Inilah 10 Bahaya Penyakit HIV yang Wajib Diketahui

jurnal


bahaya penyakit hiv

Bahaya penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) mengintai kesehatan manusia di seluruh dunia. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga membuat penderitanya rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit oportunistik.

Risiko penularan HIV dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik, transfusi darah yang terkontaminasi, serta dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Jika tidak ditangani dengan tepat, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), tahap akhir dari infeksi HIV yang dapat mengancam jiwa.

Upaya pencegahan dan mitigasi bahaya penyakit HIV sangat penting. Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku seksual yang aman, seperti menggunakan kondom secara konsisten, melakukan tes HIV secara berkala, dan menghindari penggunaan narkoba suntik. Selain itu, edukasi dan penyuluhan tentang HIV perlu terus digalakkan untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma yang terkait dengan penyakit ini.

Bahaya Penyakit HIV

Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Memahami bahaya penyakit ini sangatlah penting untuk mencegah penularan dan dampak negatifnya. Berikut adalah 10 bahaya utama yang terkait dengan penyakit HIV:

  • Infeksi Oportunistik
  • Kanker
  • Demensia
  • Gangguan Saraf
  • Penyakit Ginjal
  • Penyakit Jantung
  • Penyakit Paru-paru
  • Penurunan Fungsi Kekebalan Tubuh
  • Penularan dari Ibu ke Anak
  • Stigma dan Diskriminasi

Bahaya-bahaya ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan penderita HIV. Infeksi oportunistik, seperti pneumonia dan tuberkulosis, dapat mengancam jiwa pada penderita HIV karena sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah. Kanker, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma non-Hodgkin, juga lebih sering terjadi pada penderita HIV. Selain itu, HIV dapat menyebabkan kerusakan neurologis, gangguan kognitif, dan penyakit kardiovaskular.

Infeksi Oportunistik

Infeksi oportunistik merupakan salah satu bahaya utama penyakit HIV. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah akibat HIV, tubuh menjadi rentan terhadap infeksi yang biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat. Infeksi ini dapat menyebabkan penyakit serius dan bahkan mengancam jiwa.

  • Pneumonia

    Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Infeksi ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, demam, dan batuk berdahak. Pada penderita HIV, pneumonia bisa menjadi penyakit yang mengancam jiwa.

  • Tuberkulosis (TBC)

    TBC adalah infeksi bakteri yang menyerang paru-paru. Gejala TBC antara lain batuk berdahak yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan. TBC merupakan salah satu penyebab utama kematian pada penderita HIV.

  • Toksoplasmosis

    Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit. Infeksi ini biasanya tidak menimbulkan gejala pada orang sehat, tetapi dapat menyebabkan penyakit serius pada penderita HIV, seperti kerusakan otak dan infeksi mata.

  • Sariawan

    Sariawan adalah infeksi jamur yang menyerang mulut dan tenggorokan. Infeksi ini dapat menyebabkan nyeri, kesulitan menelan, dan sariawan di mulut. Sariawan sering terjadi pada penderita HIV dan dapat menjadi tanda infeksi HIV yang parah.

Infeksi oportunistik merupakan ancaman serius bagi kesehatan penderita HIV. Penting untuk melakukan tes HIV secara rutin dan memulai pengobatan sesegera mungkin untuk mengurangi risiko infeksi oportunistik dan komplikasi lainnya.

Kanker

Infeksi HIV dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker, termasuk:

  • Sarkoma Kaposi

    Sarkoma Kaposi adalah jenis kanker yang menyebabkan pertumbuhan sel abnormal pada kulit dan organ dalam. Kanker ini sering terjadi pada penderita HIV yang tidak diobati.

  • Limfoma Non-Hodgkin

    Limfoma non-Hodgkin adalah kanker yang menyerang sistem limfatik. Kanker ini lebih sering terjadi pada penderita HIV dibandingkan pada orang yang tidak terinfeksi HIV.

  • Kanker Serviks

    Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim. Penderita HIV memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks dibandingkan pada wanita yang tidak terinfeksi HIV.

  • Kanker Hati

    Kanker hati merupakan salah satu penyebab utama kematian pada penderita HIV. Infeksi HIV dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan hati, yang meningkatkan risiko terkena kanker hati.

Kanker merupakan bahaya serius bagi penderita HIV. Penting untuk melakukan tes HIV secara rutin dan memulai pengobatan sesegera mungkin untuk mengurangi risiko terkena kanker dan komplikasi lainnya.

Demensia

Demensia merupakan gangguan kognitif yang ditandai dengan penurunan fungsi otak yang parah, termasuk memori, berpikir, pemahaman, pertimbangan, dan bahasa. Penderita HIV memiliki risiko lebih tinggi mengalami demensia dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

  • Demensia Terkait HIV (HAD)

    HAD adalah jenis demensia yang terjadi pada penderita HIV. HAD disebabkan oleh infeksi HIV itu sendiri, yang dapat merusak sel-sel otak dan menyebabkan peradangan. Gejala HAD dapat bervariasi, tetapi biasanya meliputi masalah memori, kesulitan berkonsentrasi, perubahan perilaku, dan gangguan gerakan.

  • Faktor Risiko HAD

    Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya HAD, antara lain:

    • Infeksi HIV yang tidak diobati
    • Jumlah virus HIV yang tinggi dalam darah
    • Lamanya infeksi HIV
    • Riwayat infeksi oportunistik
  • Dampak HAD

    HAD dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup penderita HIV. Gejala HAD dapat membuat sulit bagi penderita untuk bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas sehari-hari. HAD juga dapat menyebabkan masalah perilaku dan sosial, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi.

  • Pengobatan HAD

    Tidak ada obat untuk HAD, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan HAD dapat meliputi:

    • Obat antiretroviral untuk mengendalikan infeksi HIV
    • Obat untuk mengobati gejala HAD, seperti obat untuk memori, perilaku, dan depresi
    • Terapi untuk mendukung penderita HIV dan keluarganya

Demensia merupakan bahaya serius bagi penderita HIV. Penting untuk melakukan tes HIV secara rutin dan memulai pengobatan sesegera mungkin untuk mengurangi risiko terkena demensia dan komplikasi lainnya.

Gangguan Saraf

Gangguan saraf merupakan salah satu bahaya serius yang dapat ditimbulkan oleh penyakit HIV. Virus HIV dapat menyerang sistem saraf, menyebabkan kerusakan dan gangguan pada fungsi saraf.

  • Neuropati Perifer

    Neuropati perifer adalah kerusakan saraf yang terjadi pada tangan dan kaki. Gejala neuropati perifer dapat meliputi nyeri, kesemutan, mati rasa, dan kelemahan otot.

  • Ensefalopati HIV

    Ensefalopati HIV adalah peradangan pada otak yang disebabkan oleh infeksi HIV. Gejala ensefalopati HIV dapat meliputi kesulitan berpikir, kehilangan memori, perubahan perilaku, dan gangguan koordinasi.

  • Demensia Terkait HIV (HAD)

    HAD adalah jenis demensia yang dapat terjadi pada penderita HIV. Gejala HAD dapat meliputi masalah memori, kesulitan berkonsentrasi, perubahan perilaku, dan gangguan gerakan.

  • Mielitis Transversal

    Mielitis transversal adalah peradangan pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi HIV. Gejala mielitis transversal dapat meliputi kelemahan otot, gangguan sensorik, dan masalah kandung kemih dan usus.

Gangguan saraf dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup penderita HIV. Gejala gangguan saraf dapat membuat sulit bagi penderita untuk bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas sehari-hari. Gangguan saraf juga dapat menyebabkan masalah perilaku dan sosial, seperti depresi, kecemasan, dan isolasi.

Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi pada penderita HIV. Infeksi HIV dapat merusak ginjal dan mengganggu fungsinya. Kerusakan ginjal pada penderita HIV dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Infeksi HIV itu sendiri
  • Obat antiretroviral yang digunakan untuk mengobati HIV
  • Infeksi lain yang terkait dengan HIV, seperti hepatitis C dan virus Epstein-Barr

Penyakit ginjal pada penderita HIV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Penumpukan cairan dan elektrolit dalam tubuh
  • Tekanan darah tinggi
  • Anemia
  • Gangguan tulang dan sendi
  • Penurunan fungsi kognitif

Penyakit ginjal dapat memperburuk kondisi penderita HIV dan mengurangi kualitas hidupnya. Dalam kasus yang parah, penyakit ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal, yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.

Penting bagi penderita HIV untuk melakukan tes fungsi ginjal secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala penyakit ginjal, seperti pembengkakan pada kaki, tangan, atau wajah; kelelahan; mual; dan penurunan nafsu makan.

Penyakit Jantung

Infeksi HIV dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada penderita. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Peradangan

    Infeksi HIV menyebabkan peradangan kronis pada tubuh, yang dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

  • Obat Antiretroviral

    Beberapa obat antiretroviral yang digunakan untuk mengobati HIV dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.

  • Faktor Gaya Hidup

    Penderita HIV lebih mungkin merokok, kurang olahraga, dan memiliki pola makan yang tidak sehat, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.

  • Infeksi Oportunistik

    Beberapa infeksi oportunistik yang terkait dengan HIV, seperti cytomegalovirus (CMV), dapat menyebabkan peradangan pada jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Penyakit jantung merupakan komplikasi serius pada penderita HIV yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan gagal jantung. Penting bagi penderita HIV untuk mengendalikan faktor risiko penyakit jantung, seperti berhenti merokok, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan yang sehat. Dokter juga dapat meresepkan obat untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah.

Penyakit Paru-paru

Penyakit paru-paru merupakan salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi pada penderita HIV. Infeksi HIV dapat merusak paru-paru dan mengganggu fungsinya. Kerusakan paru-paru pada penderita HIV dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Infeksi HIV itu sendiri
  • Infeksi oportunistik, seperti pneumonia dan tuberkulosis
  • Obat antiretroviral yang digunakan untuk mengobati HIV

Penyakit paru-paru pada penderita HIV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:

  • Sesak napas
  • Batuk
  • Dahak berdarah
  • Nyeri dada
  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan

Penyakit paru-paru dapat memperburuk kondisi penderita HIV dan mengurangi kualitas hidupnya. Dalam kasus yang parah, penyakit paru-paru dapat menyebabkan gagal napas, yang membutuhkan bantuan pernapasan atau transplantasi paru-paru.

Penting bagi penderita HIV untuk melakukan pemeriksaan paru-paru secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala penyakit paru-paru, seperti sesak napas, batuk, atau nyeri dada.

Penurunan Fungsi Kekebalan Tubuh

Penurunan fungsi kekebalan tubuh merupakan salah satu bahaya utama penyakit HIV. Virus HIV menyerang dan merusak sel-sel sistem kekebalan, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.

  • Infeksi Oportunistik

    Penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat HIV membuat penderita rentan terhadap infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat. Infeksi ini dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan mengancam jiwa.

  • Kanker

    Penderita HIV memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma non-Hodgkin. Hal ini disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh yang tidak mampu melawan sel-sel kanker.

  • Gangguan Neurologis

    HIV dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan gangguan neurologis, seperti demensia terkait HIV (HAD). Gangguan ini dapat memengaruhi fungsi kognitif, perilaku, dan gerakan.

  • Penyakit Kardiovaskular

    Penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat HIV dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Hal ini disebabkan oleh peradangan dan kerusakan pembuluh darah.

Penurunan fungsi kekebalan tubuh merupakan bahaya yang sangat serius bagi penderita HIV. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan penyakit yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting bagi penderita HIV untuk mendapatkan pengobatan yang tepat untuk mengendalikan virus dan menjaga fungsi kekebalan tubuh.

Penyebab dan Faktor yang Berkontribusi terhadap Bahaya Penyakit HIV

Penyakit HIV merupakan kondisi serius yang melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga menyebabkan individu rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap bahaya penyakit HIV, antara lain:

Faktor Biologis

  • Virus HIV itu Sendiri: Virus HIV secara langsung menyerang dan merusak sel-sel kekebalan tubuh, khususnya sel CD4. Seiring waktu, hal ini menyebabkan penurunan jumlah sel CD4, sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Infeksi Oportunistik: Sistem kekebalan tubuh yang lemah pada penderita HIV membuat mereka sangat rentan terhadap infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang pada umumnya tidak berbahaya bagi individu sehat. Infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan mengancam jiwa.

Faktor Perilaku

  • Perilaku Seksual Berisiko: Hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang terinfeksi HIV merupakan cara utama penularan virus. Perilaku seksual berisiko lainnya, seperti seks dengan banyak pasangan atau penggunaan narkoba suntik, juga meningkatkan risiko tertular HIV.
  • Penggunaan Narkoba Suntik: Berbagi jarum suntik dengan pengguna narkoba lain dapat menyebarkan HIV jika salah satu dari mereka terinfeksi virus tersebut.

Faktor Sosial-Ekonomi

  • Kemiskinan dan Kurangnya Akses Kesehatan: Individu yang hidup dalam kemiskinan atau tidak memiliki akses ke layanan kesehatan yang memadai mungkin tidak memiliki pengetahuan atau sumber daya yang diperlukan untuk mencegah atau mengobati HIV.
  • Stigma dan Diskriminasi: Stigma dan diskriminasi yang terkait dengan HIV dapat mencegah orang untuk mencari informasi, mendapatkan pengobatan, atau menjalani tes untuk HIV. Hal ini dapat memperburuk kondisi mereka dan meningkatkan risiko penyebaran virus.

Dengan memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap bahaya penyakit HIV, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mencegah, mengobati, dan memberikan dukungan kepada penderita HIV.

Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Penyakit HIV

Pencegahan dan mitigasi bahaya penyakit HIV sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengurangi dampak buruk virus ini. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mencegah dan memitigasi bahaya penyakit HIV, antara lain:

Pencegahan

  • Pendidikan dan Penyuluhan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV, cara penularannya, dan cara mencegahnya melalui program pendidikan dan penyuluhan.
  • Penggunaan Kondom: Menggunakan kondom secara konsisten dan benar saat berhubungan seksual dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV.
  • Pengurangan Risiko: Mempromosikan praktik pengurangan risiko di kalangan kelompok berisiko tinggi, seperti pengguna narkoba suntik dan pekerja seks, untuk mengurangi risiko penularan HIV.
  • Tes HIV: Melakukan tes HIV secara teratur sangat penting untuk mengetahui status HIV dan mendapatkan pengobatan dini jika terinfeksi.

Mitigasi

  • Pengobatan Antiretroviral (ARV): Obat ARV dapat menekan virus HIV dan mencegah perkembangan penyakit. Pengobatan ARV dini sangat penting untuk menjaga kesehatan penderita HIV dan mencegah penularan kepada orang lain.
  • Perawatan dan Dukungan: Penderita HIV membutuhkan perawatan dan dukungan komprehensif, termasuk akses ke layanan kesehatan, konseling, dan dukungan sosial.
  • Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak: Pemberian obat ARV kepada ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV kepada bayinya.

Dengan menerapkan metode pencegahan dan mitigasi ini, kita dapat mengurangi bahaya penyakit HIV, melindungi kesehatan masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup penderita HIV.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Durasi Jalan Kaki untuk Perut Buncit, Cara Sederhana Menuju Perut Rata yang Lebih Sehat

publish oleh jurnal
Durasi Jalan Kaki untuk Perut Buncit, Cara Sederhana Menuju Perut Rata yang Lebih Sehat

Jakarta, CNN Indonesia -- Perut buncit bukan cuma mengganggu penampilan, tapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kabar baiknya, Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mengatasinya. Jalan kaki, olahraga sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, ternyata ampuh mengecilkan perut buncit. Kuncinya? Konsistensi.Tak perlu peralatan khusus, cukup sepatu nyaman dan sedikit waktu luang, Anda sudah bisa melangkah menuju perut rata. Penasaran berapa lama dan bagaimana caranya? Simak penjelasannya berikut ini.

