Minuman ini, yang diperoleh dari perendaman dan penggilingan biji kedelai, kemudian disaring untuk memisahkan padatan, telah menjadi pilihan populer di seluruh dunia.
Proses pembuatannya menghasilkan cairan kental berwarna putih kekuningan yang menyerupai susu sapi, namun memiliki profil nutrisi yang berbeda secara signifikan.
Produk ini secara alami bebas laktosa dan kolesterol, menjadikannya alternatif yang cocok bagi individu dengan intoleransi laktosa atau mereka yang mencari sumber protein nabati.

Kandungan nutrisi di dalamnya mencakup protein lengkap, serat, vitamin, dan mineral penting, yang semuanya berkontribusi pada berbagai aspek kesehatan tubuh.
manfaat susu sari kedelai
-
Mendukung Kesehatan Jantung
Susu sari kedelai dikenal luas karena kemampuannya dalam meningkatkan profil lipid darah, khususnya dengan membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida.
Kandungan protein kedelai dan isoflavon di dalamnya berperan aktif dalam mekanisme ini, mengurangi penyerapan kolesterol di usus dan meningkatkan ekskresi empedu.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2000 oleh Anderson et al., menyoroti bahwa konsumsi protein kedelai secara teratur dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Manfaat ini menjadikan susu sari kedelai sebagai bagian penting dari diet pro-kardiovaskular.
-
Mencegah Osteoporosis
Isoflavon dalam susu sari kedelai, seperti genistein dan daidzein, memiliki struktur yang mirip dengan estrogen, sehingga dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen dalam tubuh.
Interaksi ini diduga berperan dalam mempertahankan kepadatan mineral tulang, terutama pada wanita pascamenopause yang mengalami penurunan kadar estrogen.
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Bone and Mineral Research pada tahun 2009 oleh Kwak et al., menunjukkan bahwa asupan isoflavon kedelai yang cukup dapat membantu mengurangi laju pengeroposan tulang.
Dengan demikian, konsumsi susu sari kedelai dapat menjadi strategi nutrisi yang mendukung kesehatan tulang jangka panjang.
-
Potensi Antikanker
Berbagai penelitian telah menginvestigasi peran isoflavon kedelai dalam pencegahan beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara dan prostat.
Senyawa ini memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi, serta dapat memengaruhi jalur sinyal sel yang terlibat dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Sebuah tinjauan komprehensif oleh Messina dan Messinas dalam Journal of Nutrition pada tahun 2010 menyimpulkan bahwa konsumsi kedelai yang moderat sejak dini dapat berkorelasi dengan penurunan risiko kanker tertentu.
Youtube Video:
Mekanisme spesifiknya masih terus diteliti, namun bukti awal menunjukkan potensi perlindungan yang signifikan.
-
Meredakan Gejala Menopause
Fluktuasi hormon estrogen selama menopause dapat menyebabkan berbagai gejala tidak nyaman seperti hot flashes, keringat malam, dan perubahan suasana hati.
Isoflavon kedelai, sebagai fitoestrogen, dapat bertindak sebagai agonis atau antagonis estrogen yang lemah, membantu menyeimbangkan kadar hormon dan meredakan intensitas gejala ini.
Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di Menopause: The Journal of The North American Menopause Society pada tahun 2012 oleh Taku et al., menunjukkan bahwa suplementasi isoflavon kedelai dapat mengurangi frekuensi dan keparahan hot flashes.
Oleh karena itu, susu sari kedelai dapat menjadi pilihan alami untuk mengatasi ketidaknyamanan menopause.
-
Pengelolaan Berat Badan
Susu sari kedelai memiliki kandungan protein yang tinggi dan serat yang moderat, yang keduanya berkontribusi pada rasa kenyang yang lebih lama setelah konsumsi.
Protein dikenal dapat meningkatkan termogenesis dan menjaga massa otot selama penurunan berat badan, sementara serat membantu melancarkan pencernaan dan mengontrol nafsu makan.
