
Perancah atau scaffolding adalah struktur sementara yang digunakan untuk memberikan akses dan dukungan selama konstruksi, perbaikan, atau pembersihan gedung atau struktur lainnya. Bahaya scaffolding dapat timbul karena berbagai alasan, termasuk desain yang tidak memadai, pemasangan yang salah, atau penggunaan yang tidak benar.
Salah satu bahaya utama scaffolding adalah keruntuhan. Keruntuhan dapat disebabkan oleh beban berlebih, angin kencang, atau kesalahan struktural. Keruntuhan scaffolding dapat mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian bagi pekerja dan orang lain di sekitarnya.
Bahaya lain dari scaffolding adalah jatuh. Jatuh dapat terjadi jika pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri yang tepat, seperti sabuk pengaman atau jaring pengaman. Jatuh dari scaffolding dapat menyebabkan cedera serius, termasuk patah tulang, gegar otak, atau bahkan kematian.
Selain bahaya fisik, scaffolding juga dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Pekerja yang bekerja di scaffolding dapat terpapar debu, asap, dan bahan kimia berbahaya. Paparan ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, iritasi kulit, atau bahkan kanker.
Untuk mencegah bahaya scaffolding, penting untuk mengikuti semua peraturan keselamatan dan menggunakan peralatan yang tepat. Pekerja harus dilatih dengan baik dalam penggunaan scaffolding dan harus selalu menggunakan alat pelindung diri. Pengawas harus secara teratur memeriksa scaffolding untuk memastikan bahwa scaffolding aman digunakan.
Bahaya Scaffolding
Scaffolding merupakan struktur sementara yang banyak digunakan dalam konstruksi, renovasi, atau pekerjaan pembersihan bangunan maupun struktur lainnya. Akan tetapi, terdapat bahaya scaffolding yang perlu diperhatikan karena dapat berdampak fatal jika tidak diantisipasi dengan baik.
- Runtuh
- Jatuh
- Tertimpa Material
- Sengatan Listrik
- Kebakaran
- Jaring Pengaman Rusak
- Kurangnya Pencahayaan
- Kondisi Cuaca Buruk
- Kesalahan Pemasangan
- Peralatan yang Tidak Layak
Bahaya scaffolding dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti kesalahan desain, pemasangan yang tidak tepat, kurangnya perawatan, penggunaan yang tidak sesuai prosedur, hingga faktor lingkungan. Keruntuhan scaffolding, misalnya, dapat disebabkan oleh beban berlebih, angin kencang, atau kesalahan struktur. Jatuh dari scaffolding juga menjadi risiko yang mengancam jiwa, terutama jika pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sabuk pengaman atau jaring pengaman.
Runtuh
Runtuhnya scaffolding merupakan salah satu bahaya paling serius yang dapat terjadi. Runtuh dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
- Beban berlebih
- Angin kencang
- Kesalahan struktural
- Pemasangan yang tidak tepat
- Kurangnya perawatan
Runtuhnya scaffolding dapat mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian bagi pekerja dan orang lain di sekitarnya. Dalam kasus yang parah, runtuhnya scaffolding juga dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan atau struktur lain.
Untuk mencegah runtuhnya scaffolding, penting untuk mengikuti semua peraturan keselamatan dan menggunakan peralatan yang tepat. Pekerja harus dilatih dengan baik dalam penggunaan scaffolding dan harus selalu menggunakan alat pelindung diri. Pengawas harus secara teratur memeriksa scaffolding untuk memastikan bahwa scaffolding aman digunakan.
Jatuh
Jatuh merupakan salah satu bahaya paling umum yang terkait dengan penggunaan scaffolding. Jatuh dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk:
- Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang tepat, seperti sabuk pengaman atau jaring pengaman.
- Pijakan kaki atau permukaan kerja yang basah, licin, atau tidak rata.
- Kurangnya pegangan tangan atau pelindung tepi.
- Pekerjaan dilakukan pada ketinggian yang ekstrem.
- Kelelahan atau kurangnya konsentrasi pekerja.
Jatuh dari scaffolding dapat menyebabkan cedera serius, termasuk patah tulang, gegar otak, atau bahkan kematian. Dalam kasus yang parah, jatuh juga dapat menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan otak permanen.
Untuk mencegah jatuh, penting untuk mengikuti semua peraturan keselamatan dan menggunakan peralatan yang tepat. Pekerja harus dilatih dengan baik dalam penggunaan scaffolding dan harus selalu menggunakan APD. Pengawas harus secara teratur memeriksa scaffolding untuk memastikan bahwa scaffolding aman digunakan.
Tertimpa Material
Bahaya tertimpa material merupakan salah satu risiko yang mengancam jiwa yang terkait dengan penggunaan scaffolding. Material yang jatuh dapat berupa peralatan, bahan bangunan, atau bahkan puing-puing yang jatuh dari ketinggian.
-
Material Jatuh Akibat Benturan
Material dapat jatuh dari scaffolding karena benturan, seperti tertiup angin kencang atau tertabrak peralatan lain. Benturan tersebut dapat menyebabkan material terlepas dari tempatnya dan jatuh ke bawah, menimpa pekerja atau orang lain di sekitarnya.
-
Material Jatuh Karena Rusaknya Perancah
Material juga dapat jatuh jika scaffolding rusak atau tidak terpasang dengan benar. Kerusakan pada scaffolding dapat disebabkan oleh beban berlebih, angin kencang, atau faktor lainnya. Jika scaffolding rusak, material yang berada di atasnya dapat jatuh dan mengenai pekerja di bawah.
-
Material Jatuh Karena Kesalahan Manusia
Material juga dapat jatuh karena kesalahan manusia, seperti kesalahan dalam mengangkat atau memindahkan material. Kesalahan ini dapat menyebabkan material terlepas dari genggaman dan jatuh ke bawah.
Tertimpa material dari scaffolding dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian. Cedera yang diakibatkan dapat berupa luka memar, patah tulang, atau cedera kepala. Dalam kasus yang parah, tertimpa material juga dapat menyebabkan kematian.
Sengatan Listrik
Sengatan listrik merupakan salah satu bahaya serius yang dapat terjadi saat menggunakan scaffolding. Sengatan listrik dapat terjadi ketika pekerja bersentuhan dengan kabel listrik yang terbuka atau peralatan listrik yang tidak diarde dengan benar.
-
Kabel Listrik yang Terbuka
Kabel listrik yang terbuka dapat ditemukan di sekitar lokasi konstruksi, terutama di area di mana pekerjaan kelistrikan sedang dilakukan. Jika pekerja menyentuh kabel listrik yang terbuka, mereka dapat mengalami sengatan listrik.
-
Peralatan Listrik yang Tidak Diarde
Peralatan listrik yang tidak diarde dengan benar dapat menyebabkan sengatan listrik. Arde berfungsi untuk mengalirkan listrik yang bocor ke tanah, sehingga mencegah sengatan listrik. Jika peralatan listrik tidak diarde dengan benar, listrik yang bocor dapat mengalir melalui tubuh pekerja dan menyebabkan sengatan listrik.
-
Kondisi Basah
Kondisi basah dapat meningkatkan risiko sengatan listrik. Air adalah konduktor listrik, sehingga dapat mengalirkan listrik. Jika scaffolding basah, risiko sengatan listrik meningkat karena air dapat mengalirkan listrik ke pekerja.
-
Kesalahan Manusia
Kesalahan manusia juga dapat menyebabkan sengatan listrik. Misalnya, jika pekerja menggunakan peralatan listrik dengan tidak benar atau menyentuh kabel listrik yang terbuka secara tidak sengaja, mereka dapat mengalami sengatan listrik.
Sengatan listrik dapat menyebabkan berbagai cedera, mulai dari luka bakar ringan hingga kematian. Dalam kasus yang parah, sengatan listrik dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jantung, otak, atau organ lainnya.
Kebakaran
Kebakaran merupakan salah satu bahaya serius yang dapat terjadi pada penggunaan scaffolding. Kebakaran dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti:
-
Material yang Mudah Terbakar
Banyak material yang digunakan dalam scaffolding mudah terbakar, seperti kayu, bambu, dan plastik. Jika material-material ini terkena api, dapat dengan cepat menyebarkan api ke seluruh scaffolding.
-
Percikan Api
Pekerjaan seperti pengelasan atau pemotongan logam dapat menghasilkan percikan api. Jika percikan api ini mengenai material yang mudah terbakar, dapat memicu kebakaran.
-
Sumber Listrik
Kabel listrik yang rusak atau peralatan listrik yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan korsleting listrik, yang dapat memicu kebakaran.
-
Faktor Lingkungan
Kondisi cuaca yang kering dan berangin dapat mempercepat penyebaran api.
Kebakaran pada scaffolding dapat menyebabkan kerugian yang besar, baik materi maupun jiwa. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan kebakaran, seperti menggunakan material tahan api, memastikan peralatan listrik berfungsi dengan baik, dan menyediakan alat pemadam kebakaran di lokasi kerja.
Jaring Pengaman Rusak
Jaring pengaman merupakan komponen penting pada scaffolding yang berfungsi untuk menahan pekerja atau material yang jatuh. Jaring pengaman yang rusak dapat menimbulkan bahaya yang serius, bahkan berakibat fatal.
-
Jaring Pengaman yang Robek
Jaring pengaman dapat robek karena tertusuk benda tajam, terbakar, atau karena penggunaan yang berlebihan. Jaring pengaman yang robek tidak dapat menahan pekerja atau material yang jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera atau kematian.
-
Jaring Pengaman yang Tidak Terpasang dengan Benar
Jaring pengaman harus dipasang dengan benar agar dapat berfungsi dengan baik. Jaring pengaman yang tidak terpasang dengan benar dapat terlepas dari scaffolding atau tidak dapat menahan beban yang jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera atau kematian.
-
Jaring Pengaman yang Tidak Dirawat
Jaring pengaman harus dirawat secara teratur untuk memastikan kekuatan dan keawetannya. Jaring pengaman yang tidak dirawat dapat menjadi rapuh dan mudah robek, sehingga tidak dapat menahan pekerja atau material yang jatuh.
-
Jaring Pengaman yang Tidak Memadai
Jaring pengaman harus memiliki ukuran dan kapasitas yang memadai untuk menahan beban yang jatuh. Jaring pengaman yang tidak memadai tidak dapat menahan pekerja atau material yang jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera atau kematian.
Jaring pengaman yang rusak dapat menyebabkan berbagai cedera, mulai dari luka ringan hingga kematian. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa jaring pengaman selalu dalam kondisi baik dan terpasang dengan benar.
Kurangnya Pencahayaan
Kurangnya pencahayaan merupakan salah satu faktor yang dapat memperparah bahaya scaffolding. Pencahayaan yang buruk dapat menyulitkan pekerja untuk melihat dengan jelas, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.
Beberapa risiko yang dapat ditimbulkan oleh kurangnya pencahayaan pada scaffolding meliputi:
- Kesulitan melihat pijakan kaki, sehingga meningkatkan risiko terpeleset atau jatuh.
- Kesulitan melihat material atau peralatan, sehingga meningkatkan risiko tertimpa atau terbentur.
- Kesulitan melihat pekerja lain, sehingga meningkatkan risiko bertabrakan atau terjatuh karena tidak menyadari keberadaan orang lain.
Untuk mencegah risiko kecelakaan akibat kurangnya pencahayaan, penting untuk memastikan bahwa area scaffolding memiliki pencahayaan yang cukup. Pencahayaan dapat berasal dari lampu alami atau lampu buatan. Jika menggunakan lampu buatan, pastikan lampu memiliki daya yang cukup dan ditempatkan secara strategis untuk menerangi seluruh area scaffolding.
Kondisi Cuaca Buruk
Kondisi cuaca buruk dapat memperparah bahaya scaffolding dan meningkatkan risiko kecelakaan. Beberapa kondisi cuaca yang dapat membahayakan pekerja scaffolding antara lain:
-
Angin Kencang
Angin kencang dapat membuat scaffolding bergoyang dan tidak stabil, sehingga meningkatkan risiko pekerja terjatuh. Selain itu, angin kencang dapat menyebabkan material atau peralatan terjatuh dari scaffolding, sehingga membahayakan pekerja di bawah.
-
Hujan Lebat
Hujan lebat dapat membuat permukaan scaffolding menjadi licin dan basah, sehingga meningkatkan risiko pekerja terpeleset atau jatuh. Selain itu, hujan lebat dapat mengurangi jarak pandang, sehingga menyulitkan pekerja untuk melihat dengan jelas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
-
Petir
Petir dapat menyambar scaffolding dan menyebabkan sengatan listrik pada pekerja. Selain itu, petir dapat menyebabkan kebakaran pada scaffolding, yang dapat membahayakan pekerja dan menyebabkan kerusakan pada struktur scaffolding.
-
Kabut Tebal
Kabut tebal dapat mengurangi jarak pandang, sehingga menyulitkan pekerja untuk melihat dengan jelas dan meningkatkan risiko kecelakaan. Selain itu, kabut tebal dapat membuat pekerja sulit bernapas, sehingga membahayakan kesehatan mereka.
Kondisi cuaca buruk dapat menyebabkan berbagai risiko dan bahaya pada penggunaan scaffolding. Oleh karena itu, penting bagi pekerja scaffolding untuk mewaspadai kondisi cuaca dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan mereka.
Penyebab atau Faktor yang Berkontribusi pada Bahaya Scaffolding
Penggunaan scaffolding banyak ditemukan dalam berbagai proyek konstruksi. Namun, di balik fungsinya yang vital, terdapat potensi bahaya bagi para pekerja dan orang-orang di sekitar. Bahaya scaffolding dapat disebabkan oleh berbagai penyebab atau faktor, antara lain:
-
Desain yang Kurang Memadai
Desain scaffolding yang tidak tepat atau kurang cermat dapat meningkatkan risiko keruntuhan atau ketidakstabilan. Beban yang berlebihan, pemilihan material yang tidak sesuai, atau kesalahan dalam perhitungan struktur dapat menjadi penyebab utama desain yang kurang memadai. -
Pemasangan yang Salah
Pemasangan scaffolding yang tidak sesuai dengan prosedur atau standar keselamatan dapat berdampak fatal. kesalahan seperti tiang penyangga yang tidak terpasang dengan benar, sambungan yang longgar, atau penggunaan baut atau mur yang tidak sesuai dapat menyebabkan keruntuhan atau ketidakstabilan scaffolding. -
Penggunaan yang Tidak Benar
Praktik kerja yang tidak aman atau penggunaan scaffolding yang tidak sesuai dengan peruntukannya dapat memperbesar risiko bahaya. Pembebanan berlebih, penggunaan scaffolding sebagai akses ke tempat yang tidak seharusnya, atau modifikasi struktur tanpa perhitungan yang matang dapat menyebabkan kecelakaan. -
Kurangnya Perawatan dan Inspeksi
Perawatan dan inspeksi scaffolding secara berkala sangat penting untuk memastikan kondisinya tetap baik. Kelalaian dalam perawatan, seperti korosi yang tidak tertangani, kerusakan akibat benturan, atau perubahan kondisi lingkungan yang tidak diantisipasi dapat melemahkan struktur scaffolding dan meningkatkan risiko bahaya. -
Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan yang buruk, seperti angin kencang, hujan deras, atau gempa bumi dapat memberikan tekanan tambahan pada struktur scaffolding. Beban angin yang berlebihan, tanah yang tidak stabil, atau getaran yang kuat dapat menyebabkan ketidakstabilan atau bahkan keruntuhan scaffolding.
Penyebab dan faktor-faktor ini saling terkait dan dapat memperparah risiko bahaya scaffolding. Dengan memahami dan mengendalikan faktor-faktor tersebut, para pemangku kepentingan dalam konstruksi dapat meningkatkan keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan.
Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Scaffolding
Mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan, diperlukan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk meminimalisir risiko kecelakaan pada penggunaan scaffolding. Berikut adalah beberapa metode yang direkomendasikan:
Desain yang Tepat: Scaffolding harus dirancang oleh insinyur yang kompeten sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku. Perhitungan beban, pemilihan material, dan detail sambungan harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan stabilitas dan kekuatan struktur.
Pemasangan yang Benar: Scaffolding harus dipasang oleh pekerja yang terampil dan berpengalaman sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pemeriksaan berkala selama proses pemasangan sangat penting untuk memastikan semua komponen terhubung dengan benar dan aman.
Penggunaan yang Sesuai: Scaffolding harus digunakan sesuai dengan peruntukannya dan tidak boleh dimodifikasi atau dibebani secara berlebihan. Beban yang akan ditopang harus diperhitungkan dengan cermat dan tidak boleh melebihi kapasitas yang diizinkan.
Perawatan dan Inspeksi: Scaffolding harus dirawat dan diperiksa secara berkala oleh personel yang kompeten. Pemeriksaan harus mencakup inspeksi visual, pengujian beban, dan identifikasi potensi bahaya seperti korosi atau kerusakan.
Pelatihan dan Pengawasan: Pekerja yang menggunakan scaffolding harus dilatih dengan baik dan memahami prosedur keselamatan yang berlaku. Pengawasan yang ketat selama pekerjaan berlangsung sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur dan mengidentifikasi potensi bahaya.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Pekerja yang bekerja pada scaffolding harus menggunakan APD yang sesuai, seperti sabuk pengaman, helm pengaman, dan sarung tangan. APD dapat meminimalkan risiko cedera jika terjadi kecelakaan.
Dengan menerapkan metode pencegahan dan mitigasi ini, risiko bahaya scaffolding dapat dikurangi secara signifikan, sehingga keselamatan pekerja dan lingkungan kerja dapat ditingkatkan.