Intip 10 Bahaya Teknologi AI yang Wajib Diintip

jurnal


bahaya teknologi ai

Bahaya teknologi AI merujuk pada risiko dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan.

Salah satu risiko utama adalah hilangnya lapangan pekerjaan karena otomatisasi yang dilakukan AI. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti peretasan dan penipuan. Kekhawatiran lainnya adalah potensi bias dan diskriminasi dalam algoritma AI, yang dapat memperkuat ketidakadilan yang sudah ada.

Untuk mengatasi bahaya teknologi AI, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan pemerintah, industri, peneliti, dan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain: menetapkan peraturan dan standar etika, mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengembangan AI, serta meningkatkan literasi AI di masyarakat.

Bahaya Teknologi AI

Perkembangan teknologi AI yang pesat membawa serta berbagai manfaat, namun juga potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Berikut adalah 10 bahaya utama yang terkait dengan teknologi AI:

  • Hilangnya lapangan pekerjaan
  • Bias dan diskriminasi
  • Kejahatan dunia maya
  • Pelanggaran privasi
  • Manipulasi media
  • Kesenjangan digital
  • Ketergantungan yang berlebihan
  • Pengaruh negatif pada kesehatan mental
  • Ancaman terhadap demokrasi
  • Senjata otonom

Bahaya-bahaya ini saling terkait dan dapat menimbulkan dampak yang kompleks pada masyarakat. Misalnya, hilangnya lapangan pekerjaan karena otomatisasi dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi dan sosial, sementara bias dan diskriminasi dalam algoritma AI dapat memperkuat ketidakadilan yang sudah ada. Selain itu, kejahatan dunia maya yang dilakukan dengan memanfaatkan AI dapat mengancam keamanan nasional dan ekonomi, serta manipulasi media dapat merusak kepercayaan masyarakat.

Hilangnya Lapangan Pekerjaan

Salah satu bahaya utama teknologi AI adalah hilangnya lapangan pekerjaan. Hal ini terjadi karena AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Misalnya, di sektor manufaktur, robot AI dapat digunakan untuk merakit produk, sementara di sektor jasa, AI dapat digunakan untuk memproses data dan memberikan layanan pelanggan.

Hilangnya lapangan pekerjaan karena AI dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian dan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan pengangguran, kesenjangan ekonomi, dan gejolak sosial. Selain itu, hilangnya lapangan pekerjaan dapat berdampak negatif pada keterampilan dan pengetahuan pekerja, sehingga menyulitkan mereka untuk beralih ke pekerjaan baru.

Untuk mengatasi bahaya hilangnya lapangan pekerjaan karena AI, diperlukan pendekatan multi-pihak yang melibatkan pemerintah, industri, dan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain: berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja, mempromosikan pengembangan lapangan pekerjaan baru yang tidak dapat diotomatisasi, dan memberikan dukungan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan karena AI.

Bias dan Diskriminasi

Teknologi AI berpotensi menimbulkan bias dan diskriminasi karena algoritma yang digunakan dalam AI dilatih pada data yang mungkin bias atau mengandung prasangka. Hal ini dapat menyebabkan AI membuat keputusan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu, seperti perempuan, kelompok minoritas, atau penyandang disabilitas.

  • Bias dalam Data Pelatihan

    Data yang digunakan untuk melatih algoritma AI mungkin bias karena berasal dari sumber yang bias atau tidak mewakili populasi secara keseluruhan. Misalnya, sebuah algoritma AI yang dilatih pada data riwayat hidup dari perusahaan yang didominasi laki-laki dapat menjadi bias terhadap kandidat perempuan.

  • Bias dalam Algoritma

    Algoritma AI itu sendiri dapat bias jika tidak dirancang dengan baik. Misalnya, sebuah algoritma AI yang dirancang untuk memprediksi risiko kredit mungkin bias terhadap peminjam dari kelompok minoritas karena tidak mempertimbangkan faktor-faktor seperti riwayat kredit yang terbatas.

  • Dampak Diskriminatif

    Bias dalam AI dapat berdampak diskriminatif terhadap kelompok tertentu. Misalnya, sebuah algoritma AI yang digunakan untuk merekrut karyawan dapat mendiskriminasi kandidat dari kelompok minoritas jika algoritma tersebut bias terhadap nama atau latar belakang mereka.

Bias dan diskriminasi dalam AI merupakan bahaya yang serius karena dapat melanggengkan ketidakadilan yang sudah ada dan menghambat kemajuan sosial. Selain itu, bias dan diskriminasi dalam AI juga dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap teknologi AI.

Kejahatan dunia maya

Perkembangan teknologi AI yang pesat juga membawa serta potensi bahaya baru, yaitu kejahatan dunia maya. Kejahatan dunia maya yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI dapat menimbulkan dampak yang lebih besar dan lebih sulit dideteksi dibandingkan kejahatan dunia maya tradisional.

Salah satu bentuk kejahatan dunia maya yang memanfaatkan AI adalah deepfake, yaitu pembuatan konten palsu yang sangat mirip dengan konten asli. Deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, menipu orang, dan merusak reputasi individu atau organisasi. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk melakukan serangan phishing yang lebih canggih dan meyakinkan, sehingga lebih sulit dideteksi oleh pengguna.

Bahaya kejahatan dunia maya yang memanfaatkan AI semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi AI itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, penegak hukum, dunia usaha, dan masyarakat, untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan dunia maya jenis ini.

Pelanggaran Privasi

Pelanggaran privasi merupakan salah satu bahaya teknologi AI yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi karena teknologi AI dapat mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, termasuk data pribadi yang sensitif. Jika data ini tidak dikelola dengan baik, dapat terjadi kebocoran data atau penyalahgunaan data yang dapat merugikan individu.

Salah satu contoh pelanggaran privasi yang terkait dengan teknologi AI adalah penggunaan teknologi pengenalan wajah. Teknologi ini dapat digunakan untuk melacak pergerakan orang dan mengidentifikasi mereka tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan massal dan pelanggaran hak privasi.

Selain itu, teknologi AI juga dapat digunakan untuk menganalisis data media sosial dan aktivitas online lainnya untuk memprediksi perilaku atau preferensi individu. Informasi ini dapat digunakan untuk tujuan komersial atau politik, tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari individu yang bersangkutan.

Pelanggaran privasi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencurian identitas, penipuan finansial, diskriminasi, dan pelecehan. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat untuk mencegah pelanggaran privasi dan melindungi hak-hak individu di era teknologi AI.

Manipulasi Media

Manipulasi media merupakan salah satu bahaya teknologi AI karena AI dapat digunakan untuk mengubah atau membuat konten media yang menyesatkan atau tidak akurat. Hal ini dapat berdampak negatif pada masyarakat dengan cara sebagai berikut:

  • Penyebaran Informasi Palsu

    AI dapat digunakan untuk menghasilkan konten berita palsu, artikel, dan video yang tampak asli. Konten ini dapat disebarkan melalui media sosial dan platform online lainnya, sehingga menyesatkan masyarakat dan mengikis kepercayaan terhadap sumber informasi yang kredibel.

  • Pengaruh pada Opini Publik

    AI dapat digunakan untuk menganalisis sentimen publik dan memanipulasi opini publik melalui kampanye media sosial. Hal ini dapat memengaruhi hasil pemilu, keputusan politik, dan persepsi masyarakat terhadap isu-isu penting.

  • Penyerangan Karakter

    AI dapat digunakan untuk membuat video atau gambar yang memperlihatkan seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan. Hal ini dapat merusak reputasi individu atau organisasi dan berujung pada pelecehan atau bahkan kekerasan.

  • Gangguan Pemilu

    AI dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan tentang kandidat atau proses pemilu. Hal ini dapat mengacaukan proses demokrasi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik.

Manipulasi media yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI merupakan ancaman serius terhadap masyarakat. Hal ini dapat merusak kepercayaan, mengikis demokrasi, dan menimbulkan konsekuensi berbahaya bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Kesenjangan Digital

Kesenjangan digital mengacu pada kesenjangan akses dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di antara kelompok masyarakat yang berbeda. Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, geografis, sosial, dan budaya.

