Asal Usul Air di Bumi Terkuak, Kejutan Hidrogen dalam Meteorit Kuno Mengubah Segalanya

Selasa, 22 April 2025 oleh jurnal

Asal Usul Air di Bumi Terkuak, Kejutan Hidrogen dalam Meteorit Kuno Mengubah Segalanya

Asal Usul Air di Bumi: Meteorit Kuno Ungkap Kejutan!

Misteri dari mana datangnya air yang menutupi dua pertiga permukaan Bumi akhirnya mulai terkuak! Sebuah studi terbaru dari Universitas Oxford tentang meteorit langka memberikan petunjuk mengejutkan: Bumi mungkin sudah membawa "benih" air sejak lahir!

Selama ini, teori yang populer adalah air dibawa oleh asteroid yang menghantam Bumi muda. Namun, penelitian ini menantang teori tersebut. Dengan meneliti meteorit langka jenis enstatite chondrite – yang komposisinya mirip material pembentuk Bumi – para ilmuwan menemukan hidrogen, komponen kunci air, sudah ada di dalam meteorit itu sendiri.

Meteorit LAR 12252: Mengungkap Rahasia dengan Sinar-X

Fokus penelitian ini adalah meteorit LAR 12252 yang ditemukan di Antarktika. Menggunakan teknologi canggih bernama X-ray Absorption Near Edge Structure (XANES) spectroscopy di Diamond Light Source, Oxfordshire, tim peneliti menyelami struktur dalam meteorit tersebut. Penelitian sebelumnya telah mendeteksi hidrogen, tetapi belum bisa memastikan apakah hidrogen itu asli atau kontaminasi dari Bumi.

Tim Oxford menduga hidrogen terikat dengan belerang yang melimpah di meteorit. Dan benar saja, ketika menganalisis matriks meteorit – material halus di dalamnya – mereka menemukan hidrogen sulfida dalam jumlah yang mengejutkan! Kadar hidrogen di bagian ini lima kali lebih tinggi dibanding area lain, dan nyaris tidak terdeteksi di bagian yang terkontaminasi, membuktikan bahwa hidrogen sulfida memang asli dari meteorit.

Air: Bukan Sekadar Tamu, Tapi Bagian dari Bumi

“Kami sangat terkejut menemukan hidrogen sulfida, dan bukan di tempat yang kami duga!” ujar Tom Barrett, pemimpin studi dari Departemen Ilmu Kebumian Universitas Oxford. “Ini bukti kuat bahwa air di Bumi adalah bawaan – bagian integral dari planet ini sejak awal.”

James Bryson, rekan penulis studi, menambahkan, “Penemuan ini mendukung gagasan bahwa pembentukan lautan adalah proses alami, bukan karena kebetulan ditabrak asteroid. Material pembentuk Bumi ternyata jauh lebih kaya hidrogen dari perkiraan sebelumnya.”

Ingin lebih memahami asal usul air di Bumi? Berikut beberapa tips praktis:

1. Pelajari tentang siklus air. - Memahami siklus air membantu kita menghargai bagaimana air terus berputar di Bumi. Misalnya, bagaimana air menguap, membentuk awan, dan kembali ke Bumi sebagai hujan.

2. Baca artikel ilmiah populer. - Banyak sumber daring yang menyajikan informasi ilmiah dengan bahasa yang mudah dipahami. Cari artikel tentang meteorit, pembentukan Bumi, atau air di luar angkasa.

3. Kunjungi museum geologi. - Museum seringkali memamerkan batuan dan meteorit, memberi kita gambaran langsung tentang material pembentuk Bumi.

4. Ikuti perkembangan penelitian terbaru. - Ilmu pengetahuan terus berkembang. Ikuti berita ilmiah untuk mengetahui penemuan terbaru tentang asal usul air dan Bumi.

5. Diskusikan dengan teman atau guru. - Berbagi pengetahuan dengan orang lain dapat memperdalam pemahaman kita. Diskusikan topik ini dengan teman atau guru.

6. Tonton dokumenter tentang luar angkasa. - Dokumenter seringkali menyajikan visualisasi yang menarik tentang pembentukan planet dan tata surya, termasuk asal usul air.

Apakah penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang asal usul kehidupan? - Pertanyaan dari Siti Nurhaliza

(Dijawab oleh Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Kepala LAPAN RI (2014-2019))
Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa air merupakan komponen dasar planet sejak awal pembentukannya. Ini tentu mendukung hipotesis bahwa kehidupan bisa muncul lebih awal dari perkiraan sebelumnya, karena air merupakan syarat utama kehidupan.

Bagaimana meteorit enstatite chondrite bisa sampai ke Bumi? - Pertanyaan dari Budi Santoso

(Dijawab oleh Dr. Premana W. Premadi, Peneliti Astronomi ITB)
Meteorit seperti enstatite chondrite adalah sisa-sisa material pembentukan tata surya. Mereka mengorbit Matahari dan terkadang tertarik gravitasi Bumi, jatuh sebagai meteorit.

Apakah ada planet lain yang diduga memiliki air seperti Bumi? - Pertanyaan dari Ani Yudhoyono

(Dijawab oleh Dr. Clara Yono Yatini, Peneliti Astronomi LAPAN)
Ya, ada beberapa bulan di tata surya kita, seperti Europa (Jupiter) dan Enceladus (Saturnus), yang diduga memiliki lautan air di bawah permukaan esnya. Di luar tata surya, banyak exoplanet yang berada di "zona layak huni" dan berpotensi memiliki air.

Apa pentingnya mempelajari meteorit? - Pertanyaan dari Iwan Fals

(Dijawab oleh Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5 (Lulusan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran))
Meteorit adalah "kapsul waktu" dari masa lalu tata surya. Mempelajarinya memberi kita petunjuk berharga tentang proses pembentukan planet, termasuk Bumi, dan asal-usul kehidupan.

Bagaimana teknologi XANES membantu penelitian ini? - Pertanyaan dari Joko Widodo

(Dijawab oleh Dr. rer. nat. Terry Mart, Peneliti Fisika LIPI)
XANES memungkinkan kita menganalisis komposisi kimia material dengan sangat detail, hingga level atomik. Dalam studi ini, XANES digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar hidrogen sulfida di dalam meteorit.