Istilah yang menjadi fokus utama dalam pembahasan ini mengacu pada potensi keuntungan atau dampak positif yang mungkin timbul dari kombinasi dua jenis minuman yang sangat berbeda: produk olahan hewani cair yang kaya nutrisi dan minuman berkarbonasi manis.
Secara spesifik, frasa ini menyoroti harapan atau klaim mengenai efek menguntungkan yang dapat diperoleh ketika susu, yang dikenal sebagai sumber kalsium dan protein esensial, dicampurkan dengan minuman bersoda yang mengandung gula dan asam karbonat.
Pemahaman mendalam mengenai sifat kimia dan fisiologis dari kedua komponen ini sangat krusial untuk mengevaluasi klaim tersebut secara ilmiah.
Penilaian ini memerlukan analisis cermat terhadap interaksi antara makronutrien, mikronutrien, serta senyawa aditif yang terdapat dalam masing-masing minuman saat keduanya disatukan dalam sistem pencernaan manusia.
manfaat susu campur sprite
- Analisis Kandungan Nutrisi Susu Secara Terpisah: Susu merupakan sumber nutrisi yang kaya, mengandung protein berkualitas tinggi, kalsium, vitamin D, vitamin B12, dan riboflavin. Konsumsi susu secara rutin mendukung kesehatan tulang, fungsi otot, dan sistem saraf. Protein susu, seperti kasein dan whey, memiliki peran penting dalam perbaikan jaringan dan pertumbuhan sel, sementara kalsium esensial untuk kepadatan tulang dan transmisi sinyal saraf. Penting untuk dicatat bahwa manfaat ini secara inheren berasal dari susu itu sendiri, terlepas dari campurannya dengan minuman lain.
- Kandungan Gula dan Asam dalam Minuman Berkarbonasi: Minuman berkarbonasi seperti Sprite memiliki kandungan gula yang sangat tinggi, umumnya dalam bentuk sukrosa atau sirup jagung fruktosa tinggi. Konsumsi gula berlebih secara kronis telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, asam fosfat atau asam sitrat yang digunakan sebagai pengawet dan penambah rasa dapat bersifat erosif terhadap enamel gigi, meskipun ini adalah efek langsung pada kesehatan gigi dan tidak terkait dengan manfaat campuran.
- Interaksi Kimia antara Susu dan Asam Karbonat: Ketika susu dicampur dengan minuman berkarbonasi, asam karbonat dan asam lainnya dalam soda dapat menyebabkan protein susu menggumpal atau mengalami denaturasi. Fenomena ini serupa dengan proses pembuatan keju atau penggumpalan susu yang basi akibat asam laktat. Gumpalan ini dapat mengubah tekstur dan potensi laju pencernaan campuran, namun tidak serta merta menghasilkan manfaat kesehatan.
- Dampak Potensial pada Sistem Pencernaan: Campuran susu dan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan sensasi kembung atau tidak nyaman pada beberapa individu. Gas karbon dioksida yang dilepaskan dari minuman bersoda dapat terperangkap dalam lambung, sementara gumpalan protein susu dapat memperlambat proses pengosongan lambung. Sensasi ini dapat bervariasi antar individu tergantung pada sensitivitas pencernaan mereka, dan umumnya bukan merupakan indikasi manfaat positif.
- Tidak Ada Bukti Ilmiah Manfaat Kesehatan Khusus: Tinjauan literatur ilmiah tidak menemukan penelitian yang mendukung klaim manfaat kesehatan spesifik dari campuran susu dan Sprite. Klaim semacam ini seringkali bersifat anekdotal atau mitos tanpa dasar empiris yang kuat. Institusi kesehatan dan penelitian terkemuka belum mengidentifikasi campuran ini sebagai bagian dari rekomendasi diet sehat.
- Aspek Hidrasi dari Kandungan Air: Baik susu maupun Sprite mengandung air, sehingga secara fundamental dapat berkontribusi pada hidrasi tubuh. Hidrasi yang adekuat sangat penting untuk berbagai fungsi fisiologis, termasuk pengaturan suhu tubuh, transportasi nutrisi, dan pelumasan sendi. Namun, manfaat hidrasi ini berasal dari kandungan air di setiap minuman secara terpisah, dan tidak ada keunggulan hidrasi khusus dari campurannya.