Kesenjangan digital memiliki hubungan yang erat dengan bahaya teknologi AI karena dapat memperburuk risiko dan dampak negatif dari teknologi AI. Misalnya, kesenjangan akses terhadap pendidikan dan pelatihan teknologi AI dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan, sehingga sebagian masyarakat tertinggal dan tidak dapat memanfaatkan manfaat teknologi AI.

Selain itu, kesenjangan akses terhadap infrastruktur TIK yang memadai, seperti internet berkecepatan tinggi, dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI. Hal ini dapat memperkuat kesenjangan digital dan memperburuk bahaya teknologi AI, seperti bias dan diskriminasi dalam algoritma AI.

Untuk mengatasi bahaya teknologi AI yang diperburuk oleh kesenjangan digital, diperlukan upaya untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan teknologi AI, penyediaan infrastruktur TIK yang memadai, dan kebijakan yang mempromosikan akses dan penggunaan teknologi AI yang inklusif.

Ketergantungan yang berlebihan

Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, menciptakan ketergantungan yang berlebihan dan mengurangi keterampilan kognitif manusia. Ketergantungan pada AI untuk tugas-tugas rutin dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat menyebabkan hilangnya kreativitas dan inovasi, karena individu menjadi kurang terbiasa berpikir di luar kebiasaan dan mengandalkan solusi yang disediakan oleh AI. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang.

Untuk mengatasi bahaya ketergantungan yang berlebihan pada teknologi AI, penting untuk mempromosikan penggunaan AI yang seimbang dan bertanggung jawab. Individu harus didorong untuk mengembangkan keterampilan kognitif mereka sendiri dan menggunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan mereka, bukan sebagai penggantinya.

Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental

Penggunaan teknologi AI secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental individu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Kecanduan: Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
  • Isolasi Sosial: AI dapat menggantikan interaksi sosial manusia, yang dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian.
  • Gangguan Citra Tubuh: Filter dan aplikasi edit foto yang menggunakan AI dapat membuat standar kecantikan yang tidak realistis, yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh dan harga diri yang rendah.
  • Cyberbullying: AI dapat digunakan untuk melakukan cyberbullying, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban.

Pengaruh negatif teknologi AI pada kesehatan mental merupakan bahaya yang perlu diwaspadai. Penting untuk menggunakan AI secara seimbang dan bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatifnya pada kesehatan mental.

Penyebab Bahaya Teknologi AI

Perkembangan teknologi AI yang pesat membawa serta berbagai manfaat, namun juga potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Bahaya-bahaya ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Bias dan Diskriminasi
Algoritma AI dilatih pada data yang mungkin bias atau mengandung prasangka. Hal ini dapat menyebabkan AI membuat keputusan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu.

2. Kejahatan Dunia Maya
Teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan dunia maya yang lebih canggih dan sulit dideteksi, seperti deepfake dan phishing.

3. Pelanggaran Privasi
Teknologi AI dapat mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, termasuk data pribadi yang sensitif. Jika data ini tidak dikelola dengan baik, dapat terjadi kebocoran data atau penyalahgunaan data.

4. Manipulasi Media
AI dapat digunakan untuk mengubah atau membuat konten media yang menyesatkan atau tidak akurat, yang dapat berdampak negatif pada masyarakat.

5. Kesenjangan Digital
Kesenjangan akses dan penggunaan teknologi AI dapat memperparah risiko dan dampak negatif teknologi AI, seperti bias dan diskriminasi.

6. Ketergantungan yang Berlebihan
Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat mengurangi keterampilan kognitif manusia dan menyebabkan ketergantungan yang tidak sehat.

7. Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental
Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, isolasi sosial, gangguan citra tubuh, dan cyberbullying, yang berdampak negatif pada kesehatan mental.

Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Teknologi AI

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi AI, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi untuk mengatasi potensi bahaya yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan:

1. Mempromosikan Pengembangan AI yang Bertanggung Jawab
Industri teknologi dan peneliti AI memiliki peran penting dalam memastikan bahwa AI dikembangkan secara bertanggung jawab dan etis. Hal ini mencakup penetapan standar dan prinsip untuk pengembangan AI, serta mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengembangan.

2. Meningkatkan Literasi AI
Meningkatkan literasi AI di masyarakat sangat penting untuk membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memahami dan menggunakan AI secara bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan kampanye kesadaran publik.

3. Menerapkan Regulasi dan Pengawasan
Pemerintah dan lembaga terkait perlu menetapkan regulasi dan pengawasan yang jelas untuk mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi AI. Regulasi ini harus mencakup persyaratan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan terhadap potensi bahaya, seperti bias dan diskriminasi.

4. Mendorong Kolaborasi dan Dialog
Kolaborasi dan dialog yang erat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri teknologi, akademisi, pemerintah, dan masyarakat, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya teknologi AI. Dialog ini harus difasilitasi melalui forum dan platform publik untuk memungkinkan pertukaran ide dan perspektif.

5. Investasi dalam Penelitian dan Pengembangan
Investasi dalam penelitian dan pengembangan sangat penting untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih aman dan andal. Hal ini mencakup penelitian tentang mitigasi bias, deteksi dan pencegahan penyalahgunaan, serta perlindungan privasi dan keamanan.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi ini, kita dapat mengurangi potensi bahaya yang terkait dengan teknologi AI dan memanfaatkan potensinya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Emas, Harapan Baru untuk Mengembalikan Penglihatan yang Hilang Akibat Penyakit

publish oleh jurnal
Emas, Harapan Baru untuk Mengembalikan Penglihatan yang Hilang Akibat Penyakit

Siapa sangka, emas bukan cuma berkilau di jari jemari, tapi juga bisa menjadi secercah harapan bagi mereka yang kehilangan penglihatan. Para ilmuwan di Brown University menemukan potensi luar biasa dari partikel emas nano, yang ukurannya ribuan kali lebih kecil dari sehelai rambut, untuk memulihkan penglihatan. Bayangkan, partikel-partikel kecil ini bisa merangsang sel-sel retina dan mengembalikan fungsi visual, setidaknya pada tikus percobaan.Didukung oleh National Institutes of Health, studi ini membuka peluang bagi penderita penyakit degeneratif retina, seperti degenerasi makula, untuk melihat kembali dunia. Prosedur yang ditawarkan pun non-invasif, tanpa pembedahan atau rekayasa genetika. Sebuah terobosan yang menjanjikan!

Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Akan Dihapus, Ini Iuran per 22 April 2025 dan Cara Menghadapinya

publish oleh jurnal
Kelas 1,2,3 BPJS Kesehatan Akan Dihapus, Ini Iuran per 22 April 2025 dan Cara Menghadapinya

Sistem kelas BPJS Kesehatan 1, 2, dan 3 akan dihapus mulai Juli 2025. Sebagai gantinya, pemerintah akan menerapkan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Apa artinya ini bagi Anda dan berapa iuran yang harus dibayar mulai 22 April 2025? Simak penjelasannya berikut ini.Meskipun perubahan sistem kelas sudah di depan mata, besaran iuran BPJS Kesehatan saat ini masih sama. Pemerintah belum memutuskan apakah akan ada penyesuaian iuran seiring dengan implementasi KRIS. Dirut BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa belum ada peraturan baru yang mengatur besaran iuran untuk sistem KRIS. Saat ini, dasar hukum yang berlaku masih Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan.

Uni Eropa Tunda Denda Besar Untuk Apple dan Meta, Kenapa? Apa Alasannya Sekarang?

publish oleh jurnal
Uni Eropa Tunda Denda Besar Untuk Apple dan Meta, Kenapa? Apa Alasannya Sekarang?

Hubungan Uni Eropa dan beberapa raksasa teknologi Amerika sedang memanas. Uni Eropa ingin memperketat kendali atas perusahaan teknologi besar, terutama terkait keamanan dan privasi data warganya. Langkah ini telah berujung pada sejumlah denda besar yang dijatuhkan kepada perusahaan seperti Google, Apple, dan Meta.Namun, kabar terbaru menyebutkan Uni Eropa menunda hukuman untuk Apple dan Meta. Penundaan ini diduga berkaitan dengan upaya memperlancar kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat. Situasi ini menambah kompleksitas hubungan yang sudah tegang antara kedua belah pihak.

Irigasi Padi Hemat Air Bakal Diterapkan di Seluruh Indonesia untuk Ketahanan Pangan

publish oleh jurnal
Irigasi Padi Hemat Air Bakal Diterapkan di Seluruh Indonesia untuk Ketahanan Pangan

Teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) yang diklaim sukses besar di Daerah Irigasi Rentang, Jawa Barat, akan diterapkan di seluruh Indonesia. Wilayah Rentang, yang meliputi Kabupaten Indramayu, Cirebon, dan Majalengka, menjadi contoh nyata keberhasilan IPHA. Pemerintah, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) di berbagai daerah, akan mengoptimalkan infrastruktur irigasi yang ada untuk mendukung penerapan teknologi ini.Dody, seorang pejabat yang tidak disebutkan jabatannya, menjelaskan, "IPHA bukan hanya tentang penghematan air. Kita juga bicara tentang peningkatan kualitas dan hasil panen. Kesuksesan di Rentang menjadi dasar yang kuat untuk memperluas penerapan IPHA ke daerah irigasi lain di seluruh Indonesia."

Inilah Cara Jitu Merawat Ban Mobil Meski Mobil Jarang Dipakai, Agar Awet dan Tidak Retak

publish oleh jurnal
Inilah Cara Jitu Merawat Ban Mobil Meski Mobil Jarang Dipakai, Agar Awet dan Tidak Retak

Mobil jarang dipakai? Jangan biarkan ban jadi korban! Meskipun mobil lebih sering terparkir, ban tetap membutuhkan perawatan agar tidak cepat rusak. Beban mobil yang terus-menerus bertumpu pada satu titik ban dapat menyebabkan kerusakan. Untungnya, hal ini bisa dicegah dengan beberapa langkah mudah.Ben Faqih, People Development Department Head - Customer Satisfaction & Value Chain PT Astra Daihatsu Motor (ADM), menjelaskan kunci utama menjaga keawetan ban mobil yang jarang digunakan adalah menjaga tekanan angin. "Tambah tekanan angin sekitar 5 persen dari tekanan normal," saran Ben. Misalnya, jika standar tekanan angin ban 35 psi, tambahkan menjadi sekitar 37 psi. Tekanan angin yang lebih tinggi membantu sidewall ban menahan beban mobil saat diam.

XL Smart Resmi Beroperasi, Gimana Nasib Pengguna Axis Setelah Merger Ini?

publish oleh jurnal
XL Smart Resmi Beroperasi, Gimana Nasib Pengguna Axis Setelah Merger Ini?

Kabar gembira bagi pengguna XL, AXIS, dan Smartfren! Meskipun XLSmart resmi beroperasi sejak 16 April 2025, ketiga brand tersebut tetap akan eksis. David Arcelus Oses, Direktur & Chief Commercial Officer XLSmart, menegaskan tidak akan ada rebranding untuk XL, AXIS, maupun Smartfren. Perubahan hanya terjadi pada nama perusahaan induk, dari XL Axiata menjadi XLSmart.XLSmart akan menerapkan strategi multi-brand dengan segmentasi pelanggan yang spesifik. "Setiap brand memiliki fokus dan target pasar yang jelas, sehingga proposisi nilai dan strateginya pun berbeda," jelas David. Ia juga meyakinkan bahwa penggabungan XL Axiata dan Smartfren tidak akan mengganggu layanan pelanggan. Integrasi telah dipersiapkan matang selama bertahun-tahun untuk menjamin kelancaran transisi.

