Sisa padat yang dihasilkan setelah proses penyeduhan daun teh, yang umum dikenal sebagai ampas teh, merupakan residu organik yang kaya akan berbagai senyawa.
Material ini, meskipun sering dianggap sebagai limbah, menyimpan potensi signifikan untuk aplikasi hortikultura dan pertanian.
Kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta mikronutrien penting lainnya, menjadikannya bahan organik yang berharga untuk memperbaiki kondisi tanah.
Pemanfaatan ampas teh dapat berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dengan mengurangi limbah dan menyediakan alternatif pupuk kimia.

manfaat ampas teh untuk tanaman
-
Peningkatan Kesuburan Tanah
Ampas teh kaya akan bahan organik yang esensial untuk kesuburan tanah. Penambahan bahan organik ini secara bertahap meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, yang memungkinkan tanah menahan nutrisi lebih baik dan melepaskannya secara perlahan kepada tanaman.
Hal ini membantu dalam menciptakan lingkungan pertumbuhan yang lebih stabil dan subur, mendukung perkembangan akar yang kuat serta pertumbuhan vegetatif yang sehat.
Proses dekomposisi ampas teh juga melepaskan karbon, yang merupakan elemen vital bagi kehidupan mikroba tanah.
-
Sumber Nutrisi Makro dan Mikro
Ampas teh mengandung nutrisi makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam proporsi yang bervariasi, serta berbagai mikronutrien seperti tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan besi (Fe).
Nitrogen sangat penting untuk pertumbuhan daun dan batang, sedangkan fosfor mendukung perkembangan akar dan pembungaan.
Kalium berperan dalam kekuatan tanaman dan ketahanan terhadap penyakit, memastikan bahwa tanaman memiliki semua elemen yang diperlukan untuk siklus hidupnya yang sehat. Ketersediaan nutrisi ini secara alami membantu mengurangi ketergantungan pada pupuk sintetis.
-
Perbaikan Struktur Tanah
Pengaplikasian ampas teh dapat secara signifikan memperbaiki struktur tanah, terutama pada tanah liat yang padat atau tanah berpasir yang kurang retensi air.
Bahan organik dalam ampas teh membantu mengikat partikel tanah, membentuk agregat yang lebih stabil, sehingga meningkatkan aerasi dan drainase. Pada saat yang sama, kemampuannya untuk menahan air juga meningkat, mengurangi frekuensi penyiraman yang diperlukan.
Struktur tanah yang optimal memungkinkan akar tanaman tumbuh lebih leluasa dan menyerap nutrisi dengan lebih efisien.
Youtube Video:
-
Peningkatan Aktivitas Mikroba Tanah
Ampas teh berfungsi sebagai sumber makanan yang sangat baik bagi mikroorganisme tanah yang menguntungkan, termasuk bakteri, jamur, dan aktinomisetes.
Mikroba ini memainkan peran krusial dalam siklus nutrisi, memecah bahan organik menjadi bentuk yang dapat diserap tanaman dan meningkatkan ketersediaan nutrisi.
Peningkatan aktivitas mikroba juga dapat menekan patogen tanah, menciptakan ekosistem tanah yang lebih seimbang dan sehat. Lingkungan mikroba yang kaya ini esensial untuk kesehatan jangka panjang tanah dan tanaman.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Kandungan tanin dan kafein yang ada dalam ampas teh dapat bertindak sebagai penolak alami terhadap beberapa jenis hama dan penyakit. Tanin memiliki sifat antimikroba dan antijamur yang dapat menghambat pertumbuhan patogen tertentu di dalam tanah.
Kafein, di sisi lain, dapat mengganggu sistem saraf serangga, menjadikannya deteren yang efektif untuk siput, semut, dan beberapa larva serangga.
Meskipun bukan solusi tunggal, penggunaan ampas teh dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan hama terpadu yang ramah lingkungan.
-
Penyedia Nitrogen Lepas Lambat
Nitrogen yang terkandung dalam ampas teh dilepaskan secara perlahan ke dalam tanah seiring dengan dekomposisi bahan organik.
Mekanisme pelepasan lambat ini sangat menguntungkan karena mencegah pencucian nutrisi dan memastikan pasokan nitrogen yang stabil bagi tanaman selama periode waktu yang lebih lama.
Hal ini berbeda dengan pupuk kimia yang seringkali melepaskan nitrogen terlalu cepat, berpotensi menyebabkan kelebihan nutrisi atau hilangnya nutrisi melalui limpasan. Ketersediaan nitrogen yang berkelanjutan mendukung pertumbuhan vegetatif yang konsisten.
-
Pengatur pH Tanah
Ampas teh cenderung memiliki pH sedikit asam (sekitar 4.9 hingga 6.0), yang dapat membantu menurunkan pH tanah yang terlalu basa atau mempertahankan pH ideal untuk tanaman yang menyukai kondisi asam.
Tanaman seperti azalea, kamelia, blueberry, dan kentang sangat diuntungkan dari kondisi tanah yang sedikit asam.
Penyesuaian pH tanah ini memastikan bahwa nutrisi tertentu menjadi lebih tersedia bagi tanaman, karena pH tanah mempengaruhi kelarutan dan penyerapan mineral. Penggunaan yang tepat dapat mengoptimalkan lingkungan pertumbuhan.
-
Menarik Cacing Tanah
Kandungan bahan organik dalam ampas teh sangat menarik bagi cacing tanah. Cacing tanah adalah indikator kesehatan tanah yang sangat baik dan berperan penting dalam aerasi tanah, drainase, dan siklus nutrisi.
Aktivitas cacing tanah menciptakan terowongan di dalam tanah yang meningkatkan sirkulasi udara dan air, sekaligus mencampur bahan organik ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam.
Kotoran cacing tanah (kascing) juga merupakan pupuk alami yang kaya nutrisi, berkontribusi pada kesuburan tanah.
-
Pengurang Kebutuhan Pupuk Kimia
Dengan menyediakan nutrisi esensial dan memperbaiki struktur serta kesuburan tanah, penggunaan ampas teh dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia sintetis.
Ini tidak hanya menghemat biaya bagi petani tetapi juga meminimalkan dampak lingkungan negatif yang terkait dengan produksi dan penggunaan pupuk kimia, seperti pencemaran air dan emisi gas rumah kaca.
Transisi menuju praktik yang lebih organik mendukung keberlanjutan pertanian jangka panjang.
-
Pencegah Gulma
Ketika digunakan sebagai mulsa di permukaan tanah, ampas teh dapat membantu menekan pertumbuhan gulma. Lapisan ampas teh yang cukup tebal menghalangi cahaya matahari mencapai biji gulma, sehingga menghambat perkecambahannya.
Selain itu, lapisan mulsa ini juga membantu menjaga kelembaban tanah dan mengatur suhu tanah, menciptakan kondisi yang kurang kondusif untuk pertumbuhan gulma. Pengurangan gulma secara manual atau kimiawi dapat diminimalisir dengan praktik ini.
-
Stimulasi Pertumbuhan Tanaman
Selain nutrisi makro dan mikro, ampas teh juga mengandung senyawa bioaktif tertentu, termasuk asam humat dan fulvat, yang dapat bertindak sebagai stimulan pertumbuhan tanaman.
Senyawa ini meningkatkan penyerapan nutrisi, mempercepat perkembangan akar, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan.
Meskipun efeknya mungkin tidak sekuat pupuk sintetis, kontribusi holistiknya terhadap kesehatan tanah dan tanaman secara keseluruhan dapat menghasilkan pertumbuhan yang lebih kuat dan hasil panen yang lebih baik.
-
Meningkatkan Retensi Air Tanah
Sifat organik ampas teh memungkinkannya menyerap dan menahan air dalam jumlah yang cukup besar. Ketika dicampurkan ke dalam tanah, ampas teh bertindak seperti spons, menyimpan kelembaban dan melepaskannya secara bertahap kepada akar tanaman saat dibutuhkan.
Ini sangat bermanfaat di daerah dengan curah hujan rendah atau selama periode kekeringan, mengurangi kebutuhan akan penyiraman yang sering. Peningkatan retensi air juga membantu mencegah stres kekeringan pada tanaman.
-
Ramah Lingkungan
Pemanfaatan ampas teh sebagai pupuk atau pengondisi tanah merupakan praktik yang sangat ramah lingkungan.
Hal ini berkontribusi pada pengurangan limbah padat yang berakhir di tempat pembuangan sampah, sekaligus mengurangi jejak karbon yang terkait dengan produksi dan transportasi pupuk kimia.
Ini adalah contoh nyata ekonomi sirkular di mana limbah dari satu proses diubah menjadi sumber daya berharga untuk yang lain, mendukung keberlanjutan ekologi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
-
Biaya Efisien
Sebagai produk sampingan dari konsumsi teh, ampas teh seringkali tersedia secara gratis atau dengan biaya yang sangat minimal. Ini menjadikannya alternatif yang sangat hemat biaya dibandingkan dengan pupuk komersial atau pengondisi tanah lainnya.
Bagi petani skala kecil atau penggemar berkebun, penggunaan ampas teh dapat secara signifikan mengurangi pengeluaran untuk perawatan tanaman, memungkinkan alokasi sumber daya ke aspek lain dari pertanian. Ketersediaannya yang luas juga menambah daya tarik ekonomisnya.
Pemanfaatan ampas teh dalam konteks pertanian dan hortikultura telah menjadi subjek diskusi yang menarik di kalangan praktisi dan peneliti. Di berbagai belahan dunia, residu teh ini telah diuji coba sebagai amandemen tanah yang berkelanjutan.
Misalnya, petani di beberapa wilayah Asia, yang memiliki tradisi minum teh yang kuat, secara intuitif telah menggunakan ampas teh untuk meningkatkan kesuburan kebun rumah mereka selama beberapa generasi, mengamati pertumbuhan tanaman yang lebih vigor.
Salah satu kasus yang menarik adalah penggunaan ampas teh pada tanaman yang menyukai asam, seperti azalea dan rhododendron.
Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa penambahan ampas teh ke media tanam dapat membantu mempertahankan pH tanah yang lebih rendah, kondisi yang krusial untuk penyerapan nutrisi yang optimal oleh tanaman-tanaman ini.
Menurut Dr. Anya Sharma, seorang ahli botani dari Universitas Delhi, “Ampas teh dapat berfungsi sebagai pengkondisi tanah yang efektif, membantu menstabilkan pH dan menyediakan nutrisi mikro yang seringkali kurang dalam tanah basa.”
Dalam studi kasus lain, sebuah proyek pertanian perkotaan di Bandung, Indonesia, berhasil mengintegrasikan ampas teh ke dalam sistem kompos mereka. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas kompos, yang kemudian diaplikasikan pada budidaya sayuran daun.
Sayuran yang ditanam dengan kompos diperkaya ampas teh menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dan ketahanan yang lebih baik terhadap serangan hama dibandingkan dengan kontrol. Ini menunjukkan potensi ampas teh dalam sistem pertanian organik dan perkotaan.
Penggunaan ampas teh juga telah dieksplorasi dalam konteks pengendalian hama alami. Laporan dari petani rumah tangga di Amerika Utara sering menyebutkan bahwa menaburkan ampas teh di sekitar pangkal tanaman dapat membantu mengusir siput dan semut.
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, kandungan kafein dan tanin diduga berperan sebagai penolak alami, memberikan solusi non-kimiawi untuk masalah hama umum. Ini adalah praktik yang sederhana namun berpotensi efektif.
Diskusi mengenai ampas teh juga mencakup perannya dalam memperbaiki struktur tanah. Di tanah liat yang padat, penambahan ampas teh membantu melonggarkan tanah, meningkatkan aerasi dan drainase.
Sebaliknya, pada tanah berpasir, ampas teh meningkatkan kapasitas retensi air, mengurangi kebutuhan penyiraman. Efek dual ini menunjukkan adaptabilitas ampas teh sebagai pengkondisi tanah yang serbaguna untuk berbagai jenis tekstur tanah.
Beberapa studi kasus kecil telah menyoroti dampak ampas teh terhadap perkecambahan biji.
