TPA Banyumas Jadi Rujukan Nasional, Setiap Tahun Lebih dari 5.000 Orang Belajar Kelola Sampah untuk Indonesia Bersih

Sabtu, 19 April 2025 oleh jurnal

TPA Banyumas Jadi Rujukan Nasional, Setiap Tahun Lebih dari 5.000 Orang Belajar Kelola Sampah untuk Indonesia Bersih

TPA Banyumas: Inspirasi Pengelolaan Sampah Nasional, Ribuan Orang Belajar Setiap Tahun

Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, telah menjadi pusat pembelajaran pengelolaan sampah tingkat nasional. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Berbasis Lingkungan dan Edukasi (BLE) Banyumas dikunjungi lebih dari 5.000 orang setiap tahunnya. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia untuk belajar dan meniru kesuksesan Banyumas.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan kekagumannya setelah mengunjungi TPA tersebut. "Laporan yang saya terima menunjukkan lebih dari 5.000 kunjungan dalam setahun. Ini membuktikan Banyumas menjadi model pengelolaan sampah yang patut ditiru oleh daerah lain di Indonesia," ujarnya saat kunjungan pada Sabtu (19/4/2025).

Faisol merasa lega melihat langsung pengelolaan sampah di Banyumas, terutama karena banyak daerah lain masih kesulitan mengatasi masalah serupa. Ia menambahkan, "Setelah berkeliling Indonesia, melihat kabupaten yang berhasil menangani sampah seperti ini sungguh melegakan. Prinsip pengelolaan di sini sudah sesuai dengan kaidah yang ideal."

Salah satu hal yang mencolok adalah minimnya bau tidak sedap di TPA Banyumas. "Hampir tidak ada bau menyengat. Di TPA lain, bau sudah tercium sejak pintu gerbang. Di sini, karena pemilahan sampah organik dilakukan dengan baik, bau tidak terlalu menyengat," ungkap Faisol.

Keberhasilan Banyumas juga tak lepas dari pola pemberdayaan masyarakat. Pengelolaan sampah diserahkan kepada 70 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Sampah rumah tangga dikelola terlebih dahulu oleh KSM, dan hanya sampah yang tidak bisa diproses yang dikirim ke TPA.

"Yang paling menarik dan saya dukung penuh adalah kebijakan Bupati yang mengomersialkan pengelolaan sampah. Ini belum saya lihat di tempat lain selengkap di sini," puji Faisol. "Bupati berani memandatkan pengelolaan sampah berbasis ekonomi kepada KSM. Ada sekitar 70 KSM, dan yang operasional sekitar 50. Ini patut kita dukung sepenuhnya."

Terinspirasi dari Banyumas? Yuk, terapkan tips berikut untuk mengelola sampah rumah tangga dengan lebih baik!

1. Pilah Sampah dari Sumbernya - Biasakan memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari rumah. Sediakan tempat sampah berbeda dan beri label yang jelas. Misalnya, sampah organik untuk sisa makanan, dan anorganik untuk plastik dan kertas.

2. Manfaatkan Sampah Organik - Olah sampah organik menjadi kompos. Anda bisa menggunakan keranjang kompos atau lubang di tanah. Kompos ini bisa digunakan untuk menyuburkan tanaman di rumah.

3. Kurangi Penggunaan Plastik - Bawa tas belanja sendiri saat berbelanja dan hindari penggunaan plastik sekali pakai. Gunakan botol minum isi ulang dan wadah makanan yang bisa dipakai berulang kali.

4. Daur Ulang Sampah Anorganik - Kumpulkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, dan kaleng. Cari tahu bank sampah atau tempat pengumpulan sampah daur ulang di sekitar rumah Anda.

5. Bergabung dengan Komunitas - Cari tahu apakah ada komunitas atau kelompok peduli lingkungan di sekitar Anda. Bergabung dengan komunitas bisa menambah semangat dan pengetahuan Anda dalam mengelola sampah.

Apa saja manfaat dari TPA berbasis lingkungan dan edukasi seperti di Banyumas, Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan)?

TPA berbasis lingkungan dan edukasi memiliki banyak manfaat, seperti mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Ini juga dapat menjadi sumber pendapatan daerah melalui penjualan kompos dan produk daur ulang lainnya.

Bagaimana peran KSM dalam pengelolaan sampah di Banyumas, Pak Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat)?

KSM berperan penting dalam mengelola sampah dari sumbernya. Mereka melakukan pemilahan, pengolahan sampah organik menjadi kompos, dan pengumpulan sampah anorganik untuk didaur ulang. KSM menjadi garda terdepan dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.

Apa tantangan terbesar dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah seperti di Banyumas, Pak Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah)?

Tantangan terbesar adalah mengubah perilaku masyarakat agar terbiasa memilah sampah. Perlu edukasi dan sosialisasi yang intensif serta konsisten. Selain itu, dibutuhkan juga komitmen dan dukungan dari pemerintah daerah dalam menyediakan infrastruktur dan pendampingan bagi KSM.

Bagaimana cara masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah ini, Ibu Tri Rismaharini (Menteri Sosial)?

Masyarakat dapat berpartisipasi dengan memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan plastik, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, dan bergabung dengan bank sampah atau KSM di lingkungannya. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.

Apa harapan untuk masa depan pengelolaan sampah di Indonesia, Pak Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan)?

Harapannya, sistem pengelolaan sampah terpadu seperti di Banyumas dapat direplikasi di seluruh Indonesia. Pendidikan tentang pengelolaan sampah sejak dini juga perlu diintegrasikan dalam kurikulum sekolah agar generasi mendatang lebih peduli terhadap lingkungan.