Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Semata Wayang R.A. Kartini yang Terlupakan Sejarah Kisah Hidupnya yang Pilu
Selasa, 22 April 2025 oleh jurnal
Soesalit Djojoadhiningrat: Kisah Pilu Anak Semata Wayang R.A. Kartini yang Terlupakan
Nama Raden Ajeng Kartini begitu harum sebagai pelopor emansipasi wanita Indonesia. Namun, tahukah Anda tentang kisah pilu anak semata wayangnya, Soesalit Djojoadhiningrat? Namanya seakan tenggelam di balik gemilang sang ibu, padahal perjalanan hidupnya penuh liku, mulai dari menjadi yatim piatu di usia belia hingga dituduh terlibat pemberontakan dan menjadi tahanan rumah.
Kehidupan Awal yang Penuh Duka
Soesalit lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 13 September 1904, buah hati RA Kartini dan RM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat, Bupati Rembang saat itu. Kebahagiaan mereka tak lama, Kartini wafat hanya empat hari setelah melahirkan. Soesalit pun tumbuh besar tanpa dekapan kasih sayang seorang ibu. Takdir kembali menguji Soesalit di usia delapan tahun ketika sang ayah menyusul Kartini, meninggalkannya yatim piatu. Ia kemudian diasuh oleh neneknya, Ngasirah, dan kakak tirinya, Abdulkarnen Djojoadhiningrat, yang membiayai pendidikan dan membimbingnya.
Jejak Pendidikan dan Karier yang Berliku
Seperti sang ibu, Soesalit menimba ilmu di Europe Lagere School (ELS), sekolah elit untuk anak-anak Belanda dan bangsawan pribumi. Lulus dari ELS pada 1919, ia melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Semarang, lalu ke Rechtshoogeschool (RHS) di Batavia, sekolah tinggi hukum bergengsi. Namun, Soesalit hanya setahun di RHS sebelum akhirnya bekerja sebagai pegawai pamong praja kolonial.
Kejutan datang ketika Abdulkarnen menawarinya posisi di Politieke Inlichtingen Dienst (PID), polisi rahasia Hindia Belanda. Tugasnya memata-matai pergerakan nasional dan spionase asing, termasuk dari Jepang. Soesalit berada dalam dilema, bekerja untuk pemerintah kolonial yang menindas bangsanya sendiri.
Saat Jepang berkuasa, Soesalit meninggalkan PID dan bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air). Pasca kemerdekaan, ia aktif berjuang, menjadi Panglima Divisi III Diponegoro dan bergerilya di Gunung Sumbing saat Agresi Militer Belanda II. Sayangnya, karier militernya tak mulus. Pangkatnya diturunkan dari Mayor Jenderal menjadi Kolonel, lalu dipindahkan ke Kementerian Perhubungan.
Tuduhan Pemberontakan dan Akhir Hayat
Puncak penderitaannya adalah Peristiwa Madiun 1948. Namanya tercantum dalam dokumen pemberontak sebagai "orang yang diharapkan". Soesalit, yang dekat dengan beberapa tokoh dan laskar kiri, dituduh terlibat, meskipun tak pernah terbukti dan tanpa proses peradilan. Ia menjadi tahanan rumah, kemudian dibebaskan Presiden Soekarno dan dipindahkan menjadi perwira staf di Kementerian Pertahanan.
Soesalit kemudian menjabat Kepala Penerbangan Sipil dan Penasihat Menteri Pertahanan. Ia mengabdi sebagai pejabat sipil dengan pangkat militer tanpa bintang, namanya perlahan menghilang dari publik. Soesalit wafat pada 17 Maret 1979 di Rumah Sakit Angkatan Perang (RSAP). Ia meninggalkan pesan agar keturunannya hidup rendah hati dan tidak membanggakan status sebagai anak RA Kartini.
Berikut beberapa tips untuk memahami sejarah tokoh nasional Indonesia lebih dalam:
1. Telusuri berbagai sumber. - Jangan hanya mengandalkan satu buku atau artikel. Carilah informasi dari berbagai sumber, seperti buku biografi, jurnal ilmiah, artikel online, dan dokumen sejarah lainnya. Misalnya, untuk mempelajari RA Kartini, Anda bisa membaca buku biografi, surat-suratnya, dan artikel tentang konteks sosial pada zamannya.
2. Perhatikan konteks zaman. - Pahami latar belakang sosial, politik, dan ekonomi pada masa tokoh tersebut hidup. Ini akan membantu Anda memahami tindakan dan pemikiran mereka. Contohnya, memahami situasi kolonialisme di Indonesia penting untuk memahami perjuangan RA Kartini.
3. Kritis terhadap informasi. - Jangan mudah percaya dengan semua informasi yang Anda temukan. Periksa sumbernya dan bandingkan dengan informasi dari sumber lain. Waspadai informasi yang bias atau tidak akurat.
4. Diskusikan dengan orang lain. - Berbagi informasi dan berdiskusi dengan teman, guru, atau ahli sejarah dapat memperluas wawasan Anda. Anda bisa mendapatkan perspektif baru dan informasi tambahan.
5. Kunjungi museum atau situs bersejarah. - Mengunjungi museum atau situs bersejarah yang terkait dengan tokoh tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih nyata dan mendalam. Misalnya, Anda bisa mengunjungi Museum RA Kartini di Jepara.
6. Baca karya tulis tokoh tersebut (jika ada). - Membaca langsung karya tulis tokoh tersebut, seperti buku, artikel, atau surat, dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pemikiran dan gagasan mereka.
Bagaimana Soesalit Djojoadhiningrat terlibat dalam Peristiwa Madiun 1948? (Pertanyaan dari Ani Wijaya)
Menurut sejarawan Anhar Gonggong, keterlibatan Soesalit dalam Peristiwa Madiun masih belum jelas dan perlu penelitian lebih lanjut. Namanya memang tercantum dalam dokumen, namun tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan langsung. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk konteks politik saat itu dan hubungan Soesalit dengan tokoh-tokoh kiri.
Apa pesan terakhir Soesalit Djojoadhiningrat untuk keturunannya? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
JJ Rizal, sejarawan dan penulis, menyatakan bahwa Soesalit berpesan agar keturunannya hidup sederhana dan tidak menyombongkan diri sebagai anak RA Kartini. Ia ingin mereka mengukir prestasi sendiri tanpa bergantung pada nama besar ibunya.
Bagaimana kondisi keturunan Soesalit Djojoadhiningrat saat ini? (Pertanyaan dari Dewi Pertiwi)
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh pemerhati sejarah Bonnie Triyana, keturunan Soesalit hidup dalam kondisi yang beragam. Beberapa di antara mereka hidup sederhana dan menghadapi tantangan ekonomi. Penting bagi kita untuk menghormati privasi mereka dan tidak mengeksploitasi latar belakang keluarga mereka.
Apa peran Abdulkarnen Djojoadhiningrat dalam kehidupan Soesalit? (Pertanyaan dari Rudi Hartono)
Sejarawan Peter Carey menjelaskan bahwa Abdulkarnen, kakak tiri Soesalit, berperan penting dalam membesarkan dan mendidik Soesalit setelah kedua orang tua mereka meninggal. Dia membiayai pendidikan Soesalit dan membimbingnya dalam menjalani kehidupan.
Mengapa kisah Soesalit Djojoadhiningrat kurang dikenal masyarakat? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
Penulis buku biografi Christine Hakim berpendapat bahwa kisah Soesalit mungkin kurang dikenal karena tertutupi oleh popularitas RA Kartini. Selain itu, riwayat hidup Soesalit yang penuh lika-liku dan kontroversi mungkin juga menjadi salah satu faktor mengapa kisahnya kurang dipublikasikan secara luas. Namun, penting untuk menggali dan mempelajari kisah Soesalit agar kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang sejarah Indonesia.