Inilah 10 Bahaya Makan Belut yang Wajib Diketahui

jurnal


bahaya makan belut

Bahaya makan belut merujuk pada risiko dan dampak negatif yang dapat timbul dari konsumsi belut. Belut, sejenis ikan air tawar, mengandung racun alami yang disebut neurotoksin yang dapat menyebabkan keracunan jika tidak dimasak dan disiapkan dengan benar.

Gejala keracunan belut dapat bervariasi tergantung pada jumlah racun yang tertelan, namun umumnya meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, mati rasa di sekitar mulut dan anggota badan, serta kesulitan bernapas. Dalam kasus yang parah, keracunan belut dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian.

Untuk mencegah bahaya makan belut, penting untuk memastikan bahwa belut dimasak dengan baik dan bagian tubuh berlendir serta jeroannya dibuang. Selain itu, disarankan untuk membatasi konsumsi belut, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Bahaya Makan Belut

Mengonsumsi belut dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, antara lain:

  • Keracunan neurotoksin
  • Gangguan pencernaan
  • Kelumpuhan
  • Kesulitan bernapas
  • Kematian
  • Alergi
  • Parasit
  • Kandungan merkuri
  • Penyakit bawaan makanan
  • Interaksi obat

Bahaya makan belut terutama disebabkan oleh kandungan neurotoksinnya. Neurotoksin ini dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Selain itu, belut juga dapat mengandung parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Bagi orang yang alergi terhadap ikan atau makanan laut, mengonsumsi belut juga dapat menimbulkan reaksi alergi yang parah.

Keracunan Neurotoksin

Keracunan neurotoksin adalah salah satu bahaya utama makan belut. Neurotoksin adalah racun alami yang terdapat pada belut dan dapat menyebabkan kelumpuhan dan bahkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Gejala keracunan neurotoksin dapat bervariasi tergantung pada jumlah racun yang tertelan, namun umumnya meliputi mual, muntah, diare, sakit perut, mati rasa di sekitar mulut dan anggota badan, serta kesulitan bernapas.

Kasus keracunan neurotoksin akibat konsumsi belut telah dilaporkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, misalnya, sedikitnya 12 orang di Jawa Barat mengalami keracunan setelah mengonsumsi belut yang dimasak tidak benar. Tiga orang di antaranya meninggal dunia.

Untuk mencegah keracunan neurotoksin akibat konsumsi belut, penting untuk memastikan bahwa belut dimasak dengan baik dan bagian tubuh berlendir serta jeroannya dibuang. Selain itu, disarankan untuk membatasi konsumsi belut, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan merupakan salah satu bahaya makan belut yang cukup umum terjadi. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak dan protein yang tinggi pada belut, sehingga sulit dicerna oleh sebagian orang. Gejala gangguan pencernaan akibat makan belut dapat bervariasi, mulai dari mual, muntah, diare, hingga sakit perut.

Dalam kasus yang parah, gangguan pencernaan akibat makan belut dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini dapat berbahaya, terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia. Selain itu, gangguan pencernaan juga dapat memperburuk kondisi kesehatan yang mendasari, seperti penyakit radang usus.

Untuk mencegah gangguan pencernaan akibat makan belut, disarankan untuk mengonsumsi belut dalam jumlah sedikit dan tidak terlalu sering. Selain itu, belut sebaiknya dimasak dengan baik dan diolah dengan cara yang sehat, seperti dipanggang atau dikukus. Dengan demikian, risiko gangguan pencernaan dapat diminimalkan.

Kelumpuhan

Kelumpuhan merupakan salah satu bahaya makan belut yang paling serius. Hal ini disebabkan oleh kandungan neurotoksin pada belut, yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot tubuh.

  • Kerusakan Saraf

    Neurotoksin pada belut dapat merusak saraf-saraf di tubuh, termasuk saraf yang mengontrol gerakan otot. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, dan kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.

  • Gangguan Pernapasan

    Kelumpuhan akibat neurotoksin belut juga dapat mengganggu sistem pernapasan. Hal ini karena neurotoksin dapat melumpuhkan otot-otot yang mengontrol pernapasan, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas hingga henti napas.

  • Kematian

    Dalam kasus yang parah, kelumpuhan akibat neurotoksin belut dapat menyebabkan kematian. Hal ini karena neurotoksin dapat melumpuhkan otot-otot jantung dan paru-paru, sehingga menyebabkan henti jantung dan henti napas.

