Cocok Buat Kaum Rebahan, Ini 5 Aset Investasi Potensial untuk Passive Income yang Menguntungkan Anda
Minggu, 20 April 2025 oleh jurnal
Rebahan Tetap Cuan? 5 Aset Investasi Pemasukan Pasif!
Di zaman sekarang, siapa sih yang nggak mau punya penghasilan tambahan tanpa harus kerja keras? Apalagi kalau bisa rebahan sambil cuan mengalir, makin mantap, kan? Untungnya, ada beberapa instrumen investasi yang bisa mewujudkan mimpi passive income, bahkan buat pemula sekalipun. Modal besar atau pengalaman bertahun-tahun? Nggak perlu!
Berikut 5 Aset Investasi untuk Passive Income:
1. Deposito Berjangka: Aman dan Stabil
Deposito adalah pilihan favorit banyak orang karena risikonya rendah. Bunga tetapnya lebih tinggi dari tabungan, biasanya 3-5% per tahun, dengan jangka waktu mulai dari satu bulan hingga dua tahun. Tapi ingat, bunganya kena pajak dan bisa lebih rendah dari inflasi, ya.
2. Properti: Investasi Jangka Panjang
Properti selalu jadi primadona investasi. Punya rumah atau apartemen kosong? Sewakan saja! Bisa tahunan, bulanan, bahkan harian lewat platform seperti Airbnb, Travelio, atau RedDoorz.
3. Saham: Potensi Cuan Tinggi
Saham bisa jadi sumber passive income lewat dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Tapi, nggak semua perusahaan bagi-bagi dividen, lho. Riset dulu dan pilih saham dari perusahaan yang rajin bagi dividen, seperti sektor perbankan, infrastruktur, atau consumer goods.
4. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Dikelola Profesional
Reksa dana pendapatan tetap cocok buat yang ingin investasi di surat utang (obligasi) tapi nggak mau ribet. Dana dikelola oleh manajer investasi profesional, jadi lebih praktis. Risikonya lebih rendah dari saham, tapi tetap perhatikan kinerja manajer investasi, komposisi portofolio, dan biaya pengelolaannya.
5. Surat Berharga Negara (SBN): Dukung Negara, Dapat Cuan
SBN adalah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah. Dengan membeli SBN, kita ikut mendukung pembangunan negara sekaligus dapat imbal hasil (kupon) tetap yang dibayarkan berkala, mulai bulanan hingga tiga bulanan. SBN dianggap aman karena dijamin pemerintah, dengan imbal hasil rata-rata 6%, lebih tinggi dari deposito. Beli SBN sekarang juga makin mudah lewat platform digital seperti DANA, mulai dari Rp1 juta saja!
Bingung mulai dari mana? Simak tips berikut:
1. Tentukan Tujuan Investasi - Apa tujuanmu berinvestasi? Apakah untuk dana pensiun, liburan, atau pendidikan anak? Tujuan yang jelas akan membantumu memilih instrumen yang tepat. Misalnya, untuk jangka panjang, properti bisa jadi pilihan.
2. Kenali Profil Risiko - Seberapa besar risiko yang sanggup kamu tanggung? Jika cenderung menghindari risiko, deposito atau SBN bisa jadi pilihan. Jika berani ambil risiko lebih tinggi, saham bisa dipertimbangkan.
3. Pelajari Instrumen Investasi - Jangan asal investasi! Luangkan waktu untuk mempelajari setiap instrumen, mulai dari keuntungan, risiko, hingga cara kerjanya. Banyak sumber informasi yang bisa kamu manfaatkan, seperti buku, artikel, atau seminar.
4. Mulai dari Nominal Kecil - Takut rugi besar? Mulai saja dari nominal kecil. Yang penting konsisten. Setelah terbiasa dan lebih paham, kamu bisa meningkatkan nominal investasi secara bertahap.
Apakah SBN aman untuk investasi, Pak Budi?
"SBN termasuk instrumen investasi yang aman karena dijamin oleh pemerintah. Jadi, risikonya sangat minim." - Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan RI
Bagaimana cara memilih saham yang tepat untuk dividen, Bu Ani?
"Perhatikan fundamental perusahaan dan riwayat pembagian dividennya. Pilih perusahaan yang stabil dan konsisten membagikan dividen." - Destry Damayanti, Komisaris Bursa Efek Indonesia
Apa keuntungan investasi properti selain passive income, Pak Joko?
"Nilai properti cenderung naik dari waktu ke waktu, sehingga bisa menjadi lindung nilai terhadap inflasi." - Panangian Simanungkalit, Ketua Umum DPD REI DKI Jakarta
Apakah reksa dana cocok untuk investor pemula, Mbak Puan?
"Reksa dana cocok untuk pemula karena dananya dikelola oleh profesional. Pilih reksa dana yang sesuai dengan profil risiko Anda." - Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK (dahulu)
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi deposito, Mas Rudi?
"Pilih bank yang kredibel dan terdaftar di LPS. Sebarkan deposito Anda ke beberapa bank untuk mengurangi risiko." - Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia