Frasa “manfaat buah markisa” secara gramatikal berfungsi sebagai sebuah frasa nomina. Inti dari frasa ini adalah kata benda “manfaat”, yang kemudian dijelaskan oleh frasa nomina “buah markisa”.
Secara keseluruhan, frasa ini merujuk pada berbagai khasiat atau keuntungan positif yang dapat diperoleh dari konsumsi buah yang dikenal dengan nama ilmiah Passiflora edulis ini.
Buah markisa merupakan tanaman merambat yang berasal dari Amerika Selatan, namun kini telah banyak dibudidayakan di berbagai belahan dunia beriklim tropis.
Keberadaannya dikenal luas karena rasa asam manis yang unik serta aroma yang khas, menjadikannya populer tidak hanya sebagai buah segar tetapi juga dalam bentuk jus, selai, dan berbagai olahan makanan serta minuman lainnya.

manfaat buah markisa
-
Kaya Antioksidan
Buah markisa mengandung berbagai senyawa antioksidan kuat seperti vitamin C, beta-karoten, dan polifenol, termasuk piceatannol dan scirpusin B.
Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk memerangi radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan molekul tidak stabil penyebab kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan dini serta berbagai penyakit kronis.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food Science pada tahun 2011 oleh Kim et al. menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi pada ekstrak kulit buah markisa, mengindikasikan potensi besar dalam melindungi tubuh dari stres oksidatif.
-
Meningkatkan Kualitas Tidur
Markisa mengandung senyawa alkaloid seperti harman, harmol, dan harmaline, yang memiliki efek sedatif ringan. Senyawa-senyawa ini dapat membantu menenangkan sistem saraf, mengurangi kecemasan, dan mempromosikan tidur yang lebih nyenyak.
Beberapa studi tradisional telah mengaitkan konsumsi markisa dengan peningkatan kualitas tidur, meskipun penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi mekanisme dan dosis efektifnya. Oleh karena itu, buah markisa seringkali direkomendasikan sebagai minuman relaksasi sebelum tidur.
-
Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kandungan serat pangan yang tinggi dalam buah markisa sangat bermanfaat bagi sistem pencernaan. Serat, khususnya serat larut dan tidak larut, membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan mikrobioma usus.
Serat larut juga dapat bertindak sebagai prebiotik, mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus.
Youtube Video:
Sebuah tinjauan dalam Nutrients (2018) menyoroti peran serat dalam menjaga kesehatan saluran cerna secara keseluruhan, di mana markisa menjadi sumber serat yang sangat baik.
-
Menjaga Kesehatan Jantung
Kalium, serat, dan antioksidan dalam markisa berperan penting dalam menjaga kesehatan kardiovaskular. Kalium membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, sementara serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat).
Antioksidan, di sisi lain, melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif. Studi menunjukkan bahwa diet kaya serat dan kalium secara signifikan menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
-
Meningkatkan Imunitas Tubuh
Kandungan vitamin C yang melimpah dalam buah markisa adalah faktor kunci dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Vitamin C dikenal sebagai antioksidan kuat yang juga berperan dalam produksi sel darah putih, yang merupakan garis pertahanan utama tubuh terhadap infeksi.
Selain vitamin C, karotenoid dan polifenol lainnya juga berkontribusi pada fungsi kekebalan tubuh yang optimal. Konsumsi rutin dapat membantu tubuh lebih tahan terhadap penyakit umum seperti flu dan pilek.
-
Mengatur Gula Darah
Meskipun memiliki rasa manis, markisa memiliki indeks glikemik yang relatif rendah dan kaya serat. Serat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.
Piceatannol, senyawa polifenol yang ditemukan dalam biji markisa, telah diteliti karena potensinya dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Sebuah studi yang diterbitkan di Food Chemistry (2018) oleh Li et al.
menunjukkan efek positif ekstrak biji markisa pada metabolisme glukosa.
-
Potensi Antikanker
Senyawa antioksidan dan fitokimia dalam markisa, seperti karotenoid dan polifenol, telah menunjukkan potensi antikanker dalam beberapa penelitian in vitro dan in vivo.
Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran tumor. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami efek antikanker buah markisa.
-
Mendukung Kesehatan Kulit
Vitamin C dan antioksidan lainnya dalam markisa sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, protein esensial yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit.
Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV dan polusi, yang dapat menyebabkan penuaan dini dan masalah kulit lainnya. Konsumsi rutin dapat membantu menjaga kulit tampak lebih muda dan sehat.
-
Meningkatkan Kesehatan Mata
Buah markisa kaya akan vitamin A dalam bentuk beta-karoten, yang merupakan prekursor vitamin A.
Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata, membantu menjaga penglihatan yang baik, terutama dalam kondisi cahaya redup, dan mencegah kondisi degeneratif seperti degenerasi makula terkait usia.
Lutein dan zeaxanthin, karotenoid lain yang ditemukan dalam markisa, juga diketahui melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru.
-
Meredakan Peradangan
Senyawa bioaktif dalam markisa, termasuk antioksidan dan polifenol, memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis merupakan pemicu berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker.
Konsumsi makanan kaya anti-inflamasi seperti markisa dapat membantu mengurangi tingkat peradangan dalam tubuh. Studi pada hewan dan in vitro telah menunjukkan potensi markisa dalam mengurangi mediator pro-inflamasi.
-
Menurunkan Berat Badan
Kandungan serat yang tinggi dalam markisa dapat membantu dalam manajemen berat badan. Serat memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk makan berlebihan dan asupan kalori secara keseluruhan.
Selain itu, markisa memiliki kalori yang relatif rendah dan kaya nutrisi, menjadikannya pilihan camilan yang sehat untuk program penurunan berat badan. Konsumsi serat yang cukup juga mendukung metabolisme yang sehat.
-
Menjaga Kesehatan Tulang
Markisa mengandung mineral penting seperti magnesium, kalsium, fosfor, dan zat besi, yang semuanya berperan dalam menjaga kepadatan dan kekuatan tulang. Kalsium dan fosfor adalah komponen utama tulang, sementara magnesium membantu penyerapan kalsium.
Konsumsi yang cukup dari mineral-mineral ini sangat penting untuk mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan tulang sepanjang hidup.
-
Meningkatkan Penyerapan Zat Besi
Kehadiran vitamin C yang tinggi dalam buah markisa sangat membantu dalam penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati) di saluran pencernaan. Zat besi penting untuk produksi hemoglobin dan mencegah anemia defisiensi besi.
Bagi individu yang mengonsumsi diet nabati, mengombinasikan markisa dengan makanan kaya zat besi non-heme dapat meningkatkan bioavailabilitas zat besi secara signifikan.
-
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Senyawa alkaloid dan antioksidan dalam markisa dapat memberikan efek menenangkan pada sistem saraf, membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan.
Meskipun bukan obat untuk kondisi klinis, konsumsi markisa sebagai bagian dari diet seimbang dapat berkontribusi pada kesejahteraan mental. Efek relaksasi yang ditawarkan buah ini dapat membantu individu merasa lebih tenang dan rileks.
-
Membantu Fungsi Pernapasan
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah markisa ungu mungkin memiliki efek positif pada gejala asma, seperti batuk dan mengi, berkat kandungan bioflavonoidnya yang tinggi. Senyawa ini diyakini memiliki sifat anti-inflamasi dan antihistamin.
Meskipun demikian, diperlukan lebih banyak penelitian klinis berskala besar untuk mengkonfirmasi manfaat ini pada manusia.
Dalam konteks aplikasi klinis, potensi buah markisa telah menjadi subjek penelitian yang menarik, terutama dalam pengelolaan penyakit kronis.
Misalnya, pada individu dengan sindrom metabolik, serat dan senyawa polifenol dalam markisa dapat membantu menstabilkan kadar glukosa darah dan meningkatkan profil lipid.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry (2012) oleh Zeraik et al.
menunjukkan bahwa ekstrak biji markisa dapat membantu mengurangi resistensi insulin pada model hewan, mengindikasikan relevansinya untuk pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2.
