Kata Moeldoko soal Tren Bahan Bakar Hidrogen di Indonesia, Masa Depan Energi Kita?

Jumat, 2 Mei 2025 oleh jurnal

Kata Moeldoko soal Tren Bahan Bakar Hidrogen di Indonesia, Masa Depan Energi Kita?

Hidrogen vs. Listrik: Moeldoko Bahas Masa Depan Bahan Bakar Kendaraan di Indonesia

Ketua Umum Periklindo, Moeldoko, menilai teknologi bahan bakar hidrogen untuk kendaraan di Indonesia masih terlalu dini. Menurutnya, peralihan bahan bakar kendaraan berlangsung bertahap, dari bensin, hybrid, hingga listrik murni. Hidrogen, yang berbahan dasar air, dianggapnya sebagai lompatan teknologi yang terlalu jauh ke depan.

"Hidrogen itu lompatan teknologi. Dari mesin konvensional (ICE), ke hybrid, ke baterai, lalu ke hidrogen. Saya pikir butuh waktu," ujar Moeldoko di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (29/4).

Ketika ditanya mana yang lebih unggul antara hidrogen dan listrik, Moeldoko tak memberikan jawaban pasti. Ia menekankan bahwa pilihan konsumen akan ditentukan oleh faktor-faktor seperti harga, keamanan, jarak tempuh, dan kecepatan pengisian daya.

"Konsumen pasti mempertimbangkan harga, keamanan, jarak tempuh, dan faktor lainnya. Mana pun yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut, itulah yang akan dipilih, entah listrik atau hidrogen. Intinya: harga terjangkau, aman, jarak tempuh jauh, dan pengisian daya cepat," jelasnya.

Moeldoko menambahkan, adopsi hidrogen terkendala oleh harga bahan baku yang masih tinggi dan minimnya stasiun pengisian bahan bakar. Saat ini, baru ada dua SPBH di Indonesia, milik Toyota di Karawang dan PLN di Senayan. Penjualan mobil hidrogen pun belum dimulai.

Sebagai informasi, ada beberapa kategori hidrogen yang dibedakan berdasarkan warna. Sederhananya, ada dua jenis utama: low carbon dan high carbon. Hidrogen low carbon, yang cocok untuk kendaraan, harganya masih mahal, di atas Rp84.000 per kg, bahkan ada yang mencapai Rp168.000 per kg. Sementara hidrogen grey (high carbon) jauh lebih murah, di bawah Rp33.000 per kg, tetapi tidak ramah lingkungan karena dihasilkan dari bahan bakar fosil tanpa teknologi penangkapan karbon (CCS).

Berikut beberapa tips untuk lebih memahami bahan bakar hidrogen:

1. Ketahui Jenis-jenis Hidrogen: - Pahami perbedaan antara hidrogen low carbon dan high carbon. Low carbon lebih ramah lingkungan, sementara high carbon dihasilkan dari bahan bakar fosil.

2. Pertimbangkan Faktor Harga: - Harga hidrogen low carbon masih relatif tinggi. Bandingkan dengan harga listrik untuk kendaraan listrik agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

3. Cari Tahu Tentang Infrastruktur: - Ketersediaan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen masih terbatas. Pastikan ada SPBH di dekat Anda jika berencana menggunakan kendaraan berbahan bakar hidrogen.

4. Ikuti Perkembangan Teknologi: - Teknologi hidrogen terus berkembang. Pantau perkembangan terbaru untuk mendapatkan informasi terkini tentang harga, efisiensi, dan ketersediaan.

Apakah mobil hidrogen sudah bisa dibeli di Indonesia, Pak Budi Santoso?

Budi Santoso (Pengamat Otomotif): Belum, saat ini mobil hidrogen belum dijual secara komersial di Indonesia.

Apa bedanya hidrogen low carbon dan high carbon, Ibu Nurul Azizah?

Nurul Azizah (Peneliti Energi Terbarukan): Hidrogen low carbon dihasilkan dengan proses yang lebih ramah lingkungan, sedangkan high carbon berasal dari bahan bakar fosil dan menghasilkan emisi karbon.

Kapan kira-kira hidrogen bisa jadi bahan bakar utama kendaraan di Indonesia, Pak Bambang Wijaya?

Bambang Wijaya (Kementerian ESDM): Masih sulit dipastikan, tergantung perkembangan teknologi, infrastruktur, dan harga hidrogen di masa mendatang.

Di mana saya bisa mengisi bahan bakar hidrogen untuk mobil, Ibu Ani Sutrisno?

Ani Sutrisno (Pertamina): Saat ini SPBH masih sangat terbatas, baru ada di Karawang (milik Toyota) dan Senayan (milik PLN).