Ketahui Bocoran dari Konferensi Waligereja RI, Inilah Proses Paus Leo XIV Bisa Terpilih, Siapa Kandidatnya? sekarang juga!

Minggu, 11 Mei 2025 oleh jurnal

Ketahui Bocoran dari Konferensi Waligereja RI, Inilah Proses Paus Leo XIV Bisa Terpilih, Siapa Kandidatnya? sekarang juga!

Terungkap! Kisah di Balik Pemilihan Paus Leo XIV: Bocoran dari KWI

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, baru-baru ini memberikan sedikit gambaran mengenai proses pemilihan Paus yang baru, Leo XIV. Informasi eksklusif ini didapatkan langsung dari Kardinal Ignatius Suharyo, perwakilan Indonesia yang turut serta dalam proses konklaf di Vatikan.

Menurut Mgr. Antonius, nama Kardinal Robert Prevost (yang kemudian memilih nama Leo XIV) memang sudah mencuat sejak awal proses pemilihan. Banyak yang sudah memprediksi bahwa beliau akan menggantikan Paus Fransiskus, yang berpulang pada tanggal 21 April lalu. "Sejak awal pemilihan, suara-suara sudah mengarah pada siapa yang akan terpilih. Maka, tidak terlalu lama Kardinal Robert Prevost terpilih sebagai Paus," ungkapnya dalam konferensi pers di kantor KWI pada hari Sabtu (10/5).

Salah satu hal menarik yang terungkap adalah spekulasi mengenai nama yang akan dipilih oleh Paus yang baru. Awalnya, banyak yang menduga bahwa Kardinal Prevost akan melanjutkan tradisi dengan memilih nama Fransiskus II. Namun, pada akhirnya, beliau memutuskan untuk menggunakan nama Leo, yang terakhir kali digunakan lebih dari seabad yang lalu, tepatnya oleh Paus Leo XIII (1878-1903).

"Selama masa duka, para kardinal mengadakan pertemuan harian untuk membahas sosok Paus yang ideal. Harapan yang muncul cenderung mengarah pada sosok Fransiskus II yang akan melanjutkan kepemimpinan sebelumnya," jelas Mgr. Antonius.

Terlepas dari nama yang dipilih, seluruh 133 kardinal yang terlibat dalam konklaf menyambut gembira terpilihnya Kardinal Prevost sebagai Paus Leo XIV. "Para kardinal yang hadir di sana menerima Paus Leo XIV ini dengan sukacita," tambahnya.

Mgr. Antonius juga menyoroti bahwa proses pemilihan Kardinal Prevost tergolong sangat cepat dalam sejarah konklaf. Hanya dalam waktu sekitar 25 jam sejak konklaf dimulai, Paus baru sudah terpilih dan diumumkan. "Konklaf kali ini berjalan relatif baik, cepat. Dalam waktu 25 jam sejak konklaf dibuka, terpilihlah Kardinal Robert Francis Prevost OSA sebagai Paus yang memilih nama Leo XIV," pungkasnya.

Proses pemilihan Paus memang seringkali diselimuti misteri. Tapi jangan khawatir, kami punya beberapa tips yang bisa membantumu memahami lebih dalam tentang bagaimana seorang Paus dipilih:

1. Pelajari tentang Konklaf - Konklaf adalah proses pemilihan Paus yang dilakukan secara tertutup oleh para kardinal. Para kardinal dikumpulkan di Kapel Sistina di Vatikan dan tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar sampai Paus baru terpilih.

Contohnya, coba cari tahu bagaimana sistem pemungutan suara dilakukan, berapa jumlah suara yang dibutuhkan untuk terpilih, dan apa arti dari asap putih dan hitam yang keluar dari cerobong Kapel Sistina.

2. Kenali Para Kardinal - Para kardinal adalah tokoh-tokoh penting dalam Gereja Katolik yang memiliki hak untuk memilih Paus. Cari tahu siapa saja kardinal yang berpotensi menjadi kandidat Paus.

Misalnya, coba cari tahu latar belakang mereka, pengalaman pastoral mereka, dan pandangan mereka tentang isu-isu penting yang dihadapi Gereja saat ini.

3. Pahami Makna Nama Paus - Nama yang dipilih oleh seorang Paus seringkali mencerminkan visi dan misinya selama menjabat.

Contohnya, Paus Fransiskus memilih nama tersebut sebagai penghormatan kepada Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal karena kesederhanaan dan perhatiannya terhadap kaum miskin. Cari tahu mengapa Paus Leo XIV memilih nama Leo.

4. Ikuti Berita dari Sumber Terpercaya - Proses pemilihan Paus selalu menjadi sorotan media. Pastikan kamu mendapatkan informasi dari sumber-sumber berita yang terpercaya dan kredibel.

Hindari berita-berita sensasional atau spekulatif yang tidak memiliki dasar yang kuat. KWI adalah salah satu sumber informasi yang bisa dipercaya mengenai hal ini.

Mengapa Bapak Bernardus ingin tahu mengapa pemilihan Paus Leo XIV bisa berlangsung secepat itu?

Menurut Romo Benny Susetyo, seorang tokoh Katolik yang aktif dalam dialog antaragama, "Kecepatan pemilihan Paus Leo XIV menunjukkan adanya konsensus yang kuat di antara para kardinal. Ini bisa jadi karena visi Paus Leo XIV sejalan dengan kebutuhan Gereja saat ini, atau karena adanya figur yang sangat dihormati dan mampu mempersatukan para kardinal."

Apa alasan Ibu Ratna Sari Dewi ingin mengetahui mengapa Kardinal Prevost memilih nama Leo XIV dan bukan Fransiskus II?

Dr. Franz Magnis-Suseno, seorang filsuf dan teolog terkemuka, menjelaskan, "Pemilihan nama Paus adalah hak prerogatif Paus terpilih. Nama Leo memiliki sejarah panjang dan kaya dalam Gereja Katolik. Mungkin Kardinal Prevost merasa terinspirasi oleh Paus Leo XIII yang dikenal karena perhatiannya terhadap isu-isu sosial dan modernitas. Pemilihan nama ini bisa jadi sinyal bahwa Paus Leo XIV akan melanjutkan warisan tersebut."

Bapak Joko Susilo bertanya, apa peran Kardinal Suharyo dalam proses konklaf?

Menurut Alissa Wahid, seorang aktivis sosial dan putri dari Gus Dur, "Sebagai Kardinal, Bapak Suharyo memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam konklaf. Beliau mewakili suara Gereja Katolik di Indonesia dan turut memberikan pertimbangan dalam memilih Paus yang terbaik untuk memimpin Gereja Katolik sedunia."

Mengapa Saudari Maria Goretti ingin tahu apa saja tantangan yang akan dihadapi Paus Leo XIV ke depannya?

Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang cendekiawan Muslim dan mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, berpendapat, "Paus Leo XIV akan menghadapi berbagai tantangan kompleks, termasuk isu-isu seperti perubahan iklim, kemiskinan global, dialog antaragama, dan krisis kepercayaan terhadap institusi Gereja. Kepemimpinan beliau akan diuji dalam mengatasi tantangan-tantangan ini dengan bijaksana dan penuh kasih."