Bulan Bergerak 3,8 Cm Jauhi Bumi Setiap Tahun, Ini Dampaknya dan Apa Artinya bagi Kita
Senin, 21 April 2025 oleh jurnal
Bulan Menjauh: Apa Dampaknya bagi Bumi?
Meskipun tampak konstan di langit malam, Bulan sebenarnya perlahan-lahan menjauh dari Bumi. Bayangkan, setiap tahun jaraknya bertambah sekitar 3,8 cm! Fakta ini terungkap berkat panel reflektif yang dipasang astronot Apollo pada tahun 1969. Sekilas mungkin terdengar sepele, tetapi pergerakan ini menyimpan cerita menarik tentang sejarah Tata Surya kita dan berpotensi memengaruhi masa depan Bumi.
Joshua Davies, profesor di Université du Québec à Montréal, dan Margriet Lantink dari University of Wisconsin-Madison, mengungkap fakta ini. Jika kita mengasumsikan kecepatan menjauhnya Bulan tetap konstan, maka 1,5 miliar tahun lalu Bulan dan Bumi akan bertabrakan. Namun, kita tahu Bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Artinya, kecepatan pergerakan Bulan tidak selalu sama.
Mengungkap Rahasia di Batuan Kuno
Davies dan Lantink, bersama peneliti dari Utrecht University dan University of Geneva, menemukan cara unik untuk mempelajari sejarah pergerakan Bulan, bukan dengan mengamati Bulan itu sendiri, melainkan dengan meneliti lapisan batuan kuno di Bumi. Di Taman Nasional Karijini, Australia Barat, terdapat formasi besi berlapis berusia 2,5 miliar tahun. Lapisan-lapisan batuan ini merekam perubahan iklim masa lalu yang dipengaruhi oleh siklus Milankovitch.
Siklus Milankovitch menjelaskan bagaimana perubahan kecil dalam orbit Bumi dan orientasi sumbunya memengaruhi distribusi sinar Matahari. Siklus ini memengaruhi iklim Bumi dalam jangka panjang, menyebabkan periode ekstrem dingin atau panas, serta perubahan kondisi regional. Jejak perubahan ini tersimpan dalam batuan sedimen.
Menghitung Jarak Bumi-Bulan di Masa Lalu
Salah satu siklus Milankovitch, siklus presesi iklim, berkaitan erat dengan jarak Bumi-Bulan. Dengan menganalisis siklus presesi yang terekam dalam batuan Karijini, para peneliti dapat memperkirakan jarak Bumi-Bulan 2,46 miliar tahun lalu.
Hasilnya menakjubkan! Saat itu, Bulan berada sekitar 60.000 kilometer lebih dekat ke Bumi. Jarak sedekat itu membuat panjang hari di Bumi jauh lebih pendek, hanya sekitar 17 jam.
Penelitian ini memberikan wawasan berharga tentang evolusi Tata Surya. Namun, satu titik data saja tidak cukup. Para peneliti terus mencari formasi batuan lain untuk mengungkap lebih banyak misteri tentang sejarah kosmik kita.
Berikut beberapa tips untuk memahami lebih lanjut tentang pergerakan Bulan dan dampaknya:
1. Pelajari Siklus Milankovitch - Pahami bagaimana perubahan orbit Bumi dan orientasi sumbunya mempengaruhi iklim. Cari informasi tentang siklus presesi, eksentrisitas, dan oblikuitas.
2. Kunjungi Planetarium - Planetarium menawarkan simulasi visual yang menarik tentang pergerakan benda langit, termasuk Bulan. Ini bisa membantu Anda memvisualisasikan konsep yang kompleks.
3. Baca Artikel Ilmiah Populer - Banyak sumber daring yang menyajikan informasi ilmiah dengan bahasa yang mudah dipahami. Cari artikel tentang Bulan, Tata Surya, dan siklus Milankovitch.
4. Gunakan Aplikasi Astronomi - Ada banyak aplikasi smartphone yang bisa menunjukkan posisi Bulan dan planet secara real-time. Beberapa aplikasi juga menyediakan informasi tentang fase Bulan dan fenomena astronomi lainnya. Contohnya Stellarium.
5. Ikuti Komunitas Astronomi - Bergabung dengan komunitas astronomi, baik online maupun offline, memungkinkan Anda berdiskusi dan belajar dari orang lain yang tertarik dengan topik yang sama.
6. Amati Bulan Secara Langsung - Luangkan waktu untuk mengamati Bulan di langit malam. Perhatikan perubahan fase Bulan dan posisinya relatif terhadap bintang-bintang. Anda bisa menggunakan teleskop atau teropong untuk pengamatan yang lebih detail.
Apakah menjauhnya Bulan akan berpengaruh pada pasang surut air laut di Bumi, Pak Thomas Djamaluddin?
Ya, menjauhnya Bulan memang berpengaruh pada pasang surut air laut, meskipun efeknya sangat lambat. Secara bertahap, pasang surut akan menjadi lebih lemah seiring bertambahnya jarak Bumi-Bulan. - Thomas Djamaluddin (Profesor Riset Astronomi-Astrofisika LAPAN)
Bagaimana cara para ilmuwan mengukur jarak Bumi-Bulan dengan begitu akurat, Bu Premana Premadi?
Salah satu metode yang paling akurat adalah menggunakan laser ranging. Panel retroreflektor yang ditinggalkan di Bulan oleh misi Apollo memantulkan sinar laser dari Bumi, memungkinkan para ilmuwan mengukur waktu tempuh sinar laser dan menghitung jarak dengan presisi tinggi. - Premana Premadi (Astronom ITB)
Apa implikasi jangka panjang dari menjauhnya Bulan bagi Bumi, Pak Hakima Abdurrahman?
Dalam jangka panjang, menjauhnya Bulan dapat mempengaruhi stabilitas rotasi Bumi, yang pada gilirannya dapat berdampak pada iklim dan kehidupan di Bumi. Namun, perubahan ini terjadi sangat lambat dan kita masih punya banyak waktu untuk mempelajarinya lebih lanjut. - Hakima Abdurrahman (Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN)
Selain pasang surut, adakah dampak lain dari menjauhnya bulan bagi kehidupan di Bumi, Ibu Karlina Sudibyo?
Meskipun efeknya sangat kecil dan jangka panjang, menjauhnya Bulan juga sedikit memperlambat rotasi Bumi. Ini berarti dalam jutaan tahun mendatang, panjang hari di Bumi akan bertambah. - Karlina Sudibyo (Kepala Observatorium Bosscha ITB)