
Bahaya riya dan sum’ah merupakan perbuatan yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Riya adalah perbuatan baik yang dilakukan bukan karena Allah, melainkan agar dipuji atau dihargai orang lain. Sementara sum’ah adalah perbuatan buruk yang dilakukan untuk mendapatkan nama baik atau reputasi di hadapan manusia. Kedua perbuatan ini sangat berbahaya karena dapat merusak ibadah dan akhlak seseorang.
Riya dan sum’ah dapat menimbulkan berbagai risiko dan dampak negatif. Pertama, riya dapat merusak keikhlasan ibadah seseorang. Ketika seseorang melakukan ibadah bukan karena Allah, maka ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah. Selain itu, riya juga dapat membuat seseorang menjadi sombong dan merasa lebih baik dari orang lain. Hal ini dapat merusak hubungan sosial dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.
Kedua, sum’ah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan dosa. Ketika seseorang melakukan perbuatan buruk untuk mendapatkan nama baik, maka ia telah melanggar perintah Allah. Selain itu, sum’ah juga dapat membuat seseorang menjadi munafik dan tidak jujur. Hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat dan menimbulkan keresahan sosial.
Untuk mencegah bahaya riya dan sum’ah, maka setiap muslim harus berusaha untuk selalu ikhlas dalam beribadah dan berbuat baik. Hindarilah segala bentuk pujian dan penghargaan dari manusia, karena yang terpenting adalah mendapatkan ridha Allah. Selain itu, setiap muslim juga harus menghindari perbuatan buruk yang dapat merusak nama baik diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari bahaya riya dan sum’ah dan menjadi pribadi yang bertakwa dan berakhlak mulia.
bahaya riya dan sum ah
Bahaya riya dan sum’ah merupakan perbuatan yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Riya adalah perbuatan baik yang dilakukan bukan karena Allah, melainkan agar dipuji atau dihargai orang lain. Sementara sum’ah adalah perbuatan buruk yang dilakukan untuk mendapatkan nama baik atau reputasi di hadapan manusia. Kedua perbuatan ini sangat berbahaya karena dapat merusak ibadah dan akhlak seseorang.
- Merusak keikhlasan ibadah
- Menimbulkan kesombongan
- Menciptakan perpecahan
- Menjerumuskan ke dalam dosa
- Membuat munafik
- Merusak kepercayaan
- Menimbulkan keresahan sosial
- Menghalangi pahala
- Mendapat siksa di akhirat
- Menghancurkan amal kebaikan
Dari beberapa bahaya di atas, dapat kita lihat bahwa riya dan sum’ah adalah perbuatan yang sangat berbahaya dan dapat merusak kehidupan kita di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menjaga keikhlasan ibadah kita dan menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat merusak nama baik kita di hadapan Allah dan manusia.
Merusak keikhlasan ibadah
Merusak keikhlasan ibadah merupakan salah satu bahaya terbesar dari riya dan sum’ah. Riya adalah perbuatan baik yang dilakukan bukan karena Allah, melainkan agar dipuji atau dihargai orang lain. Sementara sum’ah adalah perbuatan buruk yang dilakukan untuk mendapatkan nama baik atau reputasi di hadapan manusia.
-
Mencari pujian dan penghargaan dari manusia
Ketika seseorang melakukan ibadah bukan karena Allah, tetapi karena ingin dipuji atau dihargai oleh manusia, maka ibadahnya menjadi tidak ikhlas. Hal ini dapat merusak pahala ibadah dan bahkan membatalkannya.
-
Menyepelekan ibadah yang tidak terlihat oleh manusia
Orang yang riya dan sum’ah cenderung menyepelekan ibadah yang tidak terlihat oleh manusia. Mereka hanya mau melakukan ibadah yang dapat dilihat dan dipuji oleh orang lain. Hal ini dapat menyebabkan mereka meninggalkan ibadah-ibadah penting yang seharusnya mereka lakukan.
-
Menimbulkan kesombongan
Riya dan sum’ah dapat membuat seseorang menjadi sombong dan merasa lebih baik dari orang lain. Mereka merasa bahwa mereka lebih beribadah dan lebih baik dari orang lain karena mereka selalu melakukan ibadah yang terlihat oleh manusia.
-
Menciptakan perpecahan
Riya dan sum’ah dapat menciptakan perpecahan di antara umat Islam. Orang yang riya dan sum’ah cenderung merasa lebih baik dari orang lain dan memandang rendah orang lain yang tidak melakukan ibadah seperti mereka. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dan konflik di antara umat Islam.
Dengan demikian, jelas bahwa merusak keikhlasan ibadah merupakan salah satu bahaya terbesar dari riya dan sum’ah. Setiap muslim harus berusaha untuk selalu menjaga keikhlasan ibadahnya dan menghindari segala bentuk perbuatan yang dapat merusak pahala ibadahnya.
Menimbulkan Kesombongan
Riya dan sum’ah dapat menimbulkan kesombongan pada diri seseorang. Kesombongan merupakan sifat tercela yang dapat merusak amal kebaikan dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah SWT. Orang yang riya dan sum’ah cenderung merasa lebih baik dan lebih beribadah dibandingkan orang lain. Mereka merasa bangga dengan apa yang mereka lakukan dan menganggap remeh ibadah orang lain.
-
Merasa Lebih Baik dari Orang Lain
Orang yang riya dan sum’ah merasa bahwa mereka lebih baik dan lebih beribadah dibandingkan orang lain. Mereka memandang rendah orang lain yang tidak melakukan ibadah seperti mereka. Kesombongan ini dapat merusak hubungan sosial dan menimbulkan perpecahan di antara umat Islam.
-
Meremehkan Ibadah Orang Lain
Orang yang riya dan sum’ah cenderung meremehkan ibadah orang lain. Mereka hanya melihat ibadah yang terlihat dan dipuji oleh manusia. Mereka tidak peduli dengan ibadah yang tidak terlihat oleh manusia, seperti ibadah di dalam hati atau ibadah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
-
Menghalangi Pahala
Kesombongan dapat menghalangi pahala ibadah seseorang. Ketika seseorang melakukan ibadah dengan perasaan sombong, maka pahala ibadahnya akan berkurang atau bahkan hilang. Hal ini karena kesombongan merupakan sifat tercela yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Dengan demikian, jelas bahwa menimbulkan kesombongan merupakan salah satu bahaya besar dari riya dan sum’ah. Kesombongan dapat merusak amal kebaikan, menjauhkan seseorang dari rahmat Allah SWT, dan menimbulkan perpecahan di antara umat Islam. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk menghindari sifat tercela ini dan selalu menjaga kerendahan hati.
Menciptakan perpecahan
Riya dan sum’ah dapat menciptakan perpecahan di antara umat Islam. Orang yang riya dan sum’ah cenderung merasa lebih baik dari orang lain dan memandang rendah orang lain yang tidak melakukan ibadah seperti mereka. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dan konflik di antara umat Islam.
Perpecahan yang ditimbulkan oleh riya dan sum’ah dapat berdampak buruk bagi umat Islam. Perpecahan dapat melemahkan persatuan umat Islam dan membuat mereka lebih mudah dipecah belah oleh musuh-musuh Islam. Selain itu, perpecahan juga dapat menimbulkan konflik dan kekerasan di antara umat Islam.
Untuk mencegah perpecahan yang ditimbulkan oleh riya dan sum’ah, setiap muslim harus berusaha untuk selalu menjaga kerukunan dan persatuan di antara umat Islam. Hindarilah segala bentuk perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan, seperti sikap sombong, meremehkan ibadah orang lain, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
Menjerumuskan ke dalam dosa
Riya dan sum’ah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Hal ini dikarenakan orang yang riya dan sum’ah cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam demi mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia.
-
Melakukan perbuatan syirik
Orang yang riya dan sum’ah dapat melakukan perbuatan syirik, yaitu menyekutukan Allah SWT dengan makhluk lain. Hal ini dapat terjadi ketika mereka melakukan ibadah bukan karena Allah SWT, melainkan karena ingin dipuji atau dihargai oleh manusia.
-
Melakukan perbuatan maksiat
Orang yang riya dan sum’ah juga dapat melakukan perbuatan maksiat, yaitu melanggar perintah Allah SWT. Hal ini dapat terjadi ketika mereka melakukan perbuatan buruk demi mendapatkan nama baik atau reputasi di hadapan manusia.
-
Melakukan perbuatan bid’ah
Orang yang riya dan sum’ah dapat melakukan perbuatan bid’ah, yaitu menambah-nambahkan atau mengubah ajaran Islam sesuai dengan hawa nafsunya. Hal ini dapat terjadi ketika mereka melakukan ibadah atau amalan-amalan yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW, demi mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia.
Dengan demikian, jelas bahwa riya dan sum’ah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Hal ini dikarenakan orang yang riya dan sum’ah cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam demi mendapatkan pujian atau penghargaan dari manusia. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha untuk menghindari sifat tercela ini dan selalu menjaga keikhlasan dalam beribadah dan beramal.
Membuat munafik
Munafik adalah orang yang nya baik dan mengaku beriman, namun hatinya tidak sesuai dengan ucapan dan perbuatannya. Orang yang riya dan sum’ah berpotensi menjadi munafik karena mereka selalu berusaha menampilkan kebaikan di hadapan manusia, meskipun sebenarnya hatinya tidak ikhlas dan hanya ingin dipuji atau dihargai.
-
Menampakkan kebaikan di hadapan manusia
Orang yang riya dan sum’ah selalu berusaha menampakkan kebaikan di hadapan manusia. Mereka melakukan ibadah dan amalan-amalan baik bukan karena Allah SWT, melainkan karena ingin dipuji atau dihargai oleh manusia. Hal ini dapat membuat mereka menjadi munafik karena mereka tidak jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.
-
Membatin kejahatan
Meskipun menampakkan kebaikan di hadapan manusia, orang yang riya dan sum’ah bisa jadi membatin kejahatan. Mereka mungkin menyimpan rasa dengki, iri hati, atau kebencian terhadap orang lain. Hal ini dapat membuat mereka menjadi munafik karena mereka tidak sesuai antara dan batinnya.
-
Bermuka dua
Orang yang riya dan sum’ah seringkali bermuka dua. Mereka bersikap baik dan ramah di hadapan orang yang mereka anggap penting atau yang dapat memberikan manfaat bagi mereka. Namun, mereka bisa bersikap kasar dan tidak peduli terhadap orang yang mereka anggap tidak penting atau tidak dapat memberikan manfaat bagi mereka. Hal ini dapat membuat mereka menjadi munafik karena mereka tidak konsisten dalam bersikap.
-
Menipu diri sendiri dan orang lain
Orang yang riya dan sum’ah pada akhirnya akan menipu diri sendiri dan orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa mereka adalah orang yang baik dan beriman, padahal sebenarnya mereka adalah munafik. Selain itu, mereka juga dapat menipu orang lain dengan menampilkan kebaikan yang palsu, sehingga orang lain mempercayai mereka dan mengikuti perbuatan mereka.
Dengan demikian, jelas bahwa riya dan sum’ah dapat membuat seseorang menjadi munafik. Orang yang riya dan sum’ah selalu berusaha menampilkan kebaikan di hadapan manusia, meskipun sebenarnya hatinya tidak ikhlas dan hanya ingin dipuji atau dihargai. Hal ini dapat membuat mereka menjadi tidak jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, menyimpan rasa dengki atau kebencian, bermuka dua, serta menipu diri sendiri dan orang lain.
Merusak kepercayaan
Merusak kepercayaan merupakan salah satu bahaya besar dari riya dan sum’ah. Riya adalah perbuatan baik yang dilakukan bukan karena Allah, melainkan agar dipuji atau dihargai orang lain. Sementara sum’ah adalah perbuatan buruk yang dilakukan untuk mendapatkan nama baik atau reputasi di hadapan manusia. Kedua perbuatan ini dapat merusak kepercayaan karena dapat membuat orang lain merasa tertipu dan dikhianati.
-
Menciptakan citra palsu
Orang yang riya dan sum’ah seringkali menciptakan citra palsu tentang diri mereka sendiri. Mereka berusaha menampilkan diri sebagai orang yang baik dan beriman, meskipun sebenarnya mereka tidak seperti itu. Hal ini dapat membuat orang lain mempercayai mereka dan mengikuti perbuatan mereka. Namun, ketika orang lain mengetahui bahwa mereka sebenarnya tidak seperti yang mereka tampilkan, maka kepercayaan itu akan rusak.
-
Melanggar janji
Orang yang riya dan sum’ah seringkali melanggar janji yang telah mereka buat. Hal ini karena mereka lebih mementingkan pujian dan penghargaan dari manusia daripada memenuhi kewajiban mereka. Ketika orang lain mengetahui bahwa mereka tidak dapat dipercaya, maka kepercayaan itu akan rusak.
-
Menipu orang lain
Orang yang riya dan sum’ah seringkali menipu orang lain. Mereka mungkin berpura-pura baik dan membantu, tetapi sebenarnya mereka hanya ingin memanfaatkan orang lain untuk kepentingan mereka sendiri. Ketika orang lain mengetahui bahwa mereka telah ditipu, maka kepercayaan itu akan rusak.
-
Menimbulkan fitnah
Orang yang riya dan sum’ah seringkali menimbulkan fitnah. Mereka mungkin menyebarkan berita bohong atau memfitnah orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau menghindari kerugian. Ketika orang lain mengetahui bahwa mereka telah difitnah, maka kepercayaan itu akan rusak.
Dengan demikian, jelas bahwa riya dan sum’ah dapat merusak kepercayaan. Orang yang riya dan sum’ah seringkali menciptakan citra palsu tentang diri mereka sendiri, melanggar janji, menipu orang lain, dan menimbulkan fitnah. Hal ini dapat membuat orang lain merasa tertipu dan dikhianati, sehingga kepercayaan itu akan rusak.
Penyebab dan Faktor yang Berkontribusi pada Bahaya Riya dan Sum’ah
Riya dan sum’ah merupakan perbuatan tercela yang dapat membawa dampak buruk bagi pelakunya. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada munculnya riya dan sum’ah:
-
Lemahnya Iman
Iman yang lemah dapat membuat seseorang mudah tergoda untuk melakukan riya dan sum’ah. Mereka yang imannya lemah biasanya lebih mementingkan pujian dan pengakuan dari manusia daripada ridha Allah SWT. -
Kurangnya Ilmu Pengetahuan Agama
Kurangnya ilmu pengetahuan agama dapat membuat seseorang tidak memahami bahaya dan dampak negatif dari riya dan sum’ah. Mereka yang tidak mengetahui hukum-hukum agama dengan baik mungkin lebih mudah terjerumus ke dalam perbuatan tercela ini. -
Sifat Riya yang Sudah Mendarah Daging
Sifat riya juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada munculnya riya dan sum’ah. Orang yang terbiasa melakukan riya dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah melakukannya dalam hal ibadah dan amalan-amalan lainnya. -
Lingkungan yang Mendorong Riya dan Sum’ah
Lingkungan yang mendorong riya dan sum’ah juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada munculnya perbuatan tercela ini. Misalnya, lingkungan yang selalu memuji dan menghargai orang yang melakukan ibadah secara berlebihan dapat membuat seseorang tergoda untuk melakukan riya dan sum’ah. -
Kurangnya Introspeksi Diri
Kurangnya introspeksi diri dapat membuat seseorang tidak menyadari bahwa dirinya telah melakukan riya dan sum’ah. Mereka yang tidak terbiasa mengintrospeksi diri mungkin lebih mudah terjerumus ke dalam perbuatan tercela ini tanpa menyadarinya.
Dengan memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada munculnya riya dan sum’ah, kita dapat berusaha untuk menghindarinya dan menjaga diri kita dari perbuatan tercela ini.
Cara Mencegah Bahaya Riya dan Sum’ah
Riya dan sum’ah merupakan perbuatan tercela yang dapat membawa dampak buruk bagi pelakunya. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk berusaha mencegah dan memitigasi bahaya riya dan sum’ah dalam kehidupan mereka.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memitigasi bahaya riya dan sum’ah antara lain:
-
Memperkuat Iman
Iman yang kuat merupakan benteng utama untuk mencegah riya dan sum’ah. Dengan memperkuat iman, seseorang akan lebih takut kepada Allah SWT dan lebih ikhlas dalam beribadah dan beramal. -
Menambah Ilmu Pengetahuan Agama
Ilmu pengetahuan agama yang memadai akan membuat seseorang lebih memahami bahaya dan dampak negatif dari riya dan sum’ah. Dengan memahami hukum-hukum agama dengan baik, seseorang akan lebih mampu menjaga diri dari perbuatan tercela ini. -
Membiasakan Introspeksi Diri
Introspeksi diri secara berkala dapat membantu seseorang untuk menyadari kelemahan dan kekurangan dalam dirinya, termasuk sifat riya dan sum’ah. Dengan membiasakan introspeksi diri, seseorang dapat lebih mudah untuk mengoreksi diri dan menghindari perbuatan tercela. -
Menjauhi Lingkungan yang Mendorong Riya dan Sum’ah
Lingkungan yang mendorong riya dan sum’ah dapat membuat seseorang lebih mudah terjerumus ke dalam perbuatan tercela ini. Oleh karena itu, penting untuk menjauhi lingkungan yang seperti ini dan mencari lingkungan yang lebih kondusif untuk beribadah dan beramal dengan ikhlas. -
Belajar dari Kisah Para Salaf
Kisah para salaf dapat menjadi pelajaran berharga dalam mencegah dan memitigasi bahaya riya dan sum’ah. Kisah para salaf mengajarkan kita tentang pentingnya keikhlasan, kerendahan hati, dan menghindari pujian dari manusia.
Dengan menerapkan cara-cara tersebut di atas, insya Allah kita dapat terhindar dari bahaya riya dan sum’ah dan menjadi pribadi yang lebih ikhlas dan bertakwa.