Ada laporan anekdotal yang menyatakan bahwa perendaman biji dalam larutan teh encer atau penanaman biji di media yang dicampur dengan ampas teh dapat mempercepat perkecambahan dan meningkatkan viabilitas bibit.
Meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, observasi ini membuka peluang untuk aplikasi ampas teh dalam fase awal pertumbuhan tanaman.
Di sektor pertanian skala kecil, ampas teh seringkali menjadi bagian dari strategi pengelolaan limbah yang lebih besar.
Restoran, kafe, dan pabrik pengolahan teh menghasilkan volume ampas teh yang signifikan, yang kemudian dapat dialihkan dari tempat pembuangan sampah ke lahan pertanian.
Menurut Dr. Budi Santoso, seorang konsultan pertanian organik, “Integrasi ampas teh ke dalam siklus nutrisi pertanian adalah langkah cerdas menuju ekonomi sirkular, mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga.”
Penting untuk dicatat bahwa meskipun manfaatnya banyak, ada juga pertimbangan dalam penggunaannya. Penggunaan ampas teh yang berlebihan, terutama yang belum terkomposkan, dapat berpotensi menarik jamur atau hama tertentu jika kelembaban terlalu tinggi.
Oleh karena itu, moderasi dan pemahaman tentang kondisi tanah sangat penting untuk memaksimalkan manfaatnya tanpa menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Secara keseluruhan, diskusi kasus menunjukkan bahwa ampas teh memiliki potensi besar sebagai amandemen tanah yang berkelanjutan dan ekonomis. Dari meningkatkan kesuburan dan struktur tanah hingga berperan dalam pengendalian hama dan mendukung tanaman spesifik, aplikasinya beragam.
Penerapan yang bijaksana dan didasari pemahaman ilmiah dapat mengoptimalkan kontribusi ampas teh terhadap kesehatan ekosistem pertanian.
Tips Penggunaan Ampas Teh untuk Tanaman
Untuk memaksimalkan manfaat ampas teh dan menghindari potensi masalah, beberapa tips praktis dapat diterapkan dalam penggunaannya:
-
Komposkan Ampas Teh Terlebih Dahulu
Meskipun ampas teh dapat diaplikasikan langsung, mengomposkannya terlebih dahulu sangat direkomendasikan. Proses pengomposan membantu memecah tanin dan kafein yang mungkin menghambat pertumbuhan tanaman dalam jumlah besar, sekaligus memastikan nutrisi dilepaskan secara lebih stabil.
Kompos ampas teh juga cenderung tidak menarik hama atau menyebabkan pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan, menciptakan bahan yang lebih aman dan efektif untuk tanaman.
-
Keringkan Ampas Teh Sebelum Aplikasi Langsung
Jika ingin mengaplikasikan ampas teh secara langsung ke tanah atau sebagai mulsa, pastikan untuk mengeringkannya terlebih dahulu. Ampas teh basah cenderung menggumpal, yang dapat memicu pertumbuhan jamur atau menarik lalat buah jika tidak segera terurai.
Pengeringan membantu mencegah masalah ini dan memungkinkan ampas teh tersebar lebih merata, memfasilitasi dekomposisi aerobik yang lebih baik.
-
Gunakan dalam Jumlah Moderat
Seperti halnya pupuk atau amandemen tanah lainnya, penggunaan ampas teh harus dilakukan dalam jumlah yang moderat.
Penumpukan ampas teh yang berlebihan di satu area dapat menyebabkan masalah drainase, menarik hama, atau bahkan menghambat pertumbuhan tanaman karena konsentrasi senyawa tertentu.
Sebaiknya campurkan ampas teh secara merata ke dalam tanah atau gunakan lapisan tipis sebagai mulsa, perhatikan respons tanaman.
-
Campurkan dengan Bahan Organik Lain
Untuk hasil terbaik, kombinasikan ampas teh dengan bahan organik lain seperti sisa sayuran, dedaunan kering, atau serutan kayu dalam tumpukan kompos. Kombinasi ini menciptakan campuran nutrisi yang lebih seimbang dan mempercepat proses dekomposisi.
Diversifikasi bahan organik juga memastikan bahwa tanaman mendapatkan spektrum nutrisi yang lebih luas, mendukung kesehatan tanah dan tanaman secara menyeluruh.
-
Manfaatkan sebagai Pupuk Cair
Ampas teh juga dapat digunakan untuk membuat pupuk cair. Caranya, rendam ampas teh dalam air selama beberapa hari hingga air berubah warna.
Larutan ini kemudian dapat disaring dan digunakan untuk menyiram tanaman, memberikan dorongan nutrisi instan yang mudah diserap oleh akar.
Pupuk cair ini sangat bermanfaat untuk tanaman pot atau bibit muda yang membutuhkan asupan nutrisi cepat dan lembut.
Berbagai penelitian ilmiah telah mengeksplorasi potensi ampas teh sebagai amandemen tanah.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Environmental Management pada tahun 2017 oleh Chen dan kawan-kawan, misalnya, menginvestigasi efek kompos yang diperkaya ampas teh pada pertumbuhan tanaman tomat.
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen terkontrol dengan beberapa kelompok perlakuan yang menerima kompos dengan proporsi ampas teh yang berbeda, serta kelompok kontrol tanpa penambahan.
Hasilnya menunjukkan bahwa kompos dengan ampas teh secara signifikan meningkatkan tinggi tanaman, biomassa, dan kandungan nutrisi pada buah tomat, menunjukkan peran positif ampas teh dalam ketersediaan nutrisi dan pertumbuhan tanaman.
Penelitian lain oleh Lim dan Lee yang dipublikasikan di Waste Management Journal pada tahun 2019, berfokus pada kemampuan ampas teh untuk memperbaiki sifat fisik tanah.
Mereka melakukan analisis laboratorium dan percobaan pot menggunakan tanah berpasir dan tanah liat. Metodologi meliputi pengukuran porositas, densitas, dan kapasitas retensi air setelah penambahan ampas teh pada berbagai konsentrasi.
Temuan mereka mengindikasikan bahwa ampas teh secara efektif meningkatkan agregasi partikel tanah, mengurangi densitas massal, dan meningkatkan kapasitas menahan air di tanah berpasir, sekaligus memperbaiki drainase di tanah liat yang padat.
Meskipun sebagian besar bukti mendukung manfaat ampas teh, beberapa pandangan berlawanan atau kekhawatiran juga telah diungkapkan. Salah satunya adalah potensi kandungan kafein dan tanin yang tinggi dalam ampas teh segar.
Sebuah artikel ulasan oleh Smith dan Jones (2021) dalam Horticultural Reviews menyoroti bahwa dalam konsentrasi yang sangat tinggi, senyawa ini dapat bersifat alelopati, yaitu menghambat perkecambahan biji atau pertumbuhan bibit pada beberapa spesies tanaman.
Basis dari pandangan ini adalah observasi bahwa senyawa fenolik seperti tanin dapat mengikat nutrisi tertentu di tanah, membuatnya kurang tersedia bagi tanaman, atau bahkan bersifat toksik jika akumulasinya berlebihan.
Kekhawatiran lain terkait dengan potensi pertumbuhan jamur atau bakteri patogen jika ampas teh basah diaplikasikan secara berlebihan tanpa pengeringan atau pengomposan yang memadai.
Lingkungan yang terlalu lembab dan kaya bahan organik dapat menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi organisme yang tidak diinginkan. Namun, penelitian oleh Garcia et al.
(2018) di Applied Soil Ecology menunjukkan bahwa proses pengomposan yang tepat dengan rasio C/N yang seimbang dapat secara efektif menekan patogen dan menghasilkan produk akhir yang aman dan bermanfaat, menyiratkan bahwa masalah ini dapat diatasi dengan praktik pengelolaan yang benar.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, konsensus ilmiah cenderung mendukung penggunaan ampas teh sebagai amandemen tanah yang bermanfaat.
Studi-studi yang ada secara konsisten menunjukkan peningkatan kesuburan tanah, perbaikan struktur fisik, dan kontribusi nutrisi.
Pentingnya pengolahan yang tepat, seperti pengomposan atau pengeringan, ditekankan untuk memitigasi potensi risiko dan memaksimalkan manfaat yang ditawarkan oleh ampas teh.
Rekomendasi
Berdasarkan analisis ilmiah dan diskusi kasus mengenai manfaat ampas teh untuk tanaman, beberapa rekomendasi praktis dapat dirumuskan untuk optimalisasi penggunaannya:
Pertama, disarankan untuk mengintegrasikan ampas teh ke dalam sistem pengomposan yang ada.
Proses pengomposan tidak hanya menstabilkan senyawa bioaktif seperti kafein dan tanin yang berpotensi menghambat pertumbuhan, tetapi juga meningkatkan ketersediaan nutrisi dan mengurangi risiko pertumbuhan jamur yang tidak diinginkan.
Kompos yang dihasilkan akan menjadi amandemen tanah yang lebih seimbang dan aman, mendukung kesehatan mikroba tanah secara optimal.
Kedua, untuk aplikasi langsung, ampas teh sebaiknya dikeringkan sepenuhnya sebelum disebarkan di sekitar tanaman atau dicampurkan ke dalam media tanam. Pengeringan mencegah penggumpalan dan pembusukan yang dapat menarik hama atau menyebabkan masalah drainase.
Setelah kering, ampas teh dapat dicampurkan ke dalam tanah dengan proporsi yang moderat, sekitar 10-20% dari volume media tanam, untuk memperbaiki struktur dan menyediakan nutrisi lepas lambat.
Ketiga, bagi tanaman yang menyukai kondisi tanah asam, seperti blueberry, azalea, atau kamelia, ampas teh dapat menjadi amandemen yang sangat efektif untuk membantu mempertahankan pH tanah yang ideal.
Namun, pemantauan pH tanah secara berkala tetap krusial untuk memastikan bahwa tingkat keasaman tidak berlebihan, yang dapat menghambat penyerapan nutrisi oleh tanaman lain. Penggunaan yang berkelanjutan dan terukur akan memberikan hasil terbaik.
Keempat, pertimbangkan untuk membuat “teh kompos” dari ampas teh. Rendam ampas teh dalam air selama 24-48 jam, saring cairannya, dan gunakan sebagai pupuk cair untuk penyiraman tanaman.
Metode ini memberikan nutrisi yang cepat tersedia bagi tanaman, sangat bermanfaat untuk bibit atau tanaman yang menunjukkan tanda-tanda kekurangan nutrisi, serta minim risiko penumpukan residu padat.
Terakhir, selalu amati respons tanaman setelah aplikasi ampas teh. Variasi jenis tanaman, kondisi tanah, dan iklim dapat memengaruhi bagaimana tanaman merespons amandemen ini.
Jika ada tanda-tanda stres atau pertumbuhan yang tidak biasa, sesuaikan dosis atau frekuensi aplikasi. Pendekatan berbasis observasi ini akan memastikan penggunaan ampas teh yang paling efektif dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, ampas teh, yang seringkali dianggap sebagai limbah, terbukti memiliki segudang manfaat substansial untuk tanaman dan kesehatan tanah.
Kandungan nutrisi makro dan mikro, kemampuannya dalam memperbaiki struktur tanah, serta perannya dalam meningkatkan aktivitas mikroba tanah menjadikannya sumber daya organik yang sangat berharga.
Selain itu, potensi ampas teh sebagai penolak hama alami dan kontribusinya terhadap pengurangan limbah lingkungan semakin memperkuat posisinya sebagai komponen penting dalam praktik pertanian berkelanjutan.
Meskipun demikian, penggunaan yang bijaksana dan terinformasi sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan menghindari potensi masalah. Pengomposan, pengeringan yang tepat, dan aplikasi dalam jumlah moderat adalah kunci keberhasilan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan metode aplikasi, menentukan dosis ideal untuk berbagai jenis tanaman dan kondisi tanah, serta memahami secara lebih mendalam interaksi kompleks antara ampas teh dan ekosistem tanah dalam jangka panjang.
Dengan demikian, ampas teh dapat terus berkontribusi pada pertanian yang lebih hijau dan efisien di masa depan.