Inilah 6 Pohon yang Sebaiknya Tidak Ditanam dari Bijinya, Ketahui Alasannya agar Tak Menyesal
Sabtu, 31 Mei 2025 oleh jurnal
6 Jenis Pohon yang Sebaiknya Jangan Ditanam dari Biji
Pernahkah Bunda mencoba menanam pohon buah dari biji yang Bunda dapatkan dari buah yang dibeli? Ide ini memang terdengar menarik dan ekonomis. Namun, tahukah Bunda bahwa tidak semua pohon buah ideal untuk ditanam dari biji? Bahkan, dalam beberapa kasus, menanam dari biji bisa jadi kurang efektif dan memakan waktu lebih lama.
Mengapa demikian? Mari kita bahas lebih lanjut. Sebenarnya, menanam pohon buah dari biji seringkali menghasilkan pohon dengan karakteristik yang berbeda dari induknya. Hal ini disebabkan oleh proses penyerbukan silang. Selain itu, waktu yang dibutuhkan hingga pohon tersebut berbuah juga bisa sangat lama.
Para ahli hortikultura menyarankan agar beberapa jenis pohon buah lebih baik diperbanyak melalui metode vegetatif, seperti cangkok atau okulasi (grafting). Grafting adalah teknik menggabungkan batang bawah (rootstock) yang kuat dan tahan penyakit dengan batang atas (scion) dari varietas buah yang diinginkan. Dengan metode ini, kita bisa lebih memprediksi hasil buah dan mempercepat masa panen.
Jika Bunda ingin memiliki kebun buah yang produktif di rumah, penting untuk mengetahui jenis pohon apa saja yang sebaiknya tidak ditanam dari biji. Berikut daftarnya, berdasarkan informasi dari ahli pertanian dan perkebunan yang dikutip dari situs web Martha Stewart:
1. Apel
Meskipun biji apel mudah didapatkan, menanam apel dari biji bukanlah pilihan terbaik. Seperti yang sudah disebutkan, biji apel biasanya merupakan hasil penyerbukan silang. Artinya, pohon yang tumbuh dari biji tersebut kemungkinan besar akan menghasilkan buah yang berbeda dari induknya. Rasa, ukuran, dan warna buah bisa sangat bervariasi.
Solusi terbaik adalah dengan menanam apel melalui teknik grafting. Teknik ini menjamin bahwa pohon baru akan memiliki sifat yang sama persis dengan varietas unggul yang Bunda inginkan. Selain itu, grafting juga memungkinkan Bunda untuk memilih rootstock yang sesuai dengan kebutuhan, seperti rootstock yang bisa mengontrol tinggi pohon atau meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
2. Ceri
Sama seperti apel, pohon ceri juga mengalami penyerbukan silang secara alami. Biji ceri mungkin bisa tumbuh, tetapi pohon yang dihasilkan seringkali berbeda secara genetik dan tidak menghasilkan buah sesuai harapan. Bahkan, beberapa bibit dari biji bisa jadi tidak berbuah sama sekali atau sangat rentan terhadap penyakit.
Untuk hasil panen yang baik dan stabil, sebaiknya tanam ceri dari bibit yang sudah di-grafting dengan rootstock yang kuat dan tahan penyakit.
3. Pir
Pohon pir juga sebaiknya tidak ditanam dari biji. Biji pir mengandung kombinasi genetik yang tidak stabil. Pohon yang tumbuh dari biji bisa menghasilkan buah dengan rasa dan tampilan yang jauh berbeda dari induknya. Bahkan, beberapa bibit dari biji bisa menghasilkan buah yang kurang layak dikonsumsi.
Untuk menghasilkan buah pir yang sesuai dengan standar pasar atau konsumsi pribadi, perbanyak tanaman ini dengan cara stek atau cangkok dari pohon yang sudah terbukti menghasilkan buah berkualitas. Dengan cara ini, karakter buah seperti rasa manis, tekstur renyah, dan ukuran bisa dipertahankan.
4. Pisang
Pisang yang kita konsumsi umumnya tidak memiliki biji. Varietas Cavendish, yang umum dijual di pasar, merupakan hasil perbanyakan vegetatif dan tidak berkembang biak dari biji.
Jika Bunda menemukan pisang yang memiliki biji, teksturnya akan sangat keras dan sulit ditanam. Biji pisang juga bisa berbahaya jika dikunyah karena berisiko melukai gigi.
Cara terbaik untuk menanam pisang adalah dengan menanam bagian rimpang atau anakan (sucker) dari pohon induk. Perbanyakan vegetatif ini menjamin hasil buah yang sama dengan induknya dan lebih cepat berbuah.
5. Persik (Peach)
Pohon persik, termasuk varietas nektarin, memang bisa tumbuh dari biji. Namun, hasilnya tidak bisa dipastikan akan sama seperti buah aslinya. Varietas persik modern biasanya merupakan hasil grafting dari spesies induk Prunus persica yang telah disilangkan dan diseleksi selama berabad-abad.
Menanam dari biji berisiko menghasilkan buah dengan rasa yang mengecewakan atau tidak berbuah sama sekali. Jika Bunda ingin menanam pohon persik di rumah, sebaiknya beli bibit yang sudah di-grafting dari varietas unggul. Dengan begitu, Bunda bisa mendapatkan buah berkualitas tinggi dengan pertumbuhan yang lebih terjamin dan waktu panen yang lebih cepat.
6. Ara (Fig)
Pohon ara atau fig sebenarnya bisa menghasilkan biji di daerah yang hangat. Namun, menanamnya dari biji bukanlah pilihan terbaik. Di daerah beriklim lebih dingin, pohon ini tidak akan menghasilkan biji yang matang karena membutuhkan musim tanam panjang dan bantuan serangga khusus (sejenis lebah ara) untuk penyerbukan.
Lebah tersebut jarang ditemukan di daerah dingin sehingga pohon ara yang ditanam dari biji seringkali gagal berbuah. Solusi terbaik adalah dengan memperbanyak pohon ara dengan metode stek batang. Dengan cara ini, Bunda bisa mendapatkan tanaman yang identik dengan induknya dan bisa berbuah lebih cepat.
Kesimpulannya, tidak semua pohon buah cocok ditanam dari biji karena risiko hasil yang tidak sesuai atau waktu panen yang terlalu lama. Dengan memilih metode grafting atau perbanyakan vegetatif lainnya, Bunda bisa menikmati hasil panen lebih cepat dan berkualitas baik.
Bunda, ingin kebun buah di rumah tumbuh subur dan menghasilkan panen yang memuaskan? Yuk, ikuti tips berikut ini agar tidak salah langkah:
1. Pilih Bibit Unggul yang Sudah di-Grafting - Untuk pohon apel, ceri, pir, dan persik, pilihlah bibit yang sudah di-grafting dari varietas unggul. Pastikan batang bawah (rootstock) yang digunakan sesuai dengan kondisi tanah dan iklim di daerah Bunda. Misalnya, jika tanah di kebun Bunda kurang subur, pilihlah rootstock yang tahan terhadap kondisi tanah yang kurang optimal.
2. Perhatikan Kondisi Lingkungan - Setiap jenis pohon buah memiliki kebutuhan lingkungan yang berbeda. Pastikan Bunda menanam pohon di lokasi yang mendapatkan sinar matahari yang cukup, memiliki drainase yang baik, dan terlindung dari angin kencang. Misalnya, pohon persik membutuhkan sinar matahari penuh selama minimal 6 jam sehari agar dapat berbuah dengan optimal.
3. Lakukan Pemupukan Secara Teratur - Berikan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan pohon buah. Pupuk kandang atau kompos dapat digunakan sebagai pupuk organik, sedangkan pupuk NPK dapat digunakan sebagai pupuk anorganik. Perhatikan dosis dan waktu pemberian pupuk agar pohon tidak kekurangan atau kelebihan nutrisi. Misalnya, pohon apel membutuhkan pupuk dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi pada awal pertumbuhan untuk mendorong pertumbuhan vegetatif.
4. Lakukan Pemangkasan Secara Berkala - Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon, menghilangkan cabang yang mati atau sakit, dan meningkatkan sirkulasi udara di dalam tajuk pohon. Lakukan pemangkasan secara berkala, terutama pada musim kemarau. Misalnya, pada pohon anggur, pemangkasan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru yang akan menghasilkan buah.
Apakah semua jenis pisang tidak bisa ditanam dari biji, Pak Budi?
Menurut Bapak Taufik Ismail, seorang ahli botani terkemuka, "Sebagian besar varietas pisang yang kita konsumsi sehari-hari memang tidak memiliki biji atau bijinya tidak fertil. Varietas ini diperbanyak secara vegetatif. Namun, ada beberapa jenis pisang liar yang memiliki biji dan bisa ditanam, meskipun tidak umum dilakukan karena rasa buahnya kurang enak dan bijinya keras."
Mengapa pohon apel yang ditanam dari biji seringkali tidak sama dengan induknya, Bu Ani?
Menurut Ibu Susi Pudjiastuti, seorang pengusaha dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, "Pohon apel yang ditanam dari biji mengalami penyerbukan silang. Artinya, serbuk sari dari pohon apel lain membuahi bunga apel induk. Akibatnya, karakteristik genetik buah yang dihasilkan akan berbeda dengan induknya. Ibaratnya, seperti anak yang tidak selalu mirip dengan orang tuanya."
Apa keuntungan menanam pohon buah dengan cara grafting, Mas Joko?
Menurut Mas Ganjar Pranowo, seorang politisi dan mantan Gubernur Jawa Tengah, "Grafting itu seperti menggabungkan kekuatan terbaik dari dua tanaman. Kita bisa memilih batang bawah yang tahan penyakit dan batang atas yang menghasilkan buah berkualitas. Hasilnya, pohon akan lebih kuat, lebih cepat berbuah, dan buahnya pun sesuai dengan yang kita harapkan."
Bagaimana cara memilih bibit pohon persik yang bagus untuk ditanam di kebun, Mbak Rina?
Menurut Mbak Najwa Shihab, seorang jurnalis dan presenter ternama, "Saat memilih bibit pohon persik, pastikan bibit tersebut berasal dari varietas unggul yang sudah terbukti menghasilkan buah berkualitas. Perhatikan juga kondisi fisiknya, pastikan tidak ada tanda-tanda penyakit atau hama. Tanyakan juga kepada penjual mengenai perawatan yang dibutuhkan agar pohon persik bisa tumbuh subur dan berbuah lebat."
Apakah pohon ara yang ditanam di daerah dingin bisa berbuah, Pak Herman?
Menurut Pak Erick Thohir, seorang pengusaha dan Menteri Badan Usaha Milik Negara, "Pohon ara memang membutuhkan iklim yang hangat untuk bisa berbuah dengan baik. Di daerah dingin, pohon ara mungkin tetap bisa tumbuh, tetapi kemungkinan besar tidak akan menghasilkan buah karena membutuhkan bantuan serangga khusus untuk penyerbukan. Jika ingin menanam pohon ara di daerah dingin, sebaiknya pilih varietas yang lebih tahan dingin dan lakukan perawatan ekstra."
Selain grafting, metode perbanyakan vegetatif apa lagi yang bisa digunakan untuk pohon buah, Bu Kartini?
Menurut Ibu Sri Mulyani Indrawati, seorang ekonom dan Menteri Keuangan, "Selain grafting, ada beberapa metode perbanyakan vegetatif lain yang bisa digunakan, seperti cangkok, stek, dan okulasi. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihlah metode yang paling sesuai dengan jenis pohon buah yang ingin diperbanyak dan kemampuan yang Bunda miliki."