Dokter Ungkap Gejala Batu Ginjal yang Terlihat saat Buang Air Kecil, Jangan Abaikan Tanda Ini
Minggu, 20 April 2025 oleh jurnal
Kenali Tanda Batu Ginjal Saat Buang Air Kecil
Batu ginjal, endapan keras seperti batu yang terbentuk di saluran kemih, bisa mengganggu proses penyaringan darah dan pembuangan sisa metabolisme. Kehadirannya seringkali ditandai dengan gejala-gejala tertentu saat buang air kecil. Mengenali gejala ini penting untuk penanganan dini.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan batu ginjal antara lain kurang minum air putih, jarang berolahraga, obesitas, dan riwayat keluarga. Pola makan juga berperan, seperti konsumsi berlebihan produk susu, makanan tinggi oksalat, dan asam urat.
Dokter Spesialis Urologi, dr. Hilman Hadiansyah, SpU, menjelaskan beberapa gejala batu ginjal yang bisa diamati saat buang air kecil. "Nyeri saat berkemih, urine berwarna merah atau keruh berpasir, dan kadang-kadang keluarnya batu kecil saat buang air kecil (passing stone) merupakan indikasi adanya batu ginjal," jelasnya.
Selain itu, penderita batu ginjal seringkali mengalami nyeri pinggang atau rasa tidak nyaman di perut kanan atau kiri. Nyeri ini bisa datang dan pergi, bahkan menjalar ke selangkangan hingga kantung kemaluan pada pria jika batu menyumbat ureter.
Batu ginjal yang besar dapat menyebabkan sumbatan serius, menimbulkan nyeri hebat yang disertai keringat dingin dan mual. "Jika batu cukup besar dan menyebabkan sumbatan hebat, bisa timbul nyeri tak tertahankan (kolik renal) disertai keringat dingin, mual, dan muntah. Kondisi ini seringkali membuat pasien harus segera ke IGD," tambah dr. Hilman.
Demam juga bisa menjadi gejala jika batu ginjal telah memicu infeksi saluran kemih. Jika tidak ditangani dengan benar, batu ginjal dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal hingga gagal ginjal, yang mengharuskan pasien menjalani cuci darah.
Berikut beberapa tips untuk mencegah terbentuknya batu ginjal:
1. Minum Air Putih yang Cukup - Pastikan Anda minum air putih minimal 2 liter sehari. Ini membantu mengencerkan urine dan mencegah pembentukan kristal yang bisa menjadi batu ginjal. Misalnya, bawa selalu botol minum dan isi ulang secara teratur.
2. Batasi Konsumsi Makanan Tinggi Oksalat - Bayam, coklat, dan kacang-kacangan mengandung oksalat. Batasi konsumsinya untuk mengurangi risiko batu ginjal.
3. Kurangi Asupan Garam - Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan kalsium dalam urine, yang merupakan komponen utama batu ginjal. Cobalah untuk membumbui makanan dengan rempah-rempah alami sebagai alternatif garam.
4. Jaga Berat Badan Ideal - Obesitas merupakan faktor risiko batu ginjal. Jaga berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.
5. Olahraga Secara Teratur - Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan ginjal dan mencegah pembentukan batu. Cobalah untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
6. Periksa Kesehatan Secara Berkala - Deteksi dini sangat penting. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan batu ginjal.
Apakah semua nyeri pinggang merupakan gejala batu ginjal, Dok? - Ani
(Dijawab oleh dr. Vito A. Damay, Sp.U - Spesialis Urologi)
Tidak semua nyeri pinggang menandakan batu ginjal. Banyak kondisi lain yang bisa menyebabkan nyeri pinggang. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Bagaimana cara memastikan saya terkena batu ginjal, Dok? - Budi
(Dijawab oleh Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam)
Pemeriksaan medis seperti USG, CT Scan, atau rontgen diperlukan untuk memastikan diagnosis batu ginjal. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat.
Apakah batu ginjal bisa dicegah, Dok? - Citra
(Dijawab oleh dr. Reisa Broto Asmoro - Dokter dan Presenter Kesehatan)
Ya, batu ginjal bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti minum air putih yang cukup, menjaga pola makan, dan berolahraga secara teratur.
Apa yang harus saya lakukan jika merasakan gejala batu ginjal, Dok? - Dedi
(Dijawab oleh dr. Tirta Mandira Hudhi - Dokter dan Influencer Kesehatan)
Segera konsultasikan dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan menunda karena bisa berakibat fatal.