Badan Karantina Bicara Hilirisasi Sarang Walet, Potensi Ekspor Mendunia untuk Indonesia

Minggu, 27 April 2025 oleh jurnal

Badan Karantina Bicara Hilirisasi Sarang Walet, Potensi Ekspor Mendunia untuk Indonesia

Indonesia Siap Mendunia dengan Hilirisasi Sarang Burung Walet

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, mengungkapkan visi besar untuk hilirisasi sarang burung walet. Berbicara di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, beliau menekankan pentingnya pengolahan sarang walet agar produknya tak hanya diekspor mentah, tetapi juga dalam bentuk produk turunan yang bernilai tambah tinggi.

Saat ini, pasar ekspor utama sarang burung walet (SBW) Indonesia masih didominasi oleh China, meskipun persyaratan yang ketat membuat angka ekspor belum optimal. "Ekspor ke China sekitar 20-an persen. Hong Kong dan Vietnam juga tujuan utama, tapi akhirnya sebagian besar tetap mengalir ke China," ungkap Sahat usai Lokakarya Nasional Prospek Budi Daya dan Hiliriisasi SBW di Fakultas Peternakan UGM.

Data tahun 2024 menunjukkan ekspor SBW Indonesia mencapai 1.274 ton ke berbagai negara, termasuk Hong Kong, China, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, dan lainnya. Meskipun kapasitas ekspor ke China mencapai 694 ton, realisasinya baru 376 ton.

"SBW memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama untuk pasar China. Kandungan protein, karbohidrat, mineral, serta nilai budaya dan proses pengolahannya yang rumit menjadikannya komoditas berharga," ujar Sahat.

Sahat optimis hilirisasi akan membuka pasar ekspor yang lebih luas dan menciptakan lapangan kerja. "Dengan mengolah SBW menjadi produk turunan, misalnya untuk kesehatan, kecantikan, dan peningkatan kecerdasan, kita bisa menembus pasar global," tegasnya. Ia juga menambahkan potensi penyerapan tenaga kerja yang signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, mencapai puluhan ribu orang.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Budi Guntoro, menyatakan kesiapan UGM dalam mendukung hilirisasi SBW. "Kami memiliki peralatan dan keahlian untuk menganalisis dan mendukung kebutuhan akademik dalam proses hilirisasi ini," ujarnya.

Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya walet berkat iklim dan geografis yang mendukung. Tantangan utamanya adalah memenuhi standar keamanan pangan negara tujuan ekspor. Sahat menekankan pentingnya kajian ilmiah untuk memenuhi standar tersebut dan berharap UGM dapat berperan aktif dalam hal ini.

Berikut beberapa tips untuk sukses dalam budidaya dan hilirisasi sarang burung walet:

1. Pahami regulasi ekspor. - Kenali persyaratan ekspor SBW ke negara tujuan, termasuk standar keamanan pangan dan dokumen yang diperlukan. Misalnya, untuk ekspor ke China, pastikan SBW bebas dari nitrit dan memenuhi standar kebersihan yang ketat.

2. Berinovasi dalam pengolahan. - Jangan hanya berfokus pada ekspor SBW mentah. Kembangkan produk turunan seperti minuman kesehatan, kosmetik, atau suplemen untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai jual. Contohnya, minuman sarang walet dengan tambahan kolagen atau ekstrak buah.

3. Jalin kerjasama dengan perguruan tinggi. - Manfaatkan keahlian dan fasilitas penelitian di perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan keamanan produk SBW. Misalnya, kerjasama dengan UGM untuk analisis kandungan nutrisi dan pengembangan produk turunan.

4. Terapkan teknologi modern. - Gunakan teknologi modern dalam proses budidaya dan pengolahan SBW untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Misalnya, penggunaan sensor suhu dan kelembaban di rumah walet atau teknologi sterilisasi modern dalam pengolahan.

Apa saja manfaat hilirisasi sarang burung walet bagi perekonomian Indonesia, Bu Sri Mulyani?

(Sri Mulyani, Menteri Keuangan) Hilirisasi sarang burung walet dapat meningkatkan nilai tambah produk, memperluas pasar ekspor, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan devisa negara. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

Bagaimana cara meningkatkan kualitas sarang burung walet agar memenuhi standar ekspor, Pak Airlangga Hartarto?

(Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) Peningkatan kualitas SBW dapat dicapai melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dalam budidaya, penggunaan teknologi modern dalam pengolahan, serta kontrol kualitas yang ketat di setiap tahap produksi.

Apa peran perguruan tinggi dalam mendukung hilirisasi sarang burung walet, Prof. Ari Kuncoro?

(Prof. Ari Kuncoro, Rektor UI) Perguruan tinggi dapat berperan dalam riset dan pengembangan produk turunan SBW, pelatihan tenaga kerja terampil, serta pendampingan bagi pelaku usaha dalam menerapkan teknologi dan standar kualitas.

Bagaimana prospek pasar global untuk produk turunan sarang burung walet, Pak Nadiem Makarim?

(Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) Pasar global untuk produk turunan SBW, khususnya di bidang kesehatan dan kecantikan, sangat menjanjikan. Inovasi dan kreativitas dalam pengembangan produk menjadi kunci untuk menembus pasar internasional.