Gugatan Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1 di MK, Legal Standing Pemohon Disorot Menuai Kontroversi Publik

publish oleh jurnal
Gugatan Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1 di MK, Legal Standing Pemohon Disorot Menuai Kontroversi Publik

Jakarta - Seorang advokat bernama Zico menggugat redenominasi rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, dalam sidang yang digelar Selasa (22/4/2025), Hakim Konstitusi Saldi mempertanyakan kedudukan hukum dan kerugian yang dialami pemohon.Saldi menekankan pentingnya argumentasi yang kuat terkait kerugian aktual maupun potensial yang diderita pemohon akibat banyaknya angka nol pada mata uang rupiah. "Saya terus terang belum bisa meyakinkan dengan argumentasi legal standing itu," ujarnya. Ia menyarankan pemohon untuk memperkuat argumentasi terkait kerugian yang dialaminya jika redenominasi tidak dilakukan.

Apple dan Instagram Ngamuk Mengaku Diperas, Minta Tolong Donald Trump atas Tindakan Ini

publish oleh jurnal
Apple dan Instagram Ngamuk Mengaku Diperas, Minta Tolong Donald Trump atas Tindakan Ini

Raksasa teknologi AS seperti Apple dan Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, mengadu ke Presiden Donald Trump setelah Uni Eropa menjatuhkan denda total US$800 juta (Rp 13,5 triliun). Mereka merasa diperas dan meminta intervensi AS.Meta paling keras bersuara. Joel Kaplan, Chief Global Affairs Meta, menyamakan denda dan paksaan untuk mengubah model bisnis iklan mereka dengan tarif impor. "Ini seperti tarif miliaran dolar yang memaksa kami menawarkan layanan yang lebih buruk," keluhnya, dikutip Reuters.

Marc Marquez di Ambang Lewati Rekor Podium Lorenzo, Akankah Sejarah Tercipta?

publish oleh jurnal
Marc Marquez di Ambang Lewati Rekor Podium Lorenzo, Akankah Sejarah Tercipta?

Start gemilang Marc Marquez di MotoGP 2025 membuatnya menjadi favorit juara. Dominasinya membuka peluang besar untuk melampaui rekor podium Jorge Lorenzo.Marquez tampil nyaris sempurna di empat seri pertama MotoGP 2025. Superstar Spanyol ini memborong tujuh kemenangan dari delapan balapan, bahkan menyapu bersih pole position di setiap kualifikasi.

Bos Apple Titip Pesan Menohok Buat Warga RI Pengguna iPhone yang Mengejutkan

publish oleh jurnal
Bos Apple Titip Pesan Menohok Buat Warga RI Pengguna iPhone yang Mengejutkan

Jakarta - Meskipun Apple masih berjaya di puncak pasar smartphone global, CEO-nya, Tim Cook, justru melontarkan pesan yang cukup menohok, terutama bagi pengguna iPhone di Indonesia. Di tengah laporan penjualan iPhone yang terus meningkat, termasuk kesuksesan iPhone 16e yang menyasar pasar menengah, Cook mengingatkan kita akan bahaya kecanduan gadget.Dalam wawancara terbarunya dengan GQ, Cook mengungkapkan kekhawatirannya tentang bagaimana manusia modern terlalu terpaku pada layar ponsel. "Filosofi saya, jika Anda melihat layar lebih lama ketimbang bertatapan mata dengan sesama manusia, ada yang salah dengan Anda," ungkapnya. Ia bahkan menekankan pentingnya fitur "Screen Time" di iPhone yang dirancang untuk membantu pengguna memantau dan mengontrol penggunaan perangkat mereka.

Rilis Laporan ESG 2024, J&T Express Dorong Praktik Keberlanjutan di Seluruh Jaringan Logistik untuk Masa Depan Lebih Baik

publish oleh jurnal
Rilis Laporan ESG 2024, J&T Express Dorong Praktik Keberlanjutan di Seluruh Jaringan Logistik untuk Masa Depan Lebih Baik

J&T Express, perusahaan logistik global, baru saja merilis Laporan Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk tahun 2024. Laporan ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap praktik bisnis berkelanjutan, mencakup upaya pelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, tata kelola perusahaan yang baik, dan inovasi teknologi.Sebagai pemain utama di industri logistik multinasional, J&T Express terus berupaya mengoptimalkan praktik ramah lingkungan di seluruh rantai logistiknya. Salah satu pencapaian terbesar di tahun 2024 adalah pembangunan taman industri rantai pasok pintar pertama milik J&T di Baoying, Jiangsu, China. Fasilitas ini memanfaatkan panel surya atap seluas 74.000 meter persegi yang menghasilkan energi sebesar 1.089.760 kWh hingga akhir Desember 2024. Ini setara dengan pengurangan emisi karbon dioksida sekitar 7.880 ton per tahun, sebuah langkah besar menuju logistik hijau.

