Inilah Terobosan Medis, Peneliti Temukan Senyawa Ganja pada Tanaman Lain, harapan untuk pengobatan inovatif.

Rabu, 14 Mei 2025 oleh jurnal

Inilah Terobosan Medis, Peneliti Temukan Senyawa Ganja pada Tanaman Lain, harapan untuk pengobatan inovatif.

Terobosan Baru: Senyawa Ganja Ditemukan di Tanaman Lain!

Kabar gembira datang dari Brasil! Para ilmuwan baru saja membuat penemuan yang bisa mengubah lanskap dunia medis. Bayangkan, senyawa cannabidiol (CBD), yang selama ini identik dengan tanaman ganja, ternyata juga ditemukan di tanaman lain. Tanaman ajaib ini bernama Trema micrantha blume, sebuah semak liar yang sering dianggap sebagai gulma di Brasil.

Penemuan ini diumumkan oleh Rodrigo Moura Neto, seorang ahli biologi molekuler dari Universitas Federal Rio de Janeiro. Dalam wawancaranya, Neto menjelaskan bahwa timnya berhasil mengisolasi CBD dari buah dan bunga tanaman Trema. Kabar baiknya lagi, tanaman ini tumbuh subur di berbagai wilayah Brasil.

"Ini adalah alternatif legal untuk memanfaatkan manfaat ganja," kata Neto. "Tanaman ini tumbuh di seluruh Brasil. Ini bisa menjadi sumber cannabidiol yang lebih sederhana dan murah."

CBD Tanpa Efek "High": Potensi Besar di Balik Legalitas

CBD dikenal luas karena potensinya dalam meredakan berbagai masalah kesehatan, mulai dari epilepsi hingga nyeri kronis dan kecemasan. Masalahnya, selama ini CBD selalu diasosiasikan dengan ganja, tanaman yang masih ilegal di banyak negara, termasuk Indonesia.

Yang membuat penemuan ini begitu istimewa adalah kenyataan bahwa Trema mengandung CBD, tetapi sama sekali tidak memiliki THC (tetrahydrocannabinol). THC adalah senyawa psikoaktif yang bertanggung jawab atas efek "high" yang sering dikaitkan dengan penggunaan ganja. Dengan kata lain, Trema berpotensi menjadi sumber CBD yang aman, legal, dan bebas kontroversi.

Peluang Ekonomi dan Langkah Penelitian Selanjutnya

Pasar CBD global saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Menurut riset dari Vantage Market Research, nilai pasar CBD global mencapai hampir 5 miliar dolar AS, dan diperkirakan akan melonjak menjadi lebih dari 47 miliar dolar AS pada tahun 2028! Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat CBD untuk kesehatan dan kebugaran.

Untuk menggali potensi Trema lebih dalam, tim Neto menerima hibah sebesar 500.000 real Brasil (sekitar Rp 1,66 miliar) dari pemerintah setempat. Dana ini akan digunakan untuk penelitian lanjutan, termasuk mengembangkan metode ekstraksi CBD yang paling efektif dari tanaman ini dan menguji efektivitasnya dalam pengobatan medis.

"Kami berencana mengembangkan penelitian ini untuk memahami seberapa efektif ekstrak CBD dari Trema dalam menangani penyakit yang selama ini diobati dengan ganja medis," jelas Neto.

Meskipun hasil awal penelitian ini belum dipublikasikan secara resmi, penemuan ini membuka peluang baru untuk produksi CBD yang lebih mudah diakses dan terjangkau, tanpa terhambat oleh masalah legalitas yang sering menyertai ganja.

Menariknya, penemuan serupa juga pernah terjadi di Thailand, di mana tanaman kerabat Trema juga diketahui mengandung CBD. Ini menunjukkan bahwa dunia botani masih menyimpan banyak rahasia yang bisa membuka pintu bagi terobosan besar dalam bidang kesehatan.

Tertarik dengan potensi CBD tapi masih ragu karena masalah legalitas? Tenang, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan manfaat CBD dengan aman dan sesuai aturan:

1. Cari Tahu Legalitas CBD di Daerahmu - Peraturan mengenai CBD berbeda-beda di setiap negara dan daerah. Pastikan kamu memahami aturan yang berlaku di tempat tinggalmu sebelum membeli atau menggunakan produk CBD.

Misalnya, di beberapa negara bagian di Amerika Serikat, CBD legal selama mengandung kurang dari 0,3% THC. Cari informasi dari sumber yang terpercaya seperti situs web pemerintah atau organisasi kesehatan.

2. Konsultasikan dengan Dokter - Sebelum mencoba CBD, konsultasikan dengan dokter, terutama jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Dokter bisa memberikan saran mengenai dosis yang tepat dan potensi interaksi obat.

Misalnya, CBD bisa berinteraksi dengan obat pengencer darah. Dokter akan membantu meminimalkan risiko efek samping.

3. Pilih Produk CBD yang Teruji di Laboratorium Pihak Ketiga - Pastikan produk CBD yang kamu beli telah diuji oleh laboratorium independen. Hasil uji laboratorium ini biasanya tercantum pada kemasan produk atau di situs web produsen.

Uji laboratorium pihak ketiga memastikan bahwa produk mengandung kadar CBD yang sesuai dengan klaim, serta bebas dari kontaminan seperti logam berat dan pestisida.

4. Perhatikan Kandungan THC - THC adalah senyawa psikoaktif dalam ganja yang bisa menyebabkan efek "high". Pastikan produk CBD yang kamu pilih mengandung kadar THC yang rendah (biasanya di bawah 0,3%) atau bahkan tidak mengandung THC sama sekali.

Produk CBD dengan kadar THC yang rendah biasanya tidak akan menyebabkan efek psikoaktif, tetapi tetap memberikan manfaat terapeutik.

5. Mulai dengan Dosis Rendah - Jika kamu baru pertama kali mencoba CBD, mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Perhatikan bagaimana tubuhmu bereaksi terhadap CBD.

Setiap orang memiliki toleransi yang berbeda terhadap CBD. Memulai dengan dosis rendah membantu meminimalkan risiko efek samping.

6. Pilih Bentuk Produk CBD yang Sesuai - CBD tersedia dalam berbagai bentuk, seperti minyak, kapsul, krim, dan permen. Pilih bentuk produk yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhanmu.

Misalnya, minyak CBD bisa diteteskan di bawah lidah untuk penyerapan yang lebih cepat, sementara krim CBD bisa dioleskan langsung pada area yang nyeri.

Apakah benar kata Budi, CBD dari tanaman Trema ini legal di Indonesia?

Menurut Dr. Siti, seorang ahli hukum kesehatan, legalitas CBD di Indonesia masih abu-abu. Walaupun CBD itu sendiri tidak termasuk dalam daftar narkotika, produk yang mengandung CBD harus memenuhi persyaratan tertentu, termasuk kadar THC yang sangat rendah. Sebaiknya cek regulasi terbaru dari Badan POM dan Kementerian Kesehatan.

Kalau menurut Rina, apa perbedaan utama antara CBD dari ganja dan CBD dari Trema?

Menurut Prof. Joko, seorang ahli farmakologi, perbedaan utamanya adalah kandungan THC. CBD dari ganja bisa mengandung THC, yang menyebabkan efek psikoaktif. Sementara CBD dari Trema, menurut penelitian awal, tidak mengandung THC, sehingga tidak menimbulkan efek "high". Ini membuat CBD dari Trema menjadi pilihan yang lebih menarik dari segi legalitas dan keamanan.

Kata Anton, apa saja manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari CBD?

Menurut Dr. Maya, seorang spesialis saraf, CBD memiliki potensi untuk meredakan berbagai kondisi, termasuk epilepsi, nyeri kronis, kecemasan, dan insomnia. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya efektivitas dan keamanan CBD dalam jangka panjang.

Menurut Desi, bagaimana cara terbaik mengonsumsi CBD?

Menurut Apoteker Andi, cara terbaik mengonsumsi CBD tergantung pada preferensi pribadi dan kondisi yang ingin diobati. Minyak CBD bisa diteteskan di bawah lidah untuk penyerapan yang cepat, kapsul mudah ditelan, sementara krim bisa dioleskan langsung pada area yang nyeri. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan saran yang paling tepat.

Kata Chandra, apakah ada efek samping dari penggunaan CBD?

Menurut Dr. Budi, seorang ahli penyakit dalam, CBD umumnya dianggap aman, tetapi beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan seperti kelelahan, diare, atau perubahan nafsu makan. Penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau reaksi tubuh. Jika efek samping berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.