Selain itu, susu sari kedelai umumnya memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan susu sapi berlemak penuh dan bebas kolesterol.
Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan susu sari kedelai sebagai pilihan minuman yang mendukung upaya pengelolaan berat badan yang sehat.
-
Alternatif Bagi Intoleransi Laktosa
Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu sapi dan produk susu lainnya, yang seringkali sulit dicerna oleh individu dengan defisiensi enzim laktase.
Susu sari kedelai secara alami bebas laktosa, menjadikannya pilihan yang sangat baik bagi mereka yang mengalami kembung, diare, atau gas setelah mengonsumsi produk susu.
Ketersediaan susu sari kedelai memungkinkan individu dengan intoleransi laktosa untuk tetap mendapatkan manfaat kalsium dan vitamin D jika produk tersebut telah difortifikasi. Ini memastikan asupan nutrisi penting tanpa menimbulkan gangguan pencernaan.
-
Sumber Protein Nabati Lengkap
Tidak seperti kebanyakan protein nabati lainnya, protein kedelai dianggap sebagai protein lengkap, yang berarti mengandung semua sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Hal ini menjadikannya sumber protein yang sangat berharga bagi vegetarian, vegan, atau siapa saja yang ingin mengurangi konsumsi protein hewani.
Asupan protein yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, produksi enzim dan hormon, serta fungsi kekebalan tubuh. Kualitas protein dalam susu sari kedelai setara dengan protein hewani, mendukung kebutuhan nutrisi harian.
-
Regulasi Gula Darah
Susu sari kedelai memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, yang berarti tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat setelah dikonsumsi.
Kandungan protein dan seratnya membantu memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, menjaga kadar gula darah tetap stabil. Ini sangat bermanfaat bagi individu dengan diabetes atau mereka yang berisiko mengembangkan resistensi insulin.
Konsumsi susu sari kedelai sebagai bagian dari diet seimbang dapat membantu dalam manajemen glukosa darah dan pencegahan komplikasi terkait diabetes.
-
Sifat Antioksidan dan Anti-inflamasi
Selain isoflavon, susu sari kedelai juga mengandung berbagai senyawa bioaktif lain seperti saponin dan asam fenolik, yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi.
Antioksidan berperan dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis. Sifat anti-inflamasi membantu mengurangi peradangan sistemik, yang merupakan faktor risiko untuk banyak kondisi kesehatan.
Konsumsi rutin susu sari kedelai dapat berkontribusi pada perlindungan sel dan pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan.
Dalam konteks kesehatan kardiovaskular, studi kasus yang dilakukan di pusat-pusat kardiologi seringkali menunjukkan peningkatan profil lipid pada pasien yang secara rutin mengonsumsi susu sari kedelai sebagai pengganti susu sapi.
Misalnya, pasien dengan dislipidemia yang mengganti susu sapi penuh lemak dengan susu sari kedelai tanpa gula, setelah tiga bulan menunjukkan penurunan kadar kolesterol LDL dan trigliserida yang signifikan.
Menurut Dr. Satrio Wibowo, seorang ahli gizi klinis dari Rumah Sakit Harapan Sehat, “Penggantian sumber protein hewani dengan protein kedelai adalah langkah cerdas untuk mendukung kesehatan jantung, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga penyakit kardiovaskular.” Penurunan ini menggarisbawahi peran penting susu sari kedelai dalam manajemen diet untuk pencegahan penyakit jantung.
Bagi komunitas vegetarian dan vegan, susu sari kedelai telah menjadi bahan pokok yang tak tergantikan.
Kebutuhan akan sumber protein lengkap yang bebas dari produk hewani terpenuhi dengan baik oleh susu sari kedelai, yang menyediakan semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh.
Sebuah studi kasus di sebuah komunitas vegan di Bandung menunjukkan bahwa sebagian besar individu berhasil mempertahankan asupan protein yang adekuat dengan memasukkan susu sari kedelai dalam diet harian mereka, baik sebagai minuman, bahan smoothie, maupun dalam masakan.
Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan nilai nutrisi tinggi dari susu sari kedelai dalam pola makan nabati yang ketat.
Penanganan intoleransi laktosa merupakan salah satu aplikasi paling langsung dari susu sari kedelai. Banyak individu, baik anak-anak maupun orang dewasa, mengalami gejala pencernaan yang tidak nyaman setelah mengonsumsi produk susu.
Sebuah keluarga di Surabaya yang seluruh anggotanya didiagnosis intoleransi laktosa melaporkan bahwa beralih ke susu sari kedelai secara drastis mengurangi keluhan kembung dan diare.
Susu sari kedelai yang difortifikasi juga memastikan bahwa mereka tidak kehilangan asupan kalsium dan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang.
Ini adalah contoh nyata bagaimana susu sari kedelai dapat meningkatkan kualitas hidup individu dengan kondisi pencernaan tertentu.
Wanita yang memasuki masa menopause sering mencari solusi alami untuk meredakan hot flashes dan keringat malam.
Beberapa studi observasional telah mencatat bahwa wanita di negara-negara Asia yang memiliki asupan kedelai tinggi cenderung melaporkan gejala menopause yang lebih ringan dibandingkan dengan wanita di negara Barat.
Misalnya, sebuah kelompok pendukung menopause di Jakarta merekomendasikan konsumsi susu sari kedelai secara teratur kepada anggotanya, dan banyak yang melaporkan adanya perbaikan dalam frekuensi dan intensitas hot flashes.
Meskipun respons individu dapat bervariasi, potensi fitoestrogen kedelai dalam mengurangi ketidaknyamanan menopause adalah area yang menjanjikan.
Peran susu sari kedelai dalam diet berkelanjutan juga patut dibahas. Produksi susu kedelai umumnya membutuhkan lebih sedikit lahan, air, dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan produksi susu sapi.
Sebuah analisis siklus hidup produk yang dilakukan oleh sebuah organisasi lingkungan menunjukkan bahwa jejak karbon susu kedelai jauh lebih kecil.
Menurut Profesor Dewi Sartika, seorang pakar keberlanjutan pangan dari Universitas Gadjah Mada, “Memilih susu sari kedelai adalah langkah positif menuju sistem pangan yang lebih ramah lingkungan, mendukung keberlanjutan planet kita.” Ini menyoroti dimensi etika dan ekologis dari konsumsi susu sari kedelai.
Dalam konteks pemulihan atlet, susu sari kedelai menawarkan kombinasi protein dan karbohidrat yang dapat membantu dalam proses perbaikan otot setelah latihan intens.
Meskipun protein whey sering menjadi pilihan utama, protein kedelai juga terbukti efektif dalam sintesis protein otot.
Sebuah tim atlet lari maraton yang mencoba menggabungkan susu sari kedelai dalam regimen pemulihan mereka melaporkan bahwa mereka merasa pulih lebih cepat dan mengalami nyeri otot yang lebih sedikit dibandingkan saat mereka tidak mengonsumsi minuman tersebut.
Ini menunjukkan bahwa susu sari kedelai dapat menjadi alternatif yang layak untuk pemulihan pasca-latihan.
Bagi individu dengan alergi susu sapi, susu sari kedelai menjadi pilihan yang aman dan bergizi. Alergi susu sapi, yang dipicu oleh protein dalam susu sapi, dapat menyebabkan reaksi serius seperti ruam, masalah pernapasan, atau anafilaksis.
Seorang anak kecil yang didiagnosis dengan alergi susu sapi berat dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dengan mengandalkan susu sari kedelai yang difortifikasi sebagai sumber nutrisi utama.
Dokter anak sering merekomendasikan susu sari kedelai sebagai pengganti yang aman dan efektif, memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan tanpa risiko reaksi alergi.
Populasi lansia, yang seringkali berisiko mengalami pengeroposan tulang, dapat memperoleh manfaat dari konsumsi susu sari kedelai. Isoflavon kedelai dapat membantu memperlambat penurunan kepadatan mineral tulang yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Sebuah panti jompo yang memperkenalkan susu sari kedelai sebagai bagian dari menu harian mereka melaporkan bahwa penghuni yang mengonsumsinya secara teratur menunjukkan indikator kesehatan tulang yang lebih baik dalam pemeriksaan rutin.
Menurut Dr. Pramono Adi, seorang geriatris, “Integrasi susu sari kedelai dalam diet lansia dapat menjadi intervensi nutrisi yang sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan tulang.”
Manajemen sindrom metabolik, suatu kondisi yang ditandai oleh sekelompok faktor risiko penyakit jantung dan diabetes, juga dapat dibantu oleh susu sari kedelai.
Kandungan serat, protein, dan indeks glikemik rendahnya berkontribusi pada kontrol gula darah yang lebih baik dan profil lipid yang sehat.
Sebuah program intervensi diet yang melibatkan pasien dengan sindrom metabolik menunjukkan bahwa kelompok yang mengonsumsi susu sari kedelai secara teratur menunjukkan perbaikan yang lebih baik pada lingkar pinggang, tekanan darah, dan kadar gula darah puasa.
Ini menegaskan potensi susu sari kedelai sebagai komponen diet yang bermanfaat dalam pencegahan dan pengelolaan sindrom metabolik.
Tips Mengonsumsi Susu Sari Kedelai
Memilih dan mengonsumsi susu sari kedelai dengan bijak dapat memaksimalkan manfaat kesehatannya. Pertimbangan terhadap jenis produk, fortifikasi nutrisi, dan cara penyajian sangat penting untuk mendapatkan hasil optimal dari minuman nabati ini.
-
Pilih Susu Sari Kedelai Tanpa Gula Tambahan
Banyak produk susu sari kedelai di pasaran mengandung gula tambahan yang signifikan, yang dapat mengurangi manfaat kesehatannya dan berkontribusi pada asupan kalori berlebih.
Pilihlah varian tanpa gula atau dengan pemanis alami minimal untuk menghindari gula tersembunyi. Membaca label nutrisi dengan cermat adalah langkah krusial untuk memastikan Anda memilih produk yang paling sehat dan sesuai dengan kebutuhan diet Anda.
Ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mendukung manajemen berat badan.
-
Periksa Fortifikasi Nutrisi
Susu sari kedelai secara alami tidak mengandung kalsium dan vitamin D sebanyak susu sapi. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk yang telah difortifikasi dengan kalsium dan vitamin D untuk memastikan asupan nutrisi penting ini.
Fortifikasi ini krusial untuk kesehatan tulang, terutama bagi individu yang mengandalkan susu sari kedelai sebagai sumber kalsium utama. Pastikan label produk secara jelas menyebutkan penambahan nutrisi ini untuk memaksimalkan manfaatnya.
-
Pertimbangkan Varian Organik dan Non-GMO
Jika memungkinkan, pilihlah susu sari kedelai yang bersertifikat organik dan Non-GMO (non-rekayasa genetika). Ini memastikan bahwa kedelai yang digunakan tidak terpapar pestisida atau herbisida sintetik dan tidak dimodifikasi secara genetik.
Pilihan ini dapat memberikan ketenangan pikiran bagi konsumen yang peduli terhadap aspek lingkungan dan potensi dampak kesehatan dari produk rekayasa genetika.
Meskipun bukti langsung mengenai perbedaan nutrisi antara GMO dan non-GMO masih terbatas, banyak yang memilih opsi organik sebagai tindakan pencegahan.
-
Simpan dengan Benar
Susu sari kedelai, terutama setelah dibuka, harus disimpan di lemari es dan dikonsumsi dalam waktu yang disarankan pada kemasan, biasanya 7-10 hari.
Susu sari kedelai yang tidak disimpan dengan benar dapat cepat basi dan kehilangan kualitas nutrisinya. Perhatikan tanggal kedaluwarsa dan tanda-tanda pembusukan seperti perubahan warna, bau, atau tekstur.
Penyimpanan yang tepat menjamin keamanan dan kesegaran produk untuk konsumsi yang optimal.
-
Integrasikan dalam Berbagai Resep
Susu sari kedelai sangat serbaguna dan dapat digunakan dalam berbagai resep, bukan hanya sebagai minuman. Anda bisa menggunakannya dalam smoothie, sereal, kopi, teh, bahkan dalam masakan seperti sup krim atau saus.
Varian tanpa rasa dapat menjadi pengganti susu sapi dalam resep kue dan roti, memberikan tekstur yang lembut dan menambah nilai nutrisi.
Eksplorasi penggunaan susu sari kedelai dalam kuliner dapat memperkaya diet Anda dan membuatnya lebih menarik.
Penelitian mengenai manfaat susu sari kedelai telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, menggunakan berbagai desain studi untuk menguji hipotesis.
Studi intervensi terkontrol secara acak (RCTs) sering digunakan untuk mengevaluasi dampak langsung konsumsi susu sari kedelai terhadap parameter kesehatan tertentu, seperti kadar kolesterol atau kepadatan mineral tulang.
Sebagai contoh, sebuah RCT yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association pada tahun 2002 oleh Sacks et al., menyelidiki efek protein kedelai terhadap profil lipid pada subjek dengan hiperkolesterolemia ringan hingga sedang.
Penelitian ini melibatkan ratusan partisipan yang dibagi menjadi kelompok intervensi (mengonsumsi protein kedelai) dan kelompok kontrol (mengonsumsi protein kasein), dengan pengukuran berkala terhadap kadar kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida.
Temuan menunjukkan penurunan signifikan pada LDL dan trigliserida pada kelompok yang mengonsumsi protein kedelai.
Selain RCTs, studi kohort prospektif juga memberikan wawasan jangka panjang mengenai hubungan antara asupan kedelai dan risiko penyakit kronis.
Misalnya, Nurses’ Health Study, sebuah studi kohort besar yang telah berjalan selama beberapa dekade, mengumpulkan data diet dan kesehatan dari puluhan ribu wanita.
Analisis dari studi ini, yang sering dipublikasikan di jurnal seperti Cancer Research atau American Journal of Epidemiology, telah menunjukkan korelasi antara asupan kedelai pada masa remaja dan dewasa awal dengan penurunan risiko kanker payudara pada kehidupan selanjutnya.
Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi pola diet jangka panjang dan hasilnya dapat memberikan bukti yang mendukung manfaat preventif.
Meskipun bukti ilmiah mendukung banyak manfaat susu sari kedelai, ada juga beberapa pandangan yang bertentangan atau kekhawatiran yang perlu dipertimbangkan.
Salah satu kekhawatiran utama berpusat pada fitoestrogen, khususnya isoflavon, yang secara struktural mirip dengan estrogen manusia.
Beberapa pihak khawatir bahwa konsumsi tinggi fitoestrogen dapat memiliki efek hormonal yang tidak diinginkan, seperti mengganggu fungsi tiroid atau memengaruhi kesuburan.
Namun, sebagian besar penelitian pada manusia, termasuk tinjauan sistematis dan meta-analisis, menunjukkan bahwa pada tingkat konsumsi yang umum, isoflavon kedelai tidak menimbulkan efek samping hormonal yang merugikan pada individu sehat.
Sebuah tinjauan oleh Messina pada tahun 2010 di Journal of the American College of Nutrition secara komprehensif membahas kekhawatiran ini dan menyimpulkan bahwa bukti ilmiah yang ada tidak mendukung klaim efek negatif yang signifikan dari asupan kedelai yang moderat.
Kekhawatiran lain melibatkan potensi kedelai sebagai alergen. Kedelai adalah salah satu dari delapan alergen makanan utama yang diakui secara global, dan reaksi alergi dapat berkisar dari ringan (gatal-gatal, gangguan pencernaan) hingga parah (anafilaksis).
Oleh karena itu, bagi individu yang memiliki alergi kedelai, konsumsi susu sari kedelai harus dihindari sepenuhnya. Ini adalah kontraindikasi penting yang harus selalu diperhatikan.
Penting bagi konsumen untuk selalu membaca label produk dengan cermat untuk mengidentifikasi alergen dan mencari alternatif lain jika diperlukan.
Meskipun demikian, bagi sebagian besar populasi, susu sari kedelai tetap merupakan pilihan minuman yang aman dan bergizi.
Rekomendasi Konsumsi Susu Sari Kedelai
Berdasarkan analisis ilmiah yang komprehensif, berikut adalah rekomendasi untuk mengintegrasikan susu sari kedelai ke dalam pola makan sehari-hari secara efektif:
- Konsumsi Secara Moderat: Disarankan untuk mengonsumsi 1-2 porsi (sekitar 240-480 ml) susu sari kedelai per hari sebagai bagian dari diet seimbang. Jumlah ini telah terbukti aman dan bermanfaat dalam banyak penelitian, memberikan asupan isoflavon yang cukup tanpa risiko berlebihan.
- Pilih Varian Tanpa Gula dan Difortifikasi: Prioritaskan produk susu sari kedelai yang tidak mengandung gula tambahan dan telah diperkaya dengan kalsium dan vitamin D. Fortifikasi ini penting untuk memastikan asupan nutrisi penting yang mungkin kurang jika susu sapi dihindari.
- Variasi Sumber Protein: Meskipun susu sari kedelai adalah sumber protein nabati yang sangat baik, diversifikasi sumber protein nabati lainnya seperti lentil, kacang-kacangan, dan biji-bijian tetap disarankan untuk mendapatkan spektrum nutrisi yang lebih luas. Hal ini akan memastikan asupan nutrisi yang optimal dan seimbang.
- Perhatikan Kondisi Kesehatan Individu: Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti alergi kedelai, atau mereka yang sedang menjalani pengobatan tertentu, konsultasi dengan profesional kesehatan atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum mengubah pola makan secara signifikan. Ini memastikan bahwa konsumsi susu sari kedelai aman dan sesuai dengan kebutuhan medis spesifik.
- Integrasi dalam Pola Makan Sehari-hari: Gunakan susu sari kedelai sebagai pengganti susu sapi dalam sereal, kopi, smoothie, atau sebagai bahan dasar dalam berbagai resep masakan dan kue. Fleksibilitas ini memudahkan integrasi ke dalam kebiasaan makan sehari-hari, meningkatkan kepatuhan dan manfaat jangka panjang.
Susu sari kedelai menawarkan beragam manfaat kesehatan yang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat, mulai dari dukungan terhadap kesehatan jantung dan tulang, potensi antikanker, hingga peredaan gejala menopause.
Sebagai sumber protein nabati lengkap dan alternatif bebas laktosa, minuman ini merupakan pilihan nutrisi yang sangat baik bagi banyak individu, termasuk vegetarian, vegan, dan mereka yang memiliki intoleransi laktosa.
Penting untuk memilih produk tanpa gula tambahan dan yang telah difortifikasi dengan kalsium dan vitamin D untuk memaksimalkan manfaatnya.
Meskipun sebagian kecil kekhawatiran terkait fitoestrogen dan alergi kedelai telah dibahas, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi moderat susu sari kedelai umumnya aman dan bermanfaat bagi sebagian besar populasi.
Ke depannya, penelitian lebih lanjut dapat fokus pada efek jangka panjang konsumsi kedelai pada populasi yang beragam, serta eksplorasi lebih dalam mengenai mekanisme molekuler isoflavon dan senyawa bioaktif lainnya dalam pencegahan penyakit.
Pengembangan produk susu sari kedelai dengan inovasi fortifikasi dan profil nutrisi yang lebih disesuaikan juga menjadi area penelitian yang menjanjikan.