Ketahui Tanggapan Kurir dan Konsumen Soal Pembatasan Gratis Ongkir, Apa Dampaknya bagi Kita semua?
Minggu, 25 Mei 2025 oleh jurnal
Pembatasan Gratis Ongkir: Apa Kata Kurir dan Konsumen?
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru saja menerbitkan aturan baru mengenai layanan pos komersial. Peraturan Menteri Kominfo (Permen Kominfo) Nomor 8 Tahun 2025 ini menjadi perbincangan hangat, terutama karena salah satu poinnya yang mengatur pembatasan program gratis ongkos kirim (ongkir).
Sesuai dengan Permen Kominfo ini, penyedia jasa pengiriman hanya boleh menawarkan promo gratis ongkir selama tiga hari dalam sebulan. Kebijakan ini ditujukan secara khusus untuk produk yang dijual di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) dan diskon yang menyebabkan tarif pengiriman di bawah biaya operasional. Namun, perlu diingat bahwa aturan ini tidak berlaku untuk promo gratis ongkir yang diselenggarakan langsung oleh e-commerce, dan bahkan bisa diperpanjang jika e-commerce merasa perlu melakukan evaluasi.
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kominfo, Edwin Hidayat Abdullah, menjelaskan bahwa pembatasan ini menyasar potongan harga yang tidak realistis, yang menggerus biaya operasional seperti upah kurir, biaya transportasi antarkota, biaya penyortiran, dan biaya pendukung lainnya.
"Jika praktik diskon ekstrem ini terus berlanjut, dampaknya akan sangat serius. Kurir bisa dibayar sangat rendah, perusahaan kurir merugi, dan kualitas layanan pengiriman secara keseluruhan akan menurun," ujar Edwin, seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (19/5/2025).
Kebijakan baru ini tentu saja memicu beragam reaksi di kalangan masyarakat, khususnya di media sosial. Tim Kompas.com kemudian mencoba mewawancarai beberapa kurir dan konsumen untuk mendapatkan pandangan mereka mengenai aturan baru ini.
Tanggapan Para Kurir
Toto Haryanto, seorang kurir yang bekerja di Lion Parcel Boyolali, mengaku belum mengetahui detail Permen Kominfo Nomor 8/2025. Meskipun demikian, ia merasa kebijakan ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap jumlah orderannya. Hal ini karena Lion Parcel Boyolali tidak terafiliasi langsung dengan e-commerce besar dan lebih banyak melayani pengiriman dari pelanggan perorangan.
Namun, Toto, yang pernah bekerja sebagai kurir di Lazada Jakarta selama tujuh tahun, justru mendukung kebijakan pembatasan gratis ongkir ini. Ia berpendapat bahwa aturan ini dapat membantu perusahaan untuk memberikan kompensasi yang lebih layak kepada para kurir.
"Dengan begini, perusahaan kan bisa membagi komisi dari keuntungan mereka untuk menyejahterakan para kurir," ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (21/5/2025).
Toto juga menceritakan pengalamannya saat bekerja di Lazada, di mana ia sempat merasakan dampak buruk dari perang tarif antar perusahaan jasa pengiriman. Program gratis ongkir yang gencar dilakukan oleh perusahaan lain menyebabkan volume pengiriman yang ia tangani menurun.
Dengan pengalaman sembilan tahun di dunia pengiriman, Toto berharap pemerintah lebih memperhatikan status kerja dan kesejahteraan para pekerja di industri ini. Ia menyoroti status kemitraan yang masih banyak diterapkan.
"Rata-rata kurir itu statusnya mitra. Semoga pemerintah dan menteri terkait bisa menghapus sistem kemitraan ini, biar nasib kurir bisa lebih sejahtera," harap Toto.
Kebijakan pembatasan gratis ongkir memang bisa sedikit mengubah cara kita berbelanja online. Tapi tenang, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar tetap bisa belanja hemat dan bijak!
1. Rencanakan Pembelianmu - Sebelum berbelanja, buatlah daftar barang yang benar-benar kamu butuhkan. Hindari impulsif membeli barang hanya karena tergiur promo. Dengan perencanaan, kamu bisa memaksimalkan belanja saat ada promo gratis ongkir.
Contohnya, jika kamu tahu akan membutuhkan perlengkapan mandi dalam waktu dekat, tunggu saja sampai ada promo gratis ongkir untuk membelinya.
2. Manfaatkan Promo dari E-commerce - Ingat, kebijakan ini tidak membatasi promo gratis ongkir yang diberikan langsung oleh e-commerce. Pantau terus promo-promo yang ditawarkan oleh e-commerce favoritmu.
Banyak e-commerce yang menawarkan promo gratis ongkir di hari-hari tertentu atau untuk pembelian dengan nominal tertentu.
3. Bandingkan Harga dari Beberapa Toko - Jangan terpaku pada satu toko saja. Bandingkan harga barang yang sama dari beberapa toko online. Terkadang, selisih harga bisa lebih besar daripada biaya ongkir.
Gunakan fitur perbandingan harga yang banyak tersedia di situs e-commerce atau aplikasi marketplace.
4. Pertimbangkan untuk Belanja Grosir - Jika kamu sering membeli barang yang sama, pertimbangkan untuk membeli dalam jumlah yang lebih banyak (grosir). Biasanya, toko online menawarkan harga yang lebih murah untuk pembelian grosir, dan kamu bisa menghemat biaya ongkir.
Misalnya, jika kamu sering membeli kopi instan, beli saja satu pak besar sekaligus daripada membeli satuan setiap hari.
Apakah kebijakan pembatasan gratis ongkir ini akan berlaku selamanya, ya? Pertanyaan dari Budi Santoso.
Menurut Bapak Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kominfo, kebijakan ini akan dievaluasi secara berkala. Jadi, kemungkinan ada perubahan di masa depan tergantung pada hasil evaluasi dan dampaknya terhadap industri logistik dan konsumen.
Sebagai konsumen, bagaimana saya bisa menyiasati kebijakan ini agar tetap bisa belanja hemat? Pertanyaan dari Siti Aminah.
Ibu Kartika Wirjoatmodjo, seorang pengamat ekonomi digital, menyarankan agar konsumen lebih cerdas dalam berbelanja online. Manfaatkan promo lain selain gratis ongkir, seperti diskon produk atau cashback. Selain itu, bandingkan harga dari berbagai toko sebelum membeli.
Apakah kebijakan ini akan membuat penghasilan kurir berkurang? Pertanyaan dari Joko Susilo.
Menurut Bapak Toto Haryanto, seorang kurir Lion Parcel, kebijakan ini justru berpotensi meningkatkan kesejahteraan kurir. Dengan tidak adanya perang tarif yang ekstrem, perusahaan diharapkan dapat memberikan kompensasi yang lebih layak kepada para kurir.
Apakah kebijakan ini hanya berlaku untuk pengiriman dalam kota saja? Pertanyaan dari Maya Sari.
Bapak Rudiantara, mantan Menteri Kominfo, menjelaskan bahwa kebijakan ini berlaku untuk semua jenis pengiriman, baik dalam kota maupun luar kota, yang menggunakan jasa pos komersial.
Apa dampak jangka panjang dari kebijakan ini terhadap industri e-commerce di Indonesia? Pertanyaan dari Anton Wijaya.
Ibu Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang juga memiliki pengalaman di industri e-commerce, berpendapat bahwa kebijakan ini dapat mendorong persaingan yang lebih sehat di antara para pelaku e-commerce. Mereka akan lebih fokus pada kualitas produk dan layanan, daripada hanya mengandalkan promo gratis ongkir.