Untuk mencegah kelumpuhan akibat makan belut, penting untuk memastikan bahwa belut dimasak dengan baik dan bagian tubuh berlendir serta jeroannya dibuang. Selain itu, disarankan untuk membatasi konsumsi belut, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Kesulitan Ber napas

Salah satu bahaya makan belut adalah dapat menyebabkan kesulitan ber napas. Hal ini dapat terjadi karena adanya neurotoksin pada belut yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot tubuh, termasuk otot-otot yang mengontrol pernapasan.

Gejala kesulitan ber napas akibat makan belut dapat bervariasi, mulai dari sesak napas ringan hingga kesulitan ber napas berat yang memerlukan penanganan medis segera. Pada kasus yang parah, kesulitan ber napas dapat menyebabkan henti napas dan kematian.

Untuk mencegah kesulitan ber napas akibat makan belut, penting untuk memastikan bahwa belut dimasak dengan baik dan bagian tubuh berlendir serta jeroannya dibuang. Selain itu, disarankan untuk membatasi konsumsi belut, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Kematian

Kematian merupakan bahaya makan belut yang paling serius. Hal ini dapat terjadi akibat kelumpuhan yang disebabkan oleh neurotoksin pada belut. Neurotoksin ini dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot tubuh, termasuk otot-otot yang mengontrol pernapasan dan jantung. Kelumpuhan yang parah dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung, yang berujung pada kematian.

Kasus kematian akibat makan belut telah dilaporkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, misalnya, sedikitnya 12 orang di Jawa Barat meninggal dunia setelah mengonsumsi belut yang dimasak tidak benar. Kejadian serupa juga terjadi di negara lain, seperti Tiongkok dan Jepang.

Untuk mencegah kematian akibat makan belut, penting untuk memastikan bahwa belut dimasak dengan baik dan bagian tubuh berlendir serta jeroannya dibuang. Selain itu, disarankan untuk membatasi konsumsi belut, terutama bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Alergi

Alergi merupakan salah satu bahaya makan belut yang perlu diwaspadai. Alergi terhadap belut dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah, bahkan mengancam jiwa. Gejala alergi terhadap belut dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan dapat meliputi:

  • Gatal-gatal
  • Ruam
  • Bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Sesak napas
  • Mual dan muntah
  • Pusing
  • Pingsan

Dalam kasus yang parah, alergi terhadap belut dapat menyebabkan anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah dan mengancam jiwa. Anafilaksis dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian.

Jika Anda memiliki alergi terhadap ikan atau makanan laut, sebaiknya hindari mengonsumsi belut. Jika Anda tidak yakin apakah Anda alergi terhadap belut, sebaiknya lakukan tes alergi sebelum mengonsumsinya.

Penyebab Bahaya Makan Belut

Bahaya makan belut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kandungan Neurotoksin
Belut mengandung neurotoksin, yaitu racun alami yang dapat menyerang sistem saraf. Neurotoksin ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, bahkan kematian jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

2. Parasit dan Bakteri
Belut dapat menjadi inang bagi berbagai jenis parasit dan bakteri, seperti cacing dan bakteri Vibrio. Parasit dan bakteri ini dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan, seperti cacingan dan keracunan makanan.

3. Alergi
Beberapa orang alergi terhadap belut atau makanan laut lainnya. Alergi ini dapat menyebabkan reaksi alergi yang ringan hingga parah, bahkan mengancam jiwa.

4. Pengolahan yang Tidak Benar
Belut harus diolah dengan benar untuk menghilangkan neurotoksin dan mikroorganisme berbahaya. Memasak belut dengan tidak benar atau mengonsumsi bagian tubuh belut yang berlendir dapat meningkatkan risiko keracunan dan penyakit bawaan makanan.

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Makan Belut

Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya makan belut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Memastikan Belut Matang Sempurna
Neurotoksin pada belut dapat dihilangkan dengan memasak belut hingga matang sempurna. Belut harus dimasak hingga bagian dalamnya tidak lagi berwarna merah muda dan dagingnya mudah terlepas dari tulangnya.

2. Menghindari Bagian Belut Berlendir
Bagian belut yang berlendir, seperti insang dan usus, mengandung lebih banyak neurotoksin dibandingkan bagian lainnya. Sebaiknya hindari mengonsumsi bagian belut berlendir tersebut.

3. Membatasi Konsumsi Belut
Konsumsi belut sebaiknya dibatasi, terutama bagi orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hal ini untuk mengurangi risiko keracunan neurotoksin.