Pemanfaatan markisa juga meluas pada bidang kesehatan kulit. Kasus-kasus dermatologis yang melibatkan kerusakan oksidatif, seperti penuaan dini atau paparan UV yang berlebihan, dapat memperoleh manfaat dari antioksidan yang terkandung dalam markisa.
Produk kosmetik yang mengandung ekstrak markisa mulai muncul di pasaran, dengan klaim dapat meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi tanda-tanda penuaan.
Menurut Dr. Amelia Wulandari, seorang ahli gizi klinis, “Antioksidan dalam markisa, terutama vitamin C, sangat penting untuk sintesis kolagen dan perlindungan kulit dari radikal bebas, menjadikannya aset berharga untuk dermatologi nutrisi.”
Manfaat markisa dalam meningkatkan kualitas tidur telah diamati dalam praktik tradisional. Beberapa individu dengan gangguan tidur ringan atau kecemasan sesekali melaporkan peningkatan kualitas tidur setelah mengonsumsi jus markisa atau teh dari daun markisa.
Meskipun efek ini mungkin bersifat individual dan memerlukan validasi ilmiah lebih lanjut, kandungan alkaloidnya memang menunjukkan potensi sedatif.
Pendekatan ini seringkali dianggap sebagai intervensi diet yang aman dibandingkan dengan obat-obatan farmasi, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Pada populasi yang lebih luas, konsumsi buah-buahan secara umum, termasuk markisa, berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
Kampanye kesehatan masyarakat sering menekankan pentingnya diet kaya buah dan sayuran untuk mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.
Markisa, dengan profil nutrisinya yang kaya serat, vitamin, dan antioksidan, sangat cocok untuk dimasukkan dalam rekomendasi diet tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara konsisten mendorong peningkatan asupan buah dan sayur sebagai strategi pencegahan utama.
Dalam konteks atletik atau pemulihan fisik, markisa dapat menjadi tambahan yang berguna untuk diet. Kandungan karbohidratnya menyediakan energi, sementara elektrolit seperti kalium membantu menjaga keseimbangan cairan dan mencegah kram otot.
Antioksidan juga dapat membantu mengurangi kerusakan otot akibat latihan intensif dan mempercepat proses pemulihan.
Menurut Dr. Bayu Pratama, seorang spesialis kedokteran olahraga, “Buah-buahan seperti markisa yang kaya antioksidan dan elektrolit dapat mendukung performa atletik dan pemulihan pasca-latihan dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan.”
Aspek kesehatan pencernaan markisa juga relevan bagi individu yang rentan terhadap masalah gastrointestinal. Serat dalam markisa membantu mengatur buang air besar dan menjaga kesehatan mikrobioma usus.
Pada pasien dengan konstipasi kronis, peningkatan asupan serat melalui buah-buahan seperti markisa dapat menjadi intervensi non-farmakologis yang efektif. Penting untuk diingat bahwa peningkatan asupan serat harus disertai dengan hidrasi yang cukup untuk mencegah ketidaknyamanan.
Meskipun markisa umumnya aman dikonsumsi, ada beberapa kasus yang perlu diperhatikan. Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap buah markisa, meskipun jarang terjadi. Gejala dapat bervariasi dari gatal-gatal ringan hingga anafilaksis.
Penting bagi individu yang memiliki riwayat alergi terhadap buah-buahan tropis lain untuk berhati-hati saat pertama kali mengonsumsi markisa. Pengawasan medis disarankan jika ada kekhawatiran terkait alergi.
Secara keseluruhan, diskusi kasus ini menyoroti bagaimana manfaat nutrisi markisa dapat diintegrasikan ke dalam strategi kesehatan yang lebih luas. Dari pencegahan penyakit hingga dukungan pemulihan, peran markisa dalam diet sehat sangat signifikan.
