Intip 10 Bahaya Gendongan Hipseat yang Bikin Penasaran

jurnal


bahaya gendongan hipseat

Bahaya gendongan hipseat adalah kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan tulang belakang bayi.

Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama dapat membuat bayi terbiasa pada posisi yang tidak alami, sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang belakang.

Risiko bahaya gendongan hipseat ini perlu diketahui dan diwaspadai oleh para orang tua agar dapat dicegah.

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat dapat menyebabkan tekanan pada tulang belakang bayi, sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk seperti skoliosis dan kifosis.

Selain itu, penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat juga dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan pinggul bayi, seperti dislokasi pinggul.

Risiko bahaya gendongan hipseat ini lebih tinggi pada bayi yang belum berusia 6 bulan, karena tulang belakang dan pinggul mereka masih belum kuat.

Untuk mencegah bahaya gendongan hipseat, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah bahaya gendongan hipseat dan memastikan perkembangan tulang belakang dan pinggul bayi berjalan dengan baik.

Bahaya Gendongan Hipseat

Gendongan hipseat merupakan salah satu jenis gendongan bayi yang populer digunakan oleh orang tua. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan gendongan hipseat juga memiliki beberapa bahaya atau risiko yang perlu diwaspadai.

Berikut ini adalah 10 bahaya gendongan hipseat yang perlu diketahui:

  • Kelainan bentuk tulang belakang
  • Dislokasi pinggul
  • Gangguan perkembangan motorik
  • Kesulitan bernapas
  • Jatuh
  • Terjepit
  • Cedera pada tulang belakang orang tua
  • Nyeri pada bahu dan leher orang tua
  • Kelelahan pada orang tua
  • Kecelakaan lalu lintas (jika digunakan saat mengendarai kendaraan)

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, seperti kelainan bentuk tulang belakang dan dislokasi pinggul.

Selain itu, penggunaan gendongan hipseat juga dapat mengganggu perkembangan motorik bayi, karena bayi tidak dapat bergerak bebas dan mengeksplorasi lingkungannya dengan baik.

Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi, karena bayi tidak dapat mengatur posisi kepalanya dengan baik.

Risiko bahaya gendongan hipseat semakin tinggi pada bayi yang belum berusia 6 bulan, karena tulang dan otot mereka masih belum kuat.

Kelainan bentuk tulang belakang

Kelainan bentuk tulang belakang adalah salah satu bahaya gendongan hipseat yang paling umum terjadi. Hal ini disebabkan oleh posisi bayi yang tidak alami saat digendong dengan hipseat.

Bayi yang digendong dengan hipseat dalam jangka waktu yang lama akan terbiasa pada posisi yang tidak alami tersebut, sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang belakang.

Kelainan bentuk tulang belakang yang paling umum terjadi akibat penggunaan gendongan hipseat adalah skoliosis dan kifosis.

Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang melengkung ke samping. Kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang melengkung ke depan.

Kelainan bentuk tulang belakang ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan gangguan fungsi organ tubuh. Dalam kasus yang parah, kelainan bentuk tulang belakang dapat menyebabkan kecacatan.

Untuk mencegah kelainan bentuk tulang belakang akibat penggunaan gendongan hipseat, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah kelainan bentuk tulang belakang dan memastikan perkembangan tulang belakang bayi berjalan dengan baik.

Dislokasi pinggul

Dislokasi pinggul adalah kondisi ketika tulang paha keluar dari sendi panggul. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi yang baru lahir, maupun pada anak-anak yang lebih besar.

Dislokasi pinggul merupakan salah satu bahaya gendongan hipseat yang perlu diwaspadai, karena dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan pinggul bayi.

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat dapat menyebabkan tekanan pada sendi panggul bayi, sehingga dapat meningkatkan risiko dislokasi pinggul.

Selain itu, penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama juga dapat membuat bayi terbiasa pada posisi yang tidak alami, sehingga dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan pinggul.

Gejala dislokasi pinggul pada bayi biasanya tidak terlihat jelas. Namun, orang tua perlu waspada jika bayi menunjukkan beberapa gejala berikut:

  • Salah satu kaki bayi terlihat lebih pendek dari kaki lainnya.
  • Lipatan kulit pada paha bayi tidak simetris.
  • Bayi sulit menggerakkan salah satu kakinya.
  • Bayi menangis saat kakinya digerakkan.

Jika orang tua menemukan gejala-gejala tersebut, segera periksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Gangguan perkembangan motorik

Gangguan perkembangan motorik adalah kondisi di mana bayi atau anak-anak mengalami keterlambatan atau kesulitan dalam gerakan dan koordinasi tubuh.

Gangguan perkembangan motorik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat.

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat dapat membuat bayi terbiasa pada posisi yang tidak alami, sehingga dapat mengganggu perkembangan motorik bayi.

Bayi yang digendong dengan hipseat dalam jangka waktu yang lama akan kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya secara bebas dan mengeksplorasi lingkungannya dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan motorik, seperti duduk, merangkak, dan berjalan.

Selain itu, penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat juga dapat menyebabkan masalah pada otot dan tulang bayi.

Bayi yang digendong dengan hipseat dalam posisi yang tidak tepat akan mengalami tekanan pada otot dan tulang, sehingga dapat menyebabkan kelemahan otot dan kelainan bentuk tulang.

Hal ini dapat semakin memperburuk gangguan perkembangan motorik pada bayi.

Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut saat menggunakan gendongan hipseat:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah gangguan perkembangan motorik dan memastikan perkembangan motorik bayi berjalan dengan baik.

Kesulitan bernapas

Kesulitan bernapas merupakan salah satu bahaya gendongan hipseat yang perlu diwaspadai, terutama pada bayi yang masih kecil.

Hal ini disebabkan oleh posisi bayi yang tidak alami saat digendong dengan hipseat, sehingga dapat menyebabkan terhambatnya jalan napas bayi.

  • Posisi dagu yang menempel pada dada

    Saat bayi digendong dengan hipseat, dagunya dapat menempel pada dada, sehingga menghalangi jalan napas bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi sulit bernapas dan mengalami sesak napas.

  • Tekanan pada dada

    Gendongan hipseat dapat memberikan tekanan pada dada bayi, sehingga membuat bayi sulit bernapas. Tekanan pada dada dapat terjadi jika gendongan hipseat terlalu ketat atau jika bayi digendong dalam posisi yang tidak tepat.

  • Posisi kepala yang tidak stabil

    Penggunaan gendongan hipseat dapat membuat posisi kepala bayi tidak stabil, sehingga dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas. Posisi kepala yang tidak stabil dapat terjadi jika gendongan hipseat tidak memberikan dukungan yang cukup untuk kepala bayi.

  • Refluks asam lambung

    Penggunaan gendongan hipseat dapat meningkatkan risiko refluks asam lambung pada bayi. Refluks asam lambung dapat menyebabkan bayi muntah dan tersedak, sehingga dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Untuk mencegah kesulitan bernapas pada bayi saat menggunakan gendongan hipseat, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.
  • Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi, seperti sesak napas, bibir membiru, dan gelisah.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah kesulitan bernapas pada bayi dan memastikan keselamatan bayi saat menggunakan gendongan hipseat.

Jatuh

Jatuh merupakan salah satu bahaya gendongan hipseat yang perlu diwaspadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat
  • Bayi yang belum dapat duduk atau berdiri dengan stabil
  • Lingkungan yang tidak aman, seperti adanya tangga atau permukaan yang licin

Jatuh dari gendongan hipseat dapat menyebabkan berbagai cedera pada bayi, mulai dari cedera ringan seperti lecet dan memar hingga cedera serius seperti patah tulang dan cedera kepala.

Dalam kasus yang parah, jatuh dari gendongan hipseat bahkan dapat menyebabkan kematian.

