Ketahui Hal Penting tentang Bahasa Jawa Halus yang Wajib Kamu Intip

jurnal


bahasa jawa halus

Bahasa Jawa halus adalah variasi bahasa Jawa yang digunakan dalam situasi formal atau saat berbicara dengan orang yang dihormati. Bahasa ini memiliki tata bahasa dan kosakata yang berbeda dengan bahasa Jawa ngoko, yang digunakan dalam situasi informal. Bahasa Jawa halus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun, serta untuk menjaga jarak sosial.

Bahasa Jawa halus memiliki banyak manfaat. Selain menunjukkan rasa hormat, bahasa ini juga dapat membantu kita untuk berkomunikasi secara lebih efektif dalam situasi formal. Bahasa Jawa halus juga dapat membantu kita untuk mempelajari lebih banyak tentang budaya Jawa dan sejarahnya.

Bahasa Jawa halus memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Bahasa ini pertama kali digunakan pada masa Kerajaan Majapahit, dan telah terus berkembang hingga saat ini. Bahasa Jawa halus telah memainkan peran penting dalam pengembangan sastra dan budaya Jawa.

Bahasa Jawa Halus

Bahasa Jawa halus memiliki beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Tata bahasa
  • Kosakata
  • Tingkatan
  • Fonologi
  • Fungsi
  • Sejarah
  • Relevansi

Tata bahasa bahasa Jawa halus berbeda dengan bahasa Jawa ngoko, terutama dalam penggunaan kata ganti, kata kerja, dan kata sifat. Kosakata bahasa Jawa halus juga lebih banyak menggunakan kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno. Tingkatan bahasa Jawa halus bermacam-macam, tergantung pada siapa lawan bicara dan situasi pembicaraan. Fonologi bahasa Jawa halus juga berbeda dengan bahasa Jawa ngoko, terutama dalam pengucapan vokal dan konsonan. Bahasa Jawa halus memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk menunjukkan rasa hormat, sopan santun, dan menjaga jarak sosial. Bahasa Jawa halus memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan telah memainkan peran penting dalam pengembangan sastra dan budaya Jawa. Bahasa Jawa halus masih relevan digunakan hingga saat ini, terutama dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati.

Tata Bahasa

Tata bahasa bahasa Jawa halus berbeda dengan bahasa Jawa ngoko, terutama dalam penggunaan kata ganti, kata kerja, dan kata sifat. Perbedaan ini menunjukkan adanya tingkatan bahasa yang berbeda, di mana bahasa Jawa halus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun.

  • Penggunaan Kata Ganti
    Dalam bahasa Jawa halus, digunakan kata ganti yang berbeda untuk menunjukkan tingkat kesopanan dan penghormatan. Misalnya, kata ganti “aku” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “kula” dalam bahasa Jawa halus.
  • Penggunaan Kata Kerja
    Bahasa Jawa halus juga memiliki perbedaan dalam penggunaan kata kerja. Misalnya, kata kerja “makan” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “dhahar” dalam bahasa Jawa halus.
  • Penggunaan Kata Sifat
    Selain kata ganti dan kata kerja, bahasa Jawa halus juga menggunakan kata sifat yang berbeda. Misalnya, kata sifat “baik” dalam bahasa Jawa ngoko menjadi “sae” dalam bahasa Jawa halus.
  • Penggunaan Partikel
    Bahasa Jawa halus juga menggunakan partikel-partikel khusus untuk menunjukkan kesopanan. Misalnya, partikel “-ipun” digunakan untuk menunjukkan rasa hormat atau permintaan maaf.

Perbedaan tata bahasa antara bahasa Jawa halus dan ngoko ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat kesopanan dan penghormatan dalam masyarakat Jawa. Bahasa Jawa halus digunakan dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati, sedangkan bahasa Jawa ngoko digunakan dalam situasi informal dan saat berbicara dengan teman atau keluarga.

Kosakata

Kosakata bahasa Jawa halus memiliki peranan yang sangat penting dalam penggunaannya. Kosakata bahasa Jawa halus berbeda dengan bahasa Jawa ngoko, terutama dalam penggunaan kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa halus memiliki tingkat kesopanan dan penghormatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko.

Penggunaan kata-kata serapan dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno dalam bahasa Jawa halus menunjukkan pengaruh budaya Hindu-Buddha dan Jawa Kuno terhadap masyarakat Jawa. Kata-kata serapan tersebut umumnya digunakan untuk mengungkapkan konsep-konsep yang lebih halus dan abstrak, seperti perasaan, pikiran, dan nilai-nilai luhur. Misalnya, kata “tresna” (cinta) dan “hormat” (hormat) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang digunakan dalam bahasa Jawa halus.

Kosakata bahasa Jawa halus juga memiliki makna yang lebih spesifik dan jelas dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dan menjaga kesopanan dalam berkomunikasi. Misalnya, kata “dhahar” (makan) dalam bahasa Jawa halus memiliki makna yang lebih spesifik dibandingkan dengan kata ” mangan” (makan) dalam bahasa Jawa ngoko. Kata “dhahar” digunakan untuk mengungkapkan kegiatan makan yang dilakukan dengan cara yang sopan dan terhormat, sedangkan kata ” mangan” digunakan untuk mengungkapkan kegiatan makan yang dilakukan dengan cara yang lebih santai dan informal.

Dengan demikian, kosakata bahasa Jawa halus memiliki peranan yang sangat penting dalam penggunaannya. Kosakata bahasa Jawa halus menunjukkan tingkat kesopanan dan penghormatan yang lebih tinggi, serta memiliki makna yang lebih spesifik dan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa halus merupakan bagian integral dari budaya Jawa yang digunakan untuk menjaga kesopanan dan keharmonisan dalam berkomunikasi.

Tingkatan

Bahasa Jawa halus memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda, yang menunjukkan tingkat kesopanan dan penghormatan dalam berkomunikasi. Tingkatan-tingkatan ini digunakan untuk menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan situasi dan lawan bicara.

Tingkatan bahasa Jawa halus yang paling umum adalah:

  1. Ngoko
  2. Madya
  3. Krama

Bahasa Jawa ngoko adalah tingkatan bahasa yang paling rendah, dan digunakan dalam situasi informal dan saat berbicara dengan teman atau keluarga. Bahasa Jawa madya adalah tingkatan bahasa yang lebih tinggi dari ngoko, dan digunakan dalam situasi semi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati. Bahasa Jawa krama adalah tingkatan bahasa yang paling tinggi, dan digunakan dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang sangat dihormati.

Tingkatan bahasa Jawa halus sangat penting untuk diperhatikan dalam berkomunikasi, karena penggunaan tingkatan bahasa yang salah dapat menyebabkan kesalahpahaman atau bahkan menyinggung perasaan lawan bicara. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan memahami tingkatan-tingkatan bahasa Jawa halus agar dapat berkomunikasi secara efektif dan sopan dalam masyarakat Jawa.

Fonologi

Fonologi merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Jawa halus. Fonologi berkaitan dengan sistem bunyi dan pengucapan dalam suatu bahasa. Dalam bahasa Jawa halus, terdapat beberapa perbedaan fonologis dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko, terutama dalam pengucapan vokal dan konsonan.

Salah satu perbedaan fonologis yang menonjol dalam bahasa Jawa halus adalah penggunaan vokal sengau atau vokal nasal. Vokal sengau adalah vokal yang diucapkan dengan rongga hidung terbuka, sehingga menghasilkan bunyi sengau. Dalam bahasa Jawa halus, terdapat lima vokal sengau, yaitu a, i, u, e, dan o. Vokal-vokal ini diucapkan dengan bunyi sengau yang lebih jelas dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko.

Selain vokal sengau, terdapat juga perbedaan fonologis dalam pengucapan konsonan. Dalam bahasa Jawa halus, beberapa konsonan diucapkan dengan lebih lembut dan halus dibandingkan dengan bahasa Jawa ngoko. Misalnya, konsonan “t” dalam bahasa Jawa ngoko diucapkan dengan bunyi yang lebih keras, sedangkan dalam bahasa Jawa halus diucapkan dengan bunyi yang lebih lembut.

Perbedaan fonologis dalam bahasa Jawa halus ini memiliki fungsi sosial yang penting. Perbedaan ini menunjukkan adanya tingkat kesopanan dan penghormatan yang berbeda dalam berkomunikasi. Bahasa Jawa halus digunakan dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati, sehingga penggunaan fonologi yang tepat sangat penting untuk menjaga kesopanan dan keharmonisan dalam berkomunikasi.

Fungsi

Bahasa Jawa halus memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat Jawa. Fungsi-fungsi ini berkaitan dengan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Jawa, dan menunjukkan bagaimana bahasa Jawa halus digunakan untuk menjaga kesopanan, keharmonisan, dan tata krama dalam berkomunikasi.

  • Fungsi Sosial

    Bahasa Jawa halus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun dalam berkomunikasi. Fungsi sosial ini sangat penting dalam masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan tata krama. Bahasa Jawa halus digunakan dalam situasi-situasi formal, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang dihormati, atau dalam acara-acara resmi.

  • Fungsi Estetis

    Bahasa Jawa halus juga memiliki fungsi estetis, yaitu untuk memperindah dan memperhalus bahasa. Fungsi estetis ini terlihat dalam penggunaan kata-kata yang lebih halus, ungkapan-ungkapan yang lebih sopan, dan tata bahasa yang lebih teratur. Bahasa Jawa halus dianggap sebagai bahasa yang indah dan bernilai seni, sehingga sering digunakan dalam karya sastra, tembang, dan pertunjukan seni tradisional.

  • Fungsi Pedagogis

    Bahasa Jawa halus juga memiliki fungsi pedagogis, yaitu untuk mengajarkan nilai-nilai sosial dan budaya kepada generasi muda. Fungsi pedagogis ini terlihat dalam penggunaan bahasa Jawa halus dalam pendidikan dan dalam keluarga. Orang tua dan guru menggunakan bahasa Jawa halus untuk mengajarkan nilai-nilai kesopanan, tata krama, dan kepada anak-anak dan murid-murid mereka.

  • Fungsi Simbolis

    Bahasa Jawa halus juga memiliki fungsi simbolis, yaitu untuk menunjukkan identitas dan status sosial seseorang. Fungsi simbolis ini terlihat dalam penggunaan bahasa Jawa halus oleh para pejabat, tokoh masyarakat, dan orang-orang yang memiliki status sosial tinggi. Bahasa Jawa halus dianggap sebagai bahasa yang berkelas dan berwibawa, sehingga penggunaannya dapat menunjukkan status sosial seseorang dalam masyarakat.

Dengan demikian, bahasa Jawa halus memiliki fungsi yang sangat penting dalam masyarakat Jawa. Fungsi-fungsi ini berkaitan dengan nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Jawa, dan menunjukkan bagaimana bahasa Jawa halus digunakan untuk menjaga kesopanan, keharmonisan, dan tata krama dalam berkomunikasi.

Sejarah

Bahasa Jawa halus memiliki sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan perkembangan bahasa dan budaya Jawa. Bahasa Jawa halus pertama kali muncul pada masa Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14. Pada masa itu, bahasa Jawa halus digunakan sebagai bahasa resmi kerajaan dan bahasa komunikasi di kalangan masyarakat atas.

Bahasa Jawa halus berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram Islam, sekitar abad ke-16 hingga ke-18. Pada masa itu, bahasa Jawa halus semakin diperkaya dengan kosakata dan ungkapan baru, terutama yang berasal dari bahasa Arab dan Persia. Bahasa Jawa halus juga menjadi bahasa pengantar di pesantren-pesantren, sehingga semakin banyak masyarakat yang menguasai dan menggunakan bahasa ini.

Setelah kemerdekaan Indonesia, bahasa Jawa halus terus digunakan sebagai bahasa resmi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bahasa Jawa halus juga diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari mata pelajaran bahasa daerah. Hingga saat ini, bahasa Jawa halus masih digunakan secara luas dalam berbagai situasi formal dan semi formal, seperti dalam pemerintahan, pendidikan, dan acara-acara adat.

Pemahaman tentang sejarah bahasa Jawa halus sangat penting untuk memahami perkembangan bahasa dan budaya Jawa. Sejarah bahasa Jawa halus menunjukkan bagaimana bahasa ini telah berkembang dan berubah seiring waktu, serta bagaimana bahasa ini telah digunakan sebagai alat komunikasi dan identitas budaya masyarakat Jawa.

Relevansi

Bahasa Jawa halus masih relevan digunakan hingga saat ini, terutama dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati. Relevansi bahasa Jawa halus terletak pada fungsinya sebagai penanda kesopanan, penghormatan, dan identitas budaya Jawa.

Dalam masyarakat Jawa, kesopanan dan penghormatan sangat dijunjung tinggi. Bahasa Jawa halus menjadi alat untuk mengekspresikan nilai-nilai tersebut dalam komunikasi. Penggunaan bahasa Jawa halus menunjukkan bahwa penutur menghargai lawan bicaranya dan ingin menjaga hubungan baik.

Selain itu, bahasa Jawa halus juga menjadi penanda identitas budaya Jawa. Bahasa Jawa halus telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Jawa, dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa. Menguasai dan menggunakan bahasa Jawa halus menunjukkan bahwa seseorang memahami dan menghargai budaya Jawa.

Dalam praktiknya, bahasa Jawa halus digunakan dalam berbagai situasi formal, seperti dalam pemerintahan, pendidikan, dan acara-acara adat. Pemahaman tentang bahasa Jawa halus sangat penting bagi siapa saja yang ingin berkomunikasi secara efektif dan sopan dalam masyarakat Jawa.

