” ” adalah ayat pertama dari Surat Ar-Rahman dalam Al-Qur’an. Ayat ini memiliki arti “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Ayat ini penting karena menjadi pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Nikmat tersebut sangat banyak dan meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kebahagiaan. Dengan merenungkan nikmat Allah SWT, kita akan terhindar dari sifat kufur dan selalu bersyukur dalam kondisi apapun.
Ayat ini juga memiliki konteks historis yang penting. Ayat ini diturunkan pada masa awal kenabian Muhammad SAW, ketika beliau masih menghadapi banyak tentangan dan penolakan dari kaumnya. Ayat ini menjadi pengingat bagi kaum Quraisy untuk tidak mendustakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
fabiayyi ala irobbikuma tukadziban
Ayat ini memiliki beberapa aspek penting yang dapat dikaji, antara lain:
- Nikmat Allah SWT
- Sifat kufur
- Syukur
- Konteks historis
- Tanda kekuasaan Allah SWT
- Kewajiban manusia
- Peringatan bagi kaum Quraisy
Nikmat Allah SWT sangat banyak dan meliputi segala aspek kehidupan. Sifat kufur adalah sifat mengingkari nikmat Allah SWT dan tidak bersyukur atas nikmat tersebut. Syukur adalah sikap menghargai dan mengakui nikmat Allah SWT serta menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan perintah-Nya. Ayat ini juga memiliki konteks historis yang penting, yaitu sebagai pengingat bagi kaum Quraisy untuk tidak mendustakan ajaran Nabi Muhammad SAW dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Nikmat Allah SWT
Nikmat Allah SWT adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada makhluk-Nya, baik berupa nikmat lahir maupun nikmat batin. Nikmat lahir meliputi kesehatan, rezeki, keluarga, dan harta benda. Sedangkan nikmat batin meliputi iman, ilmu, dan ketenangan hati.
Dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”, nikmat Allah SWT menjadi landasan utama untuk mengingatkan manusia agar selalu bersyukur dan tidak kufur. Ayat ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan nikmati merupakan anugerah dari Allah SWT, sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakannya atau bahkan mengingkarinya.
Bersyukur atas nikmat Allah SWT memiliki banyak manfaat, di antaranya:
- Menambah nikmat
- Menghindarkan diri dari azab Allah SWT
- Membuka pintu rezeki
- Menentramkan hati
- Menjadi bekal di akhirat
Sebaliknya, kufur nikmat akan membawa dampak buruk, di antaranya:
- Dihilangkannya nikmat
- Ditimpa azab Allah SWT
- Disempitkan rezeki
- Tidak tentram hati
- Mendapat siksa di akhirat
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari dampak buruk kufur nikmat.
Sifat kufur
Sifat kufur adalah lawan dari sifat syukur. Kufur berarti mengingkari atau tidak mengakui nikmat Allah SWT, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Sifat kufur merupakan salah satu dosa besar dalam Islam dan dapat membatalkan amal ibadah.
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” menjadi pengingat bagi manusia untuk tidak kufur nikmat. Ayat ini mengajarkan bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan nikmati merupakan anugerah dari Allah SWT, sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakannya atau bahkan mengingkarinya.
Kufur nikmat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, di antaranya:
- Menyembah selain Allah SWT
- Menolak ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya
- Tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT
- Menyalahgunakan nikmat Allah SWT
- Tidak mau mengakui bahwa nikmat yang dimiliki berasal dari Allah SWT
Sifat kufur memiliki dampak yang sangat buruk, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, kufur nikmat dapat menyebabkan hilangnya nikmat tersebut, sempitnya rezeki, dan datangnya berbagai musibah. Di akhirat, kufur nikmat dapat menyebabkan siksa yang pedih di neraka.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menghindari sifat kufur dan selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari dampak buruk kufur nikmat.
Syukur
Syukur adalah sikap menghargai dan mengakui nikmat Allah SWT serta menggunakan nikmat tersebut sesuai dengan perintah-Nya. Syukur merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islam dan memiliki banyak manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
-
Syukur Menambah Nikmat
Ketika kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, maka Allah SWT akan menambah nikmat tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Ibrahim ayat 7: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih’.” -
Syukur Menjauhkan dari Azab Allah SWT
Orang yang bersyukur akan dijauhkan dari azab Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Saba’ ayat 17: “Maka barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya dan Maha Terpuji.” -
Syukur Membuka Pintu Rezeki
Orang yang bersyukur akan dibukakan pintu rezeki oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 12: “Dan sungguh, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” -
Syukur Menentramkan Hati
Orang yang bersyukur akan merasa tenang dan tentram hatinya. Hal ini karena ia yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT dan ia selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Ra’d ayat 28: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”
Demikian beberapa manfaat syukur dalam kehidupan. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari berbagai keburukan. Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.
Konteks historis
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” memiliki konteks historis yang penting. Ayat ini diturunkan pada masa awal kenabian Muhammad SAW, ketika beliau masih menghadapi banyak tentangan dan penolakan dari kaumnya, khususnya kaum Quraisy.
Kaum Quraisy tidak percaya dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan menuduh beliau sebagai seorang penyihir, tukang sihir, dan orang gila. Mereka juga melakukan berbagai penyiksaan dan penganiayaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Dalam situasi seperti itu, turunlah ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”. Ayat ini menjadi pengingat bagi kaum Quraisy untuk tidak mendustakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Konteks historis ini penting untuk dipahami karena memberikan latar belakang dan pemahaman yang lebih mendalam tentang makna dan tujuan ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”. Ayat ini tidak hanya sekedar ajakan untuk bersyukur, tetapi juga sebagai peringatan bagi orang-orang yang mendustakan ajaran Allah SWT dan rasul-Nya.
Tanda kekuasaan Allah SWT
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” merupakan pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Nikmat Allah SWT sangat banyak dan meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kebahagiaan. Dengan merenungkan nikmat Allah SWT, kita akan terhindar dari sifat kufur dan selalu bersyukur dalam kondisi apapun.
Salah satu bentuk nikmat Allah SWT yang dapat kita lihat di sekitar kita adalah tanda-tanda kekuasaan-Nya. Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dapat kita lihat pada setiap makhluk hidup, fenomena alam, dan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Zat Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta, dan Maha Pengatur.
Sebagai contoh, kita dapat melihat tanda kekuasaan Allah SWT pada keindahan alam semesta. Bintang-bintang yang bertebaran di langit, bulan yang bersinar terang, dan matahari yang memberikan cahaya dan panas merupakan bukti kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Kita juga dapat melihat tanda kekuasaan Allah SWT pada tubuh manusia yang sangat kompleks dan menakjubkan. Sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem peredaran darah adalah contoh kecil dari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang dapat kita lihat pada diri kita sendiri.
Dengan merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, kita akan semakin yakin akan keberadaan-Nya. Kita juga akan semakin bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur kepada Allah SWT dan tidak kufur nikmat.
Kewajiban manusia
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” merupakan pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Nikmat Allah SWT sangat banyak dan meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kebahagiaan. Bersyukur atas nikmat Allah SWT merupakan salah satu kewajiban manusia.
Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia memiliki banyak kewajiban yang harus dipenuhi. Salah satu kewajiban tersebut adalah bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Bersyukur dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
- Menggunakan nikmat Allah SWT sesuai dengan perintah-Nya
- Tidak menyia-nyiakan nikmat Allah SWT
- Membantu orang lain yang membutuhkan
- Selalu mengingat Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya
Dengan memenuhi kewajiban untuk bersyukur, manusia akan mendapatkan banyak manfaat, di antaranya:
- Nikmat akan bertambah
- Terhindar dari azab Allah SWT
- Mendapat pahala dari Allah SWT
- Hidup menjadi lebih tenang dan bahagia
Sebaliknya, jika manusia tidak bersyukur atas nikmat Allah SWT, maka ia akan mendapatkan akibat buruk, di antaranya:
- Nikmat akan dihilangkan
- Mendapat azab dari Allah SWT
- Hidup menjadi susah dan menderita
Oleh karena itu, sangat penting bagi manusia untuk memenuhi kewajibannya untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT. Dengan bersyukur, manusia akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari akibat buruk.
Peringatan bagi kaum Quraisy
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” memiliki konteks historis yang penting, yaitu sebagai peringatan bagi kaum Quraisy. Kaum Quraisy adalah suku yang menentang keras ajaran Nabi Muhammad SAW dan melakukan berbagai penyiksaan terhadap beliau dan para pengikutnya.
-
Penolakan terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW
Kaum Quraisy menolak ajaran Nabi Muhammad SAW karena ajaran tersebut bertentangan dengan kepercayaan dan tradisi mereka. Mereka menganggap ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai ajaran sesat dan berbahaya.
-
Penyiksaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya
Kaum Quraisy melakukan berbagai penyiksaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya untuk menghentikan penyebaran ajaran Islam. Penyiksaan tersebut meliputi pemukulan, penganiayaan, dan pengusiran.
-
Peringatan dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” diturunkan pada masa ketika kaum Quraisy melakukan penolakan dan penyiksaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya. Ayat ini menjadi peringatan bagi kaum Quraisy untuk tidak mendustakan ajaran Allah SWT dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
-
Dampak peringatan bagi kaum Quraisy
Peringatan dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” berdampak besar bagi kaum Quraisy. Peringatan tersebut membuat sebagian dari mereka mulai berpikir ulang tentang penolakan mereka terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian besar dari mereka tetap menolak dan terus melakukan penyiksaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Peringatan bagi kaum Quraisy dalam ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Kita harus selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur nikmat. Kita juga harus selalu ingat bahwa Allah SWT Maha Kuasa dan Maha Mengetahui, dan Dia akan selalu membalas perbuatan kita, baik yang baik maupun yang buruk.
Tanya Jawab Seputar Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”
Berikut adalah beberapa tanya jawab seputar ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” yang sering ditanyakan:
Pertanyaan 1: Apa arti dari ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”?
Jawaban: Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” artinya “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Ayat ini merupakan pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur nikmat.
Pertanyaan 2: Apa konteks historis dari ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”?
Jawaban: Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” diturunkan pada masa awal kenabian Muhammad SAW, ketika beliau masih menghadapi banyak tentangan dan penolakan dari kaumnya, khususnya kaum Quraisy. Ayat ini menjadi pengingat bagi kaum Quraisy untuk tidak mendustakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Pertanyaan 3: Apa saja manfaat bersyukur atas nikmat Allah SWT?
Jawaban: Manfaat bersyukur atas nikmat Allah SWT sangat banyak, di antaranya adalah:
- Nikmat akan bertambah
- Terhindar dari azab Allah SWT
- Mendapat pahala dari Allah SWT
- Hidup menjadi lebih tenang dan bahagia
Pertanyaan 4: Apa saja akibat kufur nikmat?
Jawaban: Akibat kufur nikmat sangat buruk, di antaranya adalah:
- Nikmat akan dihilangkan
- Mendapat azab dari Allah SWT
- Hidup menjadi susah dan menderita
Demikian beberapa tanya jawab seputar ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban”. Semoga bermanfaat.
Sebagai penutup, marilah kita selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur nikmat. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari akibat buruk.
Tips Mensyukuri Nikmat Allah SWT
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Bersyukur dapat dilakukan dengan berbagai cara, berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan:
Tip 1: Gunakan nikmat sesuai perintah Allah SWT
Gunakan nikmat yang diberikan Allah SWT sesuai dengan perintah-Nya. Misalnya, gunakan harta untuk bersedekah, gunakan ilmu untuk bermanfaat bagi orang lain, dan gunakan kesehatan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Tip 2: Jangan menyia-nyiakan nikmat
Jangan menyia-nyiakan nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Misalnya, jangan membuang-buang makanan, jangan menyia-nyiakan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, dan jangan menyia-nyiakan kesehatan dengan melakukan hal-hal yang dapat merusaknya.
Tip 3: Bantu orang lain yang membutuhkan
Bantu orang lain yang membutuhkan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah kita terima. Misalnya, bantu orang yang miskin dengan memberikan sedekah, bantu orang yang sakit dengan menjenguknya, dan bantu orang yang kesulitan dengan memberikan bantuan.
Tip 4: Selalu ingat Allah SWT dan syukuri nikmat-Nya
Selalu ingat Allah SWT dan syukuri nikmat-Nya dalam setiap kesempatan. Misalnya, ucapkan (Alhamdulillah) ketika kita mendapatkan nikmat, dan bersyukurlah atas setiap nikmat yang kita terima, baik besar maupun kecil.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, semoga kita dapat menjadi hamba-hamba Allah SWT yang selalu bersyukur dan tidak kufur nikmat. Aamiin.
Ingatlah, bersyukur atas nikmat Allah SWT adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari akibat buruk. Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur nikmat.
Kesimpulan
Ayat “fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” merupakan pengingat bagi manusia untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT. Nikmat Allah SWT sangat banyak dan meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan, rezeki, hingga kebahagiaan. Bersyukur atas nikmat Allah SWT adalah kewajiban bagi setiap muslim dan memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah nikmat akan bertambah, terhindar dari azab Allah SWT, mendapat pahala dari Allah SWT, dan hidup menjadi lebih tenang dan bahagia. Sebaliknya, kufur nikmat akan membawa dampak buruk, di antaranya adalah nikmat akan dihilangkan, mendapat azab dari Allah SWT, dan hidup menjadi susah dan menderita.
Oleh karena itu, marilah kita selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT dan tidak kufur nikmat. Dengan bersyukur, kita akan mendapatkan banyak manfaat dan terhindar dari akibat buruk. Semoga Allah SWT selalu memberikan kita nikmat dan hidayah-Nya. Aamiin.