Ketahui 7 Rahasia Penting Shalat Sunnah Rawatib yang Jarang Diketahui

jurnal


shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Shalat ini terdiri dari 12 rakaat, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya.

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah dapat menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga memiliki sejarah panjang dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang shalat sunnah rawatib, termasuk tata cara pelaksanaannya, keutamaan-keutamaannya, dan sejarahnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

shalat sunnah rawatib

Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Shalat ini dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu, dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda. Berikut adalah 7 aspek penting terkait shalat sunnah rawatib:

  • Waktu pelaksanaan
  • Jumlah rakaat
  • Keutamaan
  • Tata cara pelaksanaan
  • Sejarah
  • Hukum
  • Hikmah

Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib adalah sebelum dan sesudah shalat fardhu. Jumlah rakaatnya berbeda-beda, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya. Keutamaan shalat sunnah rawatib sangat banyak, di antaranya adalah dapat menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT.

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib sama dengan shalat fardhu, hanya saja niatnya berbeda. Sejarah shalat sunnah rawatib bermula sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Hukum shalat sunnah rawatib adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Hikmah shalat sunnah rawatib adalah untuk melengkapi shalat fardhu dan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib sangat penting diperhatikan karena shalat ini dikerjakan sebelum dan sesudah shalat fardhu. Waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib untuk setiap shalat fardhu berbeda-beda, yaitu:

  • Sebelum shalat Subuh: 2 rakaat
  • Sebelum dan sesudah shalat Zuhur: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Asar: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Maghrib: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum shalat Isya: 2 rakaat

Jika shalat sunnah rawatib dikerjakan tidak sesuai dengan waktunya, maka shalat tersebut tidak dianggap sebagai shalat sunnah rawatib. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memperhatikan waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib agar dapat memperoleh keutamaannya secara maksimal.

Salah satu contoh pentingnya memperhatikan waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh. Shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh disebut juga dengan shalat fajar. Shalat fajar memiliki keutamaan yang sangat besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar, maka ia berada dalam jaminan Allah.” (HR. Muslim)

Selain itu, waktu pelaksanaan shalat sunnah rawatib juga memiliki hikmah tersendiri. Shalat sunnah rawatib sebelum shalat fardhu berfungsi sebagai pemanasan spiritual sebelum mengerjakan shalat fardhu. Sedangkan shalat sunnah rawatib sesudah shalat fardhu berfungsi sebagai penambah pahala dan penutup kekurangan dalam shalat fardhu yang telah dikerjakan.

Jumlah rakaat

Jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib bervariasi, tergantung pada waktu pelaksanaannya. Berikut ini adalah jumlah rakaat shalat sunnah rawatib untuk setiap waktu pelaksanaan:

  • Sebelum shalat Subuh: 2 rakaat
  • Sebelum dan sesudah shalat Zuhur: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Asar: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum dan sesudah shalat Maghrib: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah
  • Sebelum shalat Isya: 2 rakaat

Jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib memiliki makna dan hikmah tersendiri. Jumlah rakaat yang genap melambangkan kesempurnaan dan keseimbangan. Selain itu, jumlah rakaat yang bervariasi menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib merupakan ibadah yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kesanggupan dan waktu yang dimiliki oleh setiap Muslim.

Dalam praktiknya, jumlah rakaat shalat sunnah rawatib seringkali disesuaikan dengan waktu yang tersedia dan kemampuan fisik seseorang. Misalnya, jika seseorang tidak memiliki banyak waktu, maka ia dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan jumlah rakaat yang lebih sedikit. Sebaliknya, jika seseorang memiliki waktu yang cukup dan kondisi fisik yang baik, maka ia dapat mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan jumlah rakaat yang lebih banyak.

Memahami jumlah rakaat dalam shalat sunnah rawatib sangat penting agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan memperoleh keutamaan yang diharapkan.

Keutamaan

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Menyempurnakan shalat fardhu
  • Menghapus dosa-dosa kecil
  • Meningkatkan derajat di sisi Allah SWT
  • Mendapat syafaat dari Rasulullah SAW
  • Memperoleh pahala yang berlipat ganda

Keutamaan-keutamaan tersebut menjadikan shalat sunnah rawatib sangat penting untuk dikerjakan oleh setiap Muslim. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga dapat menjadi bekal untuk memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW dan pahala yang berlipat ganda.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah rawatib, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu dapat menjadi sebab seseorang mendapatkan tempat tinggal yang layak di surga.

Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya berusaha untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin. Shalat sunnah rawatib dapat dikerjakan di rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya yang bersih. Waktu pelaksanaannya juga sangat fleksibel, sehingga dapat disesuaikan dengan kesibukan masing-masing.

Tata cara pelaksanaan

Tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib pada dasarnya sama dengan shalat fardhu, hanya saja niatnya berbeda. Berikut adalah tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib:

  • Niat

    Niat shalat sunnah rawatib berbeda-beda tergantung pada waktu pelaksanaannya. Misalnya, niat shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh adalah “Ushalli sunnatan rawatiba qabla shubhi rak’ataini lillahi ta’ala” yang artinya “Aku niat shalat sunnah rawatib sebelum shalat Subuh dua rakaat karena Allah ta’ala”.

  • Takbiratul ihram

    Setelah berniat, ucapkan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan telinga.

  • Membaca doa iftitah

    Setelah takbiratul ihram, bacalah doa iftitah.

  • Membaca surah Al-Fatihah dan surat pendek

    Setelah doa iftitah, bacalah surah Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.

  • Rukuk

    Setelah selesai membaca surah, lakukan rukuk dengan cara membungkukkan badan hingga punggung sejajar dengan kepala.

  • I’tidal

    Setelah rukuk, berdiri tegak kembali.

  • Sujud

    Setelah i’tidal, lakukan sujud dengan cara meletakkan dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki di lantai.

  • Duduk di antara dua sujud

    Setelah sujud pertama, duduklah di antara dua sujud.

  • Sujud kedua

    Setelah duduk di antara dua sujud, lakukan sujud kedua.

  • Berdiri untuk rakaat berikutnya

    Setelah sujud kedua, berdirilah untuk rakaat berikutnya.

  • Salam

    Setelah selesai rakaat terakhir, lakukan salam dengan cara menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”.

Demikianlah tata cara pelaksanaan shalat sunnah rawatib. Semoga bermanfaat.

Sejarah

Shalat sunnah rawatib memiliki sejarah yang panjang dalam ajaran Islam. Shalat ini telah dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah rawatib, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakan shalat fardhu.” (HR. Tirmidzi)

  • Pengaruh Nabi Muhammad SAW

    Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib. Beliau sendiri selalu mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin. Pengaruh Nabi Muhammad SAW sangat besar dalam penyebaran dan perkembangan shalat sunnah rawatib di kalangan umat Islam.

  • Praktik pada Masa Sahabat

    Para sahabat Nabi Muhammad SAW juga banyak yang mengerjakan shalat sunnah rawatib. Mereka memahami bahwa shalat sunnah rawatib adalah ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan. Praktik para sahabat menjadi bukti bahwa shalat sunnah rawatib telah menjadi bagian penting dari ajaran Islam sejak masa awal.

  • Perkembangan di Era Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in

    Pada era tabi’in dan tabi’ut tabi’in, shalat sunnah rawatib terus berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah. Para ulama dan ahli fikih membahas dan menulis tentang shalat sunnah rawatib dalam kitab-kitab mereka. Perkembangan ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib mendapat perhatian yang besar dari umat Islam.

  • Praktik di Masa Kini

    Hingga saat ini, shalat sunnah rawatib masih dikerjakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Shalat ini dianggap sebagai ibadah yang sangat penting dan memiliki banyak keutamaan. Praktik shalat sunnah rawatib di masa kini menunjukkan bahwa shalat ini telah menjadi bagian integral dari ajaran dan praktik Islam.

Sejarah shalat sunnah rawatib menunjukkan bahwa shalat ini telah menjadi bagian dari ajaran Islam sejak masa awal. Shalat ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Perkembangan shalat sunnah rawatib dari masa ke masa membuktikan bahwa shalat ini memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam.

Hukum

Shalat sunnah rawatib hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, dan meningkatkan derajat di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin.

Hukum shalat sunnah rawatib menjadi penting karena menunjukkan kedudukan ibadah ini dalam ajaran Islam. Shalat sunnah rawatib bukanlah ibadah yang wajib dikerjakan, namun sangat dianjurkan. Hal ini menunjukkan bahwa shalat sunnah rawatib memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam, meskipun tidak termasuk dalam kategori ibadah wajib.