Relevansi bahasa Jawa halus juga terlihat dari upaya pelestarian dan pengembangan bahasa ini. Pemerintah daerah dan lembaga-lembaga pendidikan di Jawa Tengah dan Yogyakarta terus berupaya untuk mengajarkan dan melestarikan bahasa Jawa halus. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Jawa halus masih dipandang sebagai bahasa yang penting dan berharga bagi masyarakat Jawa.


Pertanyaan Umum tentang Bahasa Jawa Halus

Bahasa Jawa halus memiliki banyak aturan dan tata cara penggunaannya. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan tentang bahasa Jawa halus:

Pertanyaan 1: Kapan harus menggunakan bahasa Jawa halus?

Bahasa Jawa halus digunakan dalam situasi formal, seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua, orang yang dihormati, atau dalam acara-acara resmi.

Pertanyaan 2: Apa perbedaan antara bahasa Jawa halus dan ngoko?

Bahasa Jawa halus memiliki tata bahasa, kosakata, dan tingkatan yang berbeda dengan bahasa Jawa ngoko. Bahasa Jawa halus digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun, sedangkan bahasa Jawa ngoko digunakan dalam situasi informal.

Pertanyaan 3: Apakah bahasa Jawa halus masih relevan digunakan saat ini?

Ya, bahasa Jawa halus masih relevan digunakan hingga saat ini, terutama dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati. Bahasa Jawa halus juga menjadi penanda identitas budaya Jawa.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara mempelajari bahasa Jawa halus?

Ada beberapa cara untuk mempelajari bahasa Jawa halus, seperti mengikuti kursus, membaca buku atau artikel, atau berinteraksi dengan penutur asli bahasa Jawa halus.

Kesimpulan:

Bahasa Jawa halus adalah bagian penting dari budaya Jawa. Mempelajari dan menggunakan bahasa Jawa halus menunjukkan bahwa kita menghargai dan menghormati budaya Jawa.

Tips:

  • Pelajarilah tata bahasa dan kosakata bahasa Jawa halus dengan baik.
  • Perhatikan tingkatan bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi dan lawan bicara.
  • Berlatihlah menggunakan bahasa Jawa halus dalam percakapan sehari-hari.


Tips Menguasai Bahasa Jawa Halus

Menguasai bahasa Jawa halus dapat menjadi tantangan, tetapi dengan kesabaran dan latihan, Anda dapat menguasainya. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

Tip 1: Pelajari tata bahasa dan kosakata dengan baik

Tata bahasa dan kosakata merupakan dasar dari bahasa Jawa halus. Pelajarilah dengan baik aturan-aturan tata bahasa dan perbanyak kosakata Anda. Anda dapat belajar dari buku, kursus, atau berinteraksi dengan penutur asli bahasa Jawa halus.

Tip 2: Perhatikan tingkatan bahasa

Bahasa Jawa halus memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sesuaikan tingkat bahasa yang Anda gunakan dengan situasi dan lawan bicara. Gunakan bahasa yang lebih halus dan sopan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau di acara resmi.

Tip 3: Berlatihlah secara teratur

Latihan adalah kunci untuk menguasai bahasa Jawa halus. Berlatihlah berbicara bahasa Jawa halus dalam percakapan sehari-hari atau dengan teman yang juga belajar bahasa Jawa halus. Semakin banyak Anda berlatih, semakin mahir Anda dalam menggunakan bahasa Jawa halus.

Tip 4: Jangan takut salah

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan saat belajar bahasa baru. Jangan takut salah saat berbicara bahasa Jawa halus. Anggap kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar dan perbaiki kesalahan Anda di kemudian hari.

Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan bahasa Jawa halus Anda dan berkomunikasi secara efektif dan sopan dalam masyarakat Jawa.

Kesimpulan:

Menguasai bahasa Jawa halus membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan kesabaran dan latihan, Anda dapat menguasainya dan menjadi penutur bahasa Jawa halus yang baik.


Kesimpulan

Bahasa Jawa halus merupakan bagian penting dari budaya Jawa yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat dan sopan santun. Bahasa Jawa halus memiliki tata bahasa, kosakata, dan tingkatan yang berbeda dengan bahasa Jawa ngoko. Bahasa Jawa halus digunakan dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati.

Mempelajari dan menggunakan bahasa Jawa halus menunjukkan bahwa kita menghargai dan menghormati budaya Jawa. Bahasa Jawa halus masih relevan digunakan hingga saat ini, terutama dalam situasi formal dan saat berbicara dengan orang yang dihormati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari dan melestarikan bahasa Jawa halus sebagai bagian dari warisan budaya Jawa.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru