Inilah Kasus Kanker Darah Meningkat di Indonesia, Mayoritas Leukemia, Saatnya Lebih Waspada demi kesehatan
Minggu, 18 Mei 2025 oleh jurnal
Kasus Kanker Darah di Indonesia Meningkat, Leukemia Jadi Momok Utama
Kabar kurang mengenakkan datang dari dunia kesehatan Indonesia. Jumlah kasus kanker darah menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Data dari Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022 mencatat adanya 13.959 kasus baru leukemia di Indonesia. Angka ini menjadikan leukemia sebagai jenis kanker darah yang paling banyak ditemukan di tanah air.
Setelah leukemia, jenis kanker darah lain yang juga cukup banyak ditemui adalah multiple myeloma (3.289 kasus) dan limfoma Hodgkin (1.294 kasus). Situasi ini dikonfirmasi oleh Dokter Nadia Ayu Mulansari, seorang spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi medik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Beliau mengungkapkan bahwa antrean pasien kanker darah di RSCM semakin hari semakin panjang.
"Memang betul, pasien kanker darah saat ini sangat banyak. Jenis yang paling sering kami temui adalah leukemia, limfoma, dan myeloma (multiple myeloma)," jelas Dokter Nadia saat menghadiri Siloam Oncology Summit 2025 di Jakarta, Sabtu (17/5).
Lebih lanjut, Dokter Nadia menjelaskan bahwa usia pasien untuk masing-masing jenis kanker darah ini berbeda-beda. Pasien multiple myeloma umumnya berusia di atas 50 tahun. Hal ini seringkali membuat pengobatan menjadi lebih rumit karena biasanya disertai dengan penyakit lain. Sementara itu, leukemia sering menyerang pasien usia muda, bahkan anak-anak. Untuk limfoma, distribusinya lebih merata, sekitar 50 persen pasien berusia muda dan sisanya berusia lanjut.
Mengenai kasus kanker darah pada anak-anak, Dokter Nadia juga membenarkan adanya peningkatan. Data kanker pada anak menunjukkan bahwa berdasarkan Globocan 2020, terdapat 11.156 kasus kanker pada anak usia 0-19 tahun. Dari jumlah tersebut, leukemia menduduki peringkat pertama dengan 3.880 kasus (sekitar 34,8 persen), diikuti oleh kanker getah bening atau limfoma sebanyak 640 kasus (5,7 persen).
Sayangnya, tingginya angka kasus tidak sejalan dengan tingkat kesembuhan. Data dari WHO tahun 2021 menunjukkan bahwa tingkat kesembuhan kanker anak di Indonesia masih di bawah 30 persen. Salah satu penyebab utamanya adalah keterlambatan diagnosis. Gejala awal kanker darah seringkali tidak disadari, sehingga pasien datang dalam kondisi stadium lanjut. Hal ini tentu saja mempengaruhi efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko kematian.
"Kadang gejala leukemia pada anak tidak disadari karena mirip dengan penyakit biasa. Misalnya, anak mudah lelah, pucat, demam berulang, atau mimisan. Padahal, itu bisa jadi tanda awal kanker darah," terang Dokter Nadia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menunjukkan bahwa saat ini terdapat lebih dari 400.000 orang di dunia yang menderita kanker darah. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 10 ribu penderita, yang sebagian besar adalah anak-anak. Secara keseluruhan, jumlah kasus kanker di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2022, tercatat 408.661 kasus baru kanker dengan angka kematian mencapai 242.099 jiwa.
Melihat situasi ini, deteksi dini, edukasi masyarakat, serta akses pengobatan yang cepat dan merata menjadi semakin penting. Dokter Nadia menekankan bahwa kesadaran masyarakat terhadap gejala awal kanker darah perlu ditingkatkan. Selain itu, akses ke layanan hematologi onkologi juga harus diperluas, terutama di daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas yang memadai.
"Jika bisa dideteksi sejak dini, peluang hidup pasien jauh lebih besar. Tapi kalau datangnya sudah terlambat, tentu tantangannya lebih besar bagi kami tim medis untuk menangani," pungkasnya.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Meskipun tidak semua jenis kanker darah dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menurunkan risiko dan meningkatkan peluang deteksi dini. Yuk, simak tips berikut ini:
1. Perhatikan Gejala Awal yang Muncul - Jangan pernah menyepelekan gejala-gejala seperti mudah lelah, demam tanpa sebab yang jelas, mimisan berulang, memar tanpa benturan, atau penurunan berat badan yang drastis. Konsultasikan dengan dokter jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala tersebut. Misalnya, jika anak Anda sering mimisan padahal tidak sedang sakit flu, segera periksakan ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang serius.
2. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin (Check-Up) - Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mendeteksi penyakit, termasuk kanker darah, pada tahap awal. Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kondisi sel-sel darah Anda. Misalnya, lakukan check-up minimal setahun sekali, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker darah atau faktor risiko lainnya.
3. Jalani Gaya Hidup Sehat - Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker. Konsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan hindari merokok serta konsumsi alkohol berlebihan. Misalnya, perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta lakukan olahraga ringan seperti jogging atau bersepeda minimal 30 menit setiap hari.
4. Hindari Paparan Bahan Kimia Berbahaya - Paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena dan radiasi, dapat meningkatkan risiko kanker darah. Usahakan untuk menghindari atau meminimalkan paparan terhadap bahan-bahan kimia berbahaya di lingkungan kerja atau rumah tangga. Misalnya, gunakan masker dan sarung tangan saat bekerja dengan bahan kimia, serta pastikan ventilasi ruangan selalu baik.
5. Konsultasikan dengan Dokter Jika Memiliki Riwayat Keluarga - Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kanker darah, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui risiko pribadi Anda dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan genetik atau pemantauan kesehatan yang lebih ketat. Misalnya, informasikan riwayat keluarga Anda kepada dokter saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Apa saja jenis-jenis kanker darah yang paling umum, menurut Bapak Budi Santoso?
Menurut Dokter Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, leukemia, limfoma, dan multiple myeloma adalah jenis kanker darah yang paling sering ditemui. Leukemia menyerang sel darah putih, limfoma menyerang sistem limfatik, dan multiple myeloma menyerang sel plasma.
Apakah kanker darah bisa disembuhkan, menurut Ibu Siti Aminah?
Prof. Dr. dr. Arry Harryanto Reksodiputro, SpPD-KHOM menyatakan bahwa peluang kesembuhan kanker darah sangat bervariasi tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Namun, dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, banyak pasien kanker darah yang dapat mencapai remisi atau bahkan sembuh total.
Apa saja faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terkena kanker darah, menurut Mas Joko Susilo?
Menurut dr. Andhika Rachman, SpPD, KHOM, beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terkena kanker darah antara lain paparan bahan kimia berbahaya (seperti benzena), radiasi, riwayat keluarga dengan kanker darah, kelainan genetik tertentu, dan infeksi virus tertentu.
Bagaimana cara mendeteksi dini kanker darah pada anak-anak, menurut Mbak Ratna Dewi?
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), penting bagi orang tua untuk mewaspadai gejala-gejala seperti mudah lelah, pucat, demam berulang, mimisan, memar tanpa sebab yang jelas, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Apa saja pilihan pengobatan yang tersedia untuk pasien kanker darah, menurut Bapak Herman Wijaya?
Menurut Prof. DR. Dr. Karmel Tambunan, SpPD, KHOM, pilihan pengobatan untuk kanker darah bervariasi tergantung pada jenis kanker, stadium penyakit, dan kondisi kesehatan pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang, terapi target, dan imunoterapi.
Apa peran keluarga dan orang terdekat dalam mendukung pasien kanker darah, menurut Ibu Larasati Putri?
Menurut Psikolog Klinis Dewasa, Tara de Thouars, BA, M.Psi, peran keluarga dan orang terdekat sangat penting dalam memberikan dukungan emosional, praktis, dan finansial kepada pasien kanker darah. Dukungan ini dapat membantu pasien untuk tetap termotivasi menjalani pengobatan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi stres.