Susah Cari Kerja Kantoran, Profesi Lama Mulai Dilirik Lagi Saat Resesi Mengancam

publish oleh jurnal
Susah Cari Kerja Kantoran, Profesi Lama Mulai Dilirik Lagi Saat Resesi Mengancam

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran Artificial Intelligence (AI) memang bikin banyak pekerja kantoran ketar-ketir. Tak heran, banyak yang mulai melirik alternatif lain, termasuk kembali ke profesi yang sebelumnya mungkin dianggap "kuno". Tren ini terlihat jelas di Amerika Serikat, di mana sekolah-sekolah mulai menggiatkan kembali pelatihan keahlian tangan, seperti pertukangan dan pengelasan. Tapi tenang, ini bukan sekadar kembali ke cara lama. Justru, teknologi canggih jadi andalan!Salah satu contohnya adalah SMA Middleton di Wisconsin. Sekolah ini bahkan menggelontorkan dana fantastis, US$90 juta, untuk memodernisasi laboratorium manufakturnya. Bayangkan, siswa sekarang belajar mengelas dengan bantuan lengan robot yang dikendalikan komputer! Semua proses canggih ini bisa disaksikan langsung lewat jendela kaca besar di lab.

Yamaha Fazzio vs WMoto Swiftbee 125, Mana yang Lebih Unggul untuk Kebutuhan Anda?

publish oleh jurnal
Yamaha Fazzio vs WMoto Swiftbee 125, Mana yang Lebih Unggul untuk Kebutuhan Anda?

Punya budget sekitar 20 jutaan dan ingin skutik berpenampilan unik? Yamaha Fazzio dan WMoto Swiftbee 125 bisa jadi pilihan menarik. Keduanya menawarkan desain yang beda dari yang lain, dengan harga yang bersaing ketat. Swiftbee 125 dibanderol Rp 21,5 juta, sementara Fazzio mulai dari Rp 21,9 juta. Nah, kira-kira mana yang lebih unggul, ya?Soal tampilan, tentu selera masing-masing. Swiftbee 125 tampil nyentrik dengan bodi depan yang menyatu dengan sepatbor dan suspensi multi-link. Cocok buat kamu yang suka tampil beda. Sementara itu, Fazzio mengusung desain skuter klasik Eropa dengan lampu depan melingkar yang ikonik, senada dengan lampu sein dan remnya. Pelek 12 inci-nya juga menambah kesan retro yang stylish.

Nonton Jumbo di Bioskop Rajawali Purwokerto, Kenapa Siswa SD UMP Sewa 47 Angkot Demi Nonton Film Spesial?

publish oleh jurnal
Nonton Jumbo di Bioskop Rajawali Purwokerto, Kenapa Siswa SD UMP Sewa 47 Angkot Demi Nonton Film Spesial?

Purwokerto, Jawa Tengah - Sebuah pemandangan tak biasa terlihat di Purwokerto. Ratusan siswa SD UMP menyewa puluhan angkot untuk pergi menonton film di bioskop. Video rombongan angkot ini pun viral di media sosial, membuat banyak orang penasaran dengan alasan di baliknya.Kepala SD UMP, Rifqi, mengaku terkejut dengan viralnya kegiatan outing class sekolahnya. "Kami sama sekali tidak menyangka akan viral seperti ini," ujarnya saat dihubungi Senin (21/4/2025). Ternyata, kegiatan outing class ini merupakan agenda rutin sekolah, dan kali ini mereka memilih nonton film bersama sebagai kegiatan pembelajaran.

Apa yang Terjadi jika Minum Kopi Pagi Hari Saat Perut Kosong? Dokter Menjelaskan Dampaknya

publish oleh jurnal
Apa yang Terjadi jika Minum Kopi Pagi Hari Saat Perut Kosong?  Dokter Menjelaskan Dampaknya

Secangkir kopi hangat di pagi hari memang menggoda, apalagi bagi yang sudah terbiasa. Rasanya seperti ritual wajib untuk memulai hari. Kopi memang bisa bikin mata melek, fokus meningkat, dan metabolisme makin oke. Tapi, kebiasaan minum kopi saat perut masih kosong ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Bukannya semangat, malah bisa bikin masalah, lho!Banyak yang merasa paginya kurang lengkap tanpa kopi. Seakan jadi penyuplai energi instan. Padahal, minum kopi tanpa sarapan bisa mengganggu pencernaan, penyerapan nutrisi, bahkan bikin stres. Dari masalah asam lambung sampai kadar kortisol yang naik, semua bisa terjadi kalau kita nekat ngopi sebelum isi perut.

Artikel Terbaru