Penerapan manfaat ini dalam praktik klinis dan rekomendasi diet memerlukan pemahaman yang mendalam tentang komposisi nutrisinya dan mekanisme biologis yang mendasarinya, didukung oleh bukti ilmiah yang kuat dan terus berkembang.
Tips dan Detail Konsumsi Buah Markisa
Untuk memaksimalkan manfaat buah markisa, penting untuk memahami cara memilih, menyimpan, dan mengonsumsinya dengan benar.
-
Memilih Markisa yang Matang
Pilihlah buah markisa yang kulitnya keriput atau berkerut, karena ini adalah tanda bahwa buah tersebut sudah matang sempurna dan memiliki rasa manis yang optimal.
Kulit yang mulus dan kencang biasanya menunjukkan buah yang belum matang dan rasanya cenderung lebih asam. Pastikan juga buah terasa berat di tangan, menunjukkan kandungan air yang baik di dalamnya.
-
Penyimpanan yang Tepat
Buah markisa yang sudah matang dapat disimpan pada suhu kamar selama beberapa hari atau di dalam lemari es hingga satu minggu untuk memperpanjang kesegarannya.
Jika ingin menyimpan lebih lama, daging buah dan bijinya dapat dikeluarkan dan dibekukan dalam wadah kedap udara. Pembekuan ini dapat mempertahankan nutrisi dan rasa buah untuk penggunaan di kemudian hari.
-
Cara Mengonsumsi
Markisa dapat dikonsumsi langsung dengan membelah dua buahnya dan menyendok daging buah serta bijinya. Biji markisa aman untuk dimakan dan bahkan mengandung serat tambahan.
Buah ini juga populer diolah menjadi jus, smoothie, salad buah, saus, atau sebagai topping untuk yogurt dan es krim. Hindari pemanasan berlebihan yang dapat mengurangi kandungan vitamin C.
-
Potensi Alergi
Meskipun jarang, beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap buah markisa. Gejala dapat meliputi gatal-gatal, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.
Jika ada riwayat alergi terhadap buah-buahan tropis atau tanaman dari famili Passifloraceae, disarankan untuk berhati-hati saat pertama kali mengonsumsi markisa. Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi parah.
-
Varietas dan Perbedaannya
Ada beberapa varietas markisa, yang paling umum adalah markisa ungu (Passiflora edulis f. edulis) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa).
Markisa ungu umumnya lebih kecil dan manis, sementara markisa kuning lebih besar, lebih asam, dan sering digunakan untuk jus. Meskipun ada sedikit perbedaan rasa dan aroma, profil nutrisi kedua varietas ini umumnya serupa.
Penelitian ilmiah mengenai manfaat buah markisa telah dilakukan dengan berbagai desain studi. Salah satu fokus utama adalah pada sifat antioksidan dan anti-inflamasinya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology pada tahun 2007 oleh Pereira et al.
meneliti efek ekstrak daun markisa (yang juga mengandung senyawa serupa dengan buahnya) pada model hewan, menunjukkan aktivitas anxiolytic dan sedatif yang mendukung penggunaan tradisionalnya untuk mengatasi kecemasan dan insomnia.
Metode yang digunakan melibatkan pengujian perilaku pada tikus, seperti tes labirin dan open field, untuk mengevaluasi efek menenangkan.
Dalam konteks kesehatan metabolik, penelitian tentang piceatannol, polifenol yang banyak ditemukan di biji markisa, sangat menjanjikan. Studi oleh Li et al.
yang dipublikasikan di Food Chemistry pada tahun 2018 melibatkan analisis in vitro dan in vivo untuk mengevaluasi dampak piceatannol terhadap metabolisme glukosa dan lipid.
Mereka menemukan bahwa piceatannol dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi akumulasi lemak pada sel adiposit, meskipun studi ini sebagian besar dilakukan pada tingkat seluler atau model hewan, dan penelitian klinis pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Meskipun banyak bukti mendukung manfaat markisa, ada beberapa pandangan yang berlawanan atau keterbatasan yang perlu diakui.
Beberapa kritik menyatakan bahwa sebagian besar penelitian dilakukan secara in vitro atau pada model hewan, dan hasilnya mungkin tidak selalu dapat digeneralisasi langsung ke manusia.
Misalnya, dosis senyawa aktif yang digunakan dalam penelitian laboratorium mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dapat diperoleh dari konsumsi buah markisa dalam jumlah normal.
Selain itu, variasi dalam kondisi pertumbuhan, pengolahan, dan penyimpanan dapat memengaruhi kandungan nutrisi dan bioaktif buah, sehingga hasil antar studi bisa bervariasi.
Penelitian mengenai efek antialergi dan anti-asma dari ekstrak kulit markisa ungu, seperti yang dilaporkan oleh Watson et al. dalam Nutrition Research pada tahun 2008, menunjukkan hasil positif dalam mengurangi gejala asma pada subjek manusia.
Namun, studi ini memiliki ukuran sampel yang relatif kecil, sehingga diperlukan replikasi dengan kohort yang lebih besar untuk validasi lebih lanjut.
Keterbatasan lain adalah potensi interaksi dengan obat-obatan tertentu, meskipun belum ada laporan signifikan yang terbukti secara klinis.
Oleh karena itu, bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi markisa dalam jumlah besar disarankan.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis komprehensif mengenai manfaat nutrisi dan potensi kesehatan buah markisa, beberapa rekomendasi praktis dapat dirumuskan untuk mengintegrasikannya ke dalam pola makan sehari-hari.
Disarankan untuk mengonsumsi buah markisa secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang dan bervariasi, mengingat kandungan vitamin, mineral, serat, dan antioksidannya yang melimpah.
Konsumsi markisa dalam bentuk segar adalah yang paling direkomendasikan untuk mempertahankan kandungan nutrisi esensialnya secara optimal, terutama vitamin C yang sensitif terhadap panas.
Bagi individu yang mencari dukungan untuk kesehatan pencernaan, peningkatan asupan serat melalui markisa dapat menjadi strategi yang efektif.
Kombinasikan markisa dengan makanan kaya serat lainnya dan pastikan asupan cairan yang cukup untuk mendukung fungsi pencernaan yang optimal.
Untuk tujuan peningkatan kualitas tidur atau pengurangan stres ringan, konsumsi markisa, baik dalam bentuk buah segar atau jus tanpa tambahan gula, dapat dicoba menjelang malam hari sebagai bagian dari rutinitas relaksasi.
Dalam konteks pencegahan penyakit kronis, memasukkan markisa ke dalam diet dapat berkontribusi pada perlindungan kardiovaskular dan pengelolaan gula darah, berkat kandungan serat dan antioksidannya.
Namun, penting untuk diingat bahwa markisa bukanlah pengganti pengobatan medis untuk kondisi kronis.
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan, konsultasi dengan ahli gizi atau dokter sangat dianjurkan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan mereka.
Secara keseluruhan, buah markisa adalah sumber nutrisi yang kaya dan menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang berkembang.
Kandungan antioksidan yang tinggi, serat pangan yang melimpah, serta vitamin dan mineral esensial menjadikan buah ini sebagai tambahan yang berharga untuk diet sehat.
Manfaatnya mencakup peningkatan kekebalan tubuh, dukungan pencernaan, kesehatan jantung, potensi antikanker, dan efek menenangkan yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Ini menegaskan posisi markisa sebagai buah tropis dengan profil nutrisi yang sangat mengesankan.
Meskipun banyak manfaat telah teridentifikasi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja senyawa bioaktif dalam markisa dan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dalam uji klinis berskala besar pada populasi manusia yang beragam.
Area penelitian masa depan dapat berfokus pada isolasi dan karakterisasi lebih lanjut dari senyawa bioaktif, studi dosis-respons, serta evaluasi jangka panjang terhadap efek konsumsi markisa pada berbagai kondisi kesehatan.
Pengembangan produk pangan fungsional berbasis markisa juga merupakan area yang menjanjikan untuk eksplorasi ilmiah lebih lanjut.