Untuk mencegah jatuh dari gendongan hipseat, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.
  • Gunakan gendongan hipseat di lingkungan yang aman dan hindari penggunaan gendongan hipseat di tempat yang tinggi atau di dekat tangga.
  • Selalu awasi bayi saat menggunakan gendongan hipseat.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah jatuh dari gendongan hipseat dan memastikan keselamatan bayi.

Terjepit

Terjepit merupakan salah satu bahaya gendongan hipseat yang perlu diwaspadai.

Hal ini dapat terjadi ketika bayi terjepit di antara tubuh orang tua dan gendongan hipseat, atau ketika bayi terjepit di antara gendongan hipseat dan benda lain, seperti dinding atau furnitur.

Terjepit dapat menyebabkan berbagai cedera pada bayi, mulai dari cedera ringan seperti memar dan lecet hingga cedera serius seperti patah tulang dan cedera kepala. Dalam kasus yang parah, terjepit bahkan dapat menyebabkan kematian.

Untuk mencegah terjepit, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.
  • Gunakan gendongan hipseat di lingkungan yang aman dan hindari penggunaan gendongan hipseat di tempat yang sempit atau di dekat benda-benda yang dapat menjepit bayi.
  • Selalu awasi bayi saat menggunakan gendongan hipseat.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah terjepit dan memastikan keselamatan bayi.

Cedera pada tulang belakang orang tua

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat tidak hanya dapat membahayakan bayi, tetapi juga dapat menyebabkan cedera pada tulang belakang orang tua. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Beban yang berat
  • Posisi yang tidak ergonomis
  • Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama

Bayi yang digendong dengan gendongan hipseat biasanya memiliki berat badan yang cukup besar. Beban yang berat ini dapat memberikan tekanan pada tulang belakang orang tua, terutama pada bagian punggung dan pinggang.

Selain itu, posisi menggendong bayi dengan gendongan hipseat juga tidak ergonomis, karena membuat orang tua harus membungkuk dan memutar tubuh.

Posisi yang tidak ergonomis ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen di sekitar tulang belakang, sehingga meningkatkan risiko cedera.

Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama juga dapat memperburuk cedera pada tulang belakang orang tua.

Hal ini karena penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kelelahan pada otot dan ligamen di sekitar tulang belakang, sehingga membuat tulang belakang lebih rentan terhadap cedera.

Cedera pada tulang belakang orang tua akibat penggunaan gendongan hipseat dapat menyebabkan berbagai gejala, antara lain:

  • Nyeri pada punggung dan pinggang
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki
  • Kelemahan pada otot
  • Gangguan keseimbangan

Jika orang tua mengalami gejala-gejala tersebut setelah menggunakan gendongan hipseat, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Nyeri pada bahu dan leher orang tua

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat tidak hanya dapat membahayakan bayi, tetapi juga dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan leher orang tua. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Beban yang berat
  • Posisi yang tidak ergonomis
  • Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama

Bayi yang digendong dengan gendongan hipseat biasanya memiliki berat badan yang cukup besar.

Beban yang berat ini dapat memberikan tekanan pada bahu dan leher orang tua, terutama jika orang tua menggendong bayi dalam posisi yang tidak tepat.

Selain itu, posisi menggendong bayi dengan gendongan hipseat juga tidak ergonomis, karena membuat orang tua harus membungkuk dan memutar tubuh.

Posisi yang tidak ergonomis ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot dan ligamen di sekitar bahu dan leher, sehingga meningkatkan risiko nyeri.

Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama juga dapat memperburuk nyeri pada bahu dan leher orang tua.

Hal ini karena penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kelelahan pada otot dan ligamen di sekitar bahu dan leher, sehingga membuat bahu dan leher lebih rentan terhadap nyeri.

Nyeri pada bahu dan leher akibat penggunaan gendongan hipseat dapat mengganggu aktivitas sehari-hari orang tua. Dalam kasus yang parah, nyeri pada bahu dan leher bahkan dapat menyebabkan kecacatan.

