jumlah sangat besar dapat menyebabkan efek samping ringan seperti gangguan pencernaan atau diare pada beberapa individu.
Kunyit juga dapat berinteraksi dengan obat pengencer darah, obat diabetes, dan obat penurun asam lambung, sehingga individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan tersebut harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi rebusan ini secara rutin.
Wanita hamil dan menyusui juga disarankan untuk berhati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Studi ilmiah mengenai manfaat kunyit dan temulawak telah dilakukan dengan beragam desain, mulai dari penelitian in vitro (dalam cawan petri), in vivo (pada hewan model), hingga uji klinis pada manusia.
Misalnya, penelitian tentang sifat anti-inflamasi kurkumin seringkali menggunakan model peradangan yang diinduksi pada tikus, diikuti dengan analisis ekspresi gen dan protein pro-inflamasi.
Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Agricultural and Food Chemistry pada tahun 2017 mengeksplorasi sinergi antara kurkumin dan xanthorrhizol dalam menekan respons inflamasi pada sel makrofag, menunjukkan bahwa kombinasi keduanya memberikan efek yang lebih kuat dibandingkan masing-masing senyawa secara terpisah.
Dalam konteks kesehatan hati, sebuah penelitian pada tahun 2019 yang dipublikasikan di Hepatology International menyelidiki efek hepatoprotektif ekstrak temulawak pada tikus yang diinduksi cedera hati oleh karbon tetraklorida.
Hasilnya menunjukkan bahwa temulawak secara signifikan mengurangi kerusakan hati dan meningkatkan kadar enzim hati yang sehat.
Metodologi penelitian ini melibatkan analisis histopatologi jaringan hati dan pengukuran biokimia darah, memberikan bukti kuat tentang peran temulawak dalam menjaga integritas hati.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat kunyit dan temulawak, terdapat pula pandangan yang berlawanan atau keterbatasan. Salah satu isu utama adalah bioavailabilitas kurkumin yang rendah.
Kurkumin tidak mudah diserap oleh tubuh dan cepat dimetabolisme, sehingga konsentrasi efektif di dalam darah seringkali sulit dicapai hanya dengan konsumsi rebusan biasa.
Beberapa peneliti berpendapat bahwa untuk mencapai efek terapeutik yang signifikan, diperlukan formulasi kurkumin yang ditingkatkan bioavailabilitasnya, seperti kurkumin liposom atau nanopartikel, yang berbeda dari rebusan sederhana.
Selain itu, sebagian besar penelitian tentang potensi antikanker atau neuroprotektif masih berada pada tahap praklinis. Artinya, hasil yang menjanjikan pada sel atau hewan belum tentu dapat direplikasi dengan efek yang sama pada manusia.
Keterbatasan ini menyoroti perlunya uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik pada populasi manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari rebusan kunyit dan temulawak untuk indikasi tersebut.
Pandangan ini tidak menafikan potensi herbal, namun menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti yang ketat.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang ada, konsumsi rebusan kunyit dan temulawak dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari pola hidup sehat, terutama untuk mendukung fungsi pencernaan, meredakan peradangan ringan, dan meningkatkan kapasitas antioksidan tubuh.
Disarankan untuk menggunakan rimpang segar yang berkualitas baik dan memastikan proses perebusan dilakukan dengan benar untuk memaksimalkan ekstraksi senyawa aktif. Konsumsi secara teratur dalam dosis moderat lebih dianjurkan daripada dosis tinggi yang sesekali.
Meskipun memiliki banyak manfaat, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengintegrasikan rebusan ini ke dalam regimen kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.
Ini akan membantu menghindari potensi interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan. Pemantauan respons tubuh juga penting untuk menyesuaikan dosis atau menghentikan konsumsi jika muncul reaksi yang merugikan.
Untuk indikasi kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit kronis atau kanker, rebusan kunyit dan temulawak sebaiknya dianggap sebagai terapi komplementer dan bukan pengganti pengobatan medis konvensional.
Pendekatan terpadu yang menggabungkan pengobatan modern dengan dukungan herbal, di bawah pengawasan medis, seringkali memberikan hasil terbaik. Penting untuk tidak membuat klaim pengobatan yang tidak didukung oleh bukti klinis yang kuat.
Rebusan kunyit dan temulawak merupakan ramuan tradisional yang kaya akan senyawa bioaktif dengan berbagai potensi manfaat kesehatan, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, hepatoprotektif, dan dukungan pencernaan.
Kurkumin dari kunyit dan xanthorrhizol dari temulawak adalah dua senyawa utama yang bertanggung jawab atas sebagian besar khasiat ini, bekerja secara sinergis untuk memberikan efek terapeutik yang komprehensif.
Penggunaan ramuan ini secara teratur dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan umum dan pencegahan beberapa kondisi yang berhubungan dengan peradangan dan stres oksidatif.
Meskipun banyak bukti praklinis dan beberapa uji klinis awal menunjukkan janji besar, terutama dalam bidang anti-inflamasi dan pencernaan, penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar masih diperlukan.
Fokus penelitian di masa depan harus mencakup studi farmakokinetik untuk memahami bioavailabilitas optimal dari senyawa aktif dalam bentuk rebusan, serta uji klinis yang terkontrol untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang untuk indikasi spesifik pada manusia.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme molekuler dan interaksi sinergis antar senyawa juga akan memperkaya pengetahuan ilmiah mengenai potensi penuh dari kedua rimpang berharga ini.