Intip 10 Bahaya Teknologi AI yang Wajib Diintip

jurnal


bahaya teknologi ai

Bahaya teknologi AI merujuk pada risiko dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan.

Salah satu risiko utama adalah hilangnya lapangan pekerjaan karena otomatisasi yang dilakukan AI. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti peretasan dan penipuan. Kekhawatiran lainnya adalah potensi bias dan diskriminasi dalam algoritma AI, yang dapat memperkuat ketidakadilan yang sudah ada.

Untuk mengatasi bahaya teknologi AI, diperlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan pemerintah, industri, peneliti, dan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain: menetapkan peraturan dan standar etika, mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengembangan AI, serta meningkatkan literasi AI di masyarakat.

Bahaya Teknologi AI

Perkembangan teknologi AI yang pesat membawa serta berbagai manfaat, namun juga potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Berikut adalah 10 bahaya utama yang terkait dengan teknologi AI:

  • Hilangnya lapangan pekerjaan
  • Bias dan diskriminasi
  • Kejahatan dunia maya
  • Pelanggaran privasi
  • Manipulasi media
  • Kesenjangan digital
  • Ketergantungan yang berlebihan
  • Pengaruh negatif pada kesehatan mental
  • Ancaman terhadap demokrasi
  • Senjata otonom

Bahaya-bahaya ini saling terkait dan dapat menimbulkan dampak yang kompleks pada masyarakat. Misalnya, hilangnya lapangan pekerjaan karena otomatisasi dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi dan sosial, sementara bias dan diskriminasi dalam algoritma AI dapat memperkuat ketidakadilan yang sudah ada. Selain itu, kejahatan dunia maya yang dilakukan dengan memanfaatkan AI dapat mengancam keamanan nasional dan ekonomi, serta manipulasi media dapat merusak kepercayaan masyarakat.

Hilangnya Lapangan Pekerjaan

Salah satu bahaya utama teknologi AI adalah hilangnya lapangan pekerjaan. Hal ini terjadi karena AI dapat mengotomatiskan tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh manusia, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Misalnya, di sektor manufaktur, robot AI dapat digunakan untuk merakit produk, sementara di sektor jasa, AI dapat digunakan untuk memproses data dan memberikan layanan pelanggan.

Hilangnya lapangan pekerjaan karena AI dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian dan masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan pengangguran, kesenjangan ekonomi, dan gejolak sosial. Selain itu, hilangnya lapangan pekerjaan dapat berdampak negatif pada keterampilan dan pengetahuan pekerja, sehingga menyulitkan mereka untuk beralih ke pekerjaan baru.

Untuk mengatasi bahaya hilangnya lapangan pekerjaan karena AI, diperlukan pendekatan multi-pihak yang melibatkan pemerintah, industri, dan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain: berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja, mempromosikan pengembangan lapangan pekerjaan baru yang tidak dapat diotomatisasi, dan memberikan dukungan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan karena AI.

Bias dan Diskriminasi

Teknologi AI berpotensi menimbulkan bias dan diskriminasi karena algoritma yang digunakan dalam AI dilatih pada data yang mungkin bias atau mengandung prasangka. Hal ini dapat menyebabkan AI membuat keputusan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu, seperti perempuan, kelompok minoritas, atau penyandang disabilitas.

  • Bias dalam Data Pelatihan

    Data yang digunakan untuk melatih algoritma AI mungkin bias karena berasal dari sumber yang bias atau tidak mewakili populasi secara keseluruhan. Misalnya, sebuah algoritma AI yang dilatih pada data riwayat hidup dari perusahaan yang didominasi laki-laki dapat menjadi bias terhadap kandidat perempuan.

  • Bias dalam Algoritma

    Algoritma AI itu sendiri dapat bias jika tidak dirancang dengan baik. Misalnya, sebuah algoritma AI yang dirancang untuk memprediksi risiko kredit mungkin bias terhadap peminjam dari kelompok minoritas karena tidak mempertimbangkan faktor-faktor seperti riwayat kredit yang terbatas.

  • Dampak Diskriminatif

    Bias dalam AI dapat berdampak diskriminatif terhadap kelompok tertentu. Misalnya, sebuah algoritma AI yang digunakan untuk merekrut karyawan dapat mendiskriminasi kandidat dari kelompok minoritas jika algoritma tersebut bias terhadap nama atau latar belakang mereka.

Bias dan diskriminasi dalam AI merupakan bahaya yang serius karena dapat melanggengkan ketidakadilan yang sudah ada dan menghambat kemajuan sosial. Selain itu, bias dan diskriminasi dalam AI juga dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap teknologi AI.

Kejahatan dunia maya

Perkembangan teknologi AI yang pesat juga membawa serta potensi bahaya baru, yaitu kejahatan dunia maya. Kejahatan dunia maya yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI dapat menimbulkan dampak yang lebih besar dan lebih sulit dideteksi dibandingkan kejahatan dunia maya tradisional.

Salah satu bentuk kejahatan dunia maya yang memanfaatkan AI adalah deepfake, yaitu pembuatan konten palsu yang sangat mirip dengan konten asli. Deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, menipu orang, dan merusak reputasi individu atau organisasi. Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk melakukan serangan phishing yang lebih canggih dan meyakinkan, sehingga lebih sulit dideteksi oleh pengguna.

Bahaya kejahatan dunia maya yang memanfaatkan AI semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi AI itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, penegak hukum, dunia usaha, dan masyarakat, untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan dunia maya jenis ini.

Pelanggaran Privasi

Pelanggaran privasi merupakan salah satu bahaya teknologi AI yang perlu diwaspadai. Hal ini terjadi karena teknologi AI dapat mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, termasuk data pribadi yang sensitif. Jika data ini tidak dikelola dengan baik, dapat terjadi kebocoran data atau penyalahgunaan data yang dapat merugikan individu.

Salah satu contoh pelanggaran privasi yang terkait dengan teknologi AI adalah penggunaan teknologi pengenalan wajah. Teknologi ini dapat digunakan untuk melacak pergerakan orang dan mengidentifikasi mereka tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan massal dan pelanggaran hak privasi.

Selain itu, teknologi AI juga dapat digunakan untuk menganalisis data media sosial dan aktivitas online lainnya untuk memprediksi perilaku atau preferensi individu. Informasi ini dapat digunakan untuk tujuan komersial atau politik, tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari individu yang bersangkutan.

Pelanggaran privasi yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti pencurian identitas, penipuan finansial, diskriminasi, dan pelecehan. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan yang ketat untuk mencegah pelanggaran privasi dan melindungi hak-hak individu di era teknologi AI.

Manipulasi Media

Manipulasi media merupakan salah satu bahaya teknologi AI karena AI dapat digunakan untuk mengubah atau membuat konten media yang menyesatkan atau tidak akurat. Hal ini dapat berdampak negatif pada masyarakat dengan cara sebagai berikut:

  • Penyebaran Informasi Palsu

    AI dapat digunakan untuk menghasilkan konten berita palsu, artikel, dan video yang tampak asli. Konten ini dapat disebarkan melalui media sosial dan platform online lainnya, sehingga menyesatkan masyarakat dan mengikis kepercayaan terhadap sumber informasi yang kredibel.

  • Pengaruh pada Opini Publik

    AI dapat digunakan untuk menganalisis sentimen publik dan memanipulasi opini publik melalui kampanye media sosial. Hal ini dapat memengaruhi hasil pemilu, keputusan politik, dan persepsi masyarakat terhadap isu-isu penting.

  • Penyerangan Karakter

    AI dapat digunakan untuk membuat video atau gambar yang memperlihatkan seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan. Hal ini dapat merusak reputasi individu atau organisasi dan berujung pada pelecehan atau bahkan kekerasan.

  • Gangguan Pemilu

    AI dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan tentang kandidat atau proses pemilu. Hal ini dapat mengacaukan proses demokrasi dan merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik.

Manipulasi media yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi AI merupakan ancaman serius terhadap masyarakat. Hal ini dapat merusak kepercayaan, mengikis demokrasi, dan menimbulkan konsekuensi berbahaya bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Kesenjangan Digital

Kesenjangan digital mengacu pada kesenjangan akses dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di antara kelompok masyarakat yang berbeda. Kesenjangan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, geografis, sosial, dan budaya.

Kesenjangan digital memiliki hubungan yang erat dengan bahaya teknologi AI karena dapat memperburuk risiko dan dampak negatif dari teknologi AI. Misalnya, kesenjangan akses terhadap pendidikan dan pelatihan teknologi AI dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan, sehingga sebagian masyarakat tertinggal dan tidak dapat memanfaatkan manfaat teknologi AI.

Selain itu, kesenjangan akses terhadap infrastruktur TIK yang memadai, seperti internet berkecepatan tinggi, dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI. Hal ini dapat memperkuat kesenjangan digital dan memperburuk bahaya teknologi AI, seperti bias dan diskriminasi dalam algoritma AI.

Untuk mengatasi bahaya teknologi AI yang diperburuk oleh kesenjangan digital, diperlukan upaya untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan teknologi AI, penyediaan infrastruktur TIK yang memadai, dan kebijakan yang mempromosikan akses dan penggunaan teknologi AI yang inklusif.

Ketergantungan yang berlebihan

Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, menciptakan ketergantungan yang berlebihan dan mengurangi keterampilan kognitif manusia. Ketergantungan pada AI untuk tugas-tugas rutin dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat menyebabkan hilangnya kreativitas dan inovasi, karena individu menjadi kurang terbiasa berpikir di luar kebiasaan dan mengandalkan solusi yang disediakan oleh AI. Hal ini dapat menghambat kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang.

Untuk mengatasi bahaya ketergantungan yang berlebihan pada teknologi AI, penting untuk mempromosikan penggunaan AI yang seimbang dan bertanggung jawab. Individu harus didorong untuk mengembangkan keterampilan kognitif mereka sendiri dan menggunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan mereka, bukan sebagai penggantinya.

Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental

Penggunaan teknologi AI secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental individu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

  • Kecanduan: Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
  • Isolasi Sosial: AI dapat menggantikan interaksi sosial manusia, yang dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian.
  • Gangguan Citra Tubuh: Filter dan aplikasi edit foto yang menggunakan AI dapat membuat standar kecantikan yang tidak realistis, yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh dan harga diri yang rendah.
  • Cyberbullying: AI dapat digunakan untuk melakukan cyberbullying, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental korban.

Pengaruh negatif teknologi AI pada kesehatan mental merupakan bahaya yang perlu diwaspadai. Penting untuk menggunakan AI secara seimbang dan bertanggung jawab untuk meminimalkan dampak negatifnya pada kesehatan mental.

Penyebab Bahaya Teknologi AI

Perkembangan teknologi AI yang pesat membawa serta berbagai manfaat, namun juga potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Bahaya-bahaya ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Bias dan Diskriminasi
Algoritma AI dilatih pada data yang mungkin bias atau mengandung prasangka. Hal ini dapat menyebabkan AI membuat keputusan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu.

2. Kejahatan Dunia Maya
Teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan dunia maya yang lebih canggih dan sulit dideteksi, seperti deepfake dan phishing.

3. Pelanggaran Privasi
Teknologi AI dapat mengumpulkan dan menganalisis data dalam jumlah besar, termasuk data pribadi yang sensitif. Jika data ini tidak dikelola dengan baik, dapat terjadi kebocoran data atau penyalahgunaan data.

4. Manipulasi Media
AI dapat digunakan untuk mengubah atau membuat konten media yang menyesatkan atau tidak akurat, yang dapat berdampak negatif pada masyarakat.

5. Kesenjangan Digital
Kesenjangan akses dan penggunaan teknologi AI dapat memperparah risiko dan dampak negatif teknologi AI, seperti bias dan diskriminasi.

6. Ketergantungan yang Berlebihan
Penggunaan teknologi AI yang berlebihan dapat mengurangi keterampilan kognitif manusia dan menyebabkan ketergantungan yang tidak sehat.

7. Pengaruh Negatif pada Kesehatan Mental
Penggunaan AI yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, isolasi sosial, gangguan citra tubuh, dan cyberbullying, yang berdampak negatif pada kesehatan mental.

Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Teknologi AI

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi AI, penting untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi untuk mengatasi potensi bahaya yang ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa metode yang dapat dilakukan:

1. Mempromosikan Pengembangan AI yang Bertanggung Jawab
Industri teknologi dan peneliti AI memiliki peran penting dalam memastikan bahwa AI dikembangkan secara bertanggung jawab dan etis. Hal ini mencakup penetapan standar dan prinsip untuk pengembangan AI, serta mempromosikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengembangan.

2. Meningkatkan Literasi AI
Meningkatkan literasi AI di masyarakat sangat penting untuk membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memahami dan menggunakan AI secara bertanggung jawab. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan kampanye kesadaran publik.

3. Menerapkan Regulasi dan Pengawasan
Pemerintah dan lembaga terkait perlu menetapkan regulasi dan pengawasan yang jelas untuk mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi AI. Regulasi ini harus mencakup persyaratan transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan terhadap potensi bahaya, seperti bias dan diskriminasi.

4. Mendorong Kolaborasi dan Dialog
Kolaborasi dan dialog yang erat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri teknologi, akademisi, pemerintah, dan masyarakat, sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya teknologi AI. Dialog ini harus difasilitasi melalui forum dan platform publik untuk memungkinkan pertukaran ide dan perspektif.

5. Investasi dalam Penelitian dan Pengembangan
Investasi dalam penelitian dan pengembangan sangat penting untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih aman dan andal. Hal ini mencakup penelitian tentang mitigasi bias, deteksi dan pencegahan penyalahgunaan, serta perlindungan privasi dan keamanan.

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi ini, kita dapat mengurangi potensi bahaya yang terkait dengan teknologi AI dan memanfaatkan potensinya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru