Inilah Raksasa Mobil Listrik Ajukan Pailit, Guncang Industri Otomotif nasional sepenuhnya
Senin, 26 Mei 2025 oleh jurnal
Gawat! Raksasa Industri Mobil Listrik Ini Dikabarkan Bangkrut
Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari industri mobil listrik global. Asosiasi Mobilitas Elektronik Federal Jerman (BEM), sebuah kelompok besar yang menaungi ratusan perusahaan di sektor kendaraan listrik, dikabarkan telah mengajukan kebangkrutan. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka Jerman, Die Welt, pada hari Minggu, 25 Mei 2025.
Menurut laporan Die Welt yang juga dikutip oleh Russia Today, pengadilan kebangkrutan Berlin-Charlottenburg telah menunjuk administrator kebangkrutan sementara untuk menangani kasus BEM. Sayangnya, hingga saat ini, BEM belum memberikan penjelasan resmi mengenai alasan di balik keputusan sulit ini. Markus Emmert, salah satu anggota dewan BEM, juga menolak memberikan komentar terkait situasi ini.
BEM merupakan asosiasi yang cukup berpengaruh, mewakili sekitar 450 perusahaan dari berbagai negara, termasuk nama-nama besar seperti Mitsubishi dan Kia. Mereka berperan sebagai kelompok lobi yang menyuarakan kepentingan para pelaku industri mobil listrik di seluruh rantai nilai. BEM mengklaim bahwa anggota mereka memiliki omzet gabungan mencapai US$ 114 miliar (setara dengan Rp 1.853 triliun) dan mempekerjakan total sekitar satu juta orang. Asosiasi ini bahkan memiliki dewan penasihat parlementer sendiri.
Pengajuan kebangkrutan BEM terjadi di tengah kondisi industri otomotif Jerman yang sedang lesu. Pada bulan Maret lalu, Bosch, pemasok otomotif terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berpotensi berdampak pada ribuan karyawan. Stefan Hartung, CEO Bosch, menyebutkan bahwa keputusan tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi global yang tidak menentu, stagnasi di sektor otomotif, serta persaingan yang semakin ketat dari perusahaan-perusahaan asal China. Selain itu, Hartung juga menyoroti transisi ke kendaraan listrik yang berjalan lebih lambat dari perkiraan.
Kondisi sulit ini juga berdampak pada produsen mobil besar di Jerman. Pada bulan Januari, Reuters melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan otomotif raksasa asal Tiongkok tertarik untuk mengakuisisi pabrik Volkswagen di Jerman yang rencananya akan ditutup.
Pemerintah Jerman sebelumnya, di bawah kepemimpinan mantan Kanselir Olaf Scholz, menargetkan untuk memiliki 15 juta mobil listrik di jalanan Jerman pada tahun 2030. Namun, data dari Otoritas Transportasi Motor Federal menunjukkan bahwa hingga 1 Januari, hanya 1,6 juta kendaraan listrik yang terdaftar, atau hanya sekitar 3,3% dari total armada mobil penumpang di negara tersebut.
Awal tahun ini, Handelsblatt Research Institute (HRI) memperingatkan bahwa ekonomi Jerman berpotensi mengalami resesi pascaperang terpanjang, dengan proyeksi kontraksi ekonomi selama tiga tahun berturut-turut hingga tahun 2025.
Industri otomotif, khususnya mobil listrik, sedang mengalami masa-masa sulit. Tapi jangan khawatir! Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi ketidakpastian ini:
1. Diversifikasi Investasi - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Pertimbangkan untuk menginvestasikan dana kamu ke berbagai sektor industri, tidak hanya terpaku pada otomotif. Misalnya, kamu bisa mencoba berinvestasi di sektor teknologi, energi terbarukan, atau properti.
Dengan mendiversifikasi investasi, kamu bisa mengurangi risiko kerugian jika salah satu sektor mengalami kemunduran.
2. Tingkatkan Keterampilan - Dunia kerja terus berubah, dan penting untuk terus mengembangkan diri. Ikuti pelatihan, kursus, atau seminar yang relevan dengan bidang kamu, terutama yang berkaitan dengan teknologi baru. Misalnya, jika kamu bekerja di industri otomotif, pelajari tentang teknologi baterai, sistem penggerak listrik, atau perangkat lunak otomotif.
Dengan meningkatkan keterampilan, kamu akan menjadi lebih kompetitif dan memiliki peluang karir yang lebih baik.
3. Pantau Perkembangan Industri - Selalu update dengan berita dan tren terbaru di industri otomotif. Baca berita, ikuti blog, atau bergabung dengan komunitas online yang membahas topik ini. Misalnya, kamu bisa mengikuti berita tentang perkembangan teknologi mobil listrik, kebijakan pemerintah terkait kendaraan listrik, atau strategi perusahaan otomotif dalam menghadapi persaingan.
Dengan memantau perkembangan industri, kamu bisa mengantisipasi perubahan dan mengambil langkah-langkah yang tepat.
4. Jaga Kesehatan Finansial - Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi yang tidak terduga. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu dan prioritaskan kebutuhan pokok. Misalnya, kamu bisa membuat anggaran bulanan, mencari alternatif produk yang lebih murah, atau mengurangi frekuensi makan di luar.
Dengan menjaga kesehatan finansial, kamu akan merasa lebih tenang dan siap menghadapi tantangan ekonomi.
5. Bangun Jaringan - Jalin hubungan baik dengan rekan kerja, kolega, dan profesional di industri otomotif. Hadiri acara-acara industri, konferensi, atau seminar. Aktiflah di media sosial profesional seperti LinkedIn. Misalnya, kamu bisa bergabung dengan grup diskusi online, memberikan komentar pada postingan orang lain, atau membagikan konten yang relevan.
Dengan membangun jaringan, kamu bisa mendapatkan informasi, dukungan, dan peluang karir yang berharga.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan BEM, ya? Kok bisa bangkrut, menurut Mas Budi?
Menurut pengamat ekonomi, Dr. Budi Santoso, kebangkrutan BEM bisa jadi indikasi adanya masalah struktural di industri mobil listrik Jerman. "Persaingan yang ketat, transisi yang lambat ke kendaraan listrik, dan tekanan ekonomi global bisa menjadi faktor utama penyebabnya," ujarnya.
Apakah ini berarti industri mobil listrik akan hancur? Gimana menurut pendapat Mbak Ani?
Mbak Ani Susanti, seorang analis otomotif, menjelaskan bahwa kebangkrutan BEM bukan berarti kiamat bagi industri mobil listrik. "Ini lebih merupakan guncangan kecil yang bisa memicu konsolidasi dan inovasi. Industri ini masih memiliki potensi besar di masa depan," jelasnya.
Apa dampaknya bagi konsumen seperti saya, Pak Joko?
Pak Joko Widodo, seorang pengamat kebijakan publik, mengatakan bahwa konsumen mungkin akan melihat sedikit perubahan dalam harga dan ketersediaan mobil listrik dalam jangka pendek. "Namun, dalam jangka panjang, persaingan yang sehat akan mendorong inovasi dan harga yang lebih terjangkau," katanya.
Apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu industri ini, Bu Susi?
Menurut Ibu Susi Pudjiastuti, seorang pengusaha dan mantan menteri, pemerintah perlu memberikan insentif yang lebih besar bagi produsen dan konsumen mobil listrik. "Selain itu, pemerintah juga perlu berinvestasi dalam infrastruktur pengisian daya dan mempromosikan edukasi tentang manfaat mobil listrik," tegasnya.
Apakah ini sinyal buruk bagi investasi di sektor mobil listrik, Mas Anton?
Mas Anton Wijaya, seorang investor di bidang teknologi, berpendapat bahwa kebangkrutan BEM bisa menjadi peluang bagi investor yang cerdas. "Ini adalah waktu yang tepat untuk mencari perusahaan-perusahaan mobil listrik yang inovatif dan memiliki potensi pertumbuhan yang kuat," ujarnya.