IHSG Menguat 1,43 Persen, Kurs Rupiah Melemah ke 16.800,an, Apa Dampaknya bagi Investor?

Rabu, 23 April 2025 oleh jurnal

IHSG Menguat 1,43 Persen, Kurs Rupiah Melemah ke 16.800,an, Apa Dampaknya bagi Investor?

IHSG Menguat, Rupiah Melemah: Apa yang Terjadi?

Pasar saham Indonesia menunjukkan performa positif pada Selasa (2/4/2025), dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,43 persen atau 92,29 poin ke level 6.538,26. Sejak awal perdagangan, IHSG langsung melesat ke kisaran 6.500 dan terus menanjak hingga mencapai puncaknya di 6.538,32. Meskipun sempat menyentuh level terendah di 6.428,10, IHSG berhasil mempertahankan momentum positifnya hingga penutupan sesi kedua.

Dari total saham yang diperdagangkan, 371 saham menghijau, 220 saham memerah, dan 210 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 9,80 triliun dengan volume 17,97 miliar saham. Pendorong utama penguatan IHSG antara lain saham Alamtri Resources Indonesia (ADRO) yang naik 4,16 persen, Aneka Tambang (ANTM) naik 4,78 persen, dan Vale Indonesia (INCO) yang melonjak 7,11 persen.

Di sisi lain, beberapa saham justru membebani laju IHSG, seperti Indofood Sukses Makmur (INDF) yang turun 2,04 persen, Kalbe Farma (KLBF) juga turun 2,04 persen, dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) yang anjlok 9,97 persen.

Sementara itu, rupiah harus rela melemah terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 16.859,5 per dolar AS, melemah 0,23 persen atau 53 poin. Kurs tengah Jisdor juga menunjukkan pelemahan rupiah ke level Rp 16.862 per dolar AS, dibandingkan Rp 16.808 pada hari sebelumnya.

Di bursa regional, Indeks Shanghai Komposit dan Hang Seng menguat, sementara Nikkei 225 mengalami sedikit penurunan. Indeks Strait Times juga menunjukkan penguatan yang cukup signifikan.

Fluktuasi pasar saham dan nilai tukar rupiah adalah hal yang wajar. Berikut beberapa tips untuk menghadapinya:

1. Jangan Panik - Pasar saham dan nilai tukar mata uang selalu berfluktuasi. Jangan membuat keputusan investasi berdasarkan kepanikan sesaat. Misalnya, jangan langsung menjual semua saham Anda saat IHSG turun.

2. Diversifikasi Portofolio - Sebarkan investasi Anda ke berbagai instrumen, jangan hanya terpaku pada satu jenis saham atau aset. Contohnya, kombinasikan investasi di saham, obligasi, dan reksa dana.

3. Investasi Jangka Panjang - Fluktuasi jangka pendek tidak akan terlalu berpengaruh jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang. Fokus pada tujuan keuangan jangka panjang Anda.

4. Pantau Berita dan Informasi - Selalu ikuti perkembangan pasar dan berita ekonomi terkini. Ini akan membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

5. Konsultasikan dengan Ahli - Jika Anda merasa bingung atau ragu, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional. Mereka dapat memberikan saran yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.

Mengapa IHSG bisa menguat sementara rupiah melemah, Pak Budi Santoso?

(Budi Santoso, Ekonom Senior) Penguatan IHSG dan pelemahan rupiah bisa terjadi bersamaan karena dipengaruhi oleh faktor yang berbeda. IHSG bisa menguat karena sentimen positif dari dalam negeri, sementara rupiah melemah mungkin karena penguatan dolar AS secara global.

Apa dampak pelemahan rupiah terhadap masyarakat, Ibu Ani Wijaya?

(Ani Wijaya, Pengamat Ekonomi) Pelemahan rupiah bisa meningkatkan harga barang impor, yang pada akhirnya dapat memicu inflasi. Namun, di sisi lain, ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif.

Bagaimana strategi investasi yang tepat di tengah fluktuasi pasar seperti ini, Bapak Fahri Ramdhani?

(Fahri Ramdhani, Perencana Keuangan) Tetap tenang dan disiplin berinvestasi sesuai rencana keuangan Anda. Diversifikasi portofolio dan fokus pada investasi jangka panjang adalah kunci menghadapi fluktuasi pasar.

Apa yang menyebabkan saham ADRO, ANTM, dan INCO mengalami kenaikan signifikan, Ibu Dewi Pertiwi?

(Dewi Pertiwi, Analis Pasar Modal) Kenaikan harga saham ADRO, ANTM, dan INCO kemungkinan didorong oleh sentimen positif terkait komoditas, khususnya batubara dan nikel, di pasar global.