- Potensi Penyerapan Kalsium dari Susu: Kalsium dalam susu sangat bioavailabel dan penting untuk kesehatan tulang. Namun, tidak ada bukti bahwa pencampuran dengan minuman berkarbonasi meningkatkan penyerapan kalsium ini. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda berlebihan dapat dikaitkan dengan penurunan kepadatan mineral tulang pada populasi tertentu, meskipun mekanisme pastinya masih diperdebatkan dan tidak secara langsung berkaitan dengan campuran ini.
- Dampak Gula pada Metabolisme Energi: Gula dari Sprite akan memberikan sumber energi cepat, yang dapat menghasilkan lonjakan gula darah dan respons insulin. Meskipun ini dapat memberikan dorongan energi instan, efek ini bersifat sementara dan seringkali diikuti oleh penurunan energi. Ini adalah karakteristik umum minuman manis dan bukan manfaat unik dari campuran dengan susu.
- Peran Karbonasi dalam Sensasi Rasa: Karbonasi dalam Sprite memberikan sensasi “menggigit” yang disukai banyak orang, yang dapat mempengaruhi persepsi rasa campuran. Sensasi ini murni pengalaman sensorik dan tidak memiliki implikasi kesehatan yang positif. Beberapa orang mungkin menemukan kombinasi tekstur ini menarik, namun ini adalah preferensi pribadi.
- Potensi Risiko Gizi dari Konsumsi Berlebih: Mengganti minuman sehat dengan campuran susu dan Sprite secara rutin dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak seimbang. Konsumsi kalori berlebih dari gula dapat berkontribusi pada penambahan berat badan, sementara nutrisi penting yang mungkin didapat dari pilihan minuman lain dapat terabaikan. Ini merupakan pertimbangan gizi penting bagi individu.
- Pengaruh Terhadap pH Lambung: Minuman berkarbonasi bersifat asam, yang dapat sedikit menurunkan pH lambung saat dikonsumsi. Susu memiliki pH yang mendekati netral. Pencampuran keduanya akan menghasilkan pH yang lebih rendah dari susu murni, namun dampaknya terhadap fungsi pencernaan normal umumnya minimal dan tidak memberikan keuntungan terapeutik. Lambung secara alami memiliki lingkungan yang sangat asam.
- Aspek Keamanan Pangan dan Higienitas: Dari perspektif keamanan pangan, tidak ada risiko langsung yang terkait dengan pencampuran susu dan Sprite asalkan kedua bahan dalam kondisi baik dan tidak basi. Namun, setiap campuran yang melibatkan produk susu harus dikonsumsi segera setelah disiapkan untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, terutama jika disimpan pada suhu kamar.
- Klaim Anekdotal dan Persepsi Publik: Beberapa individu mungkin melaporkan pengalaman pribadi yang positif, seperti merasa lebih baik setelah mengonsumsi campuran ini saat merasa mual atau tidak enak badan. Namun, laporan anekdotal tidak dapat dijadikan dasar ilmiah dan seringkali dapat dijelaskan oleh efek plasebo atau kebetulan. Penting untuk membedakan antara pengalaman subjektif dan bukti klinis yang teruji.
- Perbandingan dengan Minuman Fermentasi Susu: Berbeda dengan campuran susu dan Sprite, minuman susu fermentasi seperti kefir atau yogurt minum mengandung probiotik hidup yang telah terbukti memiliki manfaat bagi kesehatan pencernaan. Proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme yang mengubah laktosa menjadi asam laktat, menghasilkan produk dengan profil nutrisi dan fungsional yang berbeda secara signifikan.
- Efek Terhadap Kesehatan Gigi: Kombinasi gula tinggi dari Sprite dan potensi keasaman dapat meningkatkan risiko karies gigi jika dikonsumsi secara teratur. Susu sendiri cenderung melindungi gigi, namun efek perlindungan ini dapat dinetralisir oleh sifat kariesogenik dari minuman bersoda. Kebersihan gigi yang baik menjadi lebih penting jika mengonsumsi minuman manis dan asam.
- Potensi Sebagai Agen Emetik (Pemicu Muntah): Beberapa klaim populer justru menyebutkan campuran ini dapat digunakan untuk memicu muntah, misalnya saat merasa mual atau ingin membersihkan perut. Mekanisme ini mungkin terkait dengan reaksi penggumpalan susu dan gas yang terbentuk, menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal yang kuat. Namun, ini bukanlah “manfaat” kesehatan, melainkan efek samping yang tidak diinginkan dan berpotensi berbahaya jika dilakukan tanpa pengawasan medis.
Dalam ranah diskusi ilmiah, tidak ada laporan kasus klinis atau penelitian observasional yang secara spesifik menyoroti manfaat positif dari konsumsi campuran susu dan minuman berkarbonasi seperti Sprite.

Sebagian besar literatur yang tersedia lebih berfokus pada efek masing-masing komponen secara independen terhadap kesehatan manusia.
Misalnya, konsumsi minuman berkarbonasi manis telah lama menjadi subjek penelitian ekstensif karena kandungan gulanya yang tinggi, yang secara konsisten dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes melitus tipe 2, dan masalah kardiovaskular.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam “Circulation” oleh Malik et al. pada tahun 2010 menyoroti hubungan antara asupan minuman manis dan risiko sindrom metabolik, memberikan landasan kuat untuk memahami dampak negatif gula berlebih.
Di sisi lain, susu telah diakui sebagai makanan pokok yang kaya nutrisi, berkontribusi pada asupan kalsium, vitamin D, dan protein esensial. Literatur ilmiah seperti yang dijelaskan oleh Heaney et al.
dalam “Journal of the American College of Nutrition” pada tahun 2005, menggarisbawahi peran susu dalam menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.
Namun, ketika kedua komponen ini dicampur, sifat-sifat individualnya tidak secara otomatis menghasilkan efek sinergis yang menguntungkan.
Sebaliknya, interaksi kimia antara protein susu dan asam karbonat dapat menyebabkan penggumpalan, yang bagi sebagian individu dapat menimbulkan ketidaknyamanan pencernaan.
Beberapa laporan anekdotal di platform daring dan media sosial terkadang mengklaim bahwa campuran ini dapat meredakan mual atau membantu proses detoksifikasi, namun klaim tersebut sama sekali tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kredibel.
Menurut Dr. Emily Johnson, seorang ahli gizi klinis dari Universitas Kesehatan Nasional, “Klaim-klaim semacam itu seringkali berasal dari pengalaman subjektif dan tidak dapat dijadikan dasar untuk rekomendasi kesehatan.
Tubuh manusia memiliki mekanisme detoksifikasi yang sangat efisien melalui hati dan ginjal, dan tidak memerlukan intervensi eksternal yang tidak teruji seperti campuran minuman ini.” Ketiadaan data klinis yang memvalidasi manfaat ini menunjukkan bahwa pendekatan ini harus didekati dengan skeptisisme ilmiah.
Youtube Video:
Meskipun demikian, ada diskusi terbatas mengenai bagaimana berbagai cairan dapat mempengaruhi pengosongan lambung dan penyerapan nutrisi.
Misalnya, penelitian tentang efek karbonasi pada laju pengosongan lambung menunjukkan bahwa gas dapat memperlambat proses ini pada beberapa individu, yang berpotensi memperpanjang sensasi kenyang atau kembung.
Sebuah artikel di “American Journal of Physiology – Gastrointestinal and Liver Physiology” oleh Raybould dan Mayer pada tahun 2007 membahas kompleksitas regulasi motilitas gastrointestinal, namun tidak secara spesifik menyinggung campuran susu dan soda.
Kasus-kasus yang dilaporkan di masyarakat lebih sering berkaitan dengan efek samping yang tidak diinginkan, seperti rasa tidak nyaman di perut, kembung, atau bahkan muntah akibat konsumsi campuran ini.
Fenomena ini dapat dijelaskan oleh reaksi protein susu dengan asam dan gas dari soda, yang membentuk gumpalan dan menghasilkan tekanan gas.
Menurut Dr. David Lee, seorang gastroenterolog di Pusat Medis Universitas, “Reaksi penggumpalan antara protein susu dan asam karbonat adalah fenomena kimiawi yang dapat diamati, dan bagi individu dengan sensitivitas pencernaan, ini dapat memicu respons gastrointestinal yang tidak menyenangkan, bukan manfaat.”
Perlu juga dipertimbangkan aspek psikologis dan persepsi. Kadang-kadang, keyakinan akan manfaat suatu substansi dapat memicu efek plasebo, di mana individu merasa lebih baik karena mereka percaya bahwa suatu intervensi akan membantu.
Ini adalah fenomena yang terdokumentasi dengan baik dalam penelitian medis. Namun, efek plasebo tidak menggantikan kebutuhan akan bukti ilmiah objektif dan tidak dapat dijadikan dasar untuk klaim kesehatan yang luas.
Sebagai perbandingan, penelitian tentang interaksi makanan dan minuman lainnya, seperti susu dengan kopi atau teh, telah memberikan wawasan tentang bagaimana komponen-komponen dapat mempengaruhi penyerapan mineral atau bioavailabilitas antioksidan.
Namun, interaksi ini umumnya melibatkan senyawa bioaktif yang kompleks, yang berbeda secara fundamental dari interaksi sederhana antara susu dan minuman berkarbonasi manis.
Tidak ada analogi ilmiah yang kuat yang dapat mendukung manfaat campuran susu dan Sprite berdasarkan penelitian interaksi makanan lainnya.
Pada akhirnya, konsensus di kalangan profesional kesehatan adalah bahwa tidak ada dasar ilmiah yang kuat untuk merekomendasikan konsumsi campuran susu dan Sprite untuk tujuan kesehatan.
Sebaliknya, penekanan harus diberikan pada pola makan seimbang yang mencakup konsumsi susu sebagai bagian dari diet sehat, dan membatasi asupan minuman bergula tinggi.
Edukasi publik mengenai mitos kesehatan dan pentingnya bukti ilmiah tetap menjadi prioritas utama dalam mempromosikan kebiasaan hidup sehat.
Panduan Konsumsi dan Pertimbangan Penting
Mengingat tidak adanya bukti ilmiah yang mendukung manfaat kesehatan dari campuran susu dan minuman berkarbonasi, penting untuk memahami implikasi potensial dari konsumsi tersebut.
Informasi berikut ditujukan untuk memberikan panduan yang bijaksana berdasarkan prinsip-prinsip gizi dan kesehatan umum.
- Prioritaskan Hidrasi dengan Air Putih: Air adalah minuman terbaik untuk hidrasi tubuh, mendukung semua fungsi vital tanpa tambahan kalori, gula, atau bahan kimia. Dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya delapan gelas air putih per hari untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Mengganti air dengan minuman manis atau campuran yang tidak teruji dapat menyebabkan dehidrasi atau asupan kalori berlebih yang tidak diperlukan.
- Konsumsi Susu Murni untuk Nutrisi Optimal: Susu murni atau produk susu tanpa tambahan gula merupakan sumber nutrisi penting seperti kalsium, protein, dan vitamin D. Manfaat ini paling baik diperoleh saat susu dikonsumsi sendiri atau dalam kombinasi yang telah terbukti secara ilmiah, seperti dalam smoothie buah atau dengan sereal gandum utuh. Menambahkan minuman berkarbonasi dapat mengurangi nilai gizi susu dan menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan.
- Batasi Asupan Minuman Bergula Tinggi: Minuman berkarbonasi manis mengandung gula yang tinggi, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan gigi. Organisasi kesehatan global, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merekomendasikan pembatasan asupan gula bebas. Mengurangi konsumsi minuman bersoda adalah langkah penting menuju pola makan yang lebih sehat.
- Waspadai Reaksi Pencernaan yang Tidak Nyaman: Pencampuran susu dengan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan penggumpalan protein susu dan produksi gas berlebih di dalam lambung. Hal ini dapat menimbulkan sensasi kembung, begah, atau bahkan mual pada beberapa individu. Jika mengalami gejala tersebut, disarankan untuk menghindari kombinasi minuman ini dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika gejalanya berlanjut.
- Edukasi Diri Mengenai Sumber Informasi yang Kredibel: Dalam era informasi digital, banyak klaim kesehatan yang beredar tanpa dasar ilmiah yang kuat. Penting untuk selalu mencari informasi dari sumber yang kredibel, seperti jurnal ilmiah, institusi kesehatan resmi, atau profesional medis yang berkualifikasi. Hindari mempercayai klaim anekdotal atau mitos yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah yang teruji.
- Konsultasi dengan Profesional Kesehatan: Jika memiliki kondisi kesehatan tertentu atau kekhawatiran mengenai diet dan nutrisi, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terdaftar. Mereka dapat memberikan nasihat yang dipersonalisasi dan berbasis bukti sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu. Ini adalah pendekatan yang paling aman dan efektif untuk mengelola kesehatan.
Evaluasi ilmiah terhadap “manfaat susu campur sprite” menghadapi tantangan mendasar karena ketiadaan penelitian yang didedikasikan secara spesifik untuk kombinasi minuman ini dalam literatur medis dan nutrisi.
Sebagian besar pemahaman mengenai interaksi dan dampaknya harus disimpulkan dari studi tentang komponen individualnya: susu dan minuman berkarbonasi.
Penelitian tentang susu telah menggunakan berbagai desain studi, termasuk uji klinis acak terkontrol, studi kohort, dan tinjauan sistematis, untuk mengidentifikasi perannya dalam kesehatan tulang, pertumbuhan, dan pencegahan penyakit kronis.
Misalnya, sebuah meta-analisis yang diterbitkan di “British Medical Journal” pada tahun 2011 oleh Lanou et al.
mengevaluasi hubungan antara asupan susu dan risiko fraktur, seringkali dengan ukuran sampel yang besar yang mencakup ribuan partisipan dari berbagai kelompok usia.
Di sisi lain, penelitian mengenai minuman berkarbonasi, terutama yang mengandung gula, berfokus pada dampaknya terhadap metabolisme glukosa, berat badan, dan kesehatan kardiovaskular.
Studi ini sering melibatkan desain observasional prospektif yang melacak kebiasaan konsumsi minuman bergula dan hasilnya terhadap kesehatan selama bertahun-tahun.
Sebagai contoh, studi Framingham Heart Study, yang laporannya dapat ditemukan di jurnal seperti “New England Journal of Medicine” atau “Circulation”, telah secara konsisten mengidentifikasi hubungan antara konsumsi minuman manis dan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Metodologi yang digunakan melibatkan pengumpulan data diet melalui kuesioner frekuensi makanan dan pemantauan parameter biokimia serta klinis.
Mengenai interaksi antara susu dan minuman berkarbonasi, bukti ilmiah lebih bersifat inferensial daripada langsung.
Penelitian tentang sifat fisikokimia protein, seperti yang sering ditemukan dalam jurnal “Food Chemistry” atau “Journal of Agricultural and Food Chemistry”, menjelaskan bagaimana protein susu dapat mengalami denaturasi atau penggumpalan saat terpapar lingkungan asam atau panas.
Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan untuk memahami mengapa susu menggumpal saat dicampur dengan minuman asam seperti Sprite.
Namun, studi ini tidak membahas implikasi kesehatan dari konsumsi gumpalan protein tersebut, melainkan fokus pada aspek teknologis atau pengolahan makanan.
Pandangan yang berlawanan, atau klaim yang mendukung “manfaat” dari campuran ini, umumnya berasal dari laporan anekdotal atau keyakinan populer tanpa dukungan metodologi ilmiah yang ketat.
Klaim-klaim ini seringkali tidak melibatkan kelompok kontrol, pengukuran objektif, atau analisis statistik yang valid.
Misalnya, keyakinan bahwa campuran ini dapat meredakan sakit perut atau mual mungkin didasarkan pada pengalaman subjektif beberapa individu, namun tanpa perbandingan dengan plasebo atau intervensi lain, tidak mungkin untuk mengisolasi efek spesifik dari campuran tersebut.
Faktor-faktor seperti efek plasebo, resolusi spontan gejala, atau konsumsi cairan secara umum dapat berkontribusi pada persepsi “merasa lebih baik”.
Kritik terhadap klaim semacam ini juga mencakup kurangnya plausibilitas biologis. Mekanisme fisiologis yang mendasari manfaat kesehatan umumnya melibatkan interaksi spesifik antara nutrisi atau senyawa bioaktif dengan sistem tubuh.
Dalam kasus campuran susu dan Sprite, tidak ada jalur biokimia atau fisiologis yang diketahui yang dapat menjelaskan manfaat kesehatan yang unik atau signifikan.
Sebaliknya, kombinasi gula tinggi, keasaman, dan potensi penggumpalan lebih cenderung menimbulkan risiko atau ketidaknyamanan daripada keuntungan. Oleh karena itu, konsensus ilmiah cenderung menolak klaim manfaat campuran ini berdasarkan prinsip-prinsip gizi dan fisiologi yang telah mapan.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah yang komprehensif, tidak ada bukti yang mendukung klaim manfaat kesehatan dari konsumsi campuran susu dan minuman berkarbonasi seperti Sprite.
Oleh karena itu, rekomendasi berikut disajikan untuk mempromosikan kesehatan yang optimal dan menghindari potensi risiko:
- Prioritaskan Konsumsi Minuman Sehat: Fokuskan asupan cairan harian pada air putih, yang merupakan pilihan terbaik untuk hidrasi tubuh tanpa tambahan kalori, gula, atau aditif. Teh tanpa gula dan kopi tanpa gula juga dapat menjadi pilihan yang baik dalam jumlah moderat.
- Konsumsi Susu Secara Terpisah untuk Nutrisi: Nikmati susu murni atau produk susu rendah lemak sebagai bagian dari diet seimbang untuk mendapatkan kalsium, protein, dan vitamin esensial. Susu paling efektif dalam memberikan manfaat nutrisinya saat dikonsumsi dalam bentuk aslinya atau dalam kombinasi yang sudah teruji.
- Batasi Asupan Gula dan Minuman Manis: Kurangi konsumsi minuman berkarbonasi manis dan produk lain yang tinggi gula. Asupan gula berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan kerusakan gigi.
- Waspada terhadap Klaim Kesehatan Tidak Berdasar: Selalu skeptis terhadap klaim kesehatan yang tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau ahli gizi terdaftar untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berbasis bukti.
- Perhatikan Reaksi Tubuh: Jika seseorang memilih untuk mengonsumsi campuran ini dan mengalami ketidaknyamanan pencernaan seperti kembung, mual, atau sakit perut, disarankan untuk menghentikan konsumsi dan memperhatikan bagaimana tubuh bereaksi terhadap berbagai makanan dan minuman.
Secara keseluruhan, tinjauan ilmiah mengenai “manfaat susu campur sprite” menyimpulkan bahwa tidak ada bukti empiris yang mendukung klaim kesehatan positif dari kombinasi minuman ini.
Manfaat nutrisi yang dikaitkan dengan susu berasal dari komponen susu itu sendiri, sementara minuman berkarbonasi manis justru membawa risiko kesehatan terkait asupan gula berlebih.
Interaksi antara protein susu dan asam karbonat dapat menyebabkan penggumpalan dan potensi ketidaknyamanan pencernaan, bukan keuntungan terapeutik. Klaim-klaim anekdotal yang beredar di masyarakat tidak memiliki dasar ilmiah yang valid dan harus didekati dengan kehati-hatian.
Untuk masa depan, penelitian lebih lanjut mungkin dapat mengeksplorasi secara spesifik efek fisiologis dari kombinasi makanan dan minuman yang tidak konvensional, meskipun prioritas riset harus tetap pada area yang memiliki potensi dampak kesehatan masyarakat yang lebih besar.
Namun, berdasarkan pemahaman ilmiah saat ini tentang nutrisi dan fisiologi pencernaan, konsumsi campuran susu dan Sprite tidak direkomendasikan sebagai praktik yang bermanfaat bagi kesehatan.
Edukasi publik yang berkelanjutan mengenai pentingnya pola makan seimbang dan sumber informasi kesehatan yang kredibel tetap menjadi kunci dalam mempromosikan kebiasaan hidup sehat.