4. Mencari Pertolongan Medis Segera
Jika mengalami gejala keracunan belut, seperti mual, muntah, diare, atau kesulitan bernapas, segera cari pertolongan medis. Penanganan yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Durasi Jalan Kaki untuk Perut Buncit, Cara Sederhana Menuju Perut Rata yang Lebih Sehat

publish oleh jurnal
Durasi Jalan Kaki untuk Perut Buncit, Cara Sederhana Menuju Perut Rata yang Lebih Sehat

Jakarta, CNN Indonesia -- Perut buncit bukan cuma mengganggu penampilan, tapi juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kabar baiknya, Anda tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mengatasinya. Jalan kaki, olahraga sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, ternyata ampuh mengecilkan perut buncit. Kuncinya? Konsistensi.Tak perlu peralatan khusus, cukup sepatu nyaman dan sedikit waktu luang, Anda sudah bisa melangkah menuju perut rata. Penasaran berapa lama dan bagaimana caranya? Simak penjelasannya berikut ini.

Gugatan Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1 di MK, Legal Standing Pemohon Disorot Menuai Kontroversi Publik

publish oleh jurnal
Gugatan Redenominasi Rp 1.000 Jadi Rp 1 di MK, Legal Standing Pemohon Disorot Menuai Kontroversi Publik

Jakarta - Seorang advokat bernama Zico menggugat redenominasi rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, dalam sidang yang digelar Selasa (22/4/2025), Hakim Konstitusi Saldi mempertanyakan kedudukan hukum dan kerugian yang dialami pemohon.Saldi menekankan pentingnya argumentasi yang kuat terkait kerugian aktual maupun potensial yang diderita pemohon akibat banyaknya angka nol pada mata uang rupiah. "Saya terus terang belum bisa meyakinkan dengan argumentasi legal standing itu," ujarnya. Ia menyarankan pemohon untuk memperkuat argumentasi terkait kerugian yang dialaminya jika redenominasi tidak dilakukan.

Apple dan Instagram Ngamuk Mengaku Diperas, Minta Tolong Donald Trump atas Tindakan Ini

publish oleh jurnal
Apple dan Instagram Ngamuk Mengaku Diperas, Minta Tolong Donald Trump atas Tindakan Ini

Raksasa teknologi AS seperti Apple dan Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, mengadu ke Presiden Donald Trump setelah Uni Eropa menjatuhkan denda total US$800 juta (Rp 13,5 triliun). Mereka merasa diperas dan meminta intervensi AS.Meta paling keras bersuara. Joel Kaplan, Chief Global Affairs Meta, menyamakan denda dan paksaan untuk mengubah model bisnis iklan mereka dengan tarif impor. "Ini seperti tarif miliaran dolar yang memaksa kami menawarkan layanan yang lebih buruk," keluhnya, dikutip Reuters.

Marc Marquez di Ambang Lewati Rekor Podium Lorenzo, Akankah Sejarah Tercipta?

publish oleh jurnal
Marc Marquez di Ambang Lewati Rekor Podium Lorenzo, Akankah Sejarah Tercipta?

Start gemilang Marc Marquez di MotoGP 2025 membuatnya menjadi favorit juara. Dominasinya membuka peluang besar untuk melampaui rekor podium Jorge Lorenzo.Marquez tampil nyaris sempurna di empat seri pertama MotoGP 2025. Superstar Spanyol ini memborong tujuh kemenangan dari delapan balapan, bahkan menyapu bersih pole position di setiap kualifikasi.

Bos Apple Titip Pesan Menohok Buat Warga RI Pengguna iPhone yang Mengejutkan

publish oleh jurnal
Bos Apple Titip Pesan Menohok Buat Warga RI Pengguna iPhone yang Mengejutkan

Jakarta - Meskipun Apple masih berjaya di puncak pasar smartphone global, CEO-nya, Tim Cook, justru melontarkan pesan yang cukup menohok, terutama bagi pengguna iPhone di Indonesia. Di tengah laporan penjualan iPhone yang terus meningkat, termasuk kesuksesan iPhone 16e yang menyasar pasar menengah, Cook mengingatkan kita akan bahaya kecanduan gadget.Dalam wawancara terbarunya dengan GQ, Cook mengungkapkan kekhawatirannya tentang bagaimana manusia modern terlalu terpaku pada layar ponsel. "Filosofi saya, jika Anda melihat layar lebih lama ketimbang bertatapan mata dengan sesama manusia, ada yang salah dengan Anda," ungkapnya. Ia bahkan menekankan pentingnya fitur "Screen Time" di iPhone yang dirancang untuk membantu pengguna memantau dan mengontrol penggunaan perangkat mereka.

