Roadmap 'Bensin' Hidrogen di Indonesia Meluncur, Toyota, Arah Makin Jelas Menuju Masa Depan
Rabu, 16 April 2025 oleh jurnal
Roadmap Hidrogen Indonesia Meluncur, Toyota Makin Optimis
Toyota, khususnya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), telah lama menjadi pionir dalam pengembangan mobil berbahan bakar hidrogen di Indonesia. Kini, upaya mereka mendapat angin segar dengan diterbitkannya roadmap hidrogen dan amonia nasional (RHAN) oleh Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM). Presiden Direktur TMMIN, Nandi, menyambut baik kehadiran RHAN ini, menyatakannya sejalan dengan visi Toyota untuk memperkenalkan fuel cell electric vehicles (FCEV) ke pasar Indonesia.
Menariknya, komitmen Toyota terhadap hidrogen di Indonesia sudah terlihat sejak satu dekade lalu, dimulai dengan mendatangkan Toyota Mirai. Investasi besar pun telah digelontorkan, terbukti dengan pembangunan Hydrogen Refueling Station senilai Rp 34 miliar, bahkan sebelum roadmap resmi diterbitkan. Generasi kedua Mirai FCEV direncanakan hadir pada 2024, disusul Crown FCEV pada 2025.
"Dengan adanya roadmap ini, arahnya sekarang makin jelas," ungkap Nandi di Jakarta Convention Center. "Kami telah mendahului dengan membangun infrastruktur, studi, dan edukasi, meskipun roadmap belum ada. Sekarang, kami akan menyesuaikan langkah dengan roadmap tersebut."
RHAN membagi proyeksi pertumbuhan pemanfaatan hidrogen di sektor transportasi menjadi tiga fase:
- Fase Inisiasi (2025-2034): Fokus pada proyek percontohan dan komersialisasi stasiun pengisian bahan bakar hidrogen, serta penggunaan hidrogen pada bus dan truk.
- Fase Pengembangan dan Integrasi (2035-2045): Peningkatan penggunaan hidrogen dengan proyek pilot untuk mobil fuel cell dan transportasi laut berbasis fuel cell.
- Fase Akselerasi dan Berkelanjutan (2051-2060): Optimalisasi teknologi fuel cell untuk kendaraan listrik dan penggunaan hidrogen skala besar.
RHAN juga memproyeksikan penggunaan hidrogen mencapai 438 ton per tahun untuk 3.000 unit mobil pada 2030, dan meningkat drastis menjadi 530 ribu ton per tahun untuk 3,6 juta unit FCEV pada 2060. Tantangannya, menurut Nandi, adalah memastikan biaya penggunaan hidrogen setara dengan bahan bakar konvensional agar menarik minat konsumen.
Menteri ESDM Bahlil optimis dengan potensi hidrogen di Indonesia, mengingatkan bahwa Indonesia memiliki cadangan batu bara terbesar keenam di dunia, sumber daya penting untuk produksi hidrogen. Ia juga berkomitmen memprioritaskan sumur gas baru untuk pasar domestik dan hilirisasi, termasuk hidrogen. Kekayaan sumber daya alam Indonesia, termasuk gas, batu bara, dan air, diyakininya menjadi modal kuat dalam pengembangan hidrogen.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa PLN telah memproduksi 200 ton hidrogen per tahun, di mana 128 ton masih belum termanfaatkan dan berpotensi menjadi bahan bakar kendaraan yang lebih murah dan bersih.
Yuk, pahami lebih lanjut tentang teknologi hidrogen! Berikut beberapa tips praktis:
1. Pelajari Dasar-Dasar FCEV: Pahami cara kerja fuel cell dalam menghasilkan listrik dari hidrogen. Misalnya, bayangkan hidrogen dan oksigen bereaksi dalam fuel cell seperti baterai yang menghasilkan listrik, hanya saja 'limbahnya' hanyalah air bersih.
2. Ketahui Manfaat Hidrogen: Ketahui keunggulan hidrogen sebagai bahan bakar, seperti ramah lingkungan dan efisien. Contohnya, emisi FCEV hanya berupa uap air, berbeda dengan mobil bensin yang menghasilkan gas buang.
3. Ikuti Perkembangan RHAN: Pantau perkembangan implementasi RHAN di Indonesia untuk mengetahui peluang dan tantangannya.
4. Cari Informasi Terkini: Baca artikel dan berita tentang teknologi hidrogen untuk mengetahui inovasi dan perkembangan terbaru. Misalnya, cari tahu tentang jenis-jenis mobil hidrogen yang sudah ada di pasaran.
5. Diskusikan dengan Ahli: Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk berdiskusi dengan ahli di bidang energi atau otomotif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Bagaimana prospek pengembangan infrastruktur pengisian hidrogen di Indonesia, Pak Nandi? (Ditanyakan oleh Ani Handayani)
Pembangunan infrastruktur pengisian hidrogen merupakan kunci keberhasilan implementasi FCEV. Kami di TMMIN berkomitmen untuk terus berinvestasi dan berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak terkait untuk memperluas jaringan stasiun pengisian hidrogen di seluruh Indonesia.
Apa saja tantangan terbesar dalam hilirisasi hidrogen di Indonesia, Pak Bahlil? (Ditanyakan oleh Budi Santoso)
Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan harga hidrogen kompetitif dibandingkan bahan bakar lain. Kami akan terus mendorong inovasi dan efisiensi dalam produksi hidrogen agar biayanya terjangkau bagi masyarakat.
Bagaimana PLN berperan dalam mendukung ekosistem hidrogen di Indonesia, Pak Darmawan? (Ditanyakan oleh Cindy Pertiwi)
PLN berkomitmen untuk memanfaatkan excess energi yang kami miliki untuk produksi hidrogen. Kami juga akan mengembangkan teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar.
Kapan kira-kira mobil hidrogen akan tersedia secara luas di pasar Indonesia, Pak Nandi? (Ditanyakan oleh Dedi Supriadi)
Kami terus bekerja keras untuk menghadirkan mobil hidrogen ke pasar Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan perkembangan infrastruktur, kami optimis FCEV akan semakin terjangkau dan tersedia luas dalam beberapa tahun mendatang.
Apa dampak penggunaan hidrogen terhadap lingkungan, Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan)? (Ditanyakan oleh Eka Wijaya)
Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.