Inilah Google Kehilangan Pengguna? Alternatifnya Semakin Diminati untuk pengalaman online terbaik
Sabtu, 10 Mei 2025 oleh jurnal
Era Baru Pencarian: Apakah Google Mulai Kehilangan Pengguna?
Dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu tampaknya mulai menghadapi tantangan serius. Munculnya teknologi kecerdasan buatan (AI) dan platform media sosial seperti TikTok mengubah cara orang mencari informasi. Kini, banyak netizen yang beralih ke alternatif lain untuk mendapatkan rekomendasi, tutorial, dan informasi mendalam tentang berbagai topik.
Selain itu, Google juga menghadapi tekanan dari Uni Eropa dan Amerika Serikat terkait tuduhan praktik monopoli. Masalah ini semakin menambah beban bagi perusahaan raksasa yang berbasis di Mountain View tersebut.
Apple Pertimbangkan Integrasi AI untuk Safari
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Apple berencana untuk mengintegrasikan fitur pencarian berbasis AI ke dalam browser Safari mulai tahun depan. Langkah ini diambil sebagai alternatif dari penggunaan Google sebagai mesin pencari default.
Informasi ini diungkapkan oleh Eddy Cue, wakil presiden senior layanan Apple, dalam persidangan antimonopoli Google. Cue mengungkapkan bahwa Google membayar Apple sebesar US$20 miliar agar Search tetap menjadi layanan mesin pencari default di Safari.
Menurut laporan The Verge, Apple telah melakukan diskusi dengan beberapa penyedia layanan pencari AI, termasuk Perplexity, OpenAI, dan Anthropic. Cue menyatakan bahwa fitur-fitur AI yang ada saat ini belum cukup memuaskan. Apple bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memastikan mereka memiliki opsi yang beragam.
Apple sendiri juga aktif dalam pengembangan teknologi AI, salah satunya dengan mengintegrasikan Siri dengan ChatGPT. Selain itu, Gemini dari Google juga dikabarkan akan segera hadir di iPhone. CEO Google, Sundar Pichai, mengonfirmasi bahwa kesepakatan terkait hal ini semakin dekat.
Cue juga menambahkan bahwa penggunaan fitur pencarian di Safari mengalami penurunan bulan lalu, yang merupakan pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir.
Gen Z Mulai Tinggalkan Google
Laporan dari The Verge, yang berkolaborasi dengan tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights, menunjukkan adanya pergeseran tren dalam cara netizen mencari informasi. Kekuatan kini beralih ke tangan pengguna, yang semakin mengutamakan komunitas dengan nilai dan kredibilitas tinggi.
"Teknologi lama seperti Google dan platform sosial lainnya mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Banyak orang yang beralih ke chatbot AI dan komunitas kecil, serta platform seperti TikTok," tulis laporan tersebut.
Kesimpulan ini didasarkan pada survei terhadap 2.000 pengguna internet di Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa 42% responden menganggap mesin pencari seperti Google semakin tidak berguna.
Sebanyak 66% responden merasa kualitas informasi di internet semakin buruk dan sulit mencari sumber yang dapat diandalkan. Sementara itu, 55% responden lebih memilih mengandalkan komunitas mereka untuk mencari informasi terbaru daripada platform pencarian seperti Google.
Lebih dari separuh (52%) responden telah beralih ke chatbot AI dan platform alternatif seperti TikTok untuk mencari informasi, daripada mengandalkan Google.
Menurunnya kepercayaan terhadap Google juga dipicu oleh fakta bahwa 76% responden merasa lebih dari seperempat hasil pencarian di Google, terutama saat mencari produk untuk dibeli secara online, menampilkan konten bersponsor atau iklan berbayar. Hanya 14% dari konten bersponsor tersebut yang dianggap benar-benar membantu pengalaman pencarian pengguna.
Mayoritas Gen Z (61%) dan milenial (53%) menggunakan tool AI sebagai pengganti Google untuk mencari informasi terkait topik tertentu.
Saat ini, ada banyak tool AI yang tersedia sebagai alternatif mesin pencari Google. Selain Perplexity dan OpenAI, ada juga mesin pencari AI lain yang mungkin belum banyak dikenal, seperti iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, dan You.com.
Di era yang serba cepat ini, menemukan informasi yang akurat dan relevan bisa jadi tantangan. Tapi jangan khawatir! Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk memaksimalkan pencarian informasi dan menghindari informasi yang kurang akurat:
1. Gunakan Mesin Pencari AI yang Terpercaya - Mesin pencari AI seperti Perplexity atau You.com menawarkan hasil pencarian yang lebih ringkas dan fokus. Misalnya, saat mencari "resep rendang terenak", mesin pencari AI akan langsung memberikan ringkasan resep dari berbagai sumber, bukan hanya daftar link seperti Google.
Pastikan kamu memilih mesin pencari AI yang memiliki reputasi baik dan sumber informasi yang jelas.
2. Manfaatkan Komunitas Online yang Relevan - Bergabung dengan forum, grup Facebook, atau subreddit yang sesuai dengan minatmu bisa memberikan informasi berharga dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.
Contohnya, jika kamu tertarik dengan fotografi, bergabunglah dengan grup fotografi online. Kamu bisa bertanya langsung kepada anggota lain tentang tips, trik, atau rekomendasi peralatan.
3. Verifikasi Informasi dari Berbagai Sumber - Jangan langsung percaya pada satu sumber informasi saja. Selalu bandingkan informasi dari berbagai sumber yang berbeda untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan akurat.
Misalnya, jika kamu membaca berita tentang perubahan iklim, periksa juga sumber-sumber ilmiah seperti laporan IPCC atau artikel dari jurnal ilmiah terpercaya.
4. Kritis Terhadap Konten Bersponsor dan Iklan - Waspadalah terhadap konten bersponsor dan iklan, terutama saat mencari informasi tentang produk atau layanan. Ingat, konten ini dibuat untuk mempromosikan produk atau layanan tertentu, bukan untuk memberikan informasi yang objektif.
Contohnya, saat mencari "laptop terbaik", perhatikan apakah hasil pencarian didominasi oleh ulasan yang disponsori oleh merek laptop tertentu. Cari ulasan independen dari sumber-sumber terpercaya.
Apakah benar Google akan segera ditinggalkan oleh banyak penggunanya, menurut pendapat Budi?
Menurut Onno W. Purbo, pakar teknologi informasi, memang ada pergeseran perilaku pengguna. "Google tetap relevan, tapi orang mencari alternatif karena butuh informasi yang lebih spesifik dan personal. Google terlalu luas, AI bisa lebih fokus," ujarnya.
Apa saja faktor yang menyebabkan Google mulai ditinggalkan, menurut pendapat Siti?
Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, "Salah satu faktornya adalah kemudahan akses informasi melalui platform lain seperti TikTok dan chatbot AI. Generasi muda mencari informasi yang cepat dan mudah dicerna, dan platform-platform ini menawarkan itu."
Apa dampak rencana Apple mengintegrasikan AI ke Safari terhadap Google, menurut pendapat Joko?
Menurut Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran, "Ini bisa jadi pukulan telak. Apple memiliki ekosistem yang kuat dan loyal. Jika mereka menawarkan alternatif yang lebih baik, banyak pengguna iPhone akan beralih. Ini akan mengurangi pangsa pasar Google secara signifikan."
Bagaimana cara agar Google tetap relevan di era AI ini, menurut pendapat Ani?
Menurut Ainun Najib, ahli teknologi dan pendiri KawalCovid19.id, "Google harus berinvestasi lebih banyak dalam AI dan mengintegrasikannya ke dalam produk mereka. Mereka juga harus lebih transparan tentang bagaimana mereka mengumpulkan dan menggunakan data pengguna."
Apakah mesin pencari AI seperti Perplexity lebih baik dari Google, menurut pendapat Rina?
Menurut William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, "Tergantung kebutuhan. Perplexity bagus untuk mencari jawaban yang spesifik dan ringkas. Google lebih baik untuk pencarian yang lebih luas dan eksploratif. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing."
Bagaimana cara membedakan informasi yang benar dan salah di internet, menurut pendapat Anton?
Menurut Najwa Shihab, jurnalis, "Kritis! Selalu periksa sumber informasi, bandingkan dengan sumber lain, dan jangan mudah percaya pada informasi yang sensasional atau provokatif. Literasi digital sangat penting di era ini."