Protes Keras Rencana Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani, Apa yang Terjadi?
Jumat, 25 April 2025 oleh jurnal
Protes Keras Alumni dan Warga Atas Pemecahan Aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani
BANGIL - Rencana pembagian aset SMAN 1 Bangil untuk SMA Taruna Madani memicu gelombang protes dari warga dan alumni. Mereka merasa ikut berperan dalam pembangunan dan pengembangan SMAN 1 Bangil sejak awal berdiri, sehingga mempertanyakan akuisisi aset tersebut.
Rabu (23/4), Chairil Muchlis, alumni angkatan 1988, memimpin Aliansi Alumni dan Masyarakat Bangil Peduli SMANBA untuk beraudiensi dengan DPRD dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Muchlis menegaskan bahwa mereka tidak menentang keberadaan SMA Taruna Madani, namun mempertanyakan urgensinya yang dianggap mencederai rasa keadilan.
"SMAN 1 Bangil adalah satu-satunya SMA yang diperebutkan oleh lima kecamatan, termasuk Gempol yang memiliki penduduk terpadat. Seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi memiliki data rasio tersebut. SMA Taruna Madani justru mengurangi kuota SMAN 1 Bangil, terbukti dari 12 rombongan belajar (rombel) kini menjadi 9 rombel," ujarnya.
Kekhawatiran akan keputusan sepihak (top-down) dari Pemprov terkait pemecahan aset semakin meningkat. Muchlis menekankan bahwa aset SMAN 1 Bangil bukan semata-mata berasal dari pemerintah, melainkan juga dari partisipasi masyarakat melalui sumbangan.
Data yang dihimpun alumni juga menunjukkan tren penurunan prestasi SMAN 1 Bangil sejak berdirinya SMA Taruna Madani. Kondisi ini bahkan memicu beberapa demonstrasi dengan salah satu tuntutannya adalah penggantian kepala sekolah.
Gandung, alumni angkatan pertama, mengenang perjuangan di masa-masa awal berdirinya sekolah. Ia mengingat betul bagaimana butuh waktu tiga tahun bagi sekolah untuk memiliki gedung sendiri. Sebelumnya, para siswa harus menumpang di sekolah-sekolah lain.
"Waktu itu belum punya gedung. Baru kelas 3 ada gedung. Banyak partisipasi masyarakat yang dikoordinir BP3, yang sekarang menjadi komite sekolah," kenangnya.
Menanggapi polemik ini, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur, Suhartatik, menjelaskan bahwa telah ada kesepakatan win-win solution yang sedang dijalankan.
Berikut beberapa tips untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan sekolah:
1. Bergabung dengan Komite Sekolah: - Komite sekolah adalah wadah resmi bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan sekolah. Dengan bergabung, Anda dapat menyalurkan aspirasi dan ide-ide konstruktif.
Contoh: Menghadiri rapat komite sekolah secara rutin dan aktif menyampaikan usulan.
2. Menyumbangkan Tenaga dan Keahlian: - Jika Anda memiliki keahlian tertentu, seperti mengajar, desain grafis, atau manajemen, Anda dapat menyumbangkannya untuk mendukung kegiatan sekolah.
Contoh: Menjadi mentor bagi siswa atau membantu dalam kegiatan ekstrakurikuler.
3. Menggalang Dana: - Penggalangan dana dapat membantu sekolah dalam memenuhi kebutuhan operasional dan pengembangan fasilitas.
Contoh: Mengadakan acara penggalangan dana atau mencari sponsor untuk kegiatan sekolah.
4. Menjalin Komunikasi yang Baik: - Komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan pihak sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Contoh: Menghadiri pertemuan orang tua dan guru secara rutin.
5. Mendukung Kegiatan Sekolah: - Dukung kegiatan sekolah, seperti acara olahraga, seni, dan akademik, untuk memotivasi siswa dan meningkatkan prestasi sekolah.
Contoh: Menghadiri acara pentas seni atau pertandingan olahraga yang diadakan sekolah.
6. Menjaga Nama Baik Sekolah: - Jaga nama baik sekolah dengan berperilaku positif dan menjadi teladan bagi siswa.
Contoh: Menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan menaati peraturan yang berlaku.
Bagaimana mekanisme pengajuan keberatan terhadap kebijakan pemerintah terkait aset sekolah, seperti yang terjadi di SMAN 1 Bangil? (Pertanyaan dari Siti Nurhaliza)
Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, Pakar Hukum Tata Negara: "Masyarakat dapat mengajukan keberatan melalui jalur hukum, seperti mengajukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara. Selain itu, dapat juga ditempuh jalur non-litigasi, seperti audiensi dengan DPRD atau pemerintah daerah, menyampaikan petisi, dan memanfaatkan media massa untuk menyampaikan aspirasi."
Apa peran komite sekolah dalam penyelesaian polemik aset sekolah? (Pertanyaan dari Budi Santoso)
Retno Listyarti, Komisioner KPAI: "Komite sekolah berperan sebagai jembatan antara orang tua, masyarakat, dan sekolah. Dalam kasus ini, komite sekolah dapat memfasilitasi dialog antara pihak yang berkonflik, mencari solusi bersama, dan memastikan kepentingan terbaik bagi siswa terpenuhi."
Bagaimana dampak pengurangan rombel terhadap kualitas pendidikan di SMAN 1 Bangil? (Pertanyaan dari Ani Widayati)
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: "Pengurangan rombel berpotensi meningkatkan rasio siswa per guru, yang idealnya dapat meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar. Namun, hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas guru dan sarana prasarana pendidikan."
Apa solusi terbaik untuk mengatasi konflik kepentingan dalam pengelolaan aset sekolah? (Pertanyaan dari Dedi Supriadi)
Anies Baswedan, Akademisi dan Mantan Gubernur DKI Jakarta: "Solusi terbaik adalah melalui dialog yang transparan dan partisipatif antara semua pihak terkait, termasuk pemerintah, sekolah, komite sekolah, dan masyarakat. Kesepakatan yang dicapai haruslah adil dan berorientasi pada kepentingan pendidikan siswa."
Bagaimana cara memastikan transparansi dalam pengelolaan sumbangan masyarakat untuk sekolah? (Pertanyaan dari Ratna Sari)
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan: "Transparansi dapat diwujudkan dengan membuat laporan keuangan yang rinci dan akuntabel, melibatkan komite sekolah dalam pengawasan pengelolaan keuangan, dan melakukan audit secara berkala. Informasi terkait penggunaan dana juga harus dipublikasikan secara terbuka kepada masyarakat."