Ketahui 10 Bahaya Keputihan Saat Hamil yang Wajib Diketahui

jurnal


bahaya keputihan saat hamil

Keputihan saat hamil adalah keluarnya cairan dari vagina yang umumnya berwarna putih atau bening. Keputihan ini normal terjadi pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama dan ketiga. Namun, jika keputihan yang keluar berwarna kuning, hijau, atau berbau tidak sedap, maka bisa jadi merupakan tanda adanya infeksi.

Infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan bahkan keguguran. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal.

Cari Herbal Alami di Shopee : https://s.shopee.co.id/4Afrzfktn6

Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat keputihan saat hamil, ibu hamil disarankan untuk menjaga kebersihan area kewanitaan dengan baik, seperti dengan rutin membersihkan vagina dengan air bersih dan tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia berbahaya. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk menggunakan pakaian dalam yang berbahan katun dan tidak ketat, serta menghindari penggunaan pantyliner atau pembalut yang terlalu lama.

bahaya keputihan saat hamil

Keputihan saat hamil merupakan kondisi yang umum terjadi, namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi ibu dan janin. Berikut adalah 10 bahaya utama keputihan saat hamil:

  • Infeksi saluran kemih
  • Kelahiran prematur
  • Bayi lahir dengan berat badan rendah
  • Ketuban pecah dini
  • Endometritis
  • Sepsis
  • Kematian ibu
  • Kematian janin
  • Gangguan perkembangan janin
  • Cacat lahir

Bahaya-bahaya tersebut dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh keputihan dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal, seperti berwarna kuning, hijau, atau berbau tidak sedap.

Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat keputihan saat hamil. ISK terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih, yaitu saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih dan keluar dari tubuh. ISK dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri atau perih saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan urine keruh atau berbau tidak sedap.

Pada ibu hamil, ISK dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini karena infeksi dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala ISK.

ISK dapat diobati dengan antibiotik. Namun, penting untuk diketahui bahwa beberapa jenis antibiotik tidak boleh digunakan selama kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengalami ISK harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Kelahiran prematur

Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, masalah pencernaan, dan perkembangan otak yang terhambat. Kelahiran prematur juga dapat meningkatkan risiko kematian bayi.

  • Infeksi

    Infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Hal ini karena infeksi dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan janin. Infeksi yang dapat menyebabkan kelahiran prematur antara lain infeksi saluran kemih, infeksi vagina, dan infeksi rahim.

  • Ketuban pecah dini

    Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur karena dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan janin. Infeksi ini dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan janin.

  • Inkompetensi serviks

    Inkompetensi serviks adalah kondisi ketika leher rahim (serviks) melemah dan tidak dapat menahan janin di dalam rahim. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran prematur karena janin dapat keluar dari rahim sebelum waktunya.

  • Faktor lainnya

    Selain infeksi, KPD, dan inkompetensi serviks, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, seperti usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, kehamilan ganda, dan riwayat kelahiran prematur sebelumnya.

Kelahiran prematur merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi akibat keputihan saat hamil. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal. Dengan deteksi dan pengobatan dini, risiko kelahiran prematur dapat dikurangi.

Bayi lahir dengan berat badan rendah

Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. BBLR dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan.

  • Infeksi plasenta

    Infeksi pada plasenta dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini dapat menyebabkan janin lahir dengan berat badan rendah karena plasenta tidak dapat memberikan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin.

  • Kelahiran prematur

    Infeksi yang terjadi pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk berat badan lahir rendah.

  • Gangguan pertumbuhan janin

    Infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin. Hal ini dapat menyebabkan janin lahir dengan berat badan rendah karena janin tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam rahim.

  • Kekurangan nutrisi

    Infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada janin. Hal ini dapat menyebabkan janin lahir dengan berat badan rendah karena janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari ibunya.

Bayi lahir dengan berat badan rendah berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, masalah pencernaan, dan perkembangan otak yang terhambat. BBLR juga dapat meningkatkan risiko kematian bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal. Dengan deteksi dan pengobatan dini, risiko BBLR dapat dikurangi.

Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah, serta dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan janin.

Salah satu penyebab KPD adalah infeksi yang terjadi pada ibu hamil, termasuk infeksi akibat keputihan yang tidak normal. Infeksi dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada ketuban. Kerusakan pada ketuban dapat menyebabkan ketuban pecah sebelum waktunya.

KPD merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi akibat keputihan saat hamil. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal. Dengan deteksi dan pengobatan dini, risiko KPD dapat dikurangi.

Endometritis

Endometritis adalah peradangan pada lapisan rahim (endometrium). Kondisi ini dapat terjadi setelah persalinan, keguguran, atau aborsi. Endometritis juga dapat disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada ibu hamil, termasuk infeksi akibat keputihan yang tidak normal.

  • Infeksi setelah persalinan, keguguran, atau aborsi

    Setelah persalinan, keguguran, atau aborsi, rahim dalam keadaan terbuka dan rentan terhadap infeksi. Bakteri dapat masuk ke dalam rahim melalui vagina dan menyebabkan endometritis.

  • Infeksi akibat keputihan yang tidak normal

    Infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan yang tidak normal dapat menyebar ke rahim dan menyebabkan endometritis. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri penyebab penyakit menular seksual.

Endometritis dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri perut bagian bawah, demam, menggigil, keputihan yang berbau busuk, dan perdarahan vagina yang tidak normal. Jika tidak diobati, endometritis dapat menyebar ke organ lain dan menyebabkan sepsis, yaitu infeksi yang mengancam jiwa.

Sepsis

Sepsis adalah kondisi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh mengalami respons peradangan yang tidak terkendali terhadap infeksi. Sepsis dapat disebabkan oleh berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan yang tidak normal.

Pada ibu hamil, infeksi yang terjadi akibat keputihan yang tidak normal dapat menyebar ke rahim dan plasenta, sehingga dapat menyebabkan endometritis. Endometritis adalah peradangan pada lapisan rahim yang dapat menyebabkan infeksi menyebar ke seluruh tubuh, termasuk ke aliran darah. Sepsis dapat terjadi ketika infeksi dari endometritis masuk ke dalam aliran darah.

Sepsis merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi akibat keputihan saat hamil. Sepsis dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti demam tinggi, menggigil, nyeri perut, mual, muntah, diare, dan kebingungan. Jika tidak diobati, sepsis dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami keputihan yang tidak normal. Dengan deteksi dan pengobatan dini, risiko sepsis dapat dikurangi.

Penyebab Bahaya Keputihan Saat Hamil

Keputihan saat hamil merupakan kondisi umum yang terjadi akibat perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke area kewanitaan. Namun, jika keputihan yang keluar berwarna kuning, hijau, atau berbau tidak sedap, maka bisa jadi merupakan tanda adanya infeksi.

Infeksi yang terjadi pada ibu hamil akibat keputihan dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi, seperti kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, ketuban pecah dini, endometritis, sepsis, dan bahkan kematian ibu dan janin.

Berikut adalah beberapa penyebab atau faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya bahaya keputihan saat hamil:

  • Kurangnya menjaga kebersihan area kewanitaan
    Menjaga kebersihan area kewanitaan sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu hamil disarankan untuk membersihkan vagina dengan air bersih secara teratur dan tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
  • Penggunaan pakaian dalam yang ketat atau berbahan sintetis
    Pakaian dalam yang ketat atau berbahan sintetis dapat menyebabkan iritasi dan kelembapan pada area kewanitaan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
  • Penggunaan pantyliner atau pembalut yang terlalu lama
    Pantyliner atau pembalut yang digunakan terlalu lama dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
  • Riwayat infeksi menular seksual (IMS)
    Ibu hamil yang memiliki riwayat IMS berisiko lebih tinggi mengalami infeksi pada vagina dan leher rahim, yang dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal.
  • Penurunan sistem kekebalan tubuh
    Penurunan sistem kekebalan tubuh selama kehamilan dapat membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi pada area kewanitaan.

Dengan memahami penyebab atau faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko bahaya keputihan saat hamil, ibu hamil dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan diri dan janinnya.

Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Keputihan Saat Hamil

Keputihan saat hamil merupakan kondisi yang umum terjadi, namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai bahaya bagi ibu dan janin. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi bahaya keputihan saat hamil.

Berikut adalah beberapa metode pencegahan dan penanggulangan bahaya keputihan saat hamil:

  • Menjaga kebersihan area kewanitaan
    Menjaga kebersihan area kewanitaan sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu hamil disarankan untuk membersihkan vagina dengan air bersih secara teratur dan tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
  • Menggunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun
    Pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun dapat membantu menjaga area kewanitaan tetap kering dan sejuk, sehingga mengurangi risiko terjadinya infeksi.
  • Mengganti pantyliner atau pembalut secara teratur
    Pantyliner atau pembalut yang digunakan terlalu lama dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi. Ibu hamil disarankan untuk mengganti pantyliner atau pembalut setiap 4-6 jam, atau lebih sering jika diperlukan.
  • Mengobati infeksi menular seksual (IMS)
    Ibu hamil yang memiliki riwayat IMS harus segera diobati untuk mencegah terjadinya infeksi pada vagina dan leher rahim, yang dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal.
  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
    Ibu hamil dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara mengonsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur, dan cukup istirahat. Sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat membantu mencegah terjadinya infeksi, termasuk infeksi pada area kewanitaan.

Dengan menerapkan metode pencegahan dan penanggulangan bahaya keputihan saat hamil, ibu hamil dapat menjaga kesehatan diri dan janinnya, serta terhindar dari berbagai komplikasi yang dapat terjadi.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru