Kemenkes Ungkap Jumlah Petugas Kesehatan Haji 2025 Hanya 188 Orang, Kekurangan Semakin Mengkhawatirkan

Jumat, 18 April 2025 oleh jurnal

Kemenkes Ungkap Jumlah Petugas Kesehatan Haji 2025 Hanya 188 Orang, Kekurangan Semakin Mengkhawatirkan

Jumlah Petugas Kesehatan Haji 2025 Menurun Drastis

Kabar mengejutkan datang dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai jumlah petugas kesehatan yang akan bertugas dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025. Terjadi penurunan signifikan, hampir 50%, dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menyampaikan hal ini dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Tahun lalu, tercatat 306 petugas kesehatan haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Namun, di tahun 2025 ini, jumlahnya menyusut menjadi hanya 188 petugas. Penurunan drastis ini tentu menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapan pelayanan kesehatan bagi para calon jemaah haji.

"Jumlah PPIH Kesehatan yang akan mengelola Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Mekah dan Madinah, serta klinik di bandara, tahun ini hanya ada 188 petugas, sementara tahun lalu mencapai 306 orang," ungkap Liliek.

Meskipun jumlah petugas berkurang, Liliek memastikan Kemenkes tetap berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Klinik di bandara, khususnya di Jeddah, akan dioperasikan. Di Jeddah, Kemenkes akan menyewa ruangan khusus dan menyediakan mobil golf untuk evakuasi jemaah dari pesawat ke klinik. Sementara di Madinah, pelayanan kesehatan akan diberikan di area antara tempat jemaah turun dari pesawat menuju bus.

Selain itu, klinik sektor di Madinah (5 klinik) dan Mekah (10 klinik) juga akan dioperasionalkan. Klinik-klinik ini akan dikelola oleh dokter spesialis dan perawat. Lebih lanjut, setiap kloter haji akan didampingi satu dokter dan satu perawat dari petugas haji daerah.

Liliek berharap petugas haji daerah dari unsur kesehatan dapat berperan aktif dalam pelayanan kesehatan jemaah di kloter masing-masing. Dengan demikian, diharapkan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji tetap optimal meskipun terjadi pengurangan jumlah petugas.

Ibadah haji merupakan perjalanan fisik yang menuntut. Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan Anda selama menjalankan ibadah haji:

1. Konsumsi Air yang Cukup - Dehidrasi adalah musuh utama selama haji. Pastikan Anda minum air putih secara teratur, terutama di bawah terik matahari. Bawalah selalu botol air minum dan isi ulang setiap ada kesempatan.

2. Istirahat yang Cukup - Jangan memaksakan diri untuk melakukan semua kegiatan sekaligus. Istirahat yang cukup akan membantu tubuh Anda tetap bugar dan siap menjalankan ibadah.

3. Jaga Kebersihan - Cuci tangan sesering mungkin, terutama sebelum makan. Gunakan masker dan hindari kontak langsung dengan orang yang sakit.

4. Konsumsi Makanan Bergizi - Pilih makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga stamina. Hindari makanan yang terlalu pedas atau berlemak.

5. Patuhi Protokol Kesehatan - Ikuti semua protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi dan Indonesia untuk mencegah penyebaran penyakit.

Bagaimana dampak pengurangan petugas kesehatan terhadap kualitas layanan kesehatan jemaah haji, Bu Sri Mulyani?

(Menkeu Sri Mulyani): "Tentu kami prihatin dengan pengurangan ini. Kemenkeu akan bekerja sama dengan Kemenkes untuk memastikan alokasi anggaran yang tepat guna dan optimal, sehingga kualitas layanan kesehatan jemaah haji tidak terganggu meskipun dengan jumlah petugas yang lebih sedikit."

Apa strategi Kemenkes dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan dengan jumlah petugas yang terbatas, Pak Budi Gunadi Sadikin?

(Menkes Budi Gunadi Sadikin): "Strategi kami adalah memaksimalkan pemanfaatan teknologi dan memberdayakan petugas haji daerah. Kami juga akan memperkuat koordinasi dengan pihak terkait di Arab Saudi."

Apa saran Bapak untuk para jemaah haji agar tetap sehat selama menjalankan ibadah, Pak Yaqut Cholil Qoumas?

(Menag Yaqut Cholil Qoumas): "Saya mengimbau para jemaah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik sebelum berangkat, mematuhi protokol kesehatan, dan mengikuti arahan petugas. Semoga seluruh jemaah haji Indonesia diberikan kesehatan dan kelancaran dalam beribadah."

Bagaimana Ibu melihat peran teknologi dalam mendukung pelayanan kesehatan haji di masa depan, Bu Tri Rismaharini?

(Mensos Tri Rismaharini): "Teknologi memiliki peran krusial, misalnya telemedicine dapat memudahkan akses layanan kesehatan bagi jemaah di lokasi yang jauh dari fasilitas kesehatan. Ke depan, pemanfaatan teknologi perlu terus ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan haji."