Rilis Laporan ESG 2024, J&T Express Dorong Praktik Keberlanjutan di Seluruh Jaringan Logistik untuk Masa Depan Lebih Baik

publish oleh jurnal
Rilis Laporan ESG 2024, J&T Express Dorong Praktik Keberlanjutan di Seluruh Jaringan Logistik untuk Masa Depan Lebih Baik

J&T Express, perusahaan logistik global, baru saja merilis Laporan Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk tahun 2024. Laporan ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap praktik bisnis berkelanjutan, mencakup upaya pelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, tata kelola perusahaan yang baik, dan inovasi teknologi.Sebagai pemain utama di industri logistik multinasional, J&T Express terus berupaya mengoptimalkan praktik ramah lingkungan di seluruh rantai logistiknya. Salah satu pencapaian terbesar di tahun 2024 adalah pembangunan taman industri rantai pasok pintar pertama milik J&T di Baoying, Jiangsu, China. Fasilitas ini memanfaatkan panel surya atap seluas 74.000 meter persegi yang menghasilkan energi sebesar 1.089.760 kWh hingga akhir Desember 2024. Ini setara dengan pengurangan emisi karbon dioksida sekitar 7.880 ton per tahun, sebuah langkah besar menuju logistik hijau.

Genjot Rasio Pajak, Sri Mulyani Pelototi Kegiatan Ilegal yang Merugikan Negara

publish oleh jurnal
Genjot Rasio Pajak, Sri Mulyani Pelototi Kegiatan Ilegal yang Merugikan Negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak kenal lelah dalam upayanya meningkatkan rasio pajak Indonesia. Salah satu strategi yang dibidik adalah mengoptimalkan penerimaan pajak dari sektor-sektor ilegal yang selama ini luput dari pantauan.Dalam konferensi pers virtual Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Kamis (24/4/2025), Sri Mulyani menjelaskan, "Kami tengah gencar melakukan ekstensifikasi pajak, fokusnya pada potensi pemungutan pajak yang belum optimal selama ini."

Google Minta Karyawan Kembali Ngantor Jika Tak Mau Dipecat atau Hadapi Konsekuensinya

publish oleh jurnal
Google Minta Karyawan Kembali Ngantor Jika Tak Mau Dipecat atau Hadapi Konsekuensinya

Setelah lima tahun pandemi, Google mulai memperketat aturan kerja jarak jauh. Raksasa teknologi ini meminta beberapa karyawan remote untuk kembali ke kantor atau berisiko kehilangan pekerjaan.CNBC melaporkan (24/4/2025), sejumlah divisi di Google telah memberi ultimatum kepada karyawannya: kembali bekerja hybrid (minimal tiga hari di kantor per minggu) atau terancam PHK. Ironisnya, beberapa karyawan ini sebelumnya telah mendapat izin resmi untuk bekerja sepenuhnya dari rumah.

Jarang Disadari, 5 Kebiasaan Sehari,hari yang Memicu Kanker dan Cara Menghindarinya

publish oleh jurnal
Jarang Disadari, 5 Kebiasaan Sehari,hari yang Memicu Kanker dan Cara Menghindarinya

Kita semua mendambakan hidup sehat, tetapi terkadang lupa bahwa ancaman kesehatan bisa datang dari kebiasaan sehari-hari yang luput dari perhatian. Rutinitas yang tampak sepele, jika dilakukan berulang-ulang, dapat berdampak buruk bagi tubuh dalam jangka panjang, bahkan memicu pertumbuhan sel kanker. Kabar baiknya, kita bisa mencegahnya sejak dini dengan mengubah pola hidup. Yuk, kita kenali 5 kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa memicu kanker.Merokok adalah salah satu kebiasaan paling berbahaya yang dapat menyebabkan kanker. Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa rokok mengandung 250 zat beracun dan 70 zat karsinogenik, berasal dari tembakau. Salah satu zat berbahaya tersebut adalah tar, yang dapat mengendap di paru-paru dan memicu kanker paru-paru, emfisema, serta penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan kesuburan.

CEO Vale Indonesia Mengundurkan Diri Setelah Sekian Lama

publish oleh jurnal
CEO Vale Indonesia Mengundurkan Diri Setelah Sekian Lama

Febriany Eddy telah resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Pengunduran diri ini efektif per 21 April 2025, sesuai keterangan resmi INCO kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Febriany kini menjabat sebagai Direktur di PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), atau BKI, holding operasional Badan Pengelola Investasi (BPI) yang mengelola perusahaan negara di bawah Danareksa.Keputusan ini diambil menyusul penunjukan Febriany di BKI, yang dulunya dikenal sebagai badan klasifikasi kapal, bertugas memeriksa kapal berbendera Indonesia dan kapal asing di perairan Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, melarang rangkap jabatan direksi BUMN. Aturan serupa juga terdapat dalam Anggaran Dasar Vale Indonesia.

Artikel Terbaru