Genjot Rasio Pajak, Sri Mulyani Pelototi Kegiatan Ilegal yang Merugikan Negara

publish oleh jurnal
Genjot Rasio Pajak, Sri Mulyani Pelototi Kegiatan Ilegal yang Merugikan Negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak kenal lelah dalam upayanya meningkatkan rasio pajak Indonesia. Salah satu strategi yang dibidik adalah mengoptimalkan penerimaan pajak dari sektor-sektor ilegal yang selama ini luput dari pantauan.Dalam konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Kamis (24/4/2025), Sri Mulyani menjelaskan, "Kami tengah gencar melakukan ekstensifikasi pajak, fokusnya pada potensi pemungutan pajak yang belum optimal selama ini."

Google Minta Karyawan Kembali Ngantor Jika Tak Mau Dipecat atau Hadapi Konsekuensinya

publish oleh jurnal
Google Minta Karyawan Kembali Ngantor Jika Tak Mau Dipecat atau Hadapi Konsekuensinya

Setelah lima tahun pandemi, Google mulai memperketat aturan kerja jarak jauh. Raksasa teknologi ini meminta beberapa karyawan remote untuk kembali ke kantor atau berisiko kehilangan pekerjaan.CNBC melaporkan (24/4/2025), sejumlah divisi di Google telah memberi ultimatum kepada karyawannya: kembali bekerja hybrid (minimal tiga hari di kantor per minggu) atau terancam PHK. Ironisnya, beberapa karyawan ini sebelumnya telah mendapat izin resmi untuk bekerja sepenuhnya dari rumah.

Jarang Disadari, 5 Kebiasaan Sehari,hari yang Memicu Kanker dan Cara Menghindarinya

publish oleh jurnal
Jarang Disadari, 5 Kebiasaan Sehari,hari yang Memicu Kanker dan Cara Menghindarinya

Kita semua mendambakan hidup sehat, tetapi terkadang lupa bahwa ancaman kesehatan bisa datang dari kebiasaan sehari-hari yang luput dari perhatian. Rutinitas yang tampak sepele, jika dilakukan berulang-ulang, dapat berdampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang, bahkan memicu pertumbuhan sel kanker. Kabar baiknya, kita bisa mencegahnya sejak dini dengan mengubah pola hidup. Yuk, kita kenali 5 kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa memicu kanker.Merokok adalah salah satu kebiasaan paling berbahaya yang dapat menyebabkan kanker. Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa rokok mengandung 250 zat beracun dan 70 zat karsinogenik, berasal dari tembakau. Salah satu zat berbahaya tersebut adalah tar, yang dapat mengendap di paru-paru dan memicu kanker paru-paru, emfisema, serta penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan kesuburan.

CEO Vale Indonesia Mengundurkan Diri Setelah Sekian Lama

publish oleh jurnal
CEO Vale Indonesia Mengundurkan Diri Setelah Sekian Lama

Febriany Eddy telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Pengunduran diri ini efektif per 21 April 2025, sesuai keterangan resmi INCO kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Febriany kini menjabat sebagai Direktur di PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), atau BKI, holding operasional Badan Pengelola Investasi (BPI) yang mengelola perusahaan negara di bawah Danareksa.Keputusan ini diambil menyusul penunjukan Febriany di BKI, yang dulunya dikenal sebagai badan klasifikasi kapal, bertugas memeriksa kapal berbendera Indonesia dan kapal asing di perairan Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, melarang rangkap jabatan direksi BUMN. Aturan serupa juga terdapat dalam Anggaran Dasar Vale Indonesia.

Artikel Terbaru