Dengan memahami hukum shalat sunnah rawatib, umat Islam dapat memahami pentingnya mengerjakan ibadah ini. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hikmah

Hikmah shalat sunnah rawatib sangatlah besar, baik dari segi dunia maupun akhirat. Dari segi dunia, shalat sunnah rawatib dapat memberikan ketenangan hati, melatih kedisiplinan, dan meningkatkan kesehatan jasmani. Sedangkan dari segi akhirat, shalat sunnah rawatib dapat menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan menjadi bekal di akhirat nanti.

Salah satu hikmah shalat sunnah rawatib yang penting adalah untuk melatih kedisiplinan. Shalat sunnah rawatib dikerjakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga mengharuskan kita untuk disiplin dalam mengatur waktu. Selain itu, shalat sunnah rawatib juga mengajarkan kita untuk istiqamah dalam beribadah, karena shalat ini dikerjakan secara rutin setiap hari.

Hikmah lainnya dari shalat sunnah rawatib adalah untuk meningkatkan kesehatan jasmani. Gerakan-gerakan dalam shalat, seperti rukuk dan sujud, dapat melancarkan peredaran darah dan melatih otot-otot tubuh. Selain itu, ketenangan hati yang diperoleh dari shalat sunnah rawatib juga dapat berdampak positif pada kesehatan mental.

Dengan memahami hikmah shalat sunnah rawatib, kita dapat semakin termotivasi untuk mengerjakan ibadah ini secara rutin. Shalat sunnah rawatib dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup kita, baik di dunia maupun di akhirat.


Pertanyaan Umum tentang Shalat Sunnah Rawatib

Shalat sunnah rawatib merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Untuk lebih memahaminya, berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering diajukan:

Pertanyaan 1: Mengapa shalat sunnah rawatib disebut shalat sunnah rawatib?

Arti kata “rawatib” dalam bahasa Arab adalah “penjaga” atau “pembantu”. Shalat sunnah rawatib disebut demikian karena shalat ini berfungsi sebagai penjaga dan pembantu shalat fardhu. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib, kita dapat menyempurnakan shalat fardhu dan menutupi kekurangan-kekurangan yang ada di dalamnya.

Pertanyaan 2: Berapa jumlah rakaat shalat sunnah rawatib?

Jumlah rakaat shalat sunnah rawatib berbeda-beda, tergantung pada waktu pelaksanaannya. Secara keseluruhan, terdapat 12 rakaat shalat sunnah rawatib, yaitu 2 rakaat sebelum shalat Subuh, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Zuhur, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Asar, 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat sesudah shalat Maghrib, serta 2 rakaat sebelum shalat Isya.

Pertanyaan 3: Apa saja keutamaan shalat sunnah rawatib?

Shalat sunnah rawatib memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Pertanyaan 4: Apakah shalat sunnah rawatib hukumnya wajib?

Hukum shalat sunnah rawatib adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Meskipun tidak termasuk ibadah wajib, shalat sunnah rawatib memiliki peran penting dalam kehidupan keagamaan umat Islam. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Demikianlah beberapa pertanyaan umum tentang shalat sunnah rawatib. Semoga bermanfaat.

Kesimpulan:

Shalat sunnah rawatib merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan hikmah. Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, kita dapat menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin.

Tips:

Untuk memudahkan dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib, berikut adalah beberapa tips:

– Alokasi waktu khusus untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib.

– Siapkan tempat yang bersih dan nyaman untuk shalat.

– Berniatlah dengan ikhlas karena Allah SWT.

– Kerjakan shalat dengan khusyuk dan tuma’ninah.

– Setelah selesai shalat, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.


Tips Mengerjakan Shalat Sunnah Rawatib

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk memudahkan dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib:

Tips 1: Alokasikan Waktu Khusus
Alokasikan waktu khusus untuk mengerjakan shalat sunnah rawatib, misalnya sebelum atau sesudah shalat fardhu. Dengan mengalokasikan waktu khusus, Anda akan lebih disiplin dan tidak mudah lupa untuk mengerjakannya.

Tips 2: Siapkan Tempat yang Nyaman
Siapkan tempat yang bersih dan nyaman untuk shalat. Tempat yang nyaman akan membuat Anda lebih khusyuk dan fokus saat mengerjakan shalat.

Tips 3: Niat dengan Ikhlas
Berniatlah dengan ikhlas karena Allah SWT saat mengerjakan shalat sunnah rawatib. Niat yang ikhlas akan membuat ibadah Anda lebih bernilai di sisi Allah SWT.

Tips 4: Kerjakan dengan Khusyuk
Kerjakan shalat sunnah rawatib dengan khusyuk dan tuma’ninah. Jangan terburu-buru dan perhatikan setiap gerakan dan bacaan shalat dengan baik. Shalat yang dikerjakan dengan khusyuk akan lebih bermakna dan memberikan ketenangan hati.

Setelah selesai shalat, berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Semoga tips-tips ini dapat membantu Anda dalam mengerjakan shalat sunnah rawatib dengan lebih baik.

Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, Anda dapat menyempurnakan ibadah shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.


Kesimpulan

Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Shalat ini memiliki banyak keutamaan, di antaranya adalah menyempurnakan shalat fardhu, menghapus dosa-dosa kecil, meningkatkan derajat di sisi Allah SWT, mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW, dan memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Dengan mengerjakan shalat sunnah rawatib secara rutin, umat Islam dapat meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap Muslim untuk berusaha mengerjakan shalat sunnah rawatib secara istiqamah.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru

Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Baik, Gaji ke,13 Cair! Sri Mulyani Umumkan Anggaran Rp43 T Mulai Cair, siapkah Anda menerimanya?

Kabar gembira untuk para abdi negara! Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengumumkan bahwa gaji ke-13 untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) pusat dan daerah, anggota TNI, Polri, serta pensiunan, mulai dicairkan. Total anggaran yang disiapkan pemerintah untuk keperluan ini mencapai Rp49,3 triliun."Gaji ke-13 mulai cair di bulan Juni ini. Anggarannya Rp49,3 triliun, mencakup ASN pusat dan daerah, TNI, Polri, dan pensiunan," ujar Sri Mulyani di Kantor Presiden, Senin (2/6).

Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

publish oleh jurnal
Inilah Nexus Menggantikan QRIS? Simak perkembangan terbarunya sekarang!

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), standar kode QR yang digagas oleh Bank Indonesia, semakin populer di kalangan masyarakat. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan baik dari sisi pengguna maupun transaksi.Pada kuartal pertama tahun 2025, tercatat ada 38,1 juta merchant yang menggunakan QRIS, serta 56,28 juta konsumen. Volume transaksi mencapai 2,6 miliar, melonjak 169,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai nominal transaksi pun tak kalah fantastis, mencapai Rp 262,1 triliun, atau naik 148,2% dari kuartal pertama 2024. Target pengguna QRIS di tahun 2025 ini adalah 58 juta orang.

Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

publish oleh jurnal
Inilah Penampakan New Tricity 125 2025, Yamaha Nmax Roda Tiga yang Menggoda rasa penasaran

Pecinta skutik roda tiga, bersiaplah! Yamaha baru saja memperkenalkan versi terbaru dari Tricity 125. Skutik unik ini mendapat sentuhan segar untuk model tahun 2025, dan yang menarik, banyak yang menyebutnya sebagai "Nmax beroda tiga" karena basis mesinnya memang diambil dari Nmax 125.Mengutip informasi dari Yamaha Eropa, New Tricity 125 kini tampil lebih berani dengan desain yang lebih tegas dan agresif. Perubahan paling mencolok ada pada bagian depan, di mana lampu utama kini menggunakan single projector yang diapit oleh lampu LED DRL (Daytime Running Light) di bagian atas. Secara keseluruhan, tampilan depannya mengingatkan kita pada desain Tricity 300 yang lebih besar.

Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

publish oleh jurnal
Temukan, Imbas Visa Furoda, Aturan Umrah Diperketat Demi Jemaah lebih terlindungi

Kabar terbaru dari Tanah Suci membawa perubahan signifikan bagi calon jemaah haji dan umrah Indonesia. Pemerintah Arab Saudi secara resmi menghentikan penerbitan visa furoda untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) setelah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Haji dan Umrah di Makkah dan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI.Menurut Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M. Nur, sistem pemrosesan visa melalui platform Masar Nusuk telah ditutup. "Ya, betul. Pemerintah Saudi tidak menerbitkan visa furoda tahun ini," tegasnya saat dihubungi oleh detikHikmah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

publish oleh jurnal
Temukan Kabar Terbaru, Diskon Listrik Batal, Pemerintah Alihkan ke Subsidi Upah demi Kesejahteraan Pekerja

Ada perubahan penting terkait subsidi yang perlu Anda ketahui! Pemerintah memutuskan untuk membatalkan rencana diskon tarif listrik yang semula dijadwalkan untuk bulan Juni dan Juli 2025. Kabar ini mungkin membuat sebagian dari kita bertanya-tanya, "Kenapa ya?"Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena proses penganggaran untuk diskon listrik tersebut membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan. Dalam rapat bersama Presiden Prabowo, diputuskan bahwa waktu pelaksanaan yang mepet membuat diskon listrik tidak mungkin terealisasi sesuai jadwal.

Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

publish oleh jurnal
Inilah Penyebab Inter Milan Dibantai PSG 0,5 di Final Liga Champions, Ternyata Ini Alasannya demi kemenangan mutlak

Impian Inter Milan untuk mengangkat trofi Liga Champions 2024/2025 pupus sudah. Mereka harus mengakui keunggulan Paris Saint-Germain (PSG) dengan skor telak 0-5 pada laga final yang digelar Minggu (1/6) dini hari WIB. Kekalahan ini tentu menyisakan luka mendalam bagi para Interisti. Lantas, apa yang menyebabkan Nerazzurri bisa kalah telak dari Les Parisiens?PSG berhasil mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Liga Champions pertama mereka. Lebih dari itu, kemenangan 5-0 ini menjadi rekor baru sebagai kemenangan terbesar di final Liga Champions, melampaui kemenangan-kemenangan telak sebelumnya. Dominasi PSG dalam laga ini tak terbantahkan.

Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

publish oleh jurnal
Inilah Pengalaman Pasien Kena Penyumbatan Pembuluh Darah Otak Pertama Kali, Kenali Gejala Awalnya agar tidak terlambat diobati

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang dikenal secara medis sebagai stenosis arteri karotis, terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang memasok darah ke otak dan kepala. Kondisi ini, jika tidak ditangani, bisa meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, tanpa disadari sampai akhirnya memunculkan gejala yang mengkhawatirkan.Gejala awal penyumbatan pembuluh darah otak bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA), yang sering disebut sebagai "mini stroke". TIA terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Mari kita simak cerita dari dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, dan bagaimana mereka menyadari gejala awalnya:

Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

publish oleh jurnal
Inilah Jetour T1 Lahir, Penantang Serius Ford Everest Siap Mengaspal di Indonesia!

Kabar gembira datang dari dunia otomotif! Jetour, pabrikan mobil asal China, baru saja memperkenalkan SUV Urban Off-road andalan mereka, Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang dirancang untuk menaklukkan berbagai medan ini langsung digadang-gadang sebagai rival berat bagi Ford Everest di benua Amerika.Dalam keterangan resminya, Jetour menegaskan bahwa peluncuran Jetour T1 ini merupakan bagian dari strategi ekspansi jaringan mereka di kawasan Amerika Latin. Jetour T1 hadir sebagai SUV off-road urban lite inovatif yang siap mendefinisikan ulang arti keserbagunaan sebuah kendaraan bagi para pengemudi modern.

Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

publish oleh jurnal
Temukan Kemudahan Pengembangan AI dengan Akamai Cloud Inference permudah adopsi teknologi masa depan

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat, Akamai hadir dengan solusi inovatif bernama Akamai Cloud Inference. Solusi ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, mengubah model prediktif dan *large language model* (LLM) menjadi tindakan nyata yang berdampak.Adam Karon, COO dan GM Cloud Technology Group di Akamai, menjelaskan bahwa meskipun pelatihan LLM yang kompleks akan tetap dilakukan di pusat data *hyperscale*, inferensi AI yang bisa ditindaklanjuti justru akan banyak terjadi di *edge*. "Di sinilah platform yang telah kami bangun selama lebih dari dua dekade menjadi sangat penting untuk masa depan AI, dan inilah yang membedakan kami dari penyedia *cloud* lainnya," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima detikINET, Sabtu (31/5/2025).

Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

publish oleh jurnal
Inilah Kebersamaan Langka! Prabowo,Gibran dan Megawati Tertangkap Kamera, Kumpul Sebelum Upacara Pancasila jadi sorotan publik

Jakarta – Sebuah momen penting terjadi sebelum upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila. Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, dan Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden, terlihat berkumpul bersama Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.Upacara berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila. Presiden Prabowo, yang bertindak sebagai inspektur upacara, menekankan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artikel Terbaru