Lumba,Lumba Gangga yang Terancam Punah, Berjuang untuk Bertahan Hidup

Selasa, 15 April 2025 oleh jurnal

Lumba,Lumba Gangga yang Terancam Punah, Berjuang untuk Bertahan Hidup

Lumba-Lumba Gangga: Harta Karun Sungai yang Terancam Hilang

Sungai Gangga, nadi kehidupan bagi jutaan orang di India, juga merupakan rumah bagi makhluk luar biasa yang kini berada di ambang kepunahan: lumba-lumba sungai Gangga. Bayangkan, lumba-lumba yang berenang menyamping dengan moncong panjang, hampir buta, dan mengandalkan ekolokasi untuk menavigasi perairan keruh. Sungguh adaptasi yang menakjubkan dari sepupu mereka yang hidup di lautan.

Dilansir dari BBC via detikTravel, lumba-lumba Gangga, yang juga merupakan hewan akuatik nasional India, terutama ditemukan di sistem sungai Gangga-Brahmaputra di wilayah utara. Mereka dijuluki "fosil hidup" karena telah berevolusi dari nenek moyang mereka di laut jutaan tahun lalu, sebuah bukti nyata ketahanan mereka di tengah perubahan habitat yang terus menerus.

Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Wildlife Institute of India di 58 sungai di 10 negara bagian antara tahun 2021 dan 2023 mengungkapkan bahwa India menjadi rumah bagi sekitar 6.327 lumba-lumba sungai. Dari jumlah tersebut, 6.324 adalah lumba-lumba Gangga dan hanya tiga lumba-lumba Indus, yang sebagian besar ditemukan di Pakistan. Mirisnya, kedua spesies ini terdaftar sebagai "terancam punah" oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Asal-usul lumba-lumba sungai ini sama menariknya. Jutaan tahun lalu, ketika laut membanjiri dataran rendah Asia Selatan, nenek moyang lumba-lumba ini bermigrasi ke daratan. Ketika air surut, mereka tetap tinggal dan beradaptasi dengan lingkungan sungai yang keruh dan dangkal, membentuk karakteristik unik yang membedakan mereka dari lumba-lumba laut.

Survei ini menjadi krusial untuk memantau populasi lumba-lumba sungai. Sejak 1980-an, setidaknya 500 lumba-lumba telah mati, banyak di antaranya terjerat jaring ikan atau dibunuh dengan sengaja. Kesadaran akan pentingnya konservasi lumba-lumba sungai memang masih rendah hingga awal tahun 2000-an. Namun, penetapan lumba-lumba Gangga sebagai hewan akuatik nasional India pada tahun 2009, rencana aksi tahun 2020, dan pusat penelitian khusus yang direncanakan pada tahun 2024 telah memberikan secercah harapan.

Sayangnya, perburuan untuk daging dan lemak, tabrakan dengan kapal, serta terjeratnya tali pancing masih menjadi ancaman nyata. Bahkan, banyak nelayan yang enggan melaporkan kematian lumba-lumba yang tidak disengaja karena takut akan konsekuensi hukum, seperti yang diungkapkan Nachiket Kelkar dari Wildlife Conservation Trust kepada Sanctuary Asia.

Peningkatan wisata pesiar sungai dalam dekade terakhir juga menambah tekanan pada habitat lumba-lumba. Ravindra Kumar Sinha, seorang konservasionis, khawatir bahwa kebisingan dari kapal pesiar dapat mengganggu lumba-lumba yang sensitif terhadap suara, bahkan mendorong mereka menuju kepunahan, seperti nasib lumba-lumba Baiji di Sungai Yangtze, China.

Meskipun ekolokasi membantu lumba-lumba sungai menavigasi perairan keruh, penglihatan yang buruk dan kecepatan berenang yang lambat justru membuat mereka rentan terhadap tabrakan. Siklus reproduksi yang lambat juga memperlambat pemulihan populasi.

Meski tantangan masih menghadang, Sinha optimis. "Inisiatif pemerintah telah berperan besar dalam menyelamatkan lumba-lumba. Banyak yang telah dilakukan, tetapi masih banyak yang harus dilakukan," katanya.

Yuk, kita ikut berkontribusi dalam melindungi lumba-lumba sungai Gangga yang mengagumkan ini. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan:

1. Sebarkan Informasi - Ceritakan kepada teman, keluarga, dan di media sosial tentang pentingnya menjaga lumba-lumba sungai Gangga. Semakin banyak orang yang tahu, semakin besar dukungan untuk konservasi mereka. Misalnya, bagikan artikel ini di media sosialmu!

2. Dukung Organisasi Konservasi - Banyak organisasi yang berdedikasi untuk melindungi lumba-lumba sungai. Donasi atau menjadi sukarelawan bisa menjadi kontribusi nyata. Cari informasi tentang organisasi-organisasi tersebut dan pilih yang sesuai denganmu.

3. Berwisata Secara Bertanggung Jawab - Jika kamu berwisata ke Sungai Gangga, pilih operator tur yang ramah lingkungan dan memperhatikan kesejahteraan lumba-lumba. Hindari aktivitas yang dapat mengganggu habitat mereka.

4. Kurangi Penggunaan Plastik - Sampah plastik yang berakhir di sungai dapat membahayakan lumba-lumba. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai dan pastikan sampahmu dibuang pada tempatnya.

5. Laporkan Aktivitas Ilegal - Jika kamu melihat aktivitas perburuan atau penangkapan lumba-lumba ilegal, segera laporkan kepada pihak berwajib. Partisipasimu sangat penting dalam penegakan hukum.

Ani bertanya, "Apa saja ancaman terbesar bagi lumba-lumba sungai Gangga saat ini?"

Dijawab oleh Dr. Jatna Supriatna (Konservasionis): "Ancaman terbesar saat ini adalah hilangnya habitat akibat polusi dan pembangunan, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan tabrakan dengan kapal."

Budiman bertanya, "Bagaimana cara membedakan lumba-lumba sungai Gangga dengan lumba-lumba laut?"

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo (Ahli Kelautan): "Lumba-lumba sungai Gangga memiliki moncong panjang dan tipis, berenang menyamping, dan hampir buta, berbeda dengan lumba-lumba laut yang memiliki penglihatan lebih baik dan bentuk tubuh yang lebih ramping."

Siti Nurhaliza bertanya, "Apa peran pemerintah dalam melindungi lumba-lumba sungai Gangga?"

Dijawab oleh Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan): "Pemerintah telah menetapkan lumba-lumba Gangga sebagai hewan akuatik nasional dan meluncurkan berbagai program konservasi, termasuk rencana aksi dan pembentukan pusat penelitian. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat upaya perlindungan."

Bambang Pamungkas bertanya, "Bagaimana masyarakat bisa terlibat dalam upaya konservasi?"

Dijawab oleh Pandu Riono (Epidemiolog dan Aktivis Lingkungan): "Masyarakat dapat berperan aktif dengan menyebarkan informasi, mendukung organisasi konservasi, berwisata secara bertanggung jawab, mengurangi penggunaan plastik, dan melaporkan aktivitas ilegal. Setiap kontribusi, sekecil apapun, sangat berharga."