Untuk mencegah nyeri pada bahu dan leher akibat penggunaan gendongan hipseat, orang tua perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Gunakan gendongan hipseat hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.
  • Posisikan bayi dengan benar pada gendongan hipseat, yaitu dengan posisi tegak dan menghadap ke depan.
  • Pastikan gendongan hipseat yang digunakan sesuai dengan ukuran dan usia bayi.
  • Hindari menggunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan.
  • Gunakan gendongan hipseat di lingkungan yang aman dan hindari penggunaan gendongan hipseat di tempat yang sempit atau di dekat benda-benda yang dapat menjepit bayi.
  • Selalu awasi bayi saat menggunakan gendongan hipseat.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang tua dapat mencegah nyeri pada bahu dan leher akibat penggunaan gendongan hipseat dan memastikan keselamatan bayi.

Penyebab Bahaya Gendongan Hipseat

Gendongan hipseat memiliki beberapa bahaya yang perlu diwaspadai oleh para orang tua. Bahaya-bahaya tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Penggunaan yang Tidak Tepat

    Salah satu faktor yang paling umum menyebabkan bahaya gendongan hipseat adalah penggunaan yang tidak tepat. Banyak orang tua yang menggunakan gendongan hipseat tanpa memperhatikan posisi bayi yang benar, ukuran gendongan yang sesuai, dan usia bayi.

    Penggunaan yang tidak tepat ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, seperti kelainan bentuk tulang belakang, dislokasi pinggul, dan gangguan perkembangan motorik.

  • Bayi yang Belum Siap

    Faktor lainnya yang dapat menyebabkan bahaya gendongan hipseat adalah bayi yang belum siap. Bayi yang belum berusia 6 bulan atau belum dapat duduk dan mengontrol kepalanya dengan baik tidak boleh digendong dengan gendongan hipseat.

    Hal ini karena tulang dan otot bayi yang belum kuat dapat menyebabkan cedera jika digendong dengan gendongan hipseat.

  • Gendongan Hipseat yang Tidak Berkualitas

    Gendongan hipseat yang tidak berkualitas juga dapat menyebabkan bahaya bagi bayi. Gendongan hipseat yang tidak berkualitas biasanya terbuat dari bahan yang tidak nyaman dan tidak memberikan dukungan yang cukup untuk bayi.

    Selain itu, gendongan hipseat yang tidak berkualitas juga dapat memiliki desain yang tidak ergonomis, sehingga dapat menyebabkan nyeri pada bahu dan leher orang tua.

  • Penggunaan yang Berlebihan

    Penggunaan gendongan hipseat yang berlebihan juga dapat menyebabkan bahaya bagi bayi. Gendongan hipseat sebaiknya hanya digunakan dalam jangka waktu yang singkat, tidak lebih dari 30 menit.

    Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan bayi terbiasa pada posisi yang tidak alami, sehingga dapat mengganggu perkembangan tulang belakang dan pinggul bayi.

Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan bahaya gendongan hipseat, orang tua dapat menggunakan gendongan hipseat dengan lebih aman dan nyaman untuk bayi mereka.

Pencegahan dan Mitigasi Bahaya Gendongan Hipseat

Penggunaan gendongan hipseat yang tidak tepat dapat membahayakan bayi. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mencegah dan memitigasi bahaya gendongan hipseat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Selain itu, pastikan ukuran gendongan hipseat sesuai dengan ukuran dan usia bayi. Jangan gunakan gendongan hipseat pada bayi yang belum berusia 6 bulan atau belum dapat duduk dan mengontrol kepalanya dengan baik.

Penggunaan gendongan hipseat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan bayi terbiasa pada posisi yang tidak alami, sehingga dapat mengganggu perkembangan tulang belakang dan pinggul bayi.

Hindari menggunakan gendongan hipseat yang tidak berkualitas, karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi dan meningkatkan risiko cedera.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru