Temukan Durasi Tidur Ideal, Cegah Serangan Jantung dengan Istirahat Cukup untuk kesehatan optimal
Sabtu, 31 Mei 2025 oleh jurnal
Cukupkah Tidur Anda? Ini Durasi Ideal untuk Jantung Sehat
Siapa sangka, kualitas dan kuantitas tidur kita punya pengaruh besar pada kesehatan jantung? Serangan jantung, kondisi mengerikan saat aliran darah ke jantung terhenti, bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kurang tidur. Sebuah studi menarik dari Universitas Uppsala di Swedia mengungkap fakta penting tentang hubungan ini.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidur hanya 4 jam sehari selama tiga hari berturut-turut saja sudah bisa meningkatkan potensi serangan jantung. Para peneliti mengamati peningkatan protein inflamasi dalam darah, yang merupakan respons tubuh terhadap stres atau penyakit. Jika kadar protein ini terus tinggi dalam jangka waktu lama, pembuluh darah bisa rusak dan risiko penyakit jantung pun meningkat, termasuk serangan dan gagal jantung.
Dalam studi tersebut, 16 pria sehat menghabiskan beberapa hari di laboratorium dengan pola makan dan paparan cahaya matahari yang dikontrol ketat. Mereka menjalani dua rutinitas: tidur normal (8,5 jam) dan tidur kurang (4,25 jam) selama tiga malam. Hasilnya? Mereka yang kurang tidur menunjukkan peningkatan signifikan pada penanda inflamasi yang terkait dengan penyakit jantung.
Jadi, Berapa Lama Sebaiknya Kita Tidur untuk Menjaga Jantung Tetap Sehat?
Menurut dr. Andreas Prasadja, seorang spesialis kesehatan tidur (somnologis) dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat, tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci untuk mencegah serangan jantung. Beliau merekomendasikan durasi tidur ideal antara 7 hingga 9 jam setiap malam.
"Durasi yang disarankan adalah 7 sampai 9 jam. Kurang dari 7 jam atau lebih dari 9 jam sama-sama meningkatkan risiko penyakit jantung," jelas dr. Andreas.
Selain durasi, kualitas tidur juga tak kalah penting. National Sleep Foundation menekankan bahwa kualitas tidur bukan hanya soal berapa lama kita tidur, tapi juga seberapa puas dan teratur jam tidur kita.
Dr. Andreas menambahkan bahwa tidur terlalu lama belum tentu menandakan kualitas tidur yang baik. Justru, seringkali itu adalah tanda adanya gangguan tidur yang membuat seseorang tidak cukup nyenyak.
"Tidak ada yang namanya kelamaan tidur, tetapi kenapa dia bisa tidur panjang atau tidur terlalu lama? Karena adanya kantuk yang berlebihan, adanya hypersomnia," ungkapnya.
Hypersomnia adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat mengantuk di siang hari, meskipun sudah tidur cukup di malam hari. Ini bisa disebabkan oleh masalah tidur seperti sleep apnea (henti napas saat tidur), yang sering ditandai dengan kebiasaan mendengkur.
"Ngantukan ini akan sangat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah," tegas dr. Andreas, yang juga menyebutkan bahwa sleep apnea sudah lama diketahui dapat menyebabkan hipertensi, diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Kebutuhan tidur setiap orang memang berbeda-beda, tergantung usia. Orang dewasa umumnya membutuhkan setidaknya 7 jam tidur setiap malam. Sementara bayi, anak-anak, dan remaja membutuhkan waktu tidur lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Berikut rekomendasi durasi tidur berdasarkan usia dari American Academy of Sleep Medicine:
- Bayi (4-12 bulan): 12-16 jam per hari (termasuk tidur siang)
- Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari (termasuk tidur siang)
- Anak-anak (3-5 tahun): 10-13 jam per hari (termasuk tidur siang)
- Anak-anak (6-12 tahun): 9-12 jam per hari
- Remaja (13-18 tahun): 9-10 jam per hari
- Dewasa (lebih dari 18 tahun): 7 jam atau lebih
Rekomendasi ini didasarkan pada ratusan studi penelitian berkualitas tinggi tentang durasi tidur dan dampaknya pada kesehatan, terutama terkait penyakit kardiovaskular, depresi, nyeri, dan diabetes. Namun, ingatlah bahwa ini hanyalah pedoman awal. Pertimbangkan juga kebutuhan pribadi Anda, seperti tingkat aktivitas dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Yuk, kita sama-sama perbaiki kualitas tidur kita demi kesehatan jantung yang lebih baik! Berikut beberapa tips sederhana yang bisa kamu coba:
1. Buat Jadwal Tidur yang Teratur - Coba deh, tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Ini membantu tubuhmu mengatur jam biologis alami dan membuat tidur lebih nyenyak. Contohnya, jika kamu biasanya tidur jam 10 malam, usahakan tetap tidur jam 10 malam meskipun hari libur.
Konsistensi adalah kuncinya!
2. Ciptakan Suasana Kamar yang Mendukung Tidur - Pastikan kamarmu gelap, tenang, dan sejuk. Gunakan tirai tebal untuk menghalangi cahaya, matikan suara notifikasi di ponsel, dan atur suhu ruangan agar nyaman. Misalnya, gunakan aromaterapi lavender untuk menenangkan pikiran sebelum tidur.
Lingkungan yang nyaman sangat berpengaruh!
3. Hindari Kafein dan Alkohol Sebelum Tidur - Keduanya bisa mengganggu siklus tidurmu. Sebaiknya hindari kopi, teh, soda, dan minuman beralkohol setidaknya 4-6 jam sebelum tidur. Sebagai gantinya, cobalah minum teh herbal hangat seperti chamomile.
Perhatikan apa yang kamu konsumsi!
4. Batasi Penggunaan Gadget Sebelum Tidur - Cahaya biru dari layar ponsel, tablet, atau laptop bisa menekan produksi melatonin, hormon yang membantu kita tidur. Cobalah untuk tidak menggunakan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur. Kamu bisa membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan sebagai gantinya.
Jauhkan diri dari layar!
5. Olahraga Secara Teratur, Tapi Jangan Terlalu Dekat dengan Waktu Tidur - Olahraga memang baik untuk kesehatan, tapi hindari berolahraga terlalu berat beberapa jam sebelum tidur. Olahraga bisa meningkatkan suhu tubuh dan membuatmu sulit tidur. Sebaiknya, lakukan olahraga di pagi atau sore hari.
Waktu olahraga juga penting!
6. Kelola Stres dengan Baik - Stres bisa menjadi penyebab utama sulit tidur. Cobalah teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk menenangkan pikiran sebelum tidur. Atau, kamu bisa menulis jurnal untuk mencurahkan segala kekhawatiranmu.
Tenangkan pikiranmu!
Apakah benar kurang tidur bisa menyebabkan serangan jantung, menurut Bapak Budi?
Menurut dr. Andreas Prasadja, spesialis kesehatan tidur, kurang tidur memang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Studi menunjukkan bahwa tidur kurang dari 7 jam sehari bisa meningkatkan penanda inflamasi yang terkait dengan penyakit jantung.
Berapa jam idealnya saya tidur setiap malam, menurut Ibu Susi?
American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan 7 jam atau lebih untuk orang dewasa. Namun, dr. Andreas Prasadja menyarankan durasi ideal antara 7 hingga 9 jam. Penting untuk memperhatikan kebutuhan tubuh masing-masing.
Apa itu hypersomnia dan bagaimana pengaruhnya terhadap jantung, menurut Mas Joko?
Menurut dr. Andreas Prasadja, hypersomnia adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat mengantuk di siang hari meski sudah tidur cukup. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seringkali disebabkan oleh masalah tidur seperti sleep apnea.
Apakah tidur terlalu lama juga berbahaya bagi jantung, menurut Mbak Ani?
Dr. Andreas Prasadja menjelaskan bahwa tidur terlalu lama seringkali menandakan adanya gangguan tidur yang membuat seseorang tidak cukup nyenyak. Gangguan tidur ini, seperti sleep apnea, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain durasi tidur, faktor apa lagi yang penting untuk kualitas tidur, menurut Bapak Herman?
Menurut National Sleep Foundation, kualitas tidur tidak hanya berkaitan dengan durasi tidur, tetapi juga kepuasan dan keteraturan jam tidur. Usahakan untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
Apa saja tanda-tanda sleep apnea yang perlu saya waspadai, menurut Ibu Rina?
Menurut dr. Andreas Prasadja, salah satu tanda umum sleep apnea adalah kebiasaan mendengkur. Jika Anda sering mendengkur dan merasa sangat mengantuk di siang hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.