![bahaya riya bahaya riya](https://jurnal.universitaskebangsaan.ac.id/cdn/bahaya/bahaya-riya.webp)
Bahaya riya merupakan sifat yang dapat merusak amal dan pahala seseorang. Riya adalah sikap seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Perbuatan ini sangat berbahaya karena dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kemusyrikan dan membatalkan pahala amalnya.
Sifat riya dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang. Orang yang riya akan selalu merasa tidak puas dan selalu ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut menjadi sombong, angkuh, dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Selain itu, sifat riya juga dapat menyebabkan seseorang menjadi munafik dan tidak tulus dalam beribadah.
Untuk mencegah sifat riya, seseorang harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Selain itu, seseorang juga harus selalu berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat riya dan diberikan keikhlasan dalam beramal.
bahaya riya
Riya merupakan sifat tercela yang dapat merusak amalan seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahaya-bahaya yang terkait dengan sifat ini agar dapat dihindari.
- Menjerumuskan ke syirik
- Membatalkan pahala amal
- Menimbulkan kesombongan
- Menimbulkan kemunafikan
- Menghalangi masuk surga
- Mendatangkan murka Allah
- Menyiksa di alam kubur
- Menyiksa di hari kiamat
- Menghinakan di sisi Allah
- Merusak ukhuwah Islamiyah
Demikianlah beberapa bahaya yang mengintai orang-orang yang terjerumus dalam sifat riya. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berhati-hati dan menjaga diri dari sifat tercela ini. Semoga Allah melindungi kita semua dari bahaya riya dan memberikan kita keikhlasan dalam beramal.
Menjerumuskan ke syirik
Riya dapat menjerumuskan seseorang ke dalam syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Syirik merupakan dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah. Orang yang melakukan syirik akan kekal di dalam neraka.
-
Menyamakan selain Allah dengan Allah
Orang yang riya melakukan amalnya bukan karena Allah, tetapi karena ingin dipuji dan dihormati oleh manusia. Hal ini sama saja dengan menyamakan manusia dengan Allah, karena manusia tidak berhak menerima pujian dan penghormatan atas amal yang dilakukan oleh hamba-Nya.
-
Menjadikan selain Allah sebagai tujuan amal
Orang yang riya melakukan amalnya bukan untuk mencari ridha Allah, tetapi untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia. Hal ini sama saja dengan menjadikan manusia sebagai tujuan amal, bukan Allah.
-
Merasa bangga dengan amalnya
Orang yang riya merasa bangga dan senang ketika amalnya dipuji dan dihormati oleh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak ikhlas dalam beramal, karena ia mencari kebanggaan dan kesenangan dari manusia, bukan dari Allah.
Demikianlah beberapa cara riya dapat menjerumuskan seseorang ke dalam syirik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dan selalu ikhlas dalam beramal.
Membatalkan pahala amal
Riya merupakan sifat tercela yang dapat membatalkan pahala amal seseorang. Pahala amal adalah ganjaran yang diberikan Allah atas amal baik yang dilakukan oleh hamba-Nya. Namun, jika amal tersebut dilakukan karena riya, maka pahalanya akan batal dan tidak akan diterima oleh Allah.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Sesungguhnya Allah tidak menerima amal yang dikerjakan karena riya dan sumah. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Ada beberapa alasan mengapa riya dapat membatalkan pahala amal, yaitu:
- Riya menunjukkan bahwa seseorang tidak ikhlas dalam beramal. Ia melakukan amal bukan karena mengharap ridha Allah, tetapi karena ingin dipuji dan dihormati oleh manusia.
- Riya menunjukkan bahwa seseorang tidak bertawakal kepada Allah. Ia lebih berharap kepada manusia daripada kepada Allah dalam mendapatkan pahala amal.
- Riya dapat menimbulkan kesombongan dan ujub pada diri seseorang. Ia merasa lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain karena amalnya dipuji dan dihormati.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam beramal. Kita harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. Pahala amal yang kita lakukan akan lebih bernilai di sisi Allah jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya.
Menimbulkan kesombongan
Sifat riya dapat menimbulkan kesombongan pada diri seseorang. Kesombongan adalah perasaan superior atau lebih tinggi dari orang lain. Orang yang sombong merasa bahwa dirinya lebih baik, lebih pintar, atau lebih berhak mendapatkan sesuatu daripada orang lain. Kesombongan merupakan salah satu sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT.
Orang yang riya seringkali merasa sombong karena amalnya dipuji dan dihormati oleh manusia. Ia merasa bahwa dirinya lebih baik dari orang lain karena amalnya lebih banyak atau lebih besar. Kesombongan ini dapat merusak amal seseorang dan membuatnya tidak diterima oleh Allah SWT.
Selain merusak amal, kesombongan juga dapat menimbulkan berbagai masalah lainnya, seperti:
- Menjauhkan diri dari Allah SWT
- Menghalangi rezeki
- Menimbulkan permusuhan dan kebencian
- Menjerumuskan ke dalam kesesatan
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dan kesombongan. Kita harus selalu rendah hati dan menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah pemberian dari Allah SWT. Kita juga harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Menimbulkan Kemunafikan
Sifat riya dapat menimbulkan kemunafikan pada diri seseorang. Kemunafikan adalah sifat pura-pura beriman, padahal hatinya kufur. Orang yang munafik selalu berusaha menunjukkan kebaikan di hadapan manusia, namun di hatinya ia menyimpan kebencian dan kedengkian.
-
Menampakkan kebaikan, menyembunyikan keburukan
Orang yang riya selalu berusaha menampilkan sisi baiknya di hadapan manusia. Ia akan rajin beribadah, bersedekah, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Namun, semua itu dilakukan hanya untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia. Sementara itu, di balik semua kebaikan yang ditampilkannya, ia menyembunyikan keburukan dan aibnya.
-
Berbeda antara ucapan dan perbuatan
Orang yang munafik seringkali berkata-kata baik, tetapi perbuatannya tidak sesuai dengan ucapannya. Ia akan berjanji untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak pernah menepatinya. Ia juga akan banyak memberikan nasihat kepada orang lain, tetapi ia sendiri tidak mengamalkannya.
-
Memfitnah dan mengadu domba
Orang yang munafik seringkali memfitnah dan mengadu domba orang lain. Ia akan menyebarkan berita bohong dan fitnah untuk merusak reputasi orang lain. Ia juga akan mengadu domba orang lain untuk memecah belah persatuan dan kesatuan.
-
Menyakiti orang lain secara diam-diam
Orang yang munafik seringkali menyakiti orang lain secara diam-diam. Ia akan menghasut orang lain untuk memusuhi seseorang, tetapi ia sendiri tidak mau terlihat sebagai orang yang jahat. Ia juga akan menyebarkan gosip dan fitnah untuk merusak hubungan seseorang dengan orang lain.
Sifat riya dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kemunafikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dan selalu ikhlas dalam beramal. Kita harus selalu berusaha untuk menampilkan kebaikan yang sebenarnya, bukan kebaikan yang dibuat-buat. Kita juga harus selalu berusaha untuk berkata jujur dan tidak memfitnah orang lain. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari sifat munafik dan menjadi orang yang beriman sejati.
Menghalangi masuk surga
Sifat riya dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang kekal, yang dijanjikan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa. Namun, orang yang riya tidak akan bisa masuk surga karena amalnya tidak diterima oleh Allah SWT.
-
Menyembunyikan keimanan
Orang yang riya menyembunyikan keimanannya di balik amalnya. Ia melakukan amal bukan karena Allah SWT, tetapi karena ingin dipuji dan dihormati oleh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak benar-benar beriman kepada Allah SWT, karena jika ia benar-benar beriman, ia akan melakukan amal karena Allah SWT, bukan karena manusia.
-
Mencari ridha manusia
Orang yang riya mencari ridha manusia, bukan ridha Allah SWT. Ia melakukan amal bukan untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, tetapi untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak benar-benar bergantung kepada Allah SWT, karena jika ia benar-benar bergantung kepada Allah SWT, ia akan mencari ridha Allah SWT, bukan ridha manusia.
-
Merusak amal
Sifat riya dapat merusak amal seseorang. Ketika seseorang melakukan amal karena riya, maka amalnya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Hal ini karena riya merupakan syirik kecil, yang dapat membatalkan pahala amal.
-
Menjerumuskan ke dalam neraka
Orang yang riya akan dijerumuskan ke dalam neraka karena amalnya tidak diterima oleh Allah SWT. Neraka adalah tempat yang penuh dengan siksa dan penderitaan yang kekal, yang dijanjikan Allah SWT kepada orang-orang yang kufur dan munafik.
Demikianlah beberapa bahaya sifat riya yang dapat menghalangi seseorang untuk masuk surga. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam beramal. Kita harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. Pahala amal yang kita lakukan akan lebih bernilai di sisi Allah SWT jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya.
Mendatangkan murka Allah
Bahaya riya tidak hanya berdampak buruk pada diri sendiri, tetapi juga dapat mendatangkan murka Allah SWT. Murka Allah adalah kemarahan dan ketidakridhaan Allah SWT terhadap hamba-Nya yang melakukan perbuatan dosa atau maksiat. Sifat riya merupakan salah satu perbuatan yang dapat mengundang murka Allah SWT.
-
Menyekutukan Allah SWT
Orang yang riya melakukan amalnya bukan karena Allah SWT, tetapi karena ingin dipuji dan dihormati oleh manusia. Hal ini menunjukkan bahwa ia telah menyekutukan Allah SWT dengan manusia, karena ia menjadikan manusia sebagai tujuan amalnya, bukan Allah SWT. Perbuatan ini merupakan dosa besar yang dapat mengundang murka Allah SWT.
-
Menghalangi diterimanya amal
Sifat riya dapat menghalangi diterimanya amal di sisi Allah SWT. Hal ini karena riya merupakan bentuk kesyirikan kecil, yang dapat membatalkan pahala amal. Orang yang riya melakukan amalnya bukan karena mengharap ridha Allah SWT, tetapi karena ingin dipuji dan dihormati oleh manusia. Amal yang dilakukan karena riya tidak akan diterima oleh Allah SWT dan tidak akan mendapatkan pahala.
-
Menjerumuskan ke dalam kemunafikan
Sifat riya dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kemunafikan. Orang yang riya selalu berusaha menunjukkan kebaikan di hadapan manusia, tetapi di hatinya ia menyimpan keburukan dan kemunafikan. Orang yang munafik merupakan orang yang paling buruk di sisi Allah SWT, karena ia tidak jujur dan tidak dapat dipercaya.
-
Menyiksa di akhirat
Sifat riya akan dibalas dengan siksa yang pedih di akhirat. Orang yang riya akan dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan orang-orang munafik lainnya. Di neraka, mereka akan disiksa dengan api yang membara dan air yang mendidih.
Demikianlah beberapa bahaya sifat riya yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam beramal. Kita harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. Pahala amal yang kita lakukan akan lebih bernilai di sisi Allah SWT jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya.
Menyiksa di alam kubur
Sifat riya merupakan perbuatan yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam siksa kubur. Siksa kubur adalah siksaan yang dialami oleh orang yang meninggal dunia di dalam kuburnya. Siksaan ini bisa berupa siksaan fisik maupun siksaan batin.
-
Siksa fisik
Orang yang riya akan disiksa di dalam kuburnya dengan berbagai macam siksaan fisik. Siksaan ini bisa berupa disiksa dengan api, disiksa dengan air mendidih, atau disiksa dengan binatang-binatang buas.
-
Siksa batin
Selain siksa fisik, orang yang riya juga akan disiksa di dalam kuburnya dengan berbagai macam siksaan batin. Siksaan ini bisa berupa dihantui oleh setan, dihantui oleh hewan-hewan yang menjijikkan, atau dihantui oleh rasa penyesalan yang mendalam.
-
Siksa yang pedih
Siksa kubur yang dialami oleh orang yang riya akan sangat pedih dan menyakitkan. Siksaan ini akan terus menerus dialami oleh orang yang riya hingga hari kiamat tiba.
-
Siksa yang kekal
Siksa kubur yang dialami oleh orang yang riya akan terus menerus dialami hingga hari kiamat tiba. Siksaan ini tidak akan pernah berakhir dan akan terus dirasakan oleh orang yang riya selama-lamanya.
Demikianlah beberapa bahaya sifat riya yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam siksa kubur. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam beramal. Kita harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. Pahala amal yang kita lakukan akan lebih bernilai di sisi Allah SWT jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya.
Menyiksa di Hari Kiamat
Bahaya riya tidak hanya menyiksa di alam kubur, tetapi juga di hari kiamat. Pada hari itu, semua manusia akan dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan di padang mahsyar. Di sana, mereka akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Orang yang riya akan dihinakan di hadapan Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya. Amal-amalnya yang selama ini ia banggakan akan sirna dan tidak akan diberi pahala. Sebaliknya, ia akan mendapatkan siksa yang pedih karena telah menyekutukan Allah SWT dengan manusia.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang melakukan amal karena riya dan ingin dilihat manusia, maka Allah akan membalasnya dengan perbuatannya itu di dunia dan tidak akan diberi pahala di akhirat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari sifat riya dalam beramal. Kita harus selalu ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. Pahala amal yang kita lakukan akan lebih bernilai di sisi Allah SWT jika dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya.
Penyebab Bahaya Riya
Riya merupakan sifat tercela yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam bahaya besar. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam sifat riya, di antaranya:
-
Kurangnya pemahaman tentang ajaran agama
Orang yang kurang memahami ajaran agama, terutama tentang keikhlasan dan tujuan beribadah, lebih rentan terjerumus dalam sifat riya. Mereka mungkin melakukan amal ibadah hanya untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain, bukan karena mengharap ridha Allah SWT. -
Lemahnya iman
Orang yang lemah imannya juga lebih mudah terjerumus dalam sifat riya. Mereka mudah terpengaruh oleh godaan duniawi dan cenderung mencari pengakuan dari manusia. Mereka lupa bahwa segala amal ibadah harus dilakukan hanya karena Allah SWT, bukan karena ingin dipuji atau dihormati oleh orang lain. -
Terlalu mencintai dunia
Orang yang terlalu mencintai dunia juga berpotensi terjerumus dalam sifat riya. Mereka terlalu sibuk mengejar harta, tahta, dan popularitas, sehingga melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Mereka rela melakukan apa saja, termasuk riya, untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. -
Lingkungan yang mendukung sifat riya
Lingkungan juga dapat memengaruhi seseorang untuk terjerumus dalam sifat riya. Jika seseorang berada dalam lingkungan yang mendorong riya, seperti lingkungan kerja yang kompetitif atau lingkungan sosial yang mementingkan status sosial, maka orang tersebut lebih rentan terpengaruh untuk berperilaku riya.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam sifat riya, yang pada akhirnya dapat menjerumuskan mereka ke dalam bahaya besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Pencegahan Bahaya Riya
Riya merupakan sifat tercela yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam bahaya besar, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencegah sifat riya dalam diri sendiri dan orang lain. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah bahaya riya:
1. Tingkatkan pemahaman tentang ajaran agama
Pemahaman yang baik tentang ajaran agama, terutama tentang keikhlasan dan tujuan beribadah, dapat membantu seseorang terhindar dari sifat riya. Dengan memahami bahwa segala amal ibadah harus dilakukan hanya karena Allah SWT, seseorang akan lebih mudah untuk ikhlas dalam beramal dan tidak terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari manusia.
2. Perkuat iman
Iman yang kuat akan membuat seseorang lebih teguh dalam menghadapi godaan duniawi dan tidak mudah terpengaruh oleh pujian atau pengakuan dari manusia. Iman yang kuat juga akan membuat seseorang lebih fokus pada tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT, sehingga tidak terjerumus dalam sifat riya.
3. Kurangi kecintaan pada dunia
Kecintaan yang berlebihan pada dunia dapat membuat seseorang terjebak dalam sifat riya. Untuk mencegah hal ini, seseorang harus mengurangi kecintaannya pada dunia dan lebih fokus pada hal-hal yang bersifat akhirat. Dengan demikian, seseorang akan lebih mudah untuk ikhlas dalam beramal dan tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia.
4. Ciptakan lingkungan yang positif
Lingkungan yang positif dapat membantu seseorang terhindar dari sifat riya. Lingkungan yang positif adalah lingkungan yang mendorong keikhlasan dan tidak mementingkan pujian atau pengakuan dari manusia. Seseorang yang berada dalam lingkungan yang positif akan lebih mudah untuk ikhlas dalam beramal dan tidak terpengaruh oleh godaan untuk berperilaku riya.