Intip 10 Bahaya BPA yang Bikin Penasaran

jurnal


bahaya bpa

Bahaya BPA (Bisphenol A) adalah senyawa kimia yang banyak digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi. Zat ini dapat ditemukan pada berbagai produk, seperti botol minum, wadah makanan, pelapis kaleng makanan, dan mainan anak-anak.

Bahaya BPA bagi kesehatan telah banyak diteliti. Paparan BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, terutama hormon estrogen. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan perkembangan janin, gangguan reproduksi, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.

Untuk mencegah bahaya BPA, disarankan untuk menghindari penggunaan produk yang mengandung BPA. Pilihlah produk yang berbahan dasar kaca, baja tahan karat, atau plastik yang bebas BPA. Selain itu, penting juga untuk mencuci tangan dengan bersih setelah memegang produk yang mungkin mengandung BPA.

Bahaya BPA

Bahaya BPA (Bisphenol A) perlu mendapat perhatian serius. Paparan BPA dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, terutama gangguan hormon estrogen.

  • Gangguan perkembangan janin
  • Kelainan reproduksi
  • Obesitas
  • Penyakit kardiovaskular
  • Kanker
  • Gangguan sistem saraf
  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Infertilitas
  • Alergi

Sebagai contoh, paparan BPA pada janin dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan, seperti cacat lahir dan masalah perilaku. Pada orang dewasa, BPA dapat memicu obesitas dengan cara mengganggu metabolisme tubuh. Selain itu, BPA juga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dengan cara merusak pembuluh darah dan jantung.

Gangguan Perkembangan Janin

Bahaya BPA dapat memicu gangguan perkembangan janin, terutama jika terjadi paparan pada masa kehamilan. Paparan BPA pada janin dapat mengganggu keseimbangan hormon, khususnya hormon estrogen, yang berperan penting dalam perkembangan organ dan sistem tubuh janin.

Gangguan perkembangan janin yang diakibatkan oleh BPA dapat bervariasi, mulai dari cacat lahir hingga masalah perilaku. Paparan BPA pada trimester pertama kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir, seperti gangguan jantung, cacat tulang, dan kelainan pada alat kelamin. Sementara itu, paparan BPA pada trimester kedua dan ketiga dapat menyebabkan masalah perilaku, seperti hiperaktif, gangguan perhatian, dan kesulitan belajar.

Kasus di Amerika Serikat menunjukkan bahwa paparan BPA pada janin dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf, seperti autisme. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa anak-anak yang terpapar BPA pada masa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan spektrum autisme hingga 70%. Studi lain yang dilakukan di Eropa juga menemukan bahwa paparan BPA pada janin dapat meningkatkan risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak-anak.

Kelainan Reproduksi

Bahaya BPA juga dapat memicu kelainan reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Paparan BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon, terutama hormon estrogen dan androgen, yang berperan penting dalam fungsi reproduksi.

  • Gangguan Kesuburan

    Paparan BPA dapat menurunkan kesuburan pada pria dan wanita. Pada pria, BPA dapat mengganggu produksi sperma dan kualitasnya. Sementara itu pada wanita, BPA dapat mengganggu ovulasi dan implantasi embrio.

  • Keguguran dan Kelahiran Prematur

    Paparan BPA pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur. Hal ini disebabkan karena BPA dapat menembus plasenta dan mengganggu perkembangan janin.

  • Cacat Lahir Organ Reproduksi

    Paparan BPA pada janin dapat menyebabkan cacat lahir pada organ reproduksi, seperti hipospadia (kelainan pada penis) dan kriptorkismus (kelainan pada testis).

Kelainan reproduksi akibat bahaya BPA dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan dan kehidupan individu. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan BPA, terutama bagi wanita yang sedang hamil atau merencanakan kehamilan.

Obesitas

Bahaya BPA dapat memicu obesitas dengan mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, khususnya hormon leptin dan ghrelin. Hormon leptin berfungsi untuk memberikan sinyal kenyang ke otak, sementara hormon ghrelin berfungsi untuk memberikan sinyal lapar. Paparan BPA dapat mengganggu fungsi kedua hormon ini, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam nafsu makan dan metabolisme tubuh.

Obesitas yang dipicu oleh bahaya BPA dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Selain itu, obesitas juga dapat menurunkan kualitas hidup dan harapan hidup.

Untuk mencegah obesitas akibat bahaya BPA, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga secara teratur.

Penyakit Kardiovaskular

Bahaya BPA dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dengan cara merusak pembuluh darah dan jantung. Paparan BPA dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, sehingga mempersempit aliran darah dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu, BPA juga dapat merusak lapisan dalam jantung, sehingga menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif.

  • Aterosklerosis

    Paparan BPA dapat meningkatkan pembentukan plak di arteri, yang dapat menyumbat aliran darah ke jantung dan otak. Hal ini dapat menyebabkan aterosklerosis, kondisi yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

  • Hipertensi

    BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar hormon stres yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

  • Gagal Jantung

    Paparan BPA jangka panjang dapat merusak otot jantung, sehingga menurunkan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif. Hal ini dapat menyebabkan gagal jantung, kondisi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Penyakit kardiovaskular akibat bahaya BPA dapat berdampak serius pada kesehatan dan kehidupan individu. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan gaya hidup sehat.

Kanker

Paparan BPA dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara dan prostat. Hal ini disebabkan karena BPA dapat berikatan dengan reseptor hormon estrogen dalam sel-sel tubuh, sehingga memicu pertumbuhan sel kanker.

Studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan BPA dapat meningkatkan pertumbuhan tumor kanker payudara dan prostat. Selain itu, studi pada manusia juga menemukan hubungan antara paparan BPA dan peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa wanita yang memiliki kadar BPA tinggi dalam urin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara hingga 20%.

Untuk mencegah risiko kanker akibat bahaya BPA, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan gaya hidup sehat. Paparan BPA dapat dikurangi dengan cara menghindari penggunaan produk plastik yang mengandung BPA, seperti botol minum, wadah makanan, dan mainan anak-anak. Selain itu, penting juga untuk mencuci tangan dengan bersih setelah memegang produk yang mungkin mengandung BPA.

Gangguan Sistem Saraf

Paparan BPA dapat mengganggu sistem saraf dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Gangguan sistem saraf akibat bahaya BPA dapat berupa gangguan perkembangan saraf, gangguan kognitif, dan gangguan perilaku.

  • Gangguan Perkembangan Saraf

    Paparan BPA pada janin dan anak-anak dapat mengganggu perkembangan sistem saraf, sehingga meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf, seperti autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

  • Gangguan Kognitif

    Paparan BPA dapat mengganggu fungsi kognitif, seperti memori, belajar, dan konsentrasi. Studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan BPA dapat menyebabkan penurunan fungsi memori dan kemampuan belajar.

  • Gangguan Perilaku

    Paparan BPA dapat menyebabkan gangguan perilaku, seperti hiperaktif, agresivitas, dan kecemasan. Studi pada hewan menunjukkan bahwa paparan BPA dapat meningkatkan aktivitas lokomotor dan perilaku agresif.

Gangguan sistem saraf akibat bahaya BPA dapat berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup individu. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan gaya hidup sehat.

Diabetes

Paparan BPA dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan karena BPA dapat mengganggu fungsi pankreas dalam memproduksi insulin, hormon yang berperan dalam mengatur kadar gula darah. Selain itu, BPA juga dapat meningkatkan resistensi insulin, sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk menurunkan kadar gula darah.

  • Gangguan Produksi Insulin

    Paparan BPA dapat merusak sel-sel beta di pankreas yang berperan dalam memproduksi insulin. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi insulin, sehingga kadar gula darah meningkat.

  • Resistensi Insulin

    Paparan BPA dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam darah, yang dapat mengganggu fungsi insulin. Hal ini menyebabkan resistensi insulin, sehingga tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif untuk menurunkan kadar gula darah.

  • Peradangan

    Paparan BPA dapat memicu peradangan, yang dapat merusak sel-sel beta di pankreas dan mengganggu fungsi insulin. Peradangan juga dapat meningkatkan resistensi insulin.

  • Obesitas

    Paparan BPA dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga meningkatkan nafsu makan dan penumpukan lemak.

Diabetes akibat bahaya BPA dapat berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup individu. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan gaya hidup sehat.

Hipertensi

Paparan BPA dapat meningkatkan risiko hipertensi, yaitu kondisi di mana tekanan darah meningkat secara kronis. Hal ini disebabkan karena BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar hormon stres yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

  • Gangguan Hormon

    BPA dapat mengganggu produksi hormon yang mengatur tekanan darah, seperti hormon aldosteron dan kortisol. Gangguan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

  • Kerusakan Pembuluh Darah

    BPA dapat merusak lapisan pembuluh darah, sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan peningkatan tekanan darah.

  • Peradangan

    Paparan BPA dapat memicu peradangan, yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

  • Penumpukan Lemak

    Paparan BPA dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko utama hipertensi. BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh, sehingga meningkatkan nafsu makan dan penumpukan lemak.

Hipertensi akibat bahaya BPA dapat berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup individu. Oleh karena itu, penting untuk menghindari paparan BPA dengan cara memilih produk yang bebas BPA dan menerapkan gaya hidup sehat.

Penyebab Bahaya BPA

Bahaya BPA disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

Penggunaan BPA dalam Berbagai Produk
BPA banyak digunakan dalam pembuatan berbagai produk, seperti botol minum, wadah makanan, mainan anak-anak, dan pelapis kaleng makanan. Penggunaan BPA yang meluas ini meningkatkan potensi paparan bagi manusia.

Migrasi BPA ke Makanan dan Minuman
BPA dapat bermigrasi dari produk yang mengandung BPA ke dalam makanan dan minuman yang bersentuhan dengan produk tersebut. Migrasi BPA dapat terjadi terutama pada kondisi panas atau asam, seperti saat memanaskan makanan dalam wadah plastik.

Paparan Melalui Kulit
BPA juga dapat diserap melalui kulit saat memegang produk yang mengandung BPA, seperti struk belanja atau kertas tanda terima.

Faktor Lingkungan
BPA dapat mencemari lingkungan melalui pembuangan sampah plastik atau kebocoran dari pabrik yang memproduksi BPA. Pencemaran lingkungan ini dapat meningkatkan paparan BPA bagi manusia melalui air, tanah, atau udara.

Cara Mencegah dan Mengurangi Bahaya BPA

Mencegah dan mengurangi bahaya BPA sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan:

Hindari Produk yang Mengandung BPA
Hindari penggunaan produk yang diketahui mengandung BPA, seperti botol minum plastik, wadah makanan plastik, mainan anak-anak, dan pelapis kaleng makanan. Pilihlah produk yang terbuat dari bahan alternatif yang bebas BPA, seperti kaca, baja tahan karat, atau plastik bebas BPA (BPA-free plastic).

Simpan Makanan dan Minuman dengan Benar
Simpan makanan dan minuman dalam wadah kaca atau baja tahan karat, bukan dalam wadah plastik. Hindari memanaskan makanan atau minuman dalam wadah plastik, karena panas dapat mempercepat migrasi BPA ke dalam makanan atau minuman.

Cuci Tangan Setelah Menangani Produk yang Mengandung BPA
Cuci tangan dengan bersih setelah memegang produk yang mengandung BPA, seperti struk belanja atau kertas tanda terima. Hal ini untuk mencegah BPA masuk ke dalam tubuh melalui kulit.

Dukung Peraturan dan Kebijakan yang Membatasi BPA
Dukung upaya pemerintah dan organisasi kesehatan untuk mengatur penggunaan BPA dan membatasi paparan BPA pada manusia dan lingkungan. Peraturan dan kebijakan ini dapat membantu mengurangi paparan BPA secara keseluruhan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Harga Yamaha NMAX Naik Setara XMAX Bekas, Mesin 'Disunat' Bikin Geger Publik Tanah Air

publish oleh jurnal
Harga Yamaha NMAX Naik Setara XMAX Bekas, Mesin 'Disunat' Bikin Geger Publik Tanah Air

Yamaha NMAX 2025 baru saja menggebrak pasar otomotif Jepang. Bukan cuma desain dan fiturnya yang mencuri perhatian, tapi juga harganya yang bikin banyak orang tercengang. Bayangkan saja, di Negeri Sakura, skutik populer ini dibanderol 389.400 Yen, atau sekitar Rp 46,1 juta! Harga segitu di Indonesia sudah bisa bawa pulang XMAX bekas, lho! XMAX bekas tahun 2018 saja bisa didapatkan dengan harga Rp 38-50 jutaan. Padahal, XMAX itu skuter bongsor yang secara dimensi, performa, dan fitur berada di atas NMAX.Yang bikin geleng-geleng kepala, NMAX versi Jepang ini hadir dengan mesin yang jauh lebih kecil, cuma 124 cc. Beda banget dengan versi Indonesia yang sudah kita kenal dengan mesin 155 cc-nya yang bertenaga. Tapi, jangan keburu underestimate dulu! Meski mesinnya lebih mungil, Yamaha tetap membekalinya dengan spesifikasi teknis yang cukup mumpuni. Mesin SOHC 1-silinder, 4-tak, 4 katup, dan pendingin cairan, tetap bisa memberikan performa optimal, terutama untuk mobilitas harian di perkotaan.

7 Platform Membeli Emas Tepercaya untuk Investasi yang Menguntungkan Anda

publish oleh jurnal
7 Platform Membeli Emas Tepercaya untuk Investasi yang Menguntungkan Anda

Investasi emas dulu terkesan ribet? Sekarang nggak lagi! Bayangkan, kini kamu bisa berinvestasi emas hanya dengan smartphone. Nggak perlu repot-repot ke toko perhiasan atau bank, cukup pilih platform investasi emas digital yang aman, tersertifikasi, dan bisa dicetak fisik kapan saja.Buat kamu yang baru mulai, memilih platform yang tepat itu penting banget. Tenang, artikel ini akan mengulas tujuh platform tepercaya dan populer di tahun 2025. Siap menemukan platform yang paling cocok buatmu?

Pasien Indonesia Banyak Berobat Kanker ke Malaysia, Mencari Harapan Kesembuhan

publish oleh jurnal
Pasien Indonesia Banyak Berobat Kanker ke Malaysia, Mencari Harapan Kesembuhan

Semakin banyak pasien kanker dari Indonesia yang memilih Malaysia sebagai tujuan pengobatan, terutama untuk kanker payudara dan serviks. Tren ini diungkapkan oleh Dr. Madan Mohan Vasandani, CEO HealthMetrics Indonesia, saat peluncuran perusahaan di Jakarta. Malaysia dianggap menawarkan kualitas layanan yang baik dengan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan negara tetangga seperti Singapura.“Dulu Singapura menjadi pilihan utama, namun kini Malaysia semakin populer karena lebih murah,” jelas Dr. Madan. Kanker payudara dan serviks menjadi dua jenis kanker yang paling banyak mendorong pasien Indonesia mencari pengobatan di negeri jiran.

Apakah Uban Bisa Kembali Menjadi Hitam? Ini Penjelasannya dan Cara Mengatasinya

publish oleh jurnal
Apakah Uban Bisa Kembali Menjadi Hitam? Ini Penjelasannya dan Cara Mengatasinya

Munculnya uban seringkali dikaitkan dengan pertambahan usia. Produksi melanin, pigmen yang memberi warna pada rambut, memang cenderung berkurang seiring berlalunya waktu. Makanya, wajar saja kalau banyak orang berusia 30-an ke atas mulai menemukan uban di kepala mereka.Tapi, usia bukan satu-satunya faktor. Genetika, stres, kekurangan vitamin, bahkan kebiasaan merokok juga bisa memicu munculnya uban lebih awal. Kabar baiknya, uban bisa kembali hitam atau ke warna asli rambut, asalkan penyebabnya bukan faktor genetika. Yuk, simak penjelasannya!

Kejanggalan Perusahaan Penahan Ijazah Bikin Wamenaker Emosi Usai Sidak, Praktik Tak Manusiawi Terungkap

publish oleh jurnal
Kejanggalan Perusahaan Penahan Ijazah Bikin Wamenaker Emosi Usai Sidak, Praktik Tak Manusiawi Terungkap

Suasana memanas di sebuah gudang suku cadang kendaraan bermotor di Surabaya. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang akrab disapa Noel, melakukan sidak mendadak ke UD Sentoso Seal menyusul dugaan penahanan ijazah mantan karyawan. Sama seperti Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sebelumnya, Noel pun dibuat geram oleh sambutan yang kurang menyenangkan.Perjalanan jauh dari Jakarta ke gudang yang berlokasi di Jalan Margomulyo 44, Kompleks Pergudangan Suri Mulia Permai, Blok H-14, Surabaya, ternyata tak berjalan mulus. Di bawah terik matahari Surabaya, Noel yang didampingi Wawali Armuji dan Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Kompol Ari Bayu Aji, justru nyaris tak dibukakan pintu. Gerbang utama gudang UD Sentoso Seal terkunci rapat.

Toyota Siap Luncurkan 15 Mobil Listrik, Dominasi Pasar Dimulai Sekarang

publish oleh jurnal
Toyota Siap Luncurkan 15 Mobil Listrik, Dominasi Pasar Dimulai Sekarang

Toyota, raksasa otomotif Jepang, tengah menggenjot langkahnya di dunia elektrifikasi. Tak tanggung-tanggung, mereka siap meluncurkan 15 model mobil listrik baru dalam dua tahun ke depan. Meskipun Toyota merupakan pionir dalam elektrifikasi dengan Prius di era 90-an, mereka sempat terlihat tertinggal dalam tren mobil listrik murni belakangan ini.Kini, Toyota berambisi mengejar ketertinggalan tersebut. Dilansir dari Carscoops, Toyota berencana menghadirkan 15 model mobil listrik baru, termasuk Lexus, hingga tahun 2027. Targetnya? Menaikkan produksi hingga 1 juta unit di tahun yang sama. Sebuah lompatan besar!

80.000 Koperasi Merah Putih Tidak Masuk Radar OJK, Ini Alasannya dan Solusinya Apa?

publish oleh jurnal
80.000 Koperasi Merah Putih Tidak Masuk Radar OJK, Ini Alasannya dan Solusinya Apa?

Pemerintah punya rencana besar: membentuk 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Pertanyaannya, apakah koperasi-koperasi ini akan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)? Ternyata, tidak semuanya.Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan OJK, Agusman, menjelaskan bahwa Koperasi Merah Putih hanya akan diawasi OJK jika mereka beroperasi di sektor jasa keuangan atau open loop. Artinya, jika koperasi tersebut menghimpun dana dari luar anggota atau menyalurkan pinjaman ke pihak non-anggota.

7 Rekomendasi Sunscreen Cegah Penuaan Dini, Harga Mulai Rp30 Ribuan untuk Kulit Awet Muda

publish oleh jurnal
7 Rekomendasi Sunscreen Cegah Penuaan Dini, Harga Mulai Rp30 Ribuan untuk Kulit Awet Muda

Paparan sinar matahari memang terasa hangat dan menyenangkan, tapi tahukah kamu kalau sinar UV bisa mempercepat penuaan kulit? Sinar ultraviolet (UV) bisa merusak kolagen dan elastin, penyebab utama munculnya keriput, garis halus, dan bintik hitam. Makanya, pakai sunscreen setiap hari itu wajib hukumnya kalau mau kulit tetap awet muda!Bingung pilih sunscreen yang tepat? Tenang, kami sudah merangkum 7 rekomendasi sunscreen yang ampuh mencegah penuaan dini, dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp30 ribuan saja.

Alih,Alih Membayar, Kini Yayasan MBN Justru Tagih Rp400 Juta ke Mitra Dapur MBG Kalibata, Kisruh Semakin Memanas

publish oleh jurnal
Alih,Alih Membayar, Kini Yayasan MBN Justru Tagih Rp400 Juta ke Mitra Dapur MBG Kalibata, Kisruh Semakin Memanas

Jakarta - Kisruh antara Yayasan MBN dan pengelola dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalibata, Ira, semakin pelik. Bukannya membayar, Yayasan MBN justru menagih Ira sebesar Rp400 juta di tengah proses hukum dugaan penggelapan dana operasional dapur MBG senilai hampir Rp1 miliar yang dilaporkan Ira ke Polres Metro Jakarta Selatan.Kuasa hukum Ira, Danna Harly, mengungkapkan kebingungannya atas tagihan tersebut. "Aneh sekali. Klien saya melaporkan dugaan penggelapan dana, eh malah ditagih balik," ujarnya kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025).

Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama, Siap,siap Merogoh Kocek!

publish oleh jurnal
Ini Perkiraan Harga iPhone Lipat Pertama, Siap,siap Merogoh Kocek!

Desas-desus tentang iPhone lipat bergaya buku kembali berhembus kencang. Kabar terbaru? Harganya diprediksi bakal menguras kantong, lebih mahal dari ponsel lipat sejenis yang sudah beredar di pasaran.Menurut bocoran dari tipster Instant Digital di Weibo, iPhone lipat yang diduga bernama iPhone 18 Fold ini akan dibanderol sekitar 2.100 - 2.300 dolar AS (Rp 35,3 juta - Rp 38,7 juta). Wow! Sebagai perbandingan, Samsung Galaxy Z Fold 6, ponsel lipat bergaya buku terbaru Samsung, dijual dengan harga 1.899 dolar AS (Rp 31,9 juta) di AS. Artinya, iPhone 18 Fold berpotensi lebih mahal sekitar Rp 3,3 juta hingga Rp 6,7 